Professional Documents
Culture Documents
PEDAHULUAN
A. LatarBelakang
melengkapi.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata yang profesional untuk Asia
selalu
berkembang.
c. Mempunyai SDM yang dapat melaksanakan pelayanan medis tingkat
lanjut.
d. Pendidikan dari dokter mata, mahasiswa dan perawat sekitarnya.
e. Sesuai dengan cita-cita RS Mata DR YAP,maka pembiayaan RS
diharapkan terjangkau oleh lapisan masyarakat.
Untuk mencapai visi dan misi dari Rumah sakit dr. YAP maka pelayan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat haruslah ditunjang oleh tenaga
kesehatan yang ahli dan profesional dibidangnya, serta teknologi yang cangih
dan modern. Selain itu juga mengutamakan kepuasan pasien. Disini penulis
akan mendiskripsikan mengenai pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi Rawat Jalan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Mata Dr.YAP Yogyakarta
BAB II
Tempat dan Waktu
A.
Tempat
Pelaksanaan orientasi pegawai Rumah Sakit Mata Dr.Yap dalam
bidang kerja keperawatan dilaksanakan di unit kerja Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Mata Dr.Yap Yogyakarta.s
B.
Waktu
Orientasi pegawai Rumah Sakit Mata Dr.Yap dilaksanakan
selama 2 Minggu terhitung dari tanggal 6 Januari 2014 pukul 08.00 WIB
sampai dengan tanggal 18 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
BAB III
Gambaran Umum
A. Gambaran Umum RSMDr. Yap Yogyakarta
1. Sejarah Rumah Sakit
Sejak berdiri pada tahun 1923, Rumah Sakit Mata Dr. Yap
merupakan rumah sakit khusus yang lingkup kegiatannya meliputi upaya
peningkatan kesehatan mata; pencegahan dan deteksi dini penyakit mata;
diagnosis dan tindakan penyembuhan terhadap pasien penyakit mata
serta memajukan ilmu kesehatan mata. Rumah Sakit Mata dr. Yap
berstatus sebagai rumah sakit swasta milik masyarakat Yogyakarta.
Keberadaan Rumah Sakit Mata dr. Yap dan lembaga lain yang didirikan
disampingnya tidak dapat dilepaskan dari prakarsa dan usaha Dr. Yap
Hong Tjoen. Dr. Yap Hong Tjoen adalah warga keturunan Tionghoa.
Sejak di Negeri Belanda sudah timbul hasrat Dr. Yap untuk
mengamalkan keahlian dan kepandaianya kepada rakyat Indonesia.
Karena
itulah,
setibanya
diIndonesia
setelah
menyelesaikan
Berdirinya
Centrale
Vereeninging
tot
bevordering
der
Oogheelkunde (CVO)
Berdirinya Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders
Berdirinya Balai Mardi Wuto
Perubahan Menjadi Rumah Sakit mata Dr. Yap
Ketika pemerintah pendudukan jepang tiba di Yogyakarta pada
tahun 1942, Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders berganti nama
menjadi Rumah Sakit Mata Dr. Yap untuk menghilangkan yang ada
hubungannya dengan pemerintahan penjajahan Belanda. Namun
demikian, Rumah Sakit Mata Dr. Yap tetap diusik oleh bala tentara
santun, ramah kepada pasien. Perawat yang sering kali menjadi sorotan oleh
pasien dalam memberikan pelayanan kepada pasien, karena perawat lah yang
pertama kali menganamnesa pasien sebelum pemeriksaan dokter.
Instalasi rawat jalan Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta buka praktek
setiap hari (Senin - Sabtu) dan Poli hari libur yang ditangani langsung oleh
Dokter Spesialis mata di bidangnya masing- masing, untuk Kegawat
Daruratan mata (GD) buka 24 jam.Selain itu juga ada poli premium untuk
pasien yang mempunyai masalah oftalmologi yang menginginkan pelayanan
cepat serta tidak mempunyai banyak waktu dan poli perjanjian untuk pasien
yang menginginkan pemeriksaan dengan dokter spesialis mata tertentu dan
telah menentukan perjanjian hari pemeriksaan.
