You are on page 1of 165

MODUL FIQH

MUAMALAH
PRODI EKONOMI
ISLAM
STEI IQRA ANNISA
DOSEN PENGAMPU: MARABONA MUNTHE,
PEKANBARU
M.E.Sy

Menu Utama
muamalat
Pengantar
FIQIH

thaharah

kuliner
pakaian

shalat
zakat

pernikahan

ubudiyah

non ubudiyah

rumah
wanita

puasa

mawaris

haji
perkembangan zaman

pengadilan
kedokteran

kontempor
er

politik

index

pengertian
proses
hukum
bidang

Pengantar

Ilmu fiqih

bahasa

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami


paham
mengerti
tidak; banyak
mengerti tentang apa
yang kamu katakan itu (QS. Huud : 91)

hukum-hukum

PENGERTIA
N FIQIH

syariah

istilah

amaliyah
yang diistimbath
dari dalil-dalilnya
yang tafshili

)(HR Bukhari dalam al Ilmu 1/234 dan Muslim dalam al-Ilmu 16/223

ketika mereka ditanya tentang masalah


agama mereka berfatwa tanpa ilmu
akhirnya mereka sesat dan menyesatkan

perintah Allah
kunci memahami Quran
Sunnah
porsi terbesar ilmu
keislaman
melahirkan kembali ulama
URGENSI
BELAJAR
FIQIH

asas kebaikan umat


derajat mulia
ulama akan diikuti
menghilangkan perpecahan
melenyapkan ekstrimisme
meruntuhkan aliran sesat

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka


beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang

)

agama (QS. At-Taubah : 122

Orang yang Allah menghendaki kebaikan padanya, akan dipahamkan


) dalam agama (QS.

wajib

HUKUM
FIQIH

Dikerjakan berpahala ditinggalkan berdosa

sunnah

Dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak


berdosa

mubah

Dikerjakan tidak berpahala ditinggalkan tidak


berdosa

makruh

Dikerjakan tidak berdosa ditinggalkan


berpahala

haram

Dikerjakan berdosa ditinggalkan berpahala

proses terbentuknya hukum fiqih


budaya
quran
sunna
h

zaman
sumber
hukum
statis

realitas
kehidupan
dinamis

peradab
an
adat

FAHAM

FAHAM

hukum

ijtihad
ULAMA

sosial
KAIDAH

fiqih

wajib

sunna
h

mubah

makru
h

hara
m

PENGERTIAN & BIDANG KAJIAN FIQH MUAMALAH


ISLAM
ISLAMSEBAGAI
SEBAGAIJALAN
JALANHIDUP
HIDUP

ISLAM
SYARIAH ISLAMIAH

SYARIAH
FIQH

AQIDAH

AKHLAK
IBADAH DLM ARTI LUAS

MUAMALAH

IBADAH

Efek Sosial

HUKUM

EKONOMI

POLITIK

SOSIAL

BUDAYA

PENDIDIKAN

next

PENGERTIAN & BIDANG


KAJIAN FIQH MUAMALAH
HUKUM

Hukum Publik

Hukum
Internasional
umum

Hukum
Pidana

Hukum
Konstitusi

Hukum Private

Hukum
Keruangan
Negara

Hukum
Administrasi

Hukum
Internasional
Khusus

Hukum
Perdata

Hukum
Dagang

Hukum
Acara

next

PENGERTIAN & BIDANG


KAJIAN FIQH MUAMALAH
EKONOMI

Ekonomi
Mikro
Produksi

Makro

Ekonomi Intn

Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi

Perdagangan
negeri

Konsumsi

Kegiatan
Pemerintah

Distribusi

Uang

Pasar

Kurs Valuta Asing

Fiskal

Dll

Dll

Moneter
Keseimbangan Ekonomi

Luar

Neraca Pembayaran

Finance
Investasi
Perbankan Syariah
Lembaga Keuangan
Syariah
Non Bank
Perusahaan
Koperasi
Baitul Maal

Dll

next

PENGANTAR FIQH MUAMALAH


Fiqh muamalah;
hukum-hukum yang berkenaan
dengan perbuatan manusia dan
hubungan sesama, dalam hal harta,
kepemilikan, hak, akad, dan
penyelesaian perselisihan diantara
mereka
Sumber Hukum Fiqh Muamalah
Sumber Primer; Al Quran, As Sunnah,
Ijma, Qiyas
Sumber Sekunder : Istislah, Istihsan,
Urf, Mashalah dll

Perbedaan Fiqh Ibadah dan Muamalah

Fiqh Ibadah ;
- Asal sesuatu haram
- Kehati-hatian dlm
fatwa
- Tidak rasional
- Stagnan/ statis
- Porsi ijtihad sedikit

Fiqh
Muamalah ;
- Asal sesuatu
halal
- Kemudahan
- Rasional
- Berkembang
- Porsi Ijtihad
besar

Hukum asal Ibadah:


Segala sesuatunya dilarang dikerjakan, kecuali yang ada petunjuknya
dalam al-Quran atau sunnah

Hukum asal Muamalah:


Segala sesuatunya dibolehkan kecuali ada larangan dalam al-Quran
atau as-Sunnah

FIQH MUAMALAH

PENGERTIAN FIQH

Fiqh : memahami(Qs ; Al Anam 6;65, Al-Araf, 7;179, Al-Anfal,


8;65, al-Taubah, 9;81, 127 dan Al-Munafiqun, 63:3

PENGERTIAN MUAMALAH
Muamalah ; saling bertindak, saling berbuat, saling
mengamalkan.

FIQH MUAMALAH ;
> Arti luas : aturan-aturan (hukum) Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan
duniawi dalam pergaulan sosial
>>Arti Sempit: aturan-aturan Allah yang wajib ditaati
yang mengatur hubungan manusia dalam kaitannya
dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta
benda

PEMBAGIAN MUAMALAH

1.

Muamalah Madiyah : muamalah yang mengkaji


obyeknya ; benda yang halal, haram dan syubhat
untuk diperjualbelikan, benda-benda yang
memadaratkan dan benda yang mendatangkan
kemaslahatan bagi manusia serta segi-segi yang
lainnya

2.

Muamalah adabiyah : muamalah


yang mengkaji subyeknya; ditinjau dari
segi tukar menukar benda yang
bersumber dari panca indra manusia
yang unsur penegaknya adalah hakhak dan kewajiban-kewajiban misalnya
keridhaan kedua belah pihak, ijab
qabul, dusta, menipu dll

RUANG LINGKUP FIQH MUAMALAH

Bersifat Madiyah ; al bai al-tijarah, al-rahn,


kafalah dan dlaman,hiwalah, taflis, al-hajru,
al-syirkah, al-mudharabah, al-ijarah,
al-ariyah, al-wadliah, al-luqathah, almujaraah, al-mukhabarah, ujrat al amal, alsyufah, al-jialah, al-qismah, al-hibbah, alibra, al-shulhu, beberapa masalah
muashirah ; masalah bunga bank, asuransi,
kredit dan masalah-masalah baru lainnya

Korelasi Fiqh Muamalah


dengan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam lebih luas


Fiqh muamalah adalah instrumen teknis
ekonomi Islam

bersifat adabiyah ; ijab kabul, saling


meridhai, tidak ada keterpaksaan dari
salah satu pihak, hak dan kewajiban,
kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan,
penimbunan, dan segala sesuatu yang
bersumber dari indra manusia yang ada
kaitannya dengan peredaran harta dalam
hidup bermasyarakat

KONSEP DASAR FIQH MUAMALAH

Hukum asal dalam muamalah adalah


mubah (diperbolehkan)
Konsep Fiqh Muamalah untuk mewujudkan
kemaslahatan
Menetapkan harga yang kompetitif
Meninggalkan intervensi yang dilarang
Menghindari eksploitasi
Memberikan kelenturan dan toleransi
Jujur dan amanah

Prinsip Muamalah
1. Bolehnya segala bentuk usaha
2. Haramnya segala kezaliman dengan memakan
harta secara bathil, seperti : riba, ghasab, korupsi,
monopoli, penimbunan , dll
3. Jujur dan saling menasehati
4. Asas manfaat yang diakui syara dalam setiap akad
5. Tidak ada penipuan & manipulasi, MAGHRIB
( Maysir, Ghoror, Riba )
6. Tidak melalaikan dan meninggalkan kewajiban atau
bertentangan dengan manhaj Allah
7. Asas akuntabilitas

Sumber
Hukum
Fiqh
Muamalah
Maliyah
AL HADITS
AL QURAN
Ijm
a

NASH

Sumber Hukum
Fiqh Muamalah Maliyah

Ijtihad
Ur
f

PRIMER

Qiya
s
Istihsa
n
Istisla
h

SEKUNDER
next

Sumber
Hukum
Fiqh
Muamalah
Maliyah
PRIMER
Al QURAN
Nilai-nilai Ekonomi
Hukum yg bersifat
umum
Hukum rinci yg
mendasar
Rinciannya dalam :
As sunnah
Ijtihad

IJMA

ASSUNNAH
Penjelasan Al
Quran
Perinci Al
Quran
Penemu Hukum
Ekonomi
Memberikan koridor &
batas
kegiatan ekonomi
Memberi
subtansi

