Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II.
a.
b.
c.
d.
Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Alamat
Tanggal periksa
: Tn. B
: 18 tahun
: Laki-Laki
: Mahasiswa
: RT.17 Pematang Sulur
: 15 Desember 2015
ulang.
e. Kondisi Lingkungan Keluarga :
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, dan 1 saudara kandungnya.
Pasien tidur sekamar dengan adiknya
III.
Depan Rumah
IV.
Ruang Dapur
Anamnesa :
a. Keluhan utama :
Penglihatan kedua mata kabur
b. Riwayat perjalanan penyakit (autoanamnesis)
Sejak 3 bulan yang lalu pasien merasakan pandangan kabur pada
kedua mata. Pandangan kabur apabila membaca jarak jauh dan huruf
terlihat membayang. Keluhan terutama dirasakan pasien saat di
kampus duduk dibangku belakang tidak mampu melihat slide.
Pandangan seperti asap (-), nyeri pada mata (-), mata berair (-), kotoran
mata (-). Pasien memiliki kebiasaan membaca di tempat gelap dan
membaca buku sambl berbaring. Pasien juga mengeluh nyeri kepala
yang hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Sakit kepala terutama
dirasakan saat membaca tulisan yang jauh. Pandangan berputar (-),
gigi berlubang (-).
V.
VI.
Palpasi
Perkusi
Auskustasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstermitas
Akral hangat, oedema (-), sianosis (-)
Status Oftalmologis
-
Posisi
: ortoforia
: baik
Palpebra
Konjungtiva
Kornea
Sklera
: ikterik (-/-)
Pupil
Lensa
: jernih (+/+)
Lapang pandang
Visus
: (6/60) (6/60)
3
VII.
Usulan pemeriksaan :
- Pemeriksaan koreksi dengan Snellen Chart dan lensa koreksi
- Funduskopi
- Autorefraktometer
VIII. Diagnosa
Kelainan refraksi ec. Miopia ringan ODS (H.52.1)
IX.
Diagnosa Banding
- Astigmatisma ringan (H.52.2)
- Hipermetropia (H.52.0)
X.
Manajemen
- Promotif :
Menjelaskan kepada pasien mengenai apa itu miopia, penyebab
miopia pada pasien dan menjelaskan tatalaksana yang akan
dilakukan.
Menerangkan bahwa pentingnya pencahayaan bagi kesehatan mata
saat membaca
Menjelaskan tentang kecocokan kaca mata yang diresepkan bias
berubah sewaktu-waktu karena perubahan struktur bola mata
Menjelaskan tentang pentingnya memakai kacamata koreksi dan
menjelaskan tentang komplikasi yang akan terjadi bila tidak
memakai kaca mata
- Preventif
Jangan membaca di tempat yang gelap atau cahaya penerangan
yang kurang.
Jangan membanca dalam posisi berbaring atau tidur
Jangan menonton dalam posisi berbaring.
-
Kuratif
Non Farmakologi
Latihan akomodasi mata dengan cara setiap membaca
Farmakologi
1. Rujuk ke Spesialis mata
Tradisional :
Bahan :
Daun kelor 2-3 lembar
Madu 2 sendok teh
Air matang satu gelas
Cara pembuatan :
Tumbuk daun kelor sampai halus, , lalu masukkan dalam 1 gelah
air yang telah di campur dengan madu kemudia aduk
Minum satu kali satu gelas setiap mau tidur malam.
-
Rehabilitatif
Memakai kaca mata yang telah diresepkan
Latihan akomodasi mata setiap hari
Kontrol pemeriksaan visus minimal 1 kali dalam 1 tahun
Pro
: An.B
Tn.B
Umur : 18
9 tahun
tahun
Alamat : Rt.
Pematang
02 Tambak
sulurSari
Pro
: Tn.B
Umur : 18 tahun
Alamat : Pematang Sulur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Miopia
Miopia adalah banyangan dari benda yang terletak jauh berfokus di depan
retina pada mata yang tidak berakomodasi. Miopia adalah anomali refraksi pada
mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam
kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana
cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh di depan
retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa yunani muopia yang
memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat
jauh, istilah populernya adalah "nearsightedness.
