You are on page 1of 9

FROZEN SHOULDER

1. Definisi
Frozen shoulder adalah suatu kondisi dimana pada bidang kesehatan
disebut dengan Adhesive Capsulitis. Frozen shoulder adalah kelainan yang
dikarakteristikan dengan timbulnya

nyeri dan berkurangnya gerakan atau

terdapatnya kekakuan pada bahu. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti,


akan tetapi melibatkan proses penebalan dan kontraktur dari kapsul yang
menyelubungi persendian bahu.
2. Prevalensi
Terjadi pada 2% dari seluruh populasi. Prevalensi frozen shoulder
berhubungan dengan jenis kelamin dan umur. Lebih sering terjadi pada wanita
daripada laki-laki. Lebih sering terjadi

antara umur 40-60 tahun.

Frozen

shoulder sering mengenai pada bahu yang dominan maupun non dominan.
3. Anatomi bahu
Persendian bahu terdiri dari 3 tulang, yaitu: scapula, clavicula, dan
humerus. Terdapat juga 3 sendi, yaitu: glenohumeral, acromioclavicular (AC),
dan sternoclavicular (SC).
Scapula berbentuk segitiga, tulang pipih yang dikelilingi oleh otot.
Terdapat processus coracoid yang terletak pada bagian superior dan merupakan
origo dari m. Coracobrachialis dan m. Biceps caput brevis. Bagian menonjol
lainnya yang penting dari scapula adalah acromnion, terletak di bagian posterior.
Ligamen coracoacromial menstabilisasi caput humerus saat pergerakan ke
superior. 2 ligamen coracoclavicular mencegah tergelincirnya tulang clavicula ke
arah superior. Clavicula adalah tulang berbentuk tubular yang berhubungan
dengan acromnion di sebelah lateral dan manubrium di sebelah medial.
Bagian proximal dari tulang humerus terdiri dari caput humerus,
tuberositas major dan minor, dan collum humures. Caput humerus terletak
retroversi atau sudutnya posterior, kira-kira 30 derajat menghubungkan bagian
anterior dari scapula pada cavum thorax. Glenoid labrum mengelilingi jaringan

fibrocartilogenous untuk meningkatkan area permukaan dari fossa glenoid dan


stabilitas dari bahu.
Musculus deltoid adalah otot yang besar, bertenaga yang fungsi utamanya
adalah gerakan bahu abduksi. Setengah bagian anterior deltoid berfungsi untuk
elevasi bahu, dan setengah bagian posterior untuk ekstensi bahu. Bagian bawah
deltoid terdapat 4 otot rotatory cuff, yaitu: subscapularis yang berada di anterior,
supraspinatus yang berada di superior, dan infraspinatus serta teres minor yang
berada di posterior. Otot deltoid melakukan sebagian besar kekuatan gerakan
dari bahu sedangkan rotatory cuff bekerja untuk menemukan posisi yang sesuai
dan mempertahankan efisiensi dan stabilitas dari gerakan bahu dengan cara
kompresi, depresi, dan mempertahankan caput humerus pada fossa glenoidalis.
Otot lain yang berperan penting adalah trapezius, latissimus dorsi, serratus
anterior, dan pectoraalis major.
Arteri subclavian melewati bagian bawah clavicula dan berlanjut ke arteri
axillaris yang melewati bagian anterior daripada persendian bahu. Anastomose
dari cabang arteri axillaris memberikan sirkulasi kolateral yang penting untuk
ekstremitas bagian atas. Suplai darah yang utama pada caput humerus adalah
arteri
pleksus

anterior humeral circumflexy. Syaraf yang mensyarafi bahu adalah:


brachialis

supraclavicular

dan

cabang-cabangnya,

syaraf

simpatetis,

syaraf

4. Faktor Resiko
Diabetes mellitus. Frozen shoulder dapat menyerang pasien diabetes
sekitar 10-20% tanpa sebab yang jelas.
Hypothyroidism
Hyperthyroidism
Parkinsons disease
Penyakit jantung
Pasca bedah
Pasca cidera bahu
Imobilisasi bahu
5. Klasifikasi
Frozen shoulder dibagi menjadi:
Primary frozen shoulder : bila terjadi tanpa ada penyebab yang jelas
Secondary frozen shoulder: bila terjadi akibat adanya cidera, bedah atau
penyakit.