Kesepakatan
Ijma Wilayah
Konferensi Fiqh
Internasional

Melihat Konteks Periwayatan

QIYAS
Permasalahan ekonomi dan
keluarga berkembang

Al Quran &

Hadits
terbatas
Nashnya

Adanya persamaan sebab


dan
permasalahan hukum yang
berkembang

sunnah

next


Falsafah Akad
Dalam Fiqih Islam

DIENUL ISLAM

QURAN & SUNNAH

Syariah
Aqidah
Tauhid :

Amaliyah

Risalah :

Rububiyah
Ahkam
Uluhiyah
Qudwah
Asma wa Sifat

Ibadah

Fiqh
Muamalah
Transaksi

AQAD

Munakahah

Akhlaq
Hablumminallah
Hablumminannas
Hablumminalalam

Jinayah

ISLAMIC LEGAL FRAMEWORK


Science of Quran
Science of Sunnah

THE QURAN & SUNNAH

Twin Sources
USUL FIQIH

History of Islamic
Legal Development

Comparative Study
Of Fiqh Schools
Classic & Contemporary

Methodology

FIQIH
Out Put

QAWAID FIQHIYAH
Guidelines & Milestones

Source of Believe,
Law & Values
(Aqidah, Syariah, Akhlaq)

Arabic Grammar
And Lexicon

Understanding and Reasoning


Exercise of Esteemed Jurists
Towards the Twin Sources
Al-Quran and As-Sunnah

Innovation of Products to
Suit Modern Demand.
Basic Principle: Contracts
& Condition are Permissible

PEMENUHAN HUMAN NEEDS YANG ALAMIAH

Disajikan alam jagat raya


yang tidak terbatas
(Space Conscious)

WAHYU

Diberikan waktu
yang sangat terbatas
(Time Conscious)

IQRA
Science & Technology

Proses Ekonomi
Proses Produksi

Proses Konsumsi

Strive & Dynamic


Energetic, Innovative
Hard Worker

Moderate
Self Restrains
______________________________________
ARB/ANA/ANU/MUAMALAT INSTITUTE/0901

PRINSIP MUAMALAH MALIYAH


ALLAH TAALA
PEMILIK MUTLAK SEMUA HARTA

HALAL-HARAM DALAM
KEPEMILIKAN (OWNERSHIP)

AL-INFAQ (SPENDING)
DAN AL-KASB (EARNING)

2
3

AL-MASALIH DAN AL-MAFASID


( : )

MUTUAL FREE CONSENT

MABRUR TRANSACTION
(BAI MABRUR)

(4/4 )


(1/33 )
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa
segala sesuatu itu dibolehkan selagi
belum ada dalil yang mengharamkannya.
(Imam Suyuthi, Al Asybah Wa an Nazair,
1/33)

:

)
(131
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa
akad-akad dan syarat-syarat adalah
dibolehkan dan sahih; tidak ada yang
diharamkan atau dianggap batal kecuali
apa-apa yang dinyatakan haram dan batal
oleh Syariah. (Ibnu Taymiyah, Qaidah
Nuranniyah, 131)

DIVISION OF MASLAHAH
Protection of Basic Five Principles

Faith

Life

Intellect

Lineage

Property

PERSPECTIVE OF SYARIAH

PERSPECTIVE
CONSTANT & VARIABLE

PERSPECTIVE LEGAL FORCE

FUNCTION OF MASLAHAH

PERSPECTIVE ITS SCOPE

FOUR BASIC PRINCIPLES


(APPLICATION)

AKAD

AKAD

menurut TUJUAN

Tijari
Dimasudkan untuk
Mencari dan Mendapatkan
Keuntungan dimana
Rukun dan Syarat
telah terpenuhi

menurut KEABSAHANNYA

Sahih
(Valid)

Memenuhi semua
RUKUN & SYARAT

Tabarru
Dimasudkan untuk
menolong dan murni
semata-mata mengharap
Ridha dan Pahala
dari Allah Taala

Fasid
(Voidable)

Semua RUKUN
terpenuhi, namun
ada SYARAT yang
Tidak dipenuhi

Bathal
Bathal

(Void)
(Void)

Salah satu RUKUN tidak


Salah satu RUKUN tidak
Terpenuhi, otomatis
Terpenuhi, otomatis
SYARAT-nya juga
SYARAT-nya juga
Tidak terpenuhi
Tidak terpenuhi

AKAD
Dari sisi: PELAKSANAANYA

AKAD NAFIZ

Lengkap Rukun & Syarat dapat
Langsung dieksekusi

AKAD
Dari sisi: KEKUATANNYA

AKAD LAZIM

Salah seorang dari kedua pihak
Tidak Memiliki hak fasakh tanpa
Persetujuan pihak lain
Con: Jual-beli, Ijarah, Muzaraah dst

AKAD MAUWQUF
AKAD GHAYR LAZIM


Lengkap Rukunnya, namun
Salah seorang dari kedua
Ada Syaraat yang terganggu
,Seperti: tdk memenuhi legal capacity Belah pihak boleh memfasakh
Akad tanpa persetujuan
,Tdk memiki otoritas
.Pihak lainnya
Ada hak orang lain pada objek
Con: Wakalah, Wadiah, Ariyah dll

RUKUN AKAD
Aqidan

Maqud Alayh

Sighat (Ijab & Qabul)

(Two Contracting Parties)

(Subject Matters)

(Offer and Acceptance)

Aqil (Sound Mind)


Baligh (Mature)
Mengerti konsekuensi
akad yang sedang
dilaksanakannya
Niat (Intention)menurut
sebagian Ulama

Barang (Goods)
dan Harga (Price)

Halal (Lawful)
Jelas Jenisnya (Quality)
Jumlah (Quantity)
Waktu Penyerahannya
(Time of Delivery)
Berharga (Valuable)
Dapat diserahterimakan

SYARAT RUKUN

Jelas (Clarity)
Ijab & Qabul bersesuaian
(Corresponding)
Ijab & Qabul bersambung
(Connection)/Ittihad al-Majlis

Terpenuhi Isi Kontrak


(Tahqiq al-Gharadh)
Hak Memilih (Khiyar)
Akad Fasad (Sifat rusak)
Pemutusan Kontrak
(Faskh)
BERAKHIRNYA
KONTRAK

Kematian (al-Maut)
Tidak Adanya Izin dari
Yang berwenang (adam
al-Ijazah liman lahu alwilayah)
Pustus dg sendirinya
(Infisakh)

Kesepakatan pembatalan
karena penyesalan (Iqalah)
Tidak Terpenuhinya Kontrak
(Adam al-Tanfidh)
Kesepakatan kedua belah
pihak (Ittifaqy)
Keputusan Pengadilan
(Qadhai)

Isi Kontrak Mustahil Terlaksana


(Istihalah al-tanfidh)

MAJELIS (Hak Pilih Ketika Masih


Dalam Satu Majkis)
TAYIN (hak menentukan barang
yang menjadi obyek jual-beli )

KHIYAR

SYARTH (hak pilih yang


digantungkan pada syarat)
AIB (hak pilih ketika ditemukan
adanya cacat)
RUYAH (hak pilih untuk melihat
obyek yang ketika terjadinya kontrak
pembeli belum bisa melihat )

JENIS-JENIS AKAD
PERTUKARAN

TITIPAN

PERCAMPURAN

MEMBERI
KEPERCAYAAN

MEMBERI
IZIN

WADIAH

MUSYARAKAH

KAFALAH

WAKALAH

JUAL BELI
Perbandingan Harga
Jual & Harga Beli
Musawamah
Tauliyah
Murabahah
Muwadhaah

Berdasarkan Barang
Pengganti
Muqayadhah
Mutlaq
Sharf
Ijarah (Usufruct)

Waktu Penyerahan
Barang/Dana
Bai Bi Thaman Ajil
Bai Salam
Bai Isthisna
Bai Istijrar

YAD AMANAH
YAD DHAMANAH

(GUARANTEE)

Syarikah Amlak

HIWALAH

Amlak Jabr
Amlak Ikhtiar

(Anjak Piutang)

Syarikah Uqud
Inan
Mufawadah
Wujuh
Abdan

MUDHARABAH
MUZARAAH
(Hasil Panen)

MUSAQAAT
(Hasil Panen)

Mutlaqah
Muqayyadah

JUALAH
(Imbalan)

AQAD-AQAD MUAMALAH MALIYAH


TIJARI

TABARRU

(Komersil)

(Tolong menolong)
Amanah

Bai

Syirkah

Ijarah

Jualah

(Jual Beli)

(Bagi Hasil)

(Sewa)

(Imbalan)

Wadiah
Dhamanah

Bai Mutlaq
Murabahah/BBA
Salam
Isthisna
Sharf

Benda

Mutlaqah
Mudharabah
Muqayyadah
Musyarakah
Muzaraah
Musaqot

Ijarah

Wakalah
Kafalah

Jasa

Hawalah

Ijarah wa Iqtina

Rahn
Qard

Wahyu Allah SWT :


Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu ( QS. Ar Rahmaan : 09)

Falsafah :