B. Fisiologi Penglihatan
Pembentukan bayangan di retina memerlukan empat proses. Pertama,
pembiasan sinar/cahaya. Hal ini berlaku apabila cahaya melalui perantaraan yang
berbeda kepadatannya dengan kepadatan udara, yaitu kornea, humor aqueous ,
lensa, dan humor vitreus. Kedua, akomodasi lensa, yaitu proses lensa menjadi
cembung atau cekung, tergantung pada objek yang dilihat itu dekat atau jauh.
Ketiga, konstniksi pupil, yaitu pengecilan garis pusat pupil agar cahaya tepat di
retina sehingga penglihatan tidak kabur. Pupil juga mengecil apabila cahaya yang
terlalu terang memasukinya atau melewatinya, dan ini penting untuk melindungi
mata dari paparan cahaya yang tiba-tiba atau terlalu terang. Keempat,
pemfokusan, yaitu pergerakan kedua bola mata sedemikian rupa sehingga kedua
bola mata terfokus ke arah objek yang sedang dilihat.
Mata secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa.
Mata memiliki sususan lensa, sistem diafragma yang dapat berubah-ubah (pupil),
dan retina yang dapat disamakan dengan film. Susunan lensa mata terdiri atas
empat perbatasan refraksi: (1) perbatasan antara permukaan anterior kornea dan
udara, (2) perbatasan antara permukaan posterior kornea dan udara, (3) perbatasan
antara humor aqueous dan permukaan anterior lensa kristalinaa, dan (4)
perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor vitreous. Masing-masing
memiliki indek bias yang berbeda-beda, indek bias udara adalah 1, kornea 1.38,
humor aqueous 1.33, lensa kristalinaa (rata-rata) 1.40, dan humor vitreous 1.34.
Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan secara aljabar dan
bayangan sebagai sebuah lensa. Susunan optik mata normal akan terlihat
sederhana dan skemanya sering disebut sebagai reduced eye. Skema ini sangat
berguna untuk perhitungan sederhana. Pada reduced eye dibayangkan hanya
terdapat satu lensa dengan titik pusat 17 mm di depan retina, dan mempunyai daya
bias total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh. Daya bias mata bukan dihasilkan
oleh lensa kristalinaa melainkan oleh permukaan anterior kornea. Alasan utama
dari pemikiran ini adalah karena indeks bias kornea jauh berbeda dari indeks bias
udara. Sebaliknya, lensa kristalinaa dalam mata, yang secara normal
bersinggungan dengan cairan disetiap permukaannya, memiliki daya bias total
hanya 20 dioptri, yaitu kira-kira sepertiga dari daya bias total susunan lensa mata.
Bila lensa ini diambil dari mata dan kemudian lingkungannya adalah udara, maka
daya biasnya akan menjadi 6 kali lipat. Sebab dari perbedaan ini ialah karena
cairan yang mengelilingi lensa mempunyai indeks bias yang tidak jauh berbeda
dari indeks bias lensa. Namun lensa kristalinaa adalah penting karena lengkung
permukaannya
dapat
mencembung
sehingga
memungkinkan
terjadinya
akomodasi.
Pembentukan bayangan di retina sama seperti pembentukan bayangan oleh
lensa kaca pada secarik kertas. Susunan lensa mata juga dapat membentuk
bayangan di retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya, namun demikian
presepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti
bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan
yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
D. Patofisiologi
Miopia disebabkan karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu
kuat untuk panjangnya bola mata akibat:
1. Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter anteroposterior yang lebih panjang, bola mata yang lebih panjang )
disebut sebagai miopia aksial.
2. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea
terlalu cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang
lebih kuat) disebut miopia kurvatura/refraktif.
3. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada
diabetes mellitus. Kondisi Ini Disebut Miopia Indeks
4. Miopi Karena perubahan posisi lensa Posisi lensa lebih ke
anterior, misalnya pasca operasi glaukoma.
E. Klasifikasi Miopia
Klasifikasi miopi berdasarkan laju perubahan besarnya derajat refraksi
anomaly secara klinik, antara lain :
9
10
melakukan
pekerjaan
dekat,
bendungan
karena
peradangan
atau
Melitus).
Menurut ilmu kedokteran bahwa miopia dapat disebabkan karena
kurang gizi, kegemukan, gangguan endokrin, alergi, kekurangan
zat kimia (seperti kalsium dan vitamin), over koreksi pada
11
Dioptri
Dioptri
F. Gejala klinis
Menurut Albert E. Sloane dalam buku Manual of Refraction,
bahwa gejala miopia adalah sebagai berikut :
a) Gejala tunggal paling penting miopia
adalah
koreksi
kesa-lahan
miopia
yang
rendah
adalah: :
12
matanya.
