Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
I Ketut Gd Ari Wirawan
115314080
By :
I Ketut Gd Ari Wirawan
115314080
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2015
ii
MOTTO
Simple Living High Thinking
(H.H Raghawa Swami)
vi
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : I Ketut Gd Ari Wirawan
NIM : 115314080
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
vii
ABSTRAK
Mobile ad hoc network (MANET) adalah sebuah jaringan wireless yang
tidak memerlukan infrastruktur dalam pembentukannya. Pada penelitian ini penulis
menguji perbandingan unjuk kerja dari protokol routing reaktif (ARAMA) terhadap
protokol routing reaktif (AODV) dengan menggunakan simulator OMNeT++.
Metrik unjuk kerja yang digunakan adalah throughput, delay, dan overhead ratio.
Parameter yang akan digunakan pada setiap pengujian adalah luas yang area tetap
dengan jumlah node, kecepatan, dan jumlah koneksi UDP yang bertambah.
Hasil pengujian menunjukan protokol routing reaktif (ARAMA) lebih
unggul jika dibandingkan dengan routing protokol reaktif AODV jika jumlah node
dan koneksi ditambahkan ini karena protokol routing reaktif (ARAMA)
mempunyai backup path (jalur cadangan) dan selalu meng-update informasi jalur
cadangannya, hal tersebut dapat dilihat dari nilai throughput dan delay.Sementara
itu nilai overhead ratio menjadi tinggi karena routing protokol reaktif (ARAMA)
memiliki control message yang lebih tinggi dari pada routing protokol reaktif
(AODV).Namun routing protokol reaktif (AODV) tidak cocok digunakan pada
kondisi kecepatan tinggi dan penambahan koneksi karena (AODV) memiliki nilai
nilai throughput dan delay rendah. Tetapi overhead ratio untuk protokol routing
reaktif (AODV) jauh lebih baik jika dibandingkan dengan protokol routing reaktif
(ARAMA).
viii
ABSTRACT
Mobile ad hoc network (MANET) is wireless mobile networks that no
require communication infrastructure when delivery packet data. In this thesis we
study the performance evaluation of a reactive routing protocol, i.e. ARAMA and
a reactive routing protocol i.e. AODV using OMNeT++ simulator. Performance
compared to throughput, delay, and overhead ratio. We evaluate the two protocols
using several different scenarios, and in each scenario we increase the number of
node, speed and the number of UDP connections, but at a constant simulation area
size.
We for the record shows that reactive routing protocol (ARAMA) can
outperform reactive routing protocol (AODV) if the number of node and connection
is increased because (ARAMA) have backup path and always updates all backup
route information, seen from the result of throughput and delay. While overhead
ratio becomes high because reactive routing protocol (ARAMA) does more control
message than reactive routing protocol (AODV). While reactive routing protocol
(AODV) is not appropriate in high speed and increasing connection it results low
throughput and high delay. But overhead ratio in reactive routing protocol (AODV)
is far better than reactive routing protocol (ARAMA).
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Perbandingan Unjuk Kerja
Protokol Routing Reaktif (ARAMA) terhadap Protokol Routing Reaktif (AODV)
pada Jaringan MANET. Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib
dan sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana computer program
studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu penulis baik selama penelitian maupun saat mengerjakan tugas akhir ini.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan
dalam proses pembuatan tugas akhir.
2. Orang tua, I Nyoman Sena dan Ni Nyoman Westi, serta keluarga yang
telah memberikan dukungan spiritual dan material.
3. Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
tugas akhir, atas kesabaran dalam membimbing, memberikan semangat,
waktu dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
4. Albert Agung Hadiatma . selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
5. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
6. Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan
kepada penulis.
7. Seluruh dosen Teknik Informatika atas ilmu yang telah diberikan semasa
kuliah dan sangat membantu penulis dalam mengerjakan tugas akhir.