Instalasi Rawat Jalan Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta, memiliki
ruangan yang terdiri dari:
1. Ruang 01 atau Rawat Jalan (RJ VI) poli untuk pemeriksaan
Dokter
Prof. dr Suharjo SU, Sp.M
Prof. dr Wasisdi G, Sp.M
dr Rahajeng Lestari, Sp.M
dr A Nurini A, Sp.M, M.Kes
dr Hartono, Sp.M
dr Tatang Talka Gani, Sp.M
dr Hasanah Mumpuni, Sp.PD
dr Farida Niken A, Sp.S, M.Sc
Ruang
06A
02
010
07
05
01B
010
010
Hari selasa
Jam
10.00-Selesai
12.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
13.30-Selesai
10.00-Selesai
13.00-Selesai
10.00-Selesai
Dokter
dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes
dr Tri Wahyu W, Sp.M, M.Kes
dr Agus Supartoto, Sp.M
dr A Nurini A, Sp.M, M.Kes
dr Hartono, Sp.M
dr Rokbiatul I, Sp.PD, M.Kes
dr Rastri P, Sp.M
Prof. dr Harsono A, Sp.S
Ruang
06A
06B
02
07
05
Hari Rabu
Jam
10.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
13.30-Selesai
11.00-Selesai
16.00-Selesai
14.00-Selesai
14.00-Selesai
13.00-Selesai
Dokter
dr Enni Tjahjani P, Sp.M, M.Kes
Prof. dr Wasisdi G, Sp.M
dr Tri Sutartin R, Sp.M
dr Agus Supartoto, Sp.M
dr Hartono, Sp.M
dr Retno Ekantini, Sp.M, M.Kes
dr Purjanto Tepo U, Sp.M
dr Rokbiatul I, Sp.PD, M.Kes
dr Diana Rinawati, Sp.PD
dr Farida Niken A, Sp.S, M.Sc
Ruang
06A
02
010
07
05
01B
01A
Hari Kamis
Jam
10.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
11.00-Selesai
13.30-Selesai
13.00-Selesai
Dokter
dr Enni Tjahjani P, Sp.M, M.Kes
dr A Nurini A, Sp.M, M.Kes
dr Rastri P, Sp.M
Prof. dr Wasisdi G, Sp.M
dr Hartono, Sp.M
Prof. dr Suharjo SU, Sp.M
Ruang
06A
02
011
07
05
01A
01A
010
011
010
14.00-Selesai
13.00-Selesai
14.00-Selesai
13.00-Selesai
01B
Hari Jumat
Jam
10.00-Selesai
12.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
12.30-Selesai
10.00-Selesai
13.00-Selesai
Dokter
dr Retno Ekantini, Sp.M, M.Kes
dr Siti Sundari, Sp.M, M.Kes
dr Rahajeng Lestari, Sp.M
dr Tri Wahyu W, Sp.M, M.Kes
dr Hartono, Sp.M
dr Enni Tjahjani P, Sp.M, M.Kes
dr Hasanah Mumpuni, Sp.PD
Ruang
06A
02
011
07
05
01B
Hari Sabtu
Jam
10.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
11.30-Selesai
12.00-Selesai
13.00-Selesai
12.00-Selesai
10.00-Selesai
14.00-Selesai
13.00-Selesai
Dokter
dr Tri Wahyu W, Sp.M, M.Kes
Prof. dr Suharjo SU, Sp.M
Prof. dr Wasisdi G, Sp.M
dr Agus Supartoto, Sp.M
dr Hartono, Sp.M
dr Purjanto Tepo U, Sp.M
dr Retno Ekantini, Sp.M, M.Kes
dr Agus Supartoto, Sp.M
dr Rokbiatul I, Sp.PD, M.Kes