Imam Ghazali dalam Al Arbain fi Ushuluddin menegaskan wajibnya mengikuti Sunnah Nabi
secara menyeluruh demi merealisasikan Law of Balance (At-Tawaazun)

Maysir
Gharar
Riba
Bathil

Bai al Mudhthar
Ikrah
Ghabn
Najash
Ihtikar
Ghish
Tadlis

Tanpa akad/melalui permainan


Memakai akad namun tidak jelas
Tambahan yang men-zhalim-i
Usaha-usaha maksiat
Harga dimainkan akibat emergency (eksploitasi)
Harga dimainkan dg tekanan/paksaan
Over Pricing
Permainan harga melalui berpura-pura menawar
Permainan harga dengan cara menimbun
Menyembunyikan informasi tentang barang/jasa
Mengambil keuntungan dg cara mencampur aduk

MAYSIR

Semua bentuk perpidahan harta ataupun


barang dari satu pihak kepada pihak lain
tanpa melalui jalur akad yang telah
digariskan Syariah, namun perpindahan itu
terjadi melalui permainan, seperti taruhan
uang pada permainan kartu, pertandingan
sepak bola, pacuan kuda, pacuan greyhound
dan seumpamanya.
Mengapa dilarang? Karena (1) permainan
bukan cara untuk mendapatkan
harta/keuntungan (2) menghilangkan
keredhaan dan menimbulkan
kebencian/dendam (3) tidak sesuai dengan
fitrah insani yang berakal dan disuruh
bekerja untuk dunia dan akhirat.

GHARAR

Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau


dipastikan kewujudannya secara matematis dan
rasional baik itu menyangkut barang (goods), harga
(price) ataupun waktu pembayaran uang/penyerahan
barang (time of delivery).
Contohnya: jual beli mangga yang masih pentil dan
berada di pohonnya, karena pihak pembeli tidak dapat
memastikan berapa banyak buah mangga masak yang
nanti berhasil di panennya dan kapan buah-buah
tersebut dapat di panen.
Juga: masuk ke kolam pancing dengan membayar
sejumlah uang tertentu yang tidak jelas
peruntukannya, apakah bayaran atas servis tempat
atau juga untuk ikan yang berhasil ditangkap si
pemancing.
Kecuali bila hal itu semua dijelaskan secara rinci di muka.

RIBA
Riba: Pertukaran sesama barang ribawi dengan
kadar yang berbeda. Perbedaan itulah yang
disebut riba.
Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana
memberi syarat kepada si peminjam untuk
membayar lebih dari jumlah uang yang
dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik
dana dapat menangguk tambahan uang atas
dana yang dipinjamkan tanpa harus bersusah
payah berniaga untuk mendapat keuntungan
atau bekerja untuk mendapatkan upah.
Unsur pemerasan dan ketidak adilan sangat jelas
dapat dilihat dan dirasakan dalam akad pinjam
meminjam ribawi ini.

BATHIL

Akad jual beli ataupun kemitraan untuk


mendapatkan keuntungan ataupun penghasilan,
namun barang yang diperdagangkan ataupun
projek yang dikerjakan adalah jenis barang atau
kegiatan yang bertentangan dengan prinsipprinsip Syariah seperti kemitraan untuk
memproduksi narkotika yang dipasarkan untuk
umum ataupun mendirikan usaha casino atau
cabaret tempat dansa-dansi.
Meski transaksinya melengkapi semua rukun dan
syarat, namun tetap dinyatakan tidak sah secara
hukum dan agama (diyanatan wa Qadaan).

GHABN

Ghabn: adalah dimana si penjual memberikan


tawaran harga diatas rata-rata harga pasar
(market price) tanpa disadari olehpihak
pembeli. Ghabn ada dua jenis yakni: Ghabn
Qalil (Negligible) dan Ghabn Fahish
(Excessive). Ghabn Qalil: adalah jenis
perbedaan harga barang yang tidak terlalu
jauh antara harga pasar dan harga
penawaran dan masih dalam kategori yang
dapat dimaklumi oleh pihak pembeli. Ghabn
Fahish adalah perbedaan harga penawaran
dan harga pasar yang cukup jauh bedanya.
Dr. Anas az Zarqa mengatakan: 5% untuk
barang keperluan harian, 10% untuk harga
hewan ternak dan 20% untuk harga property
(rumah dan bangunan).

NAJASH

Dimana sekelompok orang bersepakat dan


bertindak secara berpura-pura menawar
barang dipasar dengan tujuan untuk menjebak
orang lain agar ikut dalam proses tawar
menawar tersebut sehingga orang ketiga ini
akhirnya membeli barang dengan harga yang
jauh lebih mahal dari harga sebenarnya.
Larangan
Rasul
saw:
..Janganlah
kamu
meminang seorang gadis yang telah dipinang
saudaramu, dan jangan menawar barang yang
sedang dalam penawaran saudaramu; dan
janganlah
kamu
bertindak
berpura-pura
menawar untuk menaikkan harga..

IKRAH

Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu


pihak untuk melakukan suatu akad tertentu sehingga
menghapus komponen mutual free consent. Jenis
pemaksaan
dapat
berupa
acaman
fisik
atau
memanfaatkan keadaan seseorang yang sedang butuh
atau the state of emergency.
Imam Ibnu Taimiyah ra mengatakan bahwa dalam
keadaan darurat (state of emergency) seseorang yang
memilik stock barang yang dibutuhkan orang banyak
harus diperintahkan untuk menjualnya dengan harga
pasar, jika dia enggan melakukannya pihak berkuasa
dapat memaksanya untuk melakukan hal tersebut demi
menyelamatkan nyawa orang banyak. (Majmu al
Fatawa, vol. 29 hal.300).

IHTIKAR

Adalah menumpuk-numpuk barang ataupun


jasa yang diperlukan masyarakat dan
kemudian si pelaku mengeluarkannya sedikitsedikit dengan harga jual yang lebih mahal
dari harga biasanya dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan lebih cepat dan
banyak. Para ulama tidak membatasi jenis
barang dan jasa yang ditumpuk tersebut
asalkan itu termasuk dalam kebutuhan
essential, maka Ihtikar adalah dilarang.
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang
menimbun (barang & jasa kebutuhan pokok)
maka telah melakukan suatu kesalahan.

GHISH

Withholding Relevant Information. Menyembunyikan


fakta-fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak yang
terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan
kehati-hatian
(prudent)
dalam
melindungi
kepentingannya sebelum terjadi transaksi yang
mengikat.
Dalam Common Law akad seperti ini dikenal dengan
sebutan Akad Uberrime Fidae Contract dimana semua
jenis informasi yang seharusnya diketahui oleh
pelanggan sama sekali tidak boleh disembunyikan. Jika
ada salah satu informasi berkenaan dengan subject
matter akad tidak disampaikan, maka pihak pembeli
dapat memilih opsi membatalkan transaksi tersebut.

BAY AL MUDTARR

Adalah jual beli dan pertukaran dimana salah satu


pihak dalam keadaan sangat memerlukan (in the
state of emergency) sehingga sangat mungkin
terjadi eksploitasi oleh pihak yang kuat sehingga
terjadi transaksi yang hanya menguntungkan
sebelah pihak dan merugikan pihak lainnya.
Jual butuh: adalah merupakan contoh klasik yang
sering terjadi di tengah-tengah masyarakat
sehingga pihak penjual karena sangat memerlukan
uang cash terpaksa harus menjual asetnya dengan
harga yang jauh dari harga pasar. Sangat
dikuatirkan bahwa unsur kerelaan dalam transaksi
seperti ini tidak wujud pada pihak penjual sehingga
tidak mencerminkan transaksi An Taradin Minkum
yang sesuai dengan prinsip Syariah.

TADLIS

Tadlis: adalah tindakan seorang peniaga yang


sengaja mencampur barang yang berkualitas
baik dengan barang yang sama berkualitas
buruk demi untuk memberatkan timbangan dan
mendapat keuntungan lebih banyak
Tindakan oplos yang hari ini banyak dilakukan
termasuk kedalam kategori tindakan tadlis ini.
Rasullah saw sering melakukan inspeksi
mendadak ke pasar-pasar untuk memastikan
kejujuran para pelaku pasar dan menghindari
konsumen dari kerugian.

JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM


(FIQH ISLAMI WA ADILLATUH, VOL.4, P.500)
1. Sebab Legal Capacity: (Baligh, Aqil, Free Consent, Legally
Permitted)
(a). Bay al Majnun (Jual Beli Orang Gila, Pingsan, Mabuk dan
Sedang Fly karena obat narkotika)
(b). Bay al Shabiy (Jual Beli Anak Kecil yang belum
Mumayyiz/Minor. Tidak Sah menurut Syafii dan Maliki dan Mauquf
menurut Hanafi. Sesuai keterangan Surah an-Nisa 4:6)
(c). Bay al Ama (Jual Beli Orang Buta. Hukumnya Sah menurut
Jumhur jika objek disebut dengan sempurna karena dianggap
dinaggap sudah ada ridho; tidak Sah menurut Syafii karena tidak
dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, maka
seolah objek transaksi majhul).
(d). Bay al Mukrah (Jual Beli Orang Terpaksa atau dipaksa. Menurut
Hanafi Mauquf; dan tidak mengikat menurut Maliki sehingga dia
(penjual/pembeli) memiliki hak Khiyar untuk membatalkan ataupun
meneruskan transaksi).
(e). Bay al Fuduli (Jual Beli Wakil Secara Lebih; Hukumnya Sahih
Mauquf atas izin pemilik sebenarnya menurut pendapat Maliki dan
Hanafi; Sayafii dan Hanbali mengatakan tidak sah, karena dia bukan
sebagai pemilik sebenarnya dan tidak sah seseorang menjual sesuatu
yang bukan miliknya).
(f). Bay al Mahjur Alayh (Jual Beli Orang Sakit, Muflis, Safih)
(g). Bay al Mulja (Jual Beli Orang yang takut hartanya dirampas
orang).