6. Sign and symptom


Gejala utama dari frozen shoulder adalah adanya nyeri dan kekakuan.
Nyeri bisa bertambah parah saat malam hari dan dapat diprovokasi dengan
posisi tidur miring pada bahu yang sakit.
Berkurangnya gerakan bahu juga termasuk untuk kehidupan sehari-hari,
termasuk aktivitas normal seperti memakai baju mengangkat telepon dan
bekerja.
7. Fase
Frozen shoulder memiliki tahapan dari progresifitas. Masing-masing
tahapan berlangsung selama beberapa bulan. Normal lama progresivitas pada 3
tahapan tersebut bisa berlangsung antara 6 bulan sampai 2 tahun.
Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

Tahap satu, freezing stage disebut juga painful phase, bisa berlangsung 6
minggu sampai 9 bulan. Pada tahapan ini pasien merasakan onset dari nyeri.
Semakin lama nyeri akan semakin bertambah dan bahu mulai terbatas

gerakannya.
Tahap dua, frozen stage disebut juga stiff phase, tahapan ini ditandai dengan
bertambahnya kekakuan secara drastis. Sedangkan untuk nyerinya bisa
bertambah maupun berkurang. Pada tahapan ini bisa berlangsung selama 4-

9 bulan.
Tahap tiga, thawing stage disebut juga recovery phase, pada tahapan ini
pergerakan bahu kembali menjadi normal secara perlahan. Tahapan ini
berlangsung 5-26 bulan.

8. Diferensial Diagnosa
Rotator Cuff Tear = ditandai dengan nyeri bahu tiba-tiba setelah trauma

atau jatuh atau membawa beban berat


Labrum Tear = nyeri yang muncul dengan clicking dan locking shoulder
Malignant tumor = nyeri biasanya tidak berkurang dan memburuk saat

malam hari. Bisa teraba nodul dengan batas tegas maupun tidak.
Impingement Syndrome = nyeri saat menggerakkan tangan ke atas kepala.
Dan ditambah adanya riwayat kegiatan yang sering menggunakan posisi

tangan di atas saat kerja maupun olahraga.


Fraktur = terjadinya nyeri dan adanya limitasi gerakan pada tangan, bahu

dan biasanya berhubungan dengan adanya trauma


Dislokasi sendi = biasanya dikarenakan trauma.

9. Managemen terapi
Tujuan paling penting dalam terapi frozen shoulder adalah memperbaiki
pergerakan. Adanya imobilisasi dapat memperburuk keadaan ini. Prinsipnya
adalah menghilangkan perlekatan. Pada umumnya terapi yang dilakukan pada
pasien frozen shoulder adalah latihan pergerakan dan pengobatan anti inflamasi.
Manipulasi terhadap bahu juga bisa dipertimbangkan.
a. Non Surgical terapi atau konservatif
Untuk melaksanakan terapi dan jenisnya juga bisa mempertimbangkan
tahapan dari frozen shoulder tersebut. Untuk managemen berdasar tahapan
terapi antara lain:

Painful phase. Pada tahapan ini pemberian anti nyeri adalah yang paling
utama. Bisa menggunakan tablet anti nyeri dan juga tablet anti inflamasi.
Dapat juga menggunakan panas, yaitu botol yang berisi air panas.
Fisioterapi pada tahapan ini dilakukan dengan tujuan hanya mengurangi
rasa nyeri dengan pemberian LASER, terapi panas, dingin, atau
menghilangkan nyeri dengan elektroterapi. USD untuk meningkatkan
flexibilitas

dari

sendi

yang

kaku.

Bisa

juga

digunakan

TENS

(Transcutanuous Electrical Nerve Stimulation) atau akupuntur. Bila


memaksa

menggerakkan

persendian

bahu

pada

fase

ini

akan

menyebabkan pasien terasa kesakitan.


Stiff phase. Pada tahapan ini fisioterapi merupakan sebuiah indikasi. Pada
tahapan ini akan diberi latihan-latihan spesifik yang bertujuan untuk
melatih pergerakan dari sendi bahu. Latihan seperti menangkap bola
dapat dilakukan. Selain itu, pelatihan pergerakan oleh fisioterapis juga
dapat dilakukan. Bila luas pergerakan tidak berubah pada fase ini, maka
fisioterapi akan dihentikan, walaupun masih bisa disarankan kepada
pasien untuk melakukan latihan sendiri di rumah untuk mencoba

mempertahankan pergerakan dari sendi bahu pada fase ini.