8. Teman seperjuangan Ad Hoc (Acong, tea, Ius, dan Drajat), teman-teman
Teknik Informatika (ronal ,winda,renia,monik,paul dan semua teman
angkatan 2011), terimakasih atas dukungan semangat dan doanya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Penulis,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
TITLE PAGE...ii
SKRIPSI..iii
SKRIPSI..iv
MOTTO...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS....vii
ABSTRAK...viii
ABSTRACT...ix
KATA PENGANTAR.x
DAFTAR ISIxii
DAFTAR GAMBARxv
DAFTAR TABEL...xvi
BAB 1 PEDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Routing Proaktif (Proactive Routing)3
1.3 Routing Reaktif (Reactive Routing)..4
1.4 Hybrid Routing..4
1.5 Rumusan Masalah.6
1.6 Tujuan Penelitian..6
1.7 Batasan Masalah...6
1.8 Metodologi Penelitian...6
BAB II LANDASAN TEORI 9
2.1 Jaringan Nirkabel (Wireless)9
2.2 Mobile Adhoc Network (MANET).10
2.2.1 Kateristik MANET...10
xii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 parameter tetap dalam scenario .......................................................... 27
Tabel 3.2 Skenario A UDP Koneksi 1 (ARAMA dan AODV ............................. 28
Tabel 3.3 Skenario B UDP Koneksi 3 (ARAMA dan AODV ............................ 28
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Throughput dengan Penambahan .............................. 32
Kecepatan, dan Penambahan Koneksi pada ARAMA......................................... 32
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Delay dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan
Node, dan Penambahan Koneksi pada ARAMA................................................. 34
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Overhead ratio dengan Penambahan
Kecepatan,Penambahan Node, dan Penambahan Koneksi pada ARAMA. .......... 35
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Throughput dengan Penambahan Kecepatan, dan
Penambahan Koneksi pada AODV ..................................................................... 37
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Delay dengan Penambahan Kecepatan, ..................... 38
Penambahan Node, dan Penambahan Koneksi pada AODV ............................... 38
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan
Kecepatan,Penambahan Node, dan Penambahan Koneksi pada AODV .............. 40
.......................................................................................................................... 44
Tabel 4.13 Menunjukan keunggulan masing-masing routing protokol yang diteliti
(AODV dan ARAMA) untuk tiap parameter unjuk kerja dan scenario yang
dipilih . .............................................................................................................. 48
xv
BAB 1
PEDAHULUAN
berkomunikasi.
dibutuhkannya
sebuah
infrastruktur
jaringan
seperti
diprediksi.[1]
Protokol)
b) HSR (Hierarchial State Routing Protocol)
c) WAR (Witness Aided Routing)
d) OLSR (Optimized Link State Routing Protocol)
a) Studi Literatur.
Mengumpulkan berbagai macam referensi dan mempelajari teori yang
mendukung penulisan tugas akhir, seperti :
a) Teori MANET
b) Teori ARAMA (Ant Routing Algorithm for Mobile AdHoc
Networks) dan Teori AODV (Ad Hoc On Demand Distance Vector )
c) Teori Throughput, overhead, dan end delay
d) Teori Omnet++.
b) Perancangan atau Skenario
Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut:
a) Luas area simulasi .
b) Penambahan dalam jumlah node.
c) Penambahan dalam kecepatan node.
d) Penambahan dalam jumlah koneksi UDP.
c) Pembangunan Simulasi dan pengumpulan data
Simulasi jaringan MANET pada tugas akhir ini menggunakan Omnet.
d) Analisis Data Simulasi
Dalam tahap ini penulis menganalisa hasil pengukuran yang
diperoleh pada proses simulasi. Analisa dihasilkan dengan melakukan
pengamatan dari beberapa kali pengukuran yang menggunakan parameter
simulasi yang berbeda.
e) Sistematika Penulisan
1. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan
masalah, batasan masalah,metodologi penelitian ,dan sistematika penulisan.
2. LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan
judul/masalah di tugas akhir.
3. PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN
Bab ini berisi perencanaan simulasi jaringan.
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS ANT ROUTING PROTOKOL
Bab ini berisi pelaksanaan simulasi dan hasil analisis data simulasi
jaringan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi beberapa kesimpulan yang didapat dan saran-saran
berdasarkan hasil analisis data simulasi jaringan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Nirkabel (Wireless)
Jaringan wireless atau nirkabel merupakan salah satu teknologi jaringan
yang menggunakan udara sebagai perantara untuk berkomunikasi. Jaringan
wireless menggunakan standart IEEE 802.11. Topologi pada jaringan nirkabel
ini dibagi menjadi dua yaitu topologi nirkabel dengan berbasis infrastruktur
(access point) dan topologi nirkabel tanpa memanfaatkan infrastruktur atau
(adhoc). [1] Jaringan wireless infrastruktur kebanyakan digunakan untuk
memperluas jaringan LAN atau untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke
internet. Untuk membangun jaringan infrastruktur diperlukan sebuah perangkat
yaitu wireless access point untuk menghubungkan klien yang terhubung dan
manajemen jaringan wireless. Jaringan wireless dengan mode adhoc tidak
membutuhkan perangkat tambahan seperti access point, yang dibutuhkan
hanyalah wireless adapter pada setiap komputer yang ingin terhubung. Ad-hoc
pada dasarnya adalah jaringan yang diperuntukkan untuk keperluan
sementara[4].
10
11
12
13
jalur lain saat koneksi putus.Routing protokol ini juga akan memelihara
keseluruhan topologi jaringan. Namun hal tersebut membuat jenis protokol ini
sangat boros bandwidth. Karena bandwidth adalah sumber daya yang langka
dalam MANET, maka keterbatasan yang disebabkan oleh protokol routing
proaktif ini menyebabkan protokol kategori ini kurang menarik jika
dibandingkan dengan protokol routing reaktif jika melihat keterbatasan
bandwidth di lingkungan MANET.[6]
2.3.2 Protokol Routing Hybrid
Routing protokol Hybrid adalah routing protokol yang menggabungkan
keunggulan dari cara kerja routing reaktif dan cara kerja routing proaktif.
