Professional Documents
Culture Documents
MUAMALAH
PRODI EKONOMI
ISLAM
STEI IQRA ANNISA
DOSEN PENGAMPU: MARABONA MUNTHE,
PEKANBARU
M.E.Sy
Menu Utama
muamalat
Pengantar
FIQIH
thaharah
kuliner
pakaian
shalat
zakat
pernikahan
ubudiyah
non ubudiyah
rumah
wanita
puasa
mawaris
haji
perkembangan zaman
pengadilan
kedokteran
kontempor
er
politik
index
pengertian
proses
hukum
bidang
Pengantar
Ilmu fiqih
bahasa
hukum-hukum
PENGERTIA
N FIQIH
syariah
istilah
amaliyah
yang diistimbath
dari dalil-dalilnya
yang tafshili
)(HR Bukhari dalam al Ilmu 1/234 dan Muslim dalam al-Ilmu 16/223
perintah Allah
kunci memahami Quran
Sunnah
porsi terbesar ilmu
keislaman
melahirkan kembali ulama
URGENSI
BELAJAR
FIQIH
)
agama (QS. At-Taubah : 122
wajib
HUKUM
FIQIH
sunnah
mubah
makruh
haram
zaman
sumber
hukum
statis
realitas
kehidupan
dinamis
peradab
an
adat
FAHAM
FAHAM
hukum
ijtihad
ULAMA
sosial
KAIDAH
fiqih
wajib
sunna
h
mubah
makru
h
hara
m
ISLAM
SYARIAH ISLAMIAH
SYARIAH
FIQH
AQIDAH
AKHLAK
IBADAH DLM ARTI LUAS
MUAMALAH
IBADAH
Efek Sosial
HUKUM
EKONOMI
POLITIK
SOSIAL
BUDAYA
PENDIDIKAN
next
Hukum Publik
Hukum
Internasional
umum
Hukum
Pidana
Hukum
Konstitusi
Hukum Private
Hukum
Keruangan
Negara
Hukum
Administrasi
Hukum
Internasional
Khusus
Hukum
Perdata
Hukum
Dagang
Hukum
Acara
next
Ekonomi
Mikro
Produksi
Makro
Ekonomi Intn
Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi
Perdagangan
negeri
Konsumsi
Kegiatan
Pemerintah
Distribusi
Uang
Pasar
Fiskal
Dll
Dll
Moneter
Keseimbangan Ekonomi
Luar
Neraca Pembayaran
Finance
Investasi
Perbankan Syariah
Lembaga Keuangan
Syariah
Non Bank
Perusahaan
Koperasi
Baitul Maal
Dll
next
Fiqh Ibadah ;
- Asal sesuatu haram
- Kehati-hatian dlm
fatwa
- Tidak rasional
- Stagnan/ statis
- Porsi ijtihad sedikit
Fiqh
Muamalah ;
- Asal sesuatu
halal
- Kemudahan
- Rasional
- Berkembang
- Porsi Ijtihad
besar
FIQH MUAMALAH
PENGERTIAN FIQH
PENGERTIAN MUAMALAH
Muamalah ; saling bertindak, saling berbuat, saling
mengamalkan.
FIQH MUAMALAH ;
> Arti luas : aturan-aturan (hukum) Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan
duniawi dalam pergaulan sosial
>>Arti Sempit: aturan-aturan Allah yang wajib ditaati
yang mengatur hubungan manusia dalam kaitannya
dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta
benda
PEMBAGIAN MUAMALAH
1.
2.