Recovery phase. Pada tahapan ini kekakuan daripada sendi bahu akan
semakin berkurang, sehingga terapi pada tahapan ini tidak spesifik.
Pasien dapat melakukan latihan pergerakan sendiri di rumah.

Exercise
Pendulum. (misal: bahu kiri yang terkena)

Posisi badan agak membungkuk dengan

tangan kanan bertumpu pada meja


Bahu kiri dijatuhkan lurus ke bawah (rileks)
Gerakan ke depan dan belakang dari pada

badan maupun ke samping


Lengan akan secara otomatis mengikuti

gerakan
Diulang 5-10x
Twisting outwards
Duduk sambil memegang tongkat (misalnya:

payung)
Siku berada di samping badan
Gerakkan dengan tangan yang sehat ke arah
tangan sakit sehingga tangan yang sakit

menjauhi garis tengah


Tubuh tidak boleh ikut berputar
Ulangi 5-10x
Arm overhead. Tidur terlentang (misal yang sakit
bahu kiri)
Bantu menggerakkan tangan yang sakit
dengan

memegang

bagian

pergelangan

tangan
Diangkat sampai diatas kepala
Jangan sampai bahu belakang terangkat
Ulangi 5-10x

Twisting outwards and arm overhead


tidur terlentang
taruh kedua telapak telangan di belakang
kepala atau leher
gerakkan siku ke arah depan
ulangi 5-10x
Kneeling on all focus
Posisikan merangkak

Perlahan duduk ke belakang dengan tangan

tetap ditempelkan pada alas


Ulangi 5-10x
Sit or stand
Buatlah system katrol yang berada di atas
kepala (lebih baik lagi bila berada di atas dan

sedikit di belakang posisi penderita)


Lalu dengan sebuah tali melewati katrol
tersebut, tariklah tangan yang sakit dengan

tangan yang sehat.


Stretching dari bahu belakang
Angkat tangan yang sakit sejajar bahu (bisa

dibantu dengan tangan yang sehat)


Tekuk pada bagian sikunya.
Secara hati-hati tarik siku ke arah bahu yang

sehat.
Ulangi 5 kali. Setiap penarikan tahan 20

detik
Tangan di belakang
Pakai posisi istirahat di tempat
Pakai tangan yang sehat untuk mengangkat

tangan sakit ke arah atas


Dapat diganti dengan menggunakan handuk
dengan posisi tangan yang sehat berada di

belakang atas
Ulangi 5x

b. Surgery
Bila didapatkan nyeri dan kekakuan yang signifikan, dapat dilakukan
pembedahan untuk mengurangi tingkat adesi daripada persendian bahu.
Namun

sebelumnya

perlu

dikonsulkan

pada

bagian

ortophedik.

Dipertimbangkan untuk dilakukan prosedur myofacial release atau dengan


MUA.

a. Myofacial release. Disebut juga dengan soft


tissue

mobilization.

Dilakukan

mobilisasi

jaringan lunak pada persendian bahu dengan


cara slow stretching of soft tissue
b. Manipulation
Prosedur

under

ini

pemberian
Selanjutnya

anesthesia

dilakukan

anastesi
bedah

pada

(MUA).

dengan

cara

bagian

bahu.

ortopedik

akan

memanipulasi bahu untuk mengurangi tingkat


dari adesi.
Kontraindikasi:
Insulin dependent diabetic
Pada pasien dengan resiko tinggi terjadi fraktur, seperti pada
usia lanjut atau pasien dengan osteoporosis
Bila didapatkan perdarahan
Pasien dengan resiko terhadap anastesi.
Daftar Pustaka
1. Morgan WE, Pothoff Sarah. Managing the Frozen Shoulder. Maryland:
Department of Physical Medicine and Rehabilitation.
2. Physiotherapy and Frozen Shoulder. Northern Devon Heelathcare NHS.
Diunduh dari

www.northdevonhealthcare.nhs.uk. Diakses pada tanggal 21

Agustus 2012. Barnstaple: 2012.


3. Frozen Shoulder. Queensland Combined Orthopaedic Specialist. Diunduh dari
www.qcos.net.au. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2012.
4. Frozen Shoulder. Oxford Shoulder and Elbow Clinic.

Diunduh

dari

www.oxfordshoulderandelbowclinic.org.uk. Diakses pada tanggal 21 Agustus


2012. Oxford: 2004.
5. Greene, Walter. Netters Orthopaedics. Philadelphia: Elsevier, 2001. p 284-306.

You might also like