Macam-Macam Bay al Gharar al Fahish


1. Sukar diserahterimakan. Onta yang melarikan diri; jual janin tanpa
menjual induknya; jual beli habl al hablah janin yang belum dilahirkan
dan madhamin yaitu jual beli anak yang masih dalam benih induk
pejantannya.
2. Tidak diketahui harga atau barangnya. Saya jual kepada anda
barang yang ada dalam karung ini.
3. Tidak diketahui sifat barangnya. Saya jual salah satu baju yang ada
di rumah saya.
4. Kualitas barang dan kuantitas harga tidak jelas. Saya membeli
barang ini dengan harga sekarang.
5. Tidak diketahui tempo pelaksanaannya. Saya jual kepada anda
barang ini jika Zayid telah datang.
6. Dua penjualan dalam satu penjualan. Menjual satu barang dengan
salah satu dari dua harga. Saya jual baju ini Rp100,- kontan atau Rp200,tangguh, kemudian serta merta transaksi itu mengikat tanpa pilihan
salah satu dari keduanya.
7. Jual beli dari seseorang yang tidak dapat dijamin
keselamatannya, seperti dari orang sakit yang dalam pertandingan.
8. Bay al Hasha yakni jual beli tongkat yang ditangan, jika jatuh
maka jual beli mengikat.
9. Bay al Munabazah. Saling melempar pakaian antara A dan B, ketika
barang dilempar maka jual beli mengikat.
10. Bay al Mulamasah. Mana barang yang disentuh, maka terjadi jual beli

2. Sebab SHIGHAT
a. Bay al Muathot=Ambil Bayar (Cash and Carry)
b. Bay Bil Murasalah atau Rasul=Melalui Surat atau Agent
c. Jual Beli Orang Bisu melalui isyarat yang dimengerti
d. Jual Beli dengan orang yang absen dari majlis aqad
e. Jual Beli yang tidak sesuai dengan ijab-qabul
3. Sebab MAQUD ALAYH
a. Bay al Madum: Madhamin, Malaqih, Habl Hablah
b. Bay Majuz al Taslim (Sukar diserah terimakan): burung di udara; ikan
dlm air
c. Bay al Kali bil Kali (Bay al Dayn Nasiatan)
d. Bay al Gharar Ghayr al Yasir (al Fahish)
e. Jual beli Najis atau Mutanajjis
f. Jual beli air. Sah yang dimiliki dan berada dalam tempat terpelihara.
Zahiriah: jual beli air sama sekali tidak dibolehkan
g. Bay al Majhul. Jahalah Fahishah dalam objek, harta waktu penyerahan

h. Jual beli objek yang tidak ada di majlis akad atau tidak dapat
dilihat. Pembeli memiliki hak khiyar al ruyah. Jual beli dengan
menyebut sifat ada lima syarat:
(1). Objek berada terlalu jauh seperti Andalusia atau Afrika
(2). Objek berada terlalu dekat dengan pihak bertransaksi
(3). Penyebut sifat barang harus orang lain bukan penjual
(4). Semua sifat yang berhubungan dengan barang harus disebut
(5). Penjual tidak boleh meminta pembayaran kontan kecuali jika
objeknya pasti tidak ada berubah seperti tanah dan bangunan. Jika
sifat-sifat ternyata sesuai dengan objeknya, maka transaksi mengikat
dan jika tidak pembeli memiliki hak khiyar.
i. Jual sesuatu yang belum diterima (di pegang tangan). Sesuatu
yang dapat dipindahkan tidak sah dijual sebelum diterima tangan.
j. Jual Buah atau Tanaman yang belum tampak atau tumbuh
karena masuk dalam kategori madum. Apabila sudah tampak
atau tumbuh namun dengan syarat dibiarkan sampai masak atau
besar, maka tidak sah dan fasid menurut Hanafi, batil menurut jumhur.
Apabila langsung dipetik atau dituai, maka sah menurut ijma ulama.
Bila buah sudah masak, maka boleh jual belinya meski tidak langsung
dipetik.

4. Jual Beli Dilarang: Karena Sifat, Syarat atau Larangan


Syariat.
(1). Jual Beli Urbun (Dengan Uang Muka). Jika tidak terjadi
transaksi, maka uang muka tidak akan dikembalikan kepada calon
pembeli. Fasid menurut Hanafi; Batil menurut Syafii dan Maliki. Jika
uang muka dikembalikan, maka boleh menurut jumhur.
(2). Jual Beli Aynah. Yaitu dua pihak yang seolah melakukan jual beli,
namun sebenarnya hanya untuk mendapatkan uang cash bagi
pihak pertama, dan tambahan pengembalian bagi pihak kedua,
bukan tujuan untuk mendapatkan barang (objek transaksi).
(3). Jual Beli Ribawi, Baik Riba Nasiah ataupun Riba Fadl
(4). Jual Beli Barnag Haram seperti Khamar, Khinzir, Bangkai,
Patung dan seumpamanya karena larangan Rasulullah saw dalam
hadis riwayat Imam Bukhari.
(5) Jual Beli Orang Kota dengan Orang Pedalaman yang belum
mengetahui keadaan harga barang di kota. Larangan Nabi saw:
Biarkanlah orang melakukan transaksi jual beli dengan bebas,
sehingga memberikan rizki kepada sebagian mereka melalui
sebagian yang lain. (Naylul Awtar, 5/164).

(6). Talaqqi al-Rukban.


Menjumpai rombongan atau kafilah pembawa barang perniagaan dan membelinya di tengah jalan
sebelum sampai di pasar. Hak ini dilarang Rasulullah saw, sesuai sabdanya: Janganlah kalian
menjumpai rombongan di tengah jalan dan membeli barang mereka, dan janganlah pula orang kota
memborong barang dari orang pedalaman (sebelum sampai di pasar). (Naylul Awtar, 5/164).
Larangan ini tidaklah menjadikan transaksi yang terjadi hukumnya fasad, karena bisa menjadi sah jika
sudah dilakukan khiyar al-ghabn, seperti dilanjutkan Rasul saw dalam hadisnya: ..Maka pemilik
barang dalam transaksi tersebut berhak mendapatkan khiyar (opsi) jika mereka telah sampai di
pasar.
(7). Jual beli Haadirun Libadin : Jual beli dimana datang membawa barang yang ingin dijual dengan
harga cash, kemudian datang orang untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi tetapi dengan
harga kredit.
(8) Jual beli Muzabanah : Jual beli barang yang masih basah ditukar dengan yang kering dengan
timbangan dan takaran yang sama. Contoh : jual kurma basah dengan kurma kering dengan
timbangan yang sama.
(9) Jual Beli An-Najash.
Dengan kesepakan penjual, seseorang menawar harga barang yang didisplay dengan harga lebih
tinggi untuk menjebak pihak ketiga yang berada di sekitar tempat tersebut sehingga penjual akan
mendapat margin yang lebih tinggi. Hukumnya, menurut jumhur ulama, adalah sah namun
penjualnya berdosa dan pihak pembeli berhak mendapatkan hak khiyar al-ghabn.
Adapun jual beli MUzayadah (Lelang) secara terus terang adalah dibolehkan, karena tidak ada pihak
yang dijebak dan dirugikan.
(10). Jual Beli Waktu Azan Jumat Dikumandangkan.
Hukumnya Makruh Tahrim menurut Hanafi dan Sahih namun Haram menurut Syafii. Batal (Fasakh)
menurut Maliki; Tidak Sah menurut Hanbali.
(11). Jual Anggur Untuk Diproduksi Jadi Minuman Keras.
Hukumnya sahih makruh sepanjang memenuhi rukun dan syaratnya, namun pelakunya berdosa
karena nawaitu yang salah. Contoh lain: menjual senjata yang akan digunakan untuk mencelakakan
orang lain; menjual jaring untuk menangkap hewan di tanah haram waktu haji; menjual kayu untuk
dijadikan sebagai patung atau benda permainan lainnya yang tidak bermanfaat.

(12). Jual Beli Ibu (Induk) dipisahkan dari anaknya yang masih kecil.
Larangan Rasulullah saw untuk menjual ibu (hamba sahaya) secara dipisahkan
dari putra atau putrinya yang masih kecil. Rasul saw bersabda: Barangsiapa
yang memisahkan antara ibu dengan anaknya, maka Allah akan pisahkan dia
dari kekasihnya pada hari kiamat. (HR Ahmad dan Tirmizi dari Abu Ayyub
ra/Naylul Awtar, 5/161).
(13). Jual Beli atas belian orang lain.