dr Diana Rinawati, Sp.PD
Prof. dr Harsono A, Sp.S
Ruang
06B
01A
02
07
05
06A
01B
Hari Sore
Jam
10.00-Selesai
10.00-Selesai
10.00-Selesai
14.00-Selesai
13.30-Selesai
14.00-Selesai
Dokter
dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes
dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes
Prof. dr Wasisdi G, Sp.M
dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes
dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes
Dokter jaga bergantian
Ruang
06A
02
010
07
05
01B
011
010
011
010
RAWAT JALAN
OLEH PERAWAT
ANAMNESA AWAL
DAN PEMERIKSAAN
AWAL
RAWAT JALAN
PEMERIKSAAN OLEH
DOKTER
FARMASI
PENYERAHAN RESEP
RAWAT JALAN
PERAWAT ,
PEMBUATAN NOTA
DAN RESEP
KASIR
PEMBAYARAN
FARMASI
PENYERAHAN BUKTI
PEMBAYARAN DAN
PENGAMBILAN OBAT
10
RAWAT INAP
PULANG
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Aktivitas
1. Jam Dinas dan Job Descripction
Jam dinas kerja perawat instalasi rawat jalan dibagi menjadi beberapa sift:
a. Poli pagi: jam (08.00-15.00) WIB
b. Sift Pagi: jam (08.30- 15.30) WIB
c. Sift jam (10.00- 17.00) WIB
d. Sift jam (12.00- 19.00) WIB
e. Sift Siangjam (14.00-21.00) WIB
f. ODCjam (10.00- 17.00) WIB
g. Premium jam (08.00 - 15.00) WIB
dokter.
12
h. Menyiapkan pasien
Anamnesa pasien
dan tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien mau koreksi kaca mata
Tonometri : jika pasien mengeluh pusing atau umur pasien > 40
diukur Ph
Tensimetri: jika pasien ada riwayat hipertensi dan ada keluhan
13
diserahkan bersama
14
status pasien sudah ada, maka perawat akan memanggil nama pasien
tersebut sesuai nomor urut terkecil.
e. Perawat melakukan pemeriksaan tambahan seperti tonometri dan
dilakukan
k. Perawat mencatat diagnosa dan instruksi dari dokter pada buku register
Pasien
dilakukan
pemeriksaan
TONOMETRI,
pasien
divisus,
selanjutnya
dilakukan
15
tambahan
seperti
tonometri
dan
refraktometri
atau
pemeriksaan yang lain sesuai dengan keluhan pasien. Semua pasien pada
kasus glaucoma kecuali ulkus, pasien dengan riwayat pengobatan
glaucoma harus dilakukan pemeriksaan TIO
5. Alur Rawat Jalan Vitreo Retina
Pada umumnya persiapan yang dilakukan perawat sama seperti
pemeriksaan pada umumnya. Hanya saja ada beberapa tambahan yaitu.
1. Perawat menyiapkan lembar inform consent untuk tindakan-tindakan
Fotofundus, laser.
Sedang persiapan pasien meliputi:
1. Anamnesa
2. Melakukan
pemeriksaan
penunjang,
seperti
tonometri
dan
refraktometri.