Saat dilakukan test dengan uji bikromatik unit pasien
akan melihat obyek dengan warna dasar merah lebih
terang.
Bola mata agak menonjol
Biasanya penderita akan melihat titik-titik hitam atau
benang-benang
hitam
(disebut
floter) di
lapang
pandangnya .
Mata cepat lelah, berair, pusing, cepat mengantuk, atau
( medriasis ).
Corpus vitreum cenderung keruh.
Kekeruhan di polus posterior lensa.
Menjulingkan mata.
Stafiloma posterior fundus tigroid di polus posterior
retina
Pendarahan pada corpus vitreum.
Predisposisi untuk ablasi retina.
Atropi berupa kresen miopia.
Ekspresi melotot.
G. Diagnosa
13
Untuk
mendiagnosis
miopia
dapat
dilakukan
dengan
beberapa
Refraksi Subyektif
Refraksi Obyektif
Autorefraktometer (komputer)
14
15
sebuah lensa kuat dan kemudian diganti dengan lensa yang lebih kuat atau lebih
lemah sampai memberikan tajam penglihatan yang terbaik.
Pasien miopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis negatif terkecil yang
memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien
dikoreksi dengan -3.00 dioptri memberikan tajam penglihatan 6/6, demikian juga
bila diberi sferis -3.25 dioptri, maka sebaiknya diberikan koreksi -3.00 dioptri
agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik setelah dikoreksi.
2. Pemakaian lensa kontak
Pada pemakaian lensa kontak harus melalui standar medis dan
pemeriksaan secara medis. Karena resiko pemakaian lensa kontak cukup tinggi.
Orthokeratology adalah cara pencocokan dari beberapa seri lensa kontak,
lebih dari satu minggu atau bulan, untuk membuat kornea menjadi datar dan
menurunkan miopia. Kekakuan lensa kontak yang digunakan sesuai dengan
standar. Tergantung dari respon individu dalam orthokeratology yang sesekali
beruba-ubah, penurunan miopia sampai dengan 3.00 dioptri pada beberapa pasien,
dan rata-rata penurunan yang dilaporkan dalam penelitian adalah 0.75-1.00
dioptri. Beberapa dari penurunan ini
pemerataan kornea
16
dasar, pemakaian lensa tambahan pada beberapa orang dalam beberapa jam sehari
adalah umum, untuk keseimbangan dalam memperbaiki refraksi.
3. Pembedahan/operatif
a) Radial Keratotomy
Merupakan upaya untuk mengurangi kelengkungan kornea
dengan cara membuat sayatan pada kornea.
b) Photorefractive Keratectomy
Yaitu upaya untuk mengurangi kelengkungan kornea
dengan cara memotong permukaan depan kornea. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Excimer
Laser.
c) LASIK
Singkatan dari Laser Assistet In-situ Keratomeuleosis, pada
Lasik ini sebenarnya sama tujuannya dengan operasi yang
lainnya yaitu mengurangi kelengkungan daripada kornea
hanya saja berbeda dalam tehnis, yaitu lebih sempurna
dengan menggunakan tehnis laser secara mutlak.
BAB III
ANALISIS KASUS
A. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :
Pasien tinggal di sebuah rumah yang berlantai semen dengan sumber
pencahayaan yang kurang. Saat membaca cahaya dibutuhkan agar mata tidak
terlalu berat memfocuskan bayangan yang diterima. Cahaya yang kurang akan
menyebabkan mata lebih ekstra dalam memfocuskan bayangan sehingga akan
menimbulkan gangguan pada struktur mata yaitu miopia. Jadi, pada pasien ini,
keadaan rumah pasien khususnya pencahayaan yang kurang memilki hubungan
yang erat dengan miopia yang diderita oleh pasien.
B. Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga
17
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaoughan et all, Optalmology Umum.edisi 14.Widya Medika.2000.
2. Ilyas, S., 2007. Ilmu penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta, FK UI
3. Nana Wijana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-6. Jakarta: FKUI
4.
Mansjoer, A., 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ke-3 Jilid 1 Media
Aesculapius. Jakarta, FK UI
5. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. 1997.
19