You are on page 1of 5

1.

1 Replacement Analysis
Replacement analysis merupakan bagian yang sangat penting dalam
mengorganisasi pengoperasian suatu peralatan pada suatu bidang usaha atau
industri. Replacement hendaknya tidak dipandang sebagai suatu hal yang negatif.
Para engineer menghadapi banyak ketidakpastian dan risiko di dalam melakukan
tugasnya. Keputusan terkadang harus diambil berdasarkan perkiraan dan
konsensus dari informasi terbaik yang dimiliki saat itu. Jika kemudian hal tersebut
tidak seperti yang diperkirakan semula, keputusan untuk melakukan replacement
analysis perlu segera dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan prinsip "to provide
energy at the lowest possible cost".
Objektif dari replacement analysis adalah untuk mengambil keputusan untuk
tetap mempertahankan operasional existing asset

(defender) untuk beberapa

periode ke depan atau mengganti aset tersebut dengan teknologi yang lebih baru
(challenger) maupun menghentikan pengoperasiannya (retirement without
replacement/retirement),

ditinjau

dari

segi

keekonomian

berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar melakukan replacement analysis.


Tiga alasan utama sehingga diperlukan penggantian existing peralatan, yaitu:
1. Physical impairment (penurunan atau penuaan)
Penurunan unjuk kerja suatu peralatan seiring
pengoperasional

sehingga

maintenance

cost

dengan

waktu

meningkat

yang

menyebabkan operasi peralatan menjadi tidak ekonomis.


2. Obsolescence (ketinggalan jaman)
Hal ini disebabkan adanya teknologi baru yang lebih efisien dan
ekonomis dalam pengoperasiannya. Pertimbangan ekonomis didasarkan
pada perubahan dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Pertimbangan
lainnya adalah karena tidak ada lagi spare part di pasaran.
3. Financing
Pertimbangan pajak yang harus dibayarkan sehubungan dengan
depresiasi. Pertimbangan lain adalah untuk menggunakan rental (leasing)
menjadi menarik dalam rangka mengurangi pajak dan efisiensi operasi.

Economic life dari defender maupun challenger adalah biaya operasional


yang akan dikeluarkan atau sunk cost sisa umur peralatan masih ekonomis yaitu

Ekonomi Teknik

|1

pada titik atau tahun dimana equivalent uniform annual cost (EUAC) paling
minimum.

Gambar : economic life of asset hanya sampai pada tahun ke-4.


Challenger yang digunakan tidak dibatasi hanya pada satu unit challenger,
tetapi dengan pertimbangan-pertimbangan perkembangan teknologi untuk waktu
yang akan datang pada periode yang telah ditentukan sehingga pekerjaan
replacement menjadi lebih optimal.
Pertimbangan Lain
Pertimbangan keekonomian bukan satu-satunya faktor penentu. Pertimbangan
untuk replacement atau retirement unit tidak dibatasi hanya pada perhitunganperhitungan pada masa economic life.
Pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Dampak yang akan terjadi pada saat pergantian. Sebagai contoh untuk
pergantian satu unit pembangkit, perlu dipertimbangkan apakah kebutuhan
beban masih dapat ditanggung unit yang lainnya sehingga dapat
mengurangi resiko pemadaman pada saat pergantian.
2. Kecocokan alternatif pengganti dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Keputusan yang keliru dapat lebih merugikan operasi. Untuk itu perlu
mengikutsertakan pihak-pihak yang terkait sejak awal.
3. Mitigasi untuk mengoptimasi manfaat defender. Sebagai

contoh

pemasangan Online Predictive Maintenance seperti Partial Discharge


Ekonomi Teknik

|2

Monitoring untuk generator, Dissolved Gasseous Analysis untuk oil


transformer, sehingga dapat diprediksi dan dianalisis waktu pergantian
atau perawatan total yang lebih akurat berdasarkan trending kondisi yang
sebenarnya.
Retirement Of Assets
Retirement analysis membandingkan faktor keekonomian berdasarkan
pehitungan-perhitungan ekonomis antara defender dan alternative challenger,
sehingga dapat diambil keputusan sebagai berikut:

Mengganti atau menghentikan operasi defender pada saat sekarang


Mempertahankan defender lebih lanjut hingga periode economic
life-nya

1.2 Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau
adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat
inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Penyebab Inflasi
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa

Ekonomi Teknik

|3

2.
3.
4.
5.

Tuntutan kenaikan upah dari pekerja


Kenaikan harga barang impor
Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia
tahun 1998. akibatnya angka inflasi mencapai 70%.

Penggolongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi
yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi
berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang
berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar
negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal
ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya
kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap
harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua
barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun,
apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu
disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan
inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan
meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai
uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :


1.
2.
3.
4.

Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur Inflasi
Ekonomi Teknik

|4

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan


sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
1. Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
2. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
3. Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa
depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi,
yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
4. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
5. Indeks harga barang-barang modal
6. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang
baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu
negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang
bersifat

spekulatif,

kegagalan

pelaksanaan

pembangunan,

ketidakstabilan

ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan


kesejahteraan masyarakat

Ekonomi Teknik

|5

You might also like