Prinsip Muamalah
1. Bolehnya segala bentuk usaha
2. Haramnya segala kezaliman dengan memakan
harta secara bathil, seperti : riba, ghasab, korupsi,
monopoli, penimbunan , dll
3. Jujur dan saling menasehati
4. Asas manfaat yang diakui syara dalam setiap akad
5. Tidak ada penipuan & manipulasi, MAGHRIB
( Maysir, Ghoror, Riba )
6. Tidak melalaikan dan meninggalkan kewajiban atau
bertentangan dengan manhaj Allah
7. Asas akuntabilitas
Sumber
Hukum
Fiqh
Muamalah
Maliyah
AL HADITS
AL QURAN
Ijm
a
NASH
Sumber Hukum
Fiqh Muamalah Maliyah
Ijtihad
Ur
f
PRIMER
Qiya
s
Istihsa
n
Istisla
h
SEKUNDER
next
Sumber
Hukum
Fiqh
Muamalah
Maliyah
PRIMER
Al QURAN
Nilai-nilai Ekonomi
Hukum yg bersifat
umum
Hukum rinci yg
mendasar
Rinciannya dalam :
As sunnah
Ijtihad
IJMA
ASSUNNAH
Penjelasan Al
Quran
Perinci Al
Quran
Penemu Hukum
Ekonomi
Memberikan koridor &
batas
kegiatan ekonomi
Memberi
subtansi
Kesepakatan
Ijma Wilayah
Konferensi Fiqh
Internasional
QIYAS
Permasalahan ekonomi dan
keluarga berkembang
Al Quran &
Hadits
terbatas
Nashnya
sunnah
next
Falsafah Akad
Dalam Fiqih Islam
DIENUL ISLAM
Syariah
Aqidah
Tauhid :
Amaliyah
Risalah :
Rububiyah
Ahkam
Uluhiyah
Qudwah
Asma wa Sifat
Ibadah
Fiqh
Muamalah
Transaksi
AQAD
Munakahah
Akhlaq
Hablumminallah
Hablumminannas
Hablumminalalam
Jinayah
Twin Sources
USUL FIQIH
History of Islamic
Legal Development
Comparative Study
Of Fiqh Schools
Classic & Contemporary
Methodology
FIQIH
Out Put
QAWAID FIQHIYAH
Guidelines & Milestones
Source of Believe,
Law & Values
(Aqidah, Syariah, Akhlaq)
Arabic Grammar
And Lexicon
Innovation of Products to
Suit Modern Demand.
Basic Principle: Contracts
& Condition are Permissible
WAHYU
Diberikan waktu
yang sangat terbatas
(Time Conscious)
IQRA
Science & Technology
Proses Ekonomi
Proses Produksi
Proses Konsumsi
Moderate
Self Restrains
______________________________________
ARB/ANA/ANU/MUAMALAT INSTITUTE/0901
ALLAH TAALA
PEMILIK MUTLAK SEMUA HARTA
HALAL-HARAM DALAM
KEPEMILIKAN (OWNERSHIP)
AL-INFAQ (SPENDING)
DAN AL-KASB (EARNING)
2
3
MABRUR TRANSACTION
(BAI MABRUR)
(4/4 )
(1/33 )
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa
segala sesuatu itu dibolehkan selagi
belum ada dalil yang mengharamkannya.
(Imam Suyuthi, Al Asybah Wa an Nazair,
1/33)
:
)
(131
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa
akad-akad dan syarat-syarat adalah
dibolehkan dan sahih; tidak ada yang
diharamkan atau dianggap batal kecuali
apa-apa yang dinyatakan haram dan batal
oleh Syariah. (Ibnu Taymiyah, Qaidah
Nuranniyah, 131)
DIVISION OF MASLAHAH
Protection of Basic Five Principles
Faith
Life
Intellect
Lineage
Property
PERSPECTIVE OF SYARIAH
PERSPECTIVE
CONSTANT & VARIABLE
FUNCTION OF MASLAHAH
AKAD
AKAD
menurut TUJUAN
Tijari
Dimasudkan untuk
Mencari dan Mendapatkan
Keuntungan dimana
Rukun dan Syarat
telah terpenuhi
menurut KEABSAHANNYA
Sahih
(Valid)
Memenuhi semua
RUKUN & SYARAT
Tabarru
Dimasudkan untuk
menolong dan murni
semata-mata mengharap
Ridha dan Pahala
dari Allah Taala
Fasid
(Voidable)
Semua RUKUN
terpenuhi, namun
ada SYARAT yang
Tidak dipenuhi
Bathal
Bathal
(Void)
(Void)
AKAD
Dari sisi: PELAKSANAANYA
AKAD NAFIZ
Lengkap Rukun & Syarat dapat
Langsung dieksekusi
AKAD
Dari sisi: KEKUATANNYA
AKAD LAZIM
Salah seorang dari kedua pihak
Tidak Memiliki hak fasakh tanpa
Persetujuan pihak lain
Con: Jual-beli, Ijarah, Muzaraah dst
AKAD MAUWQUF
AKAD GHAYR LAZIM