3. Menyiapkan pasien retina dengan memberikan tetes midriati 1%
16
2) Persiapan perawat
3) Persiapan pasien
17
b. Pelaksanaan
1) Pasien diatur senyaman mungkin
2) Penting memberi tanggal anamnesa
3) Perawat menanyakan
2. Visus
Pengertian : Tindakan kesehatan untuk menilai tajam penglihatan
Tujuan : untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dan memberikan
penilaian menurut ukuran baku yang ada
Sasaran : dilakukan pada semua pasien yang akan berobat
Prosedur :
a. Dengan kartu snellen
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
2) Beri tempat duduk senyaman mungkin
3) Instruksikan untuk menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri
tanpa ditekan
4) Instruksikan untuk membaca yang ada lampunya
5) Kemudian lakukan pemeriksaan pada mata kiri dengan menutup
18
snelen
2) Jelaskan tujuan dan prosedur
3) Beri tempat duduk senyaman mungkin
4) Instruksikan untuk menutup mata kiri dengan telapak tangan tanpa
menekan mata
5) Instruksikan untuk melihat jari kita
6) Demikian dengan mata kirinya
7) Catat kemampuan penglihatan seberapa meter X/60 dimana X
menekan mata
5) Klien suruh menjawab lambaian tangan kita arahkan ke atas bawah
menekan mata
5) Klien suruh membedakan gelap terang
6) Catat bila klien tidak bisa membedakan gelap dan terang visus 0
7) Bila hanya membedakan gelap terang visus
19
3. Fotokoagualasi Laser
Pengertian : Suatuteknik terapimenggunakan sumber sinar yang kuat
untuk mengkoagulasi jaringan
Tujuan :
a. Merusak
jaringan
retina
yang
kekurangan
oksigen
dan
pembuluh
darah
di
dalam
retina
yang
2)
b. Persiapan alat
3)
Tissue
4)
Cairan c.m.c
5)
6)
Pantocain 2 %, 0.5%
7)
Cendo lyteers
8)
9)
Resep dokter
c. Langkah-langkah
1) Pasien ditetes midril sampai pupil lebar
2) Pasien ditetes pantocain 2 %
20
tidak
nempel
4) Kepala difiksasi
5) Pasien diminta mengikuti instruksi dokter dan jangan
c.m.c
7) Alat laser dinyalakan dan mesin laser posisi ready lampu
rungan dimatikan
8) Perawat mengubah kekuatan atau power sesuai instruksi
dokter
9) Jika sudah selesai mesin laser diposisikan stand by dan
b. Prinsip
1) Lubang lampu disinari lampu halogen melalui filter merah dan
21
garis
5. Keratometri Dan Refraktometri
Pengertian : mengukur refraksi mata / kelengkungan kornea dengan
mengunakan alat kerato refraktometer.
Tujuan : Untuk mengetahui ukuran refraksi mata objektif.
Prosedur:
a. Persiapan pasien : menjelaskan kepada pasien tentang prosedur dan
22
berakomodasi.
7) Bulatan yang menyala harus berada ditengah -tengah bulatan pada
layar.
8) Untuk penggunaan AUTO, menggerakkan joystick tepat pada titik
6. Tonometer
Pengertian : suatu alat untuk mengetahuai tekanan bola mata
Tujuan : untuk mengetahui tekanan bola mata
Prosedur penggunaan:
a. Persiapan
di tempatnya
2) Sudut mata disesuaikan tingginya dengan tanda yang ada pada
penyangga dagu
3) Pilih menu manual / otomatis
4) Stopper ditarik dan digerakkan sehingga jarak mata kurang dari 11
23
7. Lensometri
Pengertian : mengukur lensa dengan menggunakan lensometer.
Tujuan :
a. Untuk menentukan power lensa baik minus, cylinder ataupun plus.
b. Menentukan axis lensa dan arah pengukuran axis.
c. Mengukur power lensa.
d. Menentukan posisi titik lensa.
a. Persiapan alat:
1) Lensometer
2) Kaca mata
b. Pelaksanaan :
1) Letakkan lensa kaca mata
2) Hidupkan alat lensometri dengan memencet on
3) Posisikan pada focus angka 0 (nol)
4) Lihat, tampak dua garis wama hijau vertical dan horizontal.
5) Bila spheris -/+ maka dua garis tersebut tampak tebalnya akan
S a C c C x d
Ket:
S = Spheris C = Cilinder a =
Nilai spheris terbesar b = Nilai
spheris terkecil c = selisih nilai
spheris
d = axis dari nilai terkecil dengan satuan derajat
24
8. Irigasi Mata
Pengertian : Membersihkan mata dengan tujuan untuk menghilangkan
benda asing dalam mata dan menormalkan kembali ph mata.
Langkah-langkah :
a. Pengkajian
1) Salam terapeutik disampaikan kepada pasien.
2) Anamnesa (mata terkena trauma atau infeksi mata seperti
konjungtivitis)
b. Persiapan alat:
1) Larutan irigasi (RL).