Misalnya sudah terjadi transaksi jual beli yang mengandung hak khiyar untuk
pembeli, kemudian dalam masa khiyar tersebut datang orang ketiga dan
berkata kepada pembeli: batalkan transaksi anda, dan saya akan menjual
barang serupa dengan harga yang lebih murah; atau dengan barang yang
lebih baik Atau Pembelian atas Pembelian. Orang ketiga datang kepada
penjual dan berkata: Batalkan transaksi anda dengan orang kedua, dan saya
akan membeli dengan harga yang lebih tinggi. Atau Penawaran atas
Penawaran, meskipun kedua belah pihak belum melakukan akan.
Hukumnya adalah haram dan yang melakukannya menanggung dosa karena
larangan Nabi saw: Janganlah kamu membeli atas belian saudaramu. (HR
Ahmad dari Ibnu Umar ra/Naylul Awtar, 5/167).
(14). Jual Beli Bersyarat.
Jual beli fasid hukumnya jika disertai dengan syarat fasid pula dan syarat
tersebut tidak sejalan dengan tuntutan akad dan tidak dianjurkan syariat,
juga tidak biasa dilakukan orang, namun syarat tersebut hanya memberi
manfaat untuk salah satu pihak saja. Contoh seseorang membeli bahan kain
dengan syarat dijahitkan oleh penjual menjadi baju.
(15). Mengumpulkan Akad Jual Beli dengan salah satu dari enam akad berikut:
Jualah, Sharf, Musaqat, Syarikat, Nikah dan Qiradh (Mudharabah).


:
(3/753 )
Sabda Rasulullah saw: Pendapatan
sesuai dengan tanggungan resiko.
(Imam Ibnu Majah, 3/753)


):



(
.

Definisi

Riba

Riba dari segi istilah bahasa sama dengan Ziyadah artinya


tambahan. Sedangkan menurut
istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.
Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda
melahirkan riba.
Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara
umum Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya:
Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun
kwantitas, baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang
diharamkan.
Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil.
Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu
pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan
pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syarie.

Gambaran Terjadinya
Riba Jenis Transaksi
Jual Beli

Pinjaman

Beli

Jual

Kelebiha
n

Ket.

Pinjam

Kembali Kelebiha
n

Ket.

100.000

120.00
0

20.000

Laba

100.00
0

120.00
0

Riba

20.000

Jenis-jenis
1.

Riba

Secara garis besar Riba terbagi kepada


dua bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang
dan Riba Jual Beli.

Riba Hutang Piutang

1.
1.
2.

3.
4.

Riba Qord
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada
waktu yang ditetapkan

Jenis-jenis

Riba Jual Beli


Riba

Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan


kadar/takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termsuk dalam jenis barang
ribawi.

Riba

Fadhl

Riba

Nasiah

Penangguhan penyerahan atau penerimaan


jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi
lainnya.

ILLAT(( )Alasan) Pelarangan Riba


Menurut Berbagai Madzhab
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr,
syair, korma, anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh
barang tersebut.
Persoala
Hanafi
Maliki
Syafii
Hambali

n
Riba
Fadhl

Kadar (ditimbang
atau ditakar) dan
kesatuan jenis

Sebagai bahan
makanan. Untuk
emas dan perak
karena
tsumuniyyah
sebagai pematok
harga barangbarang.

Untuk emas dan


perak karena
tsumuniyyah. Untuk
lainnya karena
berfungsi sebagai
bahan makanan,
buah-buahan dan
untuk obat-obatan.

Sebagian
pengikutnya
berpendapat
seperti Hanafi.
sebagian lagi
seperti pendapat
Syafiiyah. dan
sebagian lagi
berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena
dapat dimakan.

Riba
Nasiah

Salah satu dari


dua illat riba fadhl

Dapat dimakan

Tsumuniyah

Sama

Barang
Ribawi

Lebih dari tujuh,


asal dapat
ditimbang, ditakar
atau kesatuan

Lebih dari tujuh


asal dapat
disimpan dan
dimakan.

Lebih dari tujuh


asal sebagai
makanan dan
berfungsi sebagai

Lebih dari tujuh

Perbedaan

Bunga
dan Bagi Hasil
Antara

Penentuan tingkat suku bunga


dibuat pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu untung
Besarnya prosentase berdasarkan
pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan.

Bunga
Bunga

Pembayaran bunga tetap seperti


yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau
keadaan ekonomi sedang
booming.

Penentuan besarnya rasio bagi


hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
Bagi hasil tergantung pada
keuntungan proyek yang
dijalankan sekiranya itu tidak
mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak.

Bagi
Bagi Hasil
Hasil

Jumlah pembagian laba meningkat


sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.

Alasan

Yang Mengatakan Interest


Bukan Riba
Dalam keadaan-keadaan
darurat sesuatu yang
dilarang dibolehkan guna menyelamatkan nyawa
Hanya bunga yang berlipatganda saja yang
dilarang, adapun suku bunga yang wajar dan tidak
menzalimi diperkenankan
Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity
cost)
atas
hilangnya
kesempatan
untuk
memperoleh keuntungan dari pengolahan dana
tersebut
Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang
pengambilan bunganya dilarang adapun yang
produktif tidak demikian

Alasan

Yang Mengatakan Interest


Bukan Riba
Bunga diberikan untuk mengimbangi laju
inflasi yang mengakibatkan menyusutnya
nilai uang
Bunga diberikan atas dasar abstinence
Sejumlah uang pada masa kini mempunyai
nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama
pada suatu masa nanti. Oleh karena itu
bunga diberikan untuk mengimbangi
penurunan nilai ini
Bank, demikian juga Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB) sebagai lembaga hukum

Diskusi
Alasan
( 1 ) Darurat

Pembahasan yang jelas akan pengertian


darurat yang dinyatakan oleh syara dan
bukan pengertian sehari-hari akan istilah
ini
Pembatasan yang pasti akan pengambilan
dispensasi darurat ini, sesuai dengan
metodologi usul fiqh. Terutama penerapan
Al Qawaid Al Fiqhiah seputar kadar
darurat.

Diskusi

Alasan

( 2 ) Berlipat Ganda
Pemahaman kembali surat Ali Imran
130 secara cermat, mengkaitkannya
dengan spirit ayat-ayat riba lainnya
secara komprehensif, demikian juga
fase-fase pelarangan riba secara
menyeluruh
Memahami secara mendalam makna
mafhum mukhalafah dalam
pemahaman teks-teks Quran &
Sunnah, jenis-jenisnya, serta syaratsyarat pengambilan hukum
daripadanya.

Diskusi
Alasan

( 3 ) Opportunity Cost

Menghilangkan asumsi sepihak dalam


urusan Ganti Rugi dimana deposan secara
dimuka mengharuskan keuntungan minimal
dalam proyek debitur (paling minimal sama
dengan suku bunga) Dimana hal ini tidak
demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu
kemungkinan untung rugi dalam usaha
Tidak menghilangkan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek

Diskusi
Alasan

( 4 ) Konsumtif - Produktif

Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi


marginal dari dana senantiasa lebih besar
dari suku bunga
Dapatkah dipertahankan bahwa bentukbentuk kredit di jaman pra Islam adalah
seluruhnya konsumtif mengingat luasnya
jaringan perdagangan Arab dengan India
dan Cina, yang memerlukan suplai
produksi yang memadai dimana kredit
untuk tujuan tersebut adalah suatu

Diskusi

Alasan

( 5 ) Uang sebagai komoditi


Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain
terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan
daya tukar yang dimilikinya serta sanksi hukum atas
penolakannya
Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi),
apakah uang seperti komoditi lainnya katakanlah
rumah mengalami penyusutan nilai karena
dipergunakan sehingga berhak atas sewa untuk
mengimbangi penyusutan nilai tersebut
Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl

Diskusi
( 6 ) Inflasi

Alasan

Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah,


dalam artian tidak hanya inflasi tetapi juga
deflasi dimana perekonomian mengalami masa
lesu yang memaksa produsen untuk menjual
produksinya mendekati biaya produksi yang
pada gilirannya akan menurunkan daya beli
uang
Tidak menghilangkan kemungkinankemungkinan untuk mendapatkan keuntungan
dari prinsip bagi hasil, yang tidak jarang
melebihi tingkat inflasi
Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki
inflasi dapat dijadikan sebagai illah dalam
Hukum dengan menggunakan standar syararsyarat Illah yang telah menjadi konsesus dalam

Diskusi

9 Alasan

( 7 ) Abstinence

Standar apa yang digunakan untuk


mengukur unsur Pengobatan (dengan
penundaan konsumsi) dari teori bunga
Abstinence
Seandainya standar telah didapatkan
bagaimana menentukan suku yang adil
bagi kedua belah pihak
Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum
sesuai dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?
Tidak menghilangkan kemungkinan laba

Diskusi

Alasan

( 8 ) Time Preference Theory


Menganalisa Filsafat Time Preference Theory
yang menyatakan bahwa saat ini lebih
berharga dari masa yang akan datang,
bukankah setiap orang menabung dan
belajar beranggapan bahwa hari depan
harus lebih baik dari hari ini?
Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya praktek asuransi dimana
pemegang polis mengorbankan masa kini
untuk kenyamanan masa depan.