Lengkap Rukunnya, namun
Salah seorang dari kedua
Ada Syaraat yang terganggu
,Seperti: tdk memenuhi legal capacity Belah pihak boleh memfasakh
Akad tanpa persetujuan
,Tdk memiki otoritas
.Pihak lainnya
Ada hak orang lain pada objek
Con: Wakalah, Wadiah, Ariyah dll
RUKUN AKAD
Aqidan
Maqud Alayh
(Subject Matters)
Barang (Goods)
dan Harga (Price)
Halal (Lawful)
Jelas Jenisnya (Quality)
Jumlah (Quantity)
Waktu Penyerahannya
(Time of Delivery)
Berharga (Valuable)
Dapat diserahterimakan
SYARAT RUKUN
Jelas (Clarity)
Ijab & Qabul bersesuaian
(Corresponding)
Ijab & Qabul bersambung
(Connection)/Ittihad al-Majlis
Kematian (al-Maut)
Tidak Adanya Izin dari
Yang berwenang (adam
al-Ijazah liman lahu alwilayah)
Pustus dg sendirinya
(Infisakh)
Kesepakatan pembatalan
karena penyesalan (Iqalah)
Tidak Terpenuhinya Kontrak
(Adam al-Tanfidh)
Kesepakatan kedua belah
pihak (Ittifaqy)
Keputusan Pengadilan
(Qadhai)
KHIYAR
JENIS-JENIS AKAD
PERTUKARAN
TITIPAN
PERCAMPURAN
MEMBERI
KEPERCAYAAN
MEMBERI
IZIN
WADIAH
MUSYARAKAH
KAFALAH
WAKALAH
JUAL BELI
Perbandingan Harga
Jual & Harga Beli
Musawamah
Tauliyah
Murabahah
Muwadhaah
Berdasarkan Barang
Pengganti
Muqayadhah
Mutlaq
Sharf
Ijarah (Usufruct)
Waktu Penyerahan
Barang/Dana
Bai Bi Thaman Ajil
Bai Salam
Bai Isthisna
Bai Istijrar
YAD AMANAH
YAD DHAMANAH
(GUARANTEE)
Syarikah Amlak
HIWALAH
Amlak Jabr
Amlak Ikhtiar
(Anjak Piutang)
Syarikah Uqud
Inan
Mufawadah
Wujuh
Abdan
MUDHARABAH
MUZARAAH
(Hasil Panen)
MUSAQAAT
(Hasil Panen)
Mutlaqah
Muqayyadah
JUALAH
(Imbalan)
TIJARI
TABARRU
(Komersil)
(Tolong menolong)
Amanah
Bai
Syirkah
Ijarah
Jualah
(Jual Beli)
(Bagi Hasil)
(Sewa)
(Imbalan)
Wadiah
Dhamanah
Bai Mutlaq
Murabahah/BBA
Salam
Isthisna
Sharf
Benda
Mutlaqah
Mudharabah
Muqayyadah
Musyarakah
Muzaraah
Musaqot
Ijarah
Wakalah
Kafalah
Jasa
Hawalah
Ijarah wa Iqtina
Rahn
Qard
Falsafah :
Imam Ghazali dalam Al Arbain fi Ushuluddin menegaskan wajibnya mengikuti Sunnah Nabi
secara menyeluruh demi merealisasikan Law of Balance (At-Tawaazun)
Maysir
Gharar
Riba
Bathil
Bai al Mudhthar
Ikrah
Ghabn
Najash
Ihtikar
Ghish
Tadlis
MAYSIR
GHARAR
RIBA
Riba: Pertukaran sesama barang ribawi dengan
kadar yang berbeda. Perbedaan itulah yang
disebut riba.
Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana
memberi syarat kepada si peminjam untuk
membayar lebih dari jumlah uang yang
dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik
dana dapat menangguk tambahan uang atas
dana yang dipinjamkan tanpa harus bersusah
payah berniaga untuk mendapat keuntungan
atau bekerja untuk mendapatkan upah.
Unsur pemerasan dan ketidak adilan sangat jelas
dapat dilihat dan dirasakan dalam akad pinjam
meminjam ribawi ini.
BATHIL
GHABN
NAJASH
IKRAH
IHTIKAR
GHISH
BAY AL MUDTARR
TADLIS
2. Sebab SHIGHAT
a. Bay al Muathot=Ambil Bayar (Cash and Carry)
b. Bay Bil Murasalah atau Rasul=Melalui Surat atau Agent
c. Jual Beli Orang Bisu melalui isyarat yang dimengerti
d. Jual Beli dengan orang yang absen dari majlis aqad
e. Jual Beli yang tidak sesuai dengan ijab-qabul
3. Sebab MAQUD ALAYH
a. Bay al Madum: Madhamin, Malaqih, Habl Hablah
b. Bay Majuz al Taslim (Sukar diserah terimakan): burung di udara; ikan
dlm air
c. Bay al Kali bil Kali (Bay al Dayn Nasiatan)
d. Bay al Gharar Ghayr al Yasir (al Fahish)
e. Jual beli Najis atau Mutanajjis
f. Jual beli air. Sah yang dimiliki dan berada dalam tempat terpelihara.