Routing proaktif yang sangat bagus dalam hal maintenance jaringan mempunyai
kekurangan dalam hal bandwidth yang terbatas sementara itu routing reaktif
bekerja dengan pengalokasian bandwidth yang sangat efisien. Sehingga
beberapa jenis routing protokol Hybrid bekerja berdasarkan prinsip reaktif
dalam hal mencari jalur routing dan akan mengupdate beberapa jalur secara
proaktif. Adapun beberapa jenis routing protkol hybrid adalah HRPLS (Hybrid
Routing Protocol for Large Scale MANET), HWMP (Hybrid Wireless Mesh
Protocol) dan ZRP (Zone Routing Protocol ).[6]
14
oleh sebuah node berisi informasi rute ke node tujuan saja. Pada protokol routing
reaktif seperti DSR, AODV, TORA, ARAMA, dll, pada dasarnya protokol
tersebut memanfaatkan metode broadcast untuk route discovery. Dalam metode
berbasis broadcast, ketika sebuah node pengirim ingin mengirim paket data ke
node tujuan, dan tidak memiliki route yang valid ke node tujuan maka node
tersebut akan melakukan broadcast paket route request ketetangganya.
Kemudian akan diteruskan ke tetangga yang lain sampai menemukan node
tujuan. Setiap node menerima broadcast paket route request hanya sekali dan
membuang route request yang sama untuk meminimalkan routing overhead.
Protokol routing reaktif sangat baik diterapkan dalam jaringan yang sangat
kekurangan bandwidth . Maka dalam banyak kasus yang sangat memperhatikan
pemakaian resource prower dan bandwidth protokol routing reaktif akan selalu
dikedepankan.
Meskipun protokol reaktif sangat baik dalam pengalokasian bandwidth
namun protokol jenis ini lebih lambat dalam hal menemukan jalur routing saat
koneksi putus.Hal tersebut karena jenis protokol ini hanya memelihara
(maintenance) satu jalur atau on-demand. Padahal dalam jaringan MANET
semua node akan bergerak sehingga sangat rentan sekali jalur routing akan putus
akibat perpindahan node dalam jaringan. Sehingga dalam perkembangannya
mulai dikembangkan jenis protokol reaktif yang menyediakan mekanisme jalur
cadangan atau backup route seperti protokol routing ARAMA[7]. Sedangkan
Jenis protokol reaktif yang tidak mengandalakan backup jalur adalah protokol
routing AODV.
15
Gambaran umun cara kerja AODV adalah node sumber atau source node akan
membroadcast RREQ ketetangga terdekat, jika node tetangga mempunyai jalur
atau node tersebut yang akan dituju maka node tetangga akan membalas dengan
merespon RREP . [4]
Cara kerja routing AODV yang hanya memlihara satu jalur routing saja
membuat routing ini sangat cocok digunakan untuk jaringan dengan
keterbatasan bandwidth. Begitu juga control message/update yang digunakan
lebih efesien, karena AODV hanya melakukan control message/update saat ada
jalur putus saja. Namun hal tersebut membuat protokol routing AODV
memerlukan waktu yang lebih lama untuk membentuk jalur routing baru saat
ada koneksi yang putus.AODV akan selalu kembali ke source atau node sumber
saat ada jalur yang putus, kemudian akan memulai dari awal lagi tahapan
pencarian node. Hal itulah yang menyebabkan AODV sangat jatuh saat
kecepatan node yang tinggi. [5]
16
Berikut akan dijelaskan tahapan route discovery phase dan tahapan route
maintanace :
2.4.1 Tahap Pencarian Jalur (Route Discovery Phase)
Berikut adalah contoh gambar RREQ AODV. Source node S ingin
berkomunikasi ke destination D
17
18
Saat node 2 dan node D putus , node 2 akan mengirimkan RRER ke tetangga
jalur routingnya yaitu node 1. Kemudian node 1 akan meneruskan paket RRER
ke sampai node S (sumber) . Saat node S menerima RRER maka node S akan
menghapus jalur routing tersebut dan memulai routing dari awal lagi
19
probabilitas dari masing masing cabang akan dipilih oleh semut berdasarkan
jumlah pheromone yang ditinggalkan pada masing-masing cabang. Semut akan
memilih cabang dan meninggalkan lebih pheromone lagi pada cabang yang
dipilih. Pheromone pada cabang jalur tependek akan semakin bertambah dengan
cepat daripada pheromone pada cabang lain. Mekanisme routing protokol
ARAMA menggunakan Fant (Forward Ant) sebagai node pencari jalur dan Bant
(Backward Ant) untuk me-replay jalur routing.
Ketika sebuah node sumber ingin mencari jalur untuk mencapai tujuan,
maka node tersebut akan mengirim semut Fant(Forward Ant) atau semut yang
mencari rute. [9]Semut Fant akan mencari tujuan berdasarkan routing table dan
informasi lokal. Semut Fant akan mengumpulkan informasi dan node perantara
yang mereka lalui. Ketika semut Fant sudah mencapai tujuan, informasi yang
dikumpulkan akan