Diskusi
( 9 )
Taklif

Alasan

Badan Hukum dan Hukum

Apakah yang dimaksud dengan Dela


Personnalite Juridique ?
Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi
adanya suatu perkumpulan individu yang
mendapatkan perizinan dari pihak yang
berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga
ketika ayat-ayat Riba turun ia berada di luar
jangkauannya ?
Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya

Tahapan

Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Larangan yang terdapat
dalam Al Quran tidak

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa
pinjaman riba pada zahirnya menolong mereka
yang memerlukan sebagai suatu perbuatan
mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya) (QS. Ar Rum:39).

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu
yang buruk dan balasan yang keras kepada
orang Yahudi yang memakan riba.
Firman Allah SWT:
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih (QS.

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan
dikaitkan kepada suatu tambahan yang
berlipat ganda.
Allah SWT. Berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS. Ali
Imran:130).

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan
oleh Allah SWT. Yang dengan jelas sekali
mengharamkan sebarang jenis tambahan
yang diambil daripada pinjaman.
Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula

Larangan Riba
Dalam Hadits
Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Quran, bagi umat Islam untuk mengesahkan
atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari
nash / teks peraturan yang telah digariskan Al
Quran

Larangan Riba
Dalam Hadits
Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah
SAW kepada Itab bin Usaid, gubernur Mekkah,
agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya (riba
yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam)
dari Bani Mughirah.
Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu
tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah
SAW pada 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.

Larangan Riba
Dalam Hadits
Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan
membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu
sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir
sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi lakilaki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan
memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, Siapakah itu ?,
Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba. (HR.Bukhari)
Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, Mereka itu semuanya
sama. (HR.Muslim).

FATWA ULAMA KONTEMPORER


TENTANG RIBA

Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg


dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya
Bunga dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan

Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam


perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan
No.6 Sidang ke-9, Mekkah 12 19 Rajab 1406 H)

Majma Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang
telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu
membayarnya, dan sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian
pula bunga (interest) atas pinjaman yang ditetapkan diawal
perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah Riba yang diharamkan
dalam syariat. (Keputusan No. 10 Majlis Majma Fiqh Islamy,
Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)

PENDAPAT CENDIKIAWAN
(FAILASUF) TENTANG RIBA
Plato (427-347 SM): Bunga merupakan
alat eksploitasi kaum kaya terhadap
kaum miskin, bahkan sistem bunga
menyebabkan
sistem
perpecahan
dalam masyarakat
Aristoteles (384 322 SM): Fungsi uang
adalah sebagai alat tukar menukar dan
bukan alat menghasilkan tambahan
melalui bunga
Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya
untuk menjauhi dua jenis pekerjaan
yaitu memungut cukai (pajak) dan
memberi pinjaman dengan bunga
Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi
tentang yang terjadi dalam tradisinya,
yaitu: pencuri didenda dua kali lipat
sedangkan pemakan bunga dari hasil
transaksi didenda empat kali lipat

ECONOMISTS POINT OF VIEWS


Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris):
Sistem tata sosial kemasyarakatan akan
berjalan pada porosnya (harmonis) kalau
praktek sistem bunga (praktek riba)
dapat diturunkan sampai ke derajat
nol
Minsky (1985), Bernante and Gertler
(1989), Greenwald and Stiglizt (1990) argue
that interest rate system is a major part in
the explanation of cyclical fluctuation.
Therefore in Western economics literature
there is almost a tradition even though
not mainstream which indicate that
economic evils of our time is as a
result of interest rate and associated
with bank credit expansion and contractions
Maurice Allaice (1993) the main objective of
fiscal and monetary policy in modern
(conventional) economic are fail to be
achieved due to cyclical fluctuation as a
result of interest rate system.

PRINSIP-PRINSIP AKAD
PADA PRODUK PERBANKAN
SYARIAH

JUAL BELI :
* Pengertian
* Dasar Hukum
* Rukun dan
Syarat
* Unsur Kelalaian
* Bentuk-bentuk Jual
Beli

Pengertian & Dasar


Hukum

Pengertian

:
Saling menukar harta dengan
harta/yang sepadan melalui cara
tertentu yang bermanfaat
Dasar

Hukum : QS. Al-Baqarah/2: 275.


QS. An-Nisa/4: 29.

* Rukun dan Syarat


- Pihak yang berakad (penjual dan pembeli)
- Ijab Qabul (pernyataan kesepakatan)
- Barang/Objek
- Nilai Tukar/Pengganti barang
Syarat Sah Jual Beli:
1. Objek terhindar dari cacat
2. Kriteria objek jelas ( jenis, kualitas,
kuantitas
nilai./harga)
3. Tidak mengandung unsur paksaan, tipuan
mudharat.

* Unsur Kelalaian
1. Objek jual beli bukan milik penjual
2. Objek hasil curian
3. Menyalahi kesepakatan
4. Objek rusak dalam perjalanan
5. Objek berbeda dari contoh yg disepakati.
Resiko: Ganti rugi/adh-Dhaman dari pihak yg
lalai.

* Bentuk-bentuk Jual Beli


1. Jual beli yang sahih : memenuhi syaratdan
rukun yang ditentukan
2. Jual beli yang batal
3. Jual beli Fasid

MURABAHAH
Pengertian:
Jual Beli barang pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
Ketentuan:
- Barang telah dimiliki oleh penjual
- Keuntungan dan resiko di tangan penjual
- Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar
- Informasi keuntungan yang jelas.

Mekanisme Murabahah
Berlaku waad atau janji
Waad atau janji dari pembeli kepada penjual akan
membeli barang yang dipesan/bukti pemesanan.
Setelah pihak penjual memiliki barang, baru akad
berlangsung.
Pembayaran dapat dilakukan secara tangguh
(Muajjal) atau angsuran (Taqsith), penjual dapat
meminta tambahan harga.

ASPEK PENENTUAN HARGA


MURABAHAH
Berdasarkan kebiasaan bisnis yang berlaku
(Urf/konvensi/peraturan dagang internasional)
Kaidah : almuslimuna ala syurutihim
Tambahan harga ditetapkan saat akad.
Komponen biaya harus jelas.
Keuntungan penjual tidak atas dasar bunga cicilan, tetapi
selisih harga pokok dan harga jual yang ditentukan saat
akad.
Uang muka (Urbun) boleh untuk melindungi hak bagi
para pihak jika terjadi penarikan diri dari transaksi
(fasakh).

Bai salam
* Salam adalah Jual Beli barang tertentu yang
pembayarannya
dilakukan di muka dan
pengirimannya menyusul kemudian (tangguh)
*Salam dapat pula dilakukan bertingkat ( Salam
al Muwazi)
Nasabah melakukan salam kepada Bank, dan
Bank melakukan salam kepada pihak lain dalam
rangka memenuhi kewajibannya.

ISTISHNA

Istishna ialah kontrak penjualan antara pembeli dan


pembuat barang (shani), shani menerima pesanan dari
pembeli (mustashni) untuk membuat barang dengan
spesifikasi yang telah disepakati.
Kedua belah pihak bersepakat atas harga serat sistem
pembayaran (di muka, cicilan, tangguh dengan waktu
ditentukan

Istishna al Muwazi (Paralel)


Pembuat barang (shani) menggunakan subkontraktor untuk

melaksanakan kontrak tersebut, pembuat barang (shani)


membuat kontrak Istishna kedua untuk memenuhi kewajibannya
pada kontrak pertama
Akibat Hukum :
Bank sebagai pembuat kontrak pertama adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban, kesalahan,
kelalaian, pelanggaran (resiko). Tanggung jawab atas resiko ini
membuat bank berhak atas keuntungan.
Penerima subkontrak pembuatan Istishna bertingkat
bertanggung jawab terhadp bank sebagai pemesan. Ia tidak
mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah
pada kontrak pertama

IJARAH

Transaksi terhadap suatu manfaat


tertentu, bersifat mubah dan dapat
dimanfaatkan dengan imbalan tertentu
Ijarah ditunjukkan untuk manfaat atau
jasa bukan materi/benda
Ijarah dapat berupa manfaat/nilai

Ketentuan Ijarah
1.
2.

3.
4.

5.
6.