Zahiriah: jual beli air sama sekali tidak dibolehkan
g. Bay al Majhul. Jahalah Fahishah dalam objek, harta waktu penyerahan
h. Jual beli objek yang tidak ada di majlis akad atau tidak dapat
dilihat. Pembeli memiliki hak khiyar al ruyah. Jual beli dengan
menyebut sifat ada lima syarat:
(1). Objek berada terlalu jauh seperti Andalusia atau Afrika
(2). Objek berada terlalu dekat dengan pihak bertransaksi
(3). Penyebut sifat barang harus orang lain bukan penjual
(4). Semua sifat yang berhubungan dengan barang harus disebut
(5). Penjual tidak boleh meminta pembayaran kontan kecuali jika
objeknya pasti tidak ada berubah seperti tanah dan bangunan. Jika
sifat-sifat ternyata sesuai dengan objeknya, maka transaksi mengikat
dan jika tidak pembeli memiliki hak khiyar.
i. Jual sesuatu yang belum diterima (di pegang tangan). Sesuatu
yang dapat dipindahkan tidak sah dijual sebelum diterima tangan.
j. Jual Buah atau Tanaman yang belum tampak atau tumbuh
karena masuk dalam kategori madum. Apabila sudah tampak
atau tumbuh namun dengan syarat dibiarkan sampai masak atau
besar, maka tidak sah dan fasid menurut Hanafi, batil menurut jumhur.
Apabila langsung dipetik atau dituai, maka sah menurut ijma ulama.
Bila buah sudah masak, maka boleh jual belinya meski tidak langsung
dipetik.
(12). Jual Beli Ibu (Induk) dipisahkan dari anaknya yang masih kecil.
Larangan Rasulullah saw untuk menjual ibu (hamba sahaya) secara dipisahkan
dari putra atau putrinya yang masih kecil. Rasul saw bersabda: Barangsiapa
yang memisahkan antara ibu dengan anaknya, maka Allah akan pisahkan dia
dari kekasihnya pada hari kiamat. (HR Ahmad dan Tirmizi dari Abu Ayyub
ra/Naylul Awtar, 5/161).
(13). Jual Beli atas belian orang lain.
Misalnya sudah terjadi transaksi jual beli yang mengandung hak khiyar untuk
pembeli, kemudian dalam masa khiyar tersebut datang orang ketiga dan
berkata kepada pembeli: batalkan transaksi anda, dan saya akan menjual
barang serupa dengan harga yang lebih murah; atau dengan barang yang
lebih baik Atau Pembelian atas Pembelian. Orang ketiga datang kepada
penjual dan berkata: Batalkan transaksi anda dengan orang kedua, dan saya
akan membeli dengan harga yang lebih tinggi. Atau Penawaran atas
Penawaran, meskipun kedua belah pihak belum melakukan akan.
Hukumnya adalah haram dan yang melakukannya menanggung dosa karena
larangan Nabi saw: Janganlah kamu membeli atas belian saudaramu. (HR
Ahmad dari Ibnu Umar ra/Naylul Awtar, 5/167).
(14). Jual Beli Bersyarat.
Jual beli fasid hukumnya jika disertai dengan syarat fasid pula dan syarat
tersebut tidak sejalan dengan tuntutan akad dan tidak dianjurkan syariat,
juga tidak biasa dilakukan orang, namun syarat tersebut hanya memberi
manfaat untuk salah satu pihak saja. Contoh seseorang membeli bahan kain
dengan syarat dijahitkan oleh penjual menjadi baju.
(15). Mengumpulkan Akad Jual Beli dengan salah satu dari enam akad berikut:
Jualah, Sharf, Musaqat, Syarikat, Nikah dan Qiradh (Mudharabah).
:
(3/753 )
Sabda Rasulullah saw: Pendapatan
sesuai dengan tanggungan resiko.
(Imam Ibnu Majah, 3/753)
):
(
.
Definisi
Riba
Gambaran Terjadinya
Riba Jenis Transaksi
Jual Beli
Pinjaman
Beli
Jual
Kelebiha
n
Ket.
Pinjam
Kembali Kelebiha
n
Ket.
