Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang
disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat
berlangsung pda daerah yang mengalami konsolidasi, begitupun dengan aliran
darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.
Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang
sakit.
Secara morfolgis, pneumonia dikenal sebagai berikut :
1. Pneumonia lobaris : melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau ganda.
2. Bronkopneumonia : terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat
oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam
lobus yang berada didekatnya ; disebut juga pneumonia lobularis
3. Pneumonia interstitial : proses inflamasi yang terjadi dalam dinding
alveolar (interstitum) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
B. Narasi askep
Seluruh insidensi pneumonia yang didapat dari komunitas adalah 3 % per
tahun pada lansia berusia lebih dari 65 tahun; mortalitasnya berkisar dari 5%
sampai >30% bergantung pada mikroorganisme penyebab. Infeksi bakteri yang
paling sering meliputi S. Pneumoniae, H. Influenza, M. Pneumoniae, C.
Pneumoniae, dan M. Catarrhalis; influenza merupakan virus yang paling sering
didapat dari komunitas
C. Penyebab
Jenis
pneumonia
Sindroma
Etiologi
Streptococcus
Faktor resiko
Sickle
cell
Onset
mendadak
tipikal
pneumonia
tanpa penyulit
Streptococcus
pneumonia
disease
Hipogammagl
dingin
Nyeri
obulinemia
Multipel
pleuritis
Batuk produktif,
mieloma
dengan
pada
penyulit
serta
mungkin
mengandung
bercak
darah.
Terkadang hidung
kemerahan
Retraksi
interkostal,
penggunaan
otot
aksesorius,
dan
bisa
Sindroma
Haemophilus
influenzae
Staphilococc
us aureus
Mycoplasma
pneumonia
Virus
atipik
Usia tua
COPD
Flu
sianosis
Onset
bertahap
Anak-anak
dewasa
nyeri
tenggorokan, dan
batuk kering
Nyeri dada karena
batuk
pada
pathogen
Aspirasi
timbul
alkoholisme
debilitas
perawatan
anaerob
pseudomonas
(misal infeksi
mulanya
nosokomial)
gangguan
perlahan.
Demam rendah,
aspirasi basil
gram negatif,
Klebsiela,
enterobacter,
kesadaran
kuman
campuran,
batuk
onset
eschericia
Produksi
proteus, basil
gram positif
stafilococcus
aspirasi asam
terlihat
sputum
jaringan
interstitial
lambung
tergantung bagian
yang
parunya
yang terkena
Infeksi
gram
sama
dengan pnemonia
klasik
Distres
respirasi
mendadak,
dispnea
berat,
sianosis,
batuk,
hipoksemia,
diikuti
Hematogen
Terjadi
bila
kuman
patogen
menyebar ke
Kateter
yang terinfeksi
Endokarditis
Drug abuse
Abses
intraabdomen
Pielonefritis
Empiema
paru-paru
melalui aliran
darah, seperti
IV
tanda
infeksi sekunder
Gejala pulmonal
timbul
minimal
dibanding
dan
gejala
septikemi
Batuk
nonproduktif dan
nyeri
pleuritik
pada kuman
kandung
stafilococcus
kemih
terjadi
E.
coli,
emboli paru
pada
anaerob
enteric
D. Patofisiologi
E. Penjelasan patofisiologi
Paru merupakan struktur kompleks yang terdiri atas kumpulan unit yang
dibentuk melalui percabangan progresif jalan napas. Saluran napas bagian bawah
yang normal adalah steril, walaupun bersebelahan dengan sejumlah besar
mikroorganisme yang menempati orofaring dan terpajan oleh mikroorganisme
dari lingkungan di dalam udara yang di hirup. Sterilitas saluran napas bagian
bawah adalah hasil mekanisme penyaringan dan pemebrsihan yang efektif.
Saat terjadi inhalasi-bakteri mikroorganisme penyebab pneumonia ataupun
akibat dari penyebaran secara hematogen dari tubuh dan aspirasi melalui
orofaring-tubuh pertama kali akan melakukan mekanisme pertahanan primer
dengan meningkatkan respon radang.
Jarum 22 G : 1 inchi
untuk radial dan 2 inchi
untuk femoral
Sikat betadine
Sarung tangan steril
Masker
2. Persiapan pasien
Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
Mintalah persetujuan pasien jika keadaan memungkinkan
H. Analisa data
1. Data subjektif
Onset dan lamanya batuk, demam atau dingin menggigil
Warna dan konsistensi sputum
Terapi yang dipakai sejak onset infeksi
Lihat tanda-tanda pneumonia
2. Data objektif
Takipnea
Gerakan dada nyeri dan terbatasan pada daerah yang sakit
Palpasi toraks untuk memeriksa ekspansi yang terbatas dan peningkatan
intensitasnya:
suara
I. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif yang b/d inflamasi trakeobronkial,
pembentukan odema, dan peningkatan produksi sputum; pleuritic pain
2. Kerusakan pertukaran gas yang b/d perubahan membran alveolar kapiler (efek
inflamasi); gangguan kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah (demam,
perubahan kurva oksihemoglobin)
3. Intoleransi aktivitas yang b/d tidak seimbangnya oksigen suply dan demand;
kelemahan
umum;
kelelahan
karena
gangguan
pola
tidur
akibat
J. Intervensi
1. Bersihan jalan napas tidak efektif yang b/d inflamasi trakeobronkial,
pembentukan odema, dan peningkatan produksi sputum; pleuritic pain
a. Mandiri
Kaji jumlah atau kedalaman pernapasan dan pergerakan dada
b. Kolaborasi
Kaji efek dari pemberian nebulizer dan fisioterapi pernapasan lainnya,
misalnya incentive spirometer, IPPB, perkusi, postural drainase.
Lakukan tindakan selang diantara makan dan batasi cairan jika cairan
sudah mencukupi
atau
jadwal
oral
intake
akan
mengurangi
a. Mandiri
Observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku, catat adanya
sianosis perifer (kuku) atau sianosis pusat (sirkumoral)
sistemik
Kaji status mental
hipoksemia
Monitor suhu tubuh atas indikasi. Lakukan tindakan mengurangi
demam dan menggigil, missal ganti posisi, suhu ruangan yang
nyaman, kmpres (tepid or cool water sponge).
respons
fisiologis
terhadap
hipoksia.
Memberikan
kritis
jika
diindikasikan
umum;
kelelahan
karena
gangguan
pola
tidur
akibat
meningkatkan istirahat.
Jelaskan pentingnya beristirahat pada rencana terapi dan perlunya
keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat.
penyembuhan
Bantu klien untuk mengambil posisi yang nyaman untuk beristirahat
dan atau tidur
dan
menolong
dan
membuat
kering
membrane
mukosa
yang
K. Tinjauan pustaka
Doenges, Marilynn E. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.