Kedua belah pihak memenuhi syarat hukum


Kedua belah pihak menyatakan kerelaannya untuk melakukan
ijarah dan tidak terpaksa
Manfaat objek diketahui secara jelas
Penyewa berhak atas manfat baik untuk dirinya sendiri atau untuk
orang lain baik dengan cara menyewakannya atau meminjamkan
Objek Ijarah dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung
Objek Ijarah adalah halal

Ijarah Jasa (Ijarah ala al amal) bukan merupakan


kewajiban (fardhu ain) seperti shalat, puasa. Tetapi
bersifat fardu kifayah
Objek Ijarah merupakan sesuatu yang biasa
disewakan (urf)
Upah/sewa tidak sejenis dengan manfaat yang
disewakan

Ijarah Muntahiyah bi alTamlik


Kontrak atas manfaat suatu barang dengan nilai
tukar tententu. Penyewa diberikan pilihan (options)
untuk memiliki barang yang disewakan. Pemberi
sewa (bank) berjanji (waad) kepada penyewa untuk
memindahkan kepemilikan objek setelah masa sewa
berakhir

Akad Ijarah Berakhir

Objek hilang/lenyap : terbakar, faktor


alam
Habis masa waktunya
Salah satu pihak yang wafat dapat
dialihkan pada ahli warisnya
Objek disita, pailit

SYIRKAH

Pengertian:
Kerjasama antara dua pihak atau lebih
dalam hal modal dan keuntungan
Dasar Hukum :
Q.S an Nisa/4 : 12 ; Q.S Shad/38 : 24

Bentuk-bentuk Syirkah

Syirkah al Amlak
Syirkah Uqud. Syirkah ini terdiri dari:
1. SyirkahInan
2.Syirkah Abdan
3.Syirkah Wujuh

Syirkah Inan

Perserikatan dalam modal pada suatu


kontrak bisnis yang dilakukan dua orang
atau lebih dan keuntungan dibagi
bersama
Modal, kerja dan tanggung jawab yang
digabungkan tidak harus sama
kuantitasnya
Keuntungan dibagi sesuai porsi yang
ditentukan atas kesepakatan bersama

Syirkah Mufawadhah

Kontrak kerjasama antara dua orang


atau lebih. Setiap pihak memberikan
suatu porsi dari keseluruhan dana dan
partisipasi kerja.
Setiap pihak membagi keuntungan dan
kerugian secara bersama.
Para pihak dapat bertindak sebagai wakil
dan penjamin/kafil atas kemitraan
tersebut

Syirkah al Wujuh

Kerjasama antara dua orang atau lebih


tanpa modal tetapi atas dasar
kepercayaan.
Dalam syirkah ini biasanya para pihak
membeli barang dengan cara tangguh
atas dasr kepercayaan dan menjualnya
dengan cara tunai

Syirkah Abdan/Amal

Kerjasama dua orang atau lebih untuk


menerima suatu pekerjaan/order kerja.
Hasil/keuntungan dibagi bersama sesuai
kesepakatan

Mudharabah

Pengertian: Kerjasama antara pemilik


modal dengan seorang pekerja/pebisnis
dan keuntungan dibagi sesuai dengan
kesepakatan
Dasar Hukum: Q.S al Muzammil/73:20;
Q.S al Baqarah/2: 198. ; Hadist
Bentuk : Muqayyadah dan Muthlaqah

Wadiah

1.
2.
3.

Pengertian : Melibatkan pihak lain dalam


memelihara harta/aset tertentu dengan cara
tertentu (titipan)
Dasar Hukum : Q.S an Nisa/4:58; Q.S Al
Baqarah/2: 283; Hadist
Status Wadiah adalah amanah
Dapat dibebankan ganti rugi (dhaman) jika:
Tidak dipelihara sebagaimana mestinya
Objek dititipkan kepada pihak ketiga
Objek dimanfaatkan oleh pihak kedua

3. Pihak kedua mengingkari wadiah


4. Pihak kedua mencampurkan objek titipan

dengan

barang miliknya dan sulit dipisahkan


5. Pihak kedua melanggar syarat yang ditentukan
6

Objek wadiah dibawa pergi/hilang di tangan pihak


kedua

* Di Perbankan Syariah : aplikasi wadiah yad adh dhamah


kurang tepat, secara substansi adalah akad qardh.

Ketentuan-ketentuan
Mudharabah

Modal di tangan pengusaha berstatus


amanah seperti wakil dalam jual beli
Pengusaha berhak atas keuntungan
sesuai kesepakatan
Komponen biaya/cost disepakati sejak
awal akad
Pemilik modal (shahibul mal) berhak atas
keuntungan dan menanggung resiko

Rahn

Pengertian: Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta


sebagai jaminan hutang sehingga penerima dapat
emngambil kembali hutangnya semua atau sebagian.

Dalam Perbankan akad ini dapat digunakan sebagai


tambahan pembiayaan yeng beresiko dan memerlukan
jaminan (accessoir)

Akad ini dapat juga menjadi produk tersendiri untuk


melayani kebutuhan nasabah yang bersifat jasa maupun
konsumtif.

Bank tidak dapat meminta biaya kecuali biaya


pemeliharaan dan keamanan atas barang yang digadaikan
tersebut.

wakalah

Pemberian kewenangan/kuasa kepada pihak lain


tentang hal yang harus dilakukannya dan
penerima kuasa menjadi pengganti pemberi
kuasa selama batas waktu yang ditentukan
Wakalah dapat dilakukan dengan menerima
bayaran/ fee/umalah atau tanpa bayaran
Bentuk Wakalah : Muqayyadah dan Muthlaqah

Kafalah

Pengertian: Kafalah berarti juga al dhaman,


Kafalah berarti pula: Menggabungkan satu tanggung jawab
kepada tanggung jawab yang lain dalam penagihan hutang
baik jiwa maupun harta.
Dasar Hukum: Q.S Yusuf :66; Yusuf: 72; Hadist
Kafalah terdiri dari : kafalah bi al Mal (harta) dan kafalah bi
al Wajhi (jiwa).
Kafalah Harta (kafalah bi al Mal) teridri dari: a) kafalah bi al
Dayn (kewajiban hutang); b) kafalah bi at Taslim
(penyerahan benda); c) kafalah bi al Aibi (jika barang yang
dijual mengandung cacat)
Pada Perbankan Syariah kafalah seprti halnya : penerbitan
garansi bank/bank (guarantee). Kafalah adalah warkat
yang diterbitkan oleh bank yang berakibat kewajiban
membayar terhadap pihak yang menerima garansi jika
pihak yang dijamin cedera janji (wanprestasi)

HAWALAH

Hawalah adalah akad pemindahan utang piutang


satu pihak kepada pihak lain. Adapun akad
hawalah yang dipraktekkan umumnya
berbentuk subrogasi.
Di pasar konvensional praktek hawalah dapat
dilihat pada transaksi anjak piutang (factoring).
Hawalah juga dapat dilihat dalam bentuk
transaksi pembiayaan dan jual beli surat-surat
berharga.

KONSEP KEPEMILIKAN
DALAM ISLAM

Konsep Kepemilikan dalam


Islam

Pengertian

Hubungan antara manusia dengan harta


yang ditentukan oleh syara dalam bentuk
perlakuan secara khusus thdp. harta tersebut
yang memungkinkan untuk
mempergunakannya secara umum sampai
ada larangan untuk menggunakannya.

Bahasa: Penguasaan manusia atas harta dan


penggunaannya secara pribadi
Definisi Istilah: Pengkhususan hak atas sesuatu
tanpa orang lain, dan dia berhak untuk
menggunakannya sejak awal kecuali ada
larangan syariy.

Larangan syariy seperti: Keadaan gila,


keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur
ataupun cacat mental, dll.

Keadaan/Pembagian Harta,
dapat dimiliki ataupun
tidaknya:

Harta yang tidak dapat


dimiliki dan dihakmilikkan
orang lain

Setiap harta milik umum seperti jalanan,


jembatan, sungai dll. dimana harta/barang
tersebut untuk keperluan umum.

Harta yang tidak bisa dimiliki


kecuali dengan ketentuan
syariah

Seperti harta wakaf, harta baitul mal dll.


Maka harta wakaf tidak bisa dijual atau
dihibahkan kecuali dalam kondisi tertentu
seperti mudah rusak ataupun biaya
pengurusannya lebih besar nilai hartanya.

Harta yang bisa dimiliki dan


dihakmilikkan kpd. lainnya

Selain dari dua jenis harta dalam kategori


tsb. diatas.