2) Kapas gulung dalam tempatnya.
3) Tissue.
4) Bengkok 1 buah.
5) Sepasang sarung tangan.
6) Handuk kering 1 buah.
7) Semua alat ditempatkan dalam tempat yang bersi dan ditata rapi.
c. Persiapan pasien:
1) Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti.
2) Prosedur tindakan disamapikan dengan jelas dan benar.
3) Posisi pasien diatur dalam posisi yang nyaman.
4) Lingkungan dipersiapkan untuk menjaga privasi pasien.
d. Persiapan lingkungan.
1) Pencahayaan diatur dengan baik.
e. Pelaksanaan.
1) Perawat cuci tangan denga benar.
2) Alat - alat didekatkan pasien.
3) Memakai sarung tangan
4) Handuk dipasang dibawah wajah pasien.
5) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
25
membbersihkan
10) kelopak mata dari kanthus luar ke kanthus dalam dengan
atas, kebawah.
12) Prosedur diulangi sampai bersih.
13) Pasien dianjurkan untuk memejamkan mata secara periodic.
14) Wajah dan sekitar mata dikeringkan dengan tissue.
15) Wajah dan lher dilap dengan handuk.
16) Pasien diatur dalam posisi yang nyaman.
17) Alat - alat diberseskan.
18) PH diukur.
19) Sarung tangan dilepas.
20) Cuci tangan dilakukan dengan benar.
9. OCT
Pengertian : alat yang digunakan untuk memberikan informasi tentang
struktur lapisan saraf mata.
Tujuan :
Untuk melakukan deteksi dini pada kelainan mata seperti
glaukoma dan retina.
Untuk membantu menegakkan diagnose penyakit mata.
Untuk membantu penatalaksanaan penyakit glaucoma dan retina.
a. Persiapan alat: mesin OCT, tissue
b. Persiapan pasien :
1) Menjelaskan tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
2) Menjelaskan kontrak waktu yang akan dipergunakan untuk
26
pemeriksaan.
c. Pelaksanaan :
1) Menyiapkan mesin OCT.
2) Menyalakan tombol pada mesin UPS.
3) Menekan tombol ON pada STRATUS OCT, tunggu beberapa saat
pasien baru.
5) Menekan tombol EDIT untuk mengedit pasien lama.
6) Memilih tanda scan yang akan dilakukan, seperti scan all,
glaucoma, retina.
7) Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
8) Memberitahu pasien untuk tetap tenang dan selalu mengikuti
yang ada pada mesin OCT dan mengatur punctum mata sjajar
dengan gaeris yang ada pada mesin OCT.
11) Mengatur besar refraksi dengan knop pengatur agar gambar scan
27
image.
20) Kembali ke scan parameter.
21) Menginstruksikan kepada pasien untuk melihat fokus dan menahan
dokter
10. Foto Fundus
Pengertian : Pengambilan foto segmen anterior maupun posterior mata
kususnya retina dengan pencahayaan tinggi yang bertujuan untuk
menampilkan detil-detil retina dan mendokumentasikan kondisi retina.
Tujuan :
Untuk melihat gambaran retina segmen posterior maupun perifer
28
Persiapan:
a. Persiapan alat
1) Kamera fundus
2) Midriatikum tetes mata
3) Kapas
4) Tissue
b. Persiapan pasien
1) Klien di jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan :
1) Hidupkan UPS dalam keadaan On tekan power VTSUCAM
NEW
masukkan
data
klien
last
dan
firs
mengurangi
9) /menambah intensitas lampu / flash
10) Pilih POSTIONING FIKSASI / EKTERNAL FIKSASI -* pilih
CENTRAL, OPTIC
11) DISC ATAU MENENTUKAN SENDIRI DAN MEMILIH
MOUSE AND FREE HAND ( klik kiri dan tahan tempatkan pada
area yang diinginkan) dan jenis lain yang terdapat pada visucam.