100.000
120.00
0
20.000
Laba
100.00
0
120.00
0
Riba
20.000
Jenis-jenis
1.
Riba
1.
1.
2.
3.
4.
Riba Qord
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada
waktu yang ditetapkan
Jenis-jenis
Riba
Fadhl
Riba
Nasiah
n
Riba
Fadhl
Kadar (ditimbang
atau ditakar) dan
kesatuan jenis
Sebagai bahan
makanan. Untuk
emas dan perak
karena
tsumuniyyah
sebagai pematok
harga barangbarang.
Sebagian
pengikutnya
berpendapat
seperti Hanafi.
sebagian lagi
seperti pendapat
Syafiiyah. dan
sebagian lagi
berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena
dapat dimakan.
Riba
Nasiah
Dapat dimakan
Tsumuniyah
Sama
Barang
Ribawi
Perbedaan
Bunga
dan Bagi Hasil
Antara
Bunga
Bunga
Bagi
Bagi Hasil
Hasil
Alasan
Alasan
Diskusi
Alasan
( 1 ) Darurat
Diskusi
Alasan
( 2 ) Berlipat Ganda
Pemahaman kembali surat Ali Imran
130 secara cermat, mengkaitkannya
dengan spirit ayat-ayat riba lainnya
secara komprehensif, demikian juga
fase-fase pelarangan riba secara
menyeluruh
Memahami secara mendalam makna
mafhum mukhalafah dalam
pemahaman teks-teks Quran &
Sunnah, jenis-jenisnya, serta syaratsyarat pengambilan hukum
daripadanya.
Diskusi
Alasan
( 3 ) Opportunity Cost
Diskusi
Alasan
( 4 ) Konsumtif - Produktif
Diskusi
Alasan
Diskusi
( 6 ) Inflasi
Alasan
Diskusi
9 Alasan
( 7 ) Abstinence
Diskusi
Alasan
Diskusi
( 9 )
Taklif
Alasan
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Larangan yang terdapat
dalam Al Quran tidak
Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa
pinjaman riba pada zahirnya menolong mereka
yang memerlukan sebagai suatu perbuatan
mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya) (QS. Ar Rum:39).
Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu
yang buruk dan balasan yang keras kepada
orang Yahudi yang memakan riba.
Firman Allah SWT:
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih (QS.
Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan
dikaitkan kepada suatu tambahan yang
berlipat ganda.
Allah SWT. Berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS. Ali
Imran:130).
Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan
oleh Allah SWT. Yang dengan jelas sekali
mengharamkan sebarang jenis tambahan
yang diambil daripada pinjaman.
Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula
Larangan Riba
Dalam Hadits
Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Quran, bagi umat Islam untuk mengesahkan
atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari
nash / teks peraturan yang telah digariskan Al
Quran
Larangan Riba
Dalam Hadits
Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah
SAW kepada Itab bin Usaid, gubernur Mekkah,
agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya (riba
yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam)
dari Bani Mughirah.
Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu
tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah
SAW pada 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.
Larangan Riba
Dalam Hadits
Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan
membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu
sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir
sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi lakilaki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan
memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, Siapakah itu ?,
Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba. (HR.Bukhari)
Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, Mereka itu semuanya
sama. (HR.Muslim).
Majma Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang
telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu
membayarnya, dan sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian
pula bunga (interest) atas pinjaman yang ditetapkan diawal
perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah Riba yang diharamkan
dalam syariat. (Keputusan No. 10 Majlis Majma Fiqh Islamy,
Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)
PENDAPAT CENDIKIAWAN
(FAILASUF) TENTANG RIBA
Plato (427-347 SM): Bunga merupakan
alat eksploitasi kaum kaya terhadap
kaum miskin, bahkan sistem bunga
menyebabkan
sistem
perpecahan
dalam masyarakat
Aristoteles (384 322 SM): Fungsi uang
adalah sebagai alat tukar menukar dan
bukan alat menghasilkan tambahan
melalui bunga
Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya
untuk menjauhi dua jenis pekerjaan
yaitu memungut cukai (pajak) dan
memberi pinjaman dengan bunga
Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi
tentang yang terjadi dalam tradisinya,
yaitu: pencuri didenda dua kali lipat
sedangkan pemakan bunga dari hasil
transaksi didenda empat kali lipat
PRINSIP-PRINSIP AKAD
PADA PRODUK PERBANKAN
SYARIAH
JUAL BELI :
* Pengertian
* Dasar Hukum
* Rukun dan
Syarat
* Unsur Kelalaian
* Bentuk-bentuk Jual
Beli
Pengertian
:
Saling menukar harta dengan
harta/yang sepadan melalui cara
tertentu yang bermanfaat
Dasar
* Unsur Kelalaian
1. Objek jual beli bukan milik penjual
2. Objek hasil curian
3. Menyalahi kesepakatan
4. Objek rusak dalam perjalanan
5. Objek berbeda dari contoh yg disepakati.
Resiko: Ganti rugi/adh-Dhaman dari pihak yg
lalai.