Karakteristik Hak manfaat


atau pemanfaatan atas
sesuatu harta

Habisnya Hak Manfaat

Macam-macam Pemilikan
yang tidak sempurna

Pemilikan atas barang saja

Hak kepemilikan milik sendiri, namun hak pakai


milik yang lain

Hak Pakai tidak bisa diwariskan menurut Hanafiyah

Pemilikan manfaat
perorangan atau hak pakai
saja

Lima hal yang menyebabkan hak pakai/pemilikan manfaat:

1. Peminjaman, menurut jumhur hanafiyah dan malikiyah,barang


yang dipinjam dapat dipinjamkan kepada yang lainnya. Adapun
menurut syafiiyah dan Hanbali, barang tersebut tidak dapat di
pinjamkan kepada orang lain (selain peminjam)

Pemindahan hak pakai tanpa membayar ganti

2. Sewa (Ijarah), yaitu pemindahan hak pakai dengan membayar


ganti
3. Wakaf, yaitu penahanan kepemilikan atas barang pada seseorang
dan memindahkan hak manfaatnya kepada yang diberikan wakaf
4. Wasiyat
5. Ibahah, izin untuk menggunakan sesuatu atau memakainya

Perbedaan antara ibahah dan pemilikan

Jenis-jenis pemilikan

Taam: Sempurna

Jenis Kepemilikian atas sesuatu yang


sekaligus dapat memanfaatkannya, atau si
pemilik berhak atas seluruh hak-hak syariy

Tidak terbatas pada waktu


Tidak dapat di batalkan pemilikannya

Naqis: Tidak Sempurna

Bisa hanya memiliki ataupun punya hak pakai

Hak Pakai pada barang tidak bergerak seperti rumah


atau tanah

HARTA DALAM ISLAM

Harta dalam Islam

Difinisi

Menurut Bahasa

Dalam Quran/Sunnah

" Dan, kamu mencintai harta benda dengan kecintaan


yang berlebihan. " (Al-Fajr 20)
Al Kahfi: 34
Al baqarah 177
ali Imran ayat 14
Hadits:" Sebaik-baik maal ialah yang berada pada orang
yang saleh." (Bukhari dan Muslim)
Hadits:" Celakalah budak-budak dinar, dirham, dan
kemewahan, yaitu jika diberi, mereka segan, dan jika
tidak diberi, mereka benci." (Muslim)

Dalam Kamus: Segala sesuatu yang dimiliki (Lisanul


Arab)

Menurut Istilah

Madzhab Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan


dimanfaatkan

Dua unsur menurut madzhab: 1. Dimiliki dan disimpan 2. Biasa


dimanfaatkan

Jumhur Fuqaha; Setiap yang berharga yang harus diganti apabila


rusak

Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu


keperluan dan atau untuk kondisi darurat.
Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual dan
nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah
meninggalkannya (tidak berguna lagi bagi manusia).
Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan
sampai waktu ia dibutuhkan.
As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut mal
(harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi
bagi orang yang merusaknya. Harta(nilai harta).

Pembagian

Dari segi tujuannya

Untuk muamalah: Uang berfungsi sebagai


harga dan nilai; yang digunakan untuk
pertukaran antara barang dan jasa pelayanan,

mata uang murni (emas dan Perak)


Mata uang muqayyad (uang fiat, kertas, kartal,
logam dan sejenisnya)

Untuk diambil Manfaatnya: barang-barang

Barang-barang milik: diambil manfaatnya, untuk


tujuan konsumsi: hewan (hasil susu - kembang biak),
bangunan - (disewakan)
barang-barang dagangan: untuk jual beli, tukar
menukar, dibeli atau diproduksi untuk perdagangan

Dari aspek halal dan haram

Bernilai (mutaqawwim): uang, barang


dagangan, tanah, binatang ternak, makan dll. dan orang yang merusakknya harus
memberikan jaminan (pengganti)

Syarat-syaratnya: 1. boleh dimanfaatkan secara


syari'y, 2. boleh dimiliki dengan jelas.

Tidak Bernilai (Ghoir Mutaqawwim): Harta yang


tidak dikhususkan dan tidak boleh
dimanfaatkan kecuali dalam keadaan darurat.
Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:

Status transaksinya
hak ganti/jaminan apabila rusak

Dari aspek dapat pindah atau


tidak

Dapat dipindahkan (Manqul)


Tidak dapat dipindahkan (Aqqar)
Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:

SYuf'ah
Waqf
Ba'i al Washiy ala al qashir
Jual beli piutang
Jual beli properti sebelum pindak kepemilikannya
Hak-hak sesama tetangga dan hubungannya dengan
harta

Aspek penilaian unit satuan


atau bagian-bagiannya

Dihitung sesuai nilai kesamaan (Mithliy)


Dihitung sesuai dengan nilai satuannya
(Qiyamiy)
Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:

Penetapan dalam tanggungan


hak ganti/jaminan apabila rusak
Pembagian barang pengganti dan caranya
masalah Riba

Dari aspek dapat berubah atau


tidak

Dapat habis (istihlakiy)


Dapat digunakan (Isti'maliy)

Hal-hal lain yang berhubungan


dengan harta

Tentang hak dan Manfaat

Menurut hanafiyah: Hak dan manfaat tidak


termasuk harta, akan tetapi kepemilikan.
Menurut Jumhur ulama : masuk dalam kategori
harta karena aspek kemanfaatannya dan bukan
dzatnya.
Hak
Manfaat

yang dimaksud dengan manfaat ialah; faedah yang


dihasilkan dari sesuatu seperti rumah ditempati,
mobil dikendarai dll.

harta-harta yang bernilai

Mata uang

mata uang murni spt: emas, perak


mata uang muqayyad, spt: uang kertas,
logam, cek, deposti di bank dll.

barang

Barang milik, spt: bangunan, perangkat


rumah, mobil kendaraan, binatang ternak.
harta maknawi seperti hak paten dll.
Barang dagang seperti komoditi, piutang,
surat-surat tanda terima, titipan/pesanan
pada orang lain, surat-surat obligasi,
pendapatan-pendapatan yang masih berada
pada orang lain. dll.

Pengertian Modal pokok dalam


Islam

Pengertian

Bagian dari maal yang mempunyai nilai,


terakumulasi, dan dapat berkembang selama
mengoperasikannya di bdg-bdg. yang
bermanfaat
Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis master
tahun 1979.
Dalam Al-Quran: Al Baqarah: 274

Terdiri atas:

uang
seluruh kekayaan yang digunakan untuk
memproduksi kekayaaan yang baru
barang dagangan, dgn syarat: dimiliki secara
penuh dan diniatkan untuk diperdagangkan.
Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis
master tahun 1979.

Syarat-syarat

Harta dimiliki scr. penuh


mempunyai nilai tukar
dapat dimanfaatkan secara syari
ada niat yang dpt. membedakan jenis
aktivitas, spt: perdagangan, industri dan
pertanian

Landasan dasar dalam


pengertian mal

Harta dalam Islam

Definisi Uang
Secara Bahasa

Nuqud; ada beberapa pendapat tentang defenisi nuqud, diantaranya:


Semua hal yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi,
baik dari emas (emas), perak (dirham), maupun tembaga (fulus).
Segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan
pengukurnilai.
Atsman; dari sudut bahasa memiliki pengertian antara lain; qimah yakni nilai
sesuatu, dan harga pembayaran barang yang dijual, yakni sesuatu dalambentuk
apapun yang diterima oleh pihak penjual sebagai imbalan dari barang yang
dijualnya. Dalam tataran fiqh istilah itu digunakan untuk menunjukkan uang
emas dan perak.
Fulus; digunakan untuk pengertian logam bukan emas dan perak yang dibuat
dan berlaku ditengah-tengah masyarakat sebagai uang dan pembayaran.
Sikkah; (jamak; sukak) dipakai untuk dua pengertian, yakni pertma, istilah
untuk stempel besi yang dipakai untuk mencap (mentera) mata uang, dan
kedua, mata uang dinar dan dirham yang telah dicetak dan distempel. (uang
logam)
Umlah; memiliki dua pengertian, yakni, pertama, satuan mata uang yang
berlaku di negara atau wilayah tertentu, misalnya 'umlah yang berlaku di
Yordania adalah Dinar dan di Indonesia adalah Rupiah; kedua, mata uang dalam
arti umum sama dengan nuqud.
Tamyiz untuk membedakan antara dinar yang kualitas bagus dan yang jelek
dan membedakan dinar dan dirham.

Definisi Uang
Secara Istilah
Menurut Imam Al-Gazali : "Uang (dinar dan
dirham) adalah khadimani wa laa khadimun lahuma
wa muradani wa laa yuraadhani, uang adalah alatalat yang dipakai untuk mencapi sesuatu maksud,
sebagai alat perantara saja dan tidak untuk yang lain.
Menurut Adnan Khaliq At-Thur, uang adalah tidak
berkaitan dengan logam mulia tetapi berstandar pada
logam mulia.
Menurut Dr. Rifat As-Sayyid al-Audhy uang
adalah sesuatu yang diakui dan diterima secara
umum sebagai alat penukar (medium of exchange),
alat pengukur nilai dalam bentuk dan keadaan
apapun.

Fungsi Uang

Alat Transaksi (alat tukar) - Transaction

Pengukur Satuan Nilai Unit Cost

Menghilangkan kesamaan keinginan antara pembeli dan penjual


sebelum terjadinya pertukaran, yaitu tukar menukar barang
dengan barang (barter). Dengan adanya uang maka berubah dari
barang ditukar dengan uang atau uang dapat membeli barang

Satuan uang nilai barang dapat dinilai. Dengan adanya yang nilai
suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Uang dapat
mengukur nilai mobil atau rumah.

Penyimpan Kekayaan Hoarding Money

Sebagai simpanan sementara (berjaga-jaga), dalam bentuk uang


atau surat-surat berharga

Sifat Uang

Flow Concept

Uang harus berputar yang menghasilkan sesuatu


bersifat produksi. Jika uang berputar dapat
menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi
masyarakat.

Public Goods

Uang bukan barang monopoli seseorang melainkan


milik masyarakat luas. Jadi, uang bukanlah modal,
karena modal adalah barang pribadi atau orang per
orang. Sifat dari modal adalah stock concept.
Dilarang
menumpukkan
uang,
karena
uang
diibaratkan darah yang mengalir.

Terima Kasih
Thank You
Syukria

You might also like