12) Instrusikan klien untuk melihat lampu fiksasi, lampu ruangan
sebaiknya di redupkan
13) Arahkan lingkaran tepat di pupil, masukkan ke dalam sampai
29
15) Cari titik dua pada kanan kiri fokuskan, tepatkan pada garis kuning
kanan kiri
16) Klik josy stik jika sudah dirasa baik dan focus,geser visucam untuk
klik IMAGE
19) VIEW/ TOOL BAR 2 EDIT image sesuaikan dengan
bersamaan mouse di
21) klik pada image yang diinginkanklik symbol PRINT tool bar 5
klik kiri image print yang bawah,pada layar monitor akan keluar
image klik kiri pada tulisan page set up
25) Mematikan visucam klik FILE pojok kiri atas -klik EXIT klik
CONTINUE-> klik
26) EXIT AND SHUT DOWN tunggu beberapa saat sampai terdapat
30
31
jarum
7) Dokter melepas speculum
8) Klien diberi fenicol zalf
9) Mata klien ditutup dengan plester
10) Bereskan alat
11) Perawat mencuci tangan
32
mesin USG
4) Masukkan data pasien
5) Pasien ditidurkan. Bila akan USG pasien diminta menutup mata
33
endotel
4) Perawat memastikan dagu pasien menempel pada penyangga dagu
status
15. Perimetri
Pengeartian: pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui volume
lapang pandang serta kepekaan lintasan visual dengan bantuan alat
perimetri.
Tujuan : Mengetahui lapang pandang kelainan lintasan visual mengenai,
Letak kelainan, sifat kelainan, kemungkinan penyebab lain.
a. Persiapan:
1) Perimetri,
2) Kartu / kertas perimetri,
3) penutup mata / tissue,
4) spidol (merah, hijau, biru, hitam, dan ungu),
5) frame dan trial lens
b. Pelaksanaan
34
35
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Selama orientasi, penulis mengamati, mempelajari dan mengobservasi
berbagai kegiatan di Instalasi Rawat Jalan yaitu menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan dokter atau anamnesa yang meliputi mengkaji keluhan
pasien,riwayat kesehatan mata dan kesehatan umum/riwayat pengobatan yang
didapat dari pasien dan keluarga, melakukan pemeriksaan penunjang seperti
visus mata, pemeriksaan vital sign, tonometri,refraktometri, keratometri dan
lensometri yang ditulis dalam status pasien.Kemudian menyiapkan pasien
untuk diperiksa dokter sesuai urutan nomor antrian.Menyiapkan pasien untuk
pemerisaan mata pada kasus retina, mendampingi dokter dalam pemeriksaan
dan mandampingi dokter dalammelakukan tindakan seperti laser, USG,
biometri, pengambilan korpal atau tindakan lainnya, melakukan pemeriksaan
penunjang sesuai rencana dokter misalnya OCT, HFA, Foto fundus,
pemeriksaan endotel.Membuat nota dan memberikan resep dokter serta
education atau anjuran kontrol kepada pasien.Menyiapkan ruangan untuk
pemeriksaan dokter sesuai poli dokter praktek. Dalam hal pendokumentasian
perawat merekap data dan menulis dalam sensus harian,data pasien
dikelompokkan berdasarkan kelompok pasien lama atau baru,kasus lama atau
kasus baru, jenis kelamin, usia, datang sendiri atau rujukan atau gawat darurat,
visus ODS, diagnose medis, pemberian resep obat dan kaca mata serta
pembukuan rekapan nota tindakan.
Untuk rawat jalan sudah mempuyai suatu pelayanan yang bagus
dimana semua perawat bekerja kompak dan cakap dan tanggap suatu
pelayanan yang bagus dengan saling membantu antar lini rawat jalan.
36
B. Saran
1. Adanya pengecekan alat kesehatan secara berkala sehingga meminimalkan
tindakan belum melakukan cuci tangan. karena cuci tangan itu sangat penting
untuk mencegah terjadinya INOS yang dapat merugikan pasien maupun
perawat sendiri contohnya di sebelah alat pemeriksaan di berikan
hanscraf/alkohol
37