MURABAHAH
Pengertian:
Jual Beli barang pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
Ketentuan:
- Barang telah dimiliki oleh penjual
- Keuntungan dan resiko di tangan penjual
- Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar
- Informasi keuntungan yang jelas.
Mekanisme Murabahah
Berlaku waad atau janji
Waad atau janji dari pembeli kepada penjual akan
membeli barang yang dipesan/bukti pemesanan.
Setelah pihak penjual memiliki barang, baru akad
berlangsung.
Pembayaran dapat dilakukan secara tangguh
(Muajjal) atau angsuran (Taqsith), penjual dapat
meminta tambahan harga.
Bai salam
* Salam adalah Jual Beli barang tertentu yang
pembayarannya
dilakukan di muka dan
pengirimannya menyusul kemudian (tangguh)
*Salam dapat pula dilakukan bertingkat ( Salam
al Muwazi)
Nasabah melakukan salam kepada Bank, dan
Bank melakukan salam kepada pihak lain dalam
rangka memenuhi kewajibannya.
ISTISHNA
IJARAH
Ketentuan Ijarah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SYIRKAH
Pengertian:
Kerjasama antara dua pihak atau lebih
dalam hal modal dan keuntungan
Dasar Hukum :
Q.S an Nisa/4 : 12 ; Q.S Shad/38 : 24
Bentuk-bentuk Syirkah
Syirkah al Amlak
Syirkah Uqud. Syirkah ini terdiri dari:
1. SyirkahInan
2.Syirkah Abdan
3.Syirkah Wujuh
Syirkah Inan
Syirkah Mufawadhah
Syirkah al Wujuh
Syirkah Abdan/Amal
Mudharabah
Wadiah
1.
2.
3.
dengan
Ketentuan-ketentuan
Mudharabah
Rahn
wakalah
Kafalah
HAWALAH
KONSEP KEPEMILIKAN
DALAM ISLAM
Pengertian
Keadaan/Pembagian Harta,
dapat dimiliki ataupun
tidaknya:
Macam-macam Pemilikan
yang tidak sempurna
Pemilikan manfaat
perorangan atau hak pakai
saja
Jenis-jenis pemilikan
Taam: Sempurna
Difinisi
Menurut Bahasa
Dalam Quran/Sunnah
Menurut Istilah
Pembagian
Status transaksinya
hak ganti/jaminan apabila rusak
SYuf'ah
Waqf
Ba'i al Washiy ala al qashir
Jual beli piutang
Jual beli properti sebelum pindak kepemilikannya
Hak-hak sesama tetangga dan hubungannya dengan
harta
Mata uang
barang
Pengertian
Terdiri atas:
uang
seluruh kekayaan yang digunakan untuk
memproduksi kekayaaan yang baru
barang dagangan, dgn syarat: dimiliki secara
penuh dan diniatkan untuk diperdagangkan.
Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis
master tahun 1979.
Syarat-syarat
Definisi Uang
Secara Bahasa
Definisi Uang
Secara Istilah
Menurut Imam Al-Gazali : "Uang (dinar dan
dirham) adalah khadimani wa laa khadimun lahuma
wa muradani wa laa yuraadhani, uang adalah alatalat yang dipakai untuk mencapi sesuatu maksud,
sebagai alat perantara saja dan tidak untuk yang lain.
Menurut Adnan Khaliq At-Thur, uang adalah tidak
berkaitan dengan logam mulia tetapi berstandar pada
logam mulia.
Menurut Dr. Rifat As-Sayyid al-Audhy uang
adalah sesuatu yang diakui dan diterima secara
umum sebagai alat penukar (medium of exchange),
alat pengukur nilai dalam bentuk dan keadaan
apapun.
Fungsi Uang
Satuan uang nilai barang dapat dinilai. Dengan adanya yang nilai
suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Uang dapat
mengukur nilai mobil atau rumah.
Sifat Uang
Flow Concept
Public Goods
Terima Kasih
Thank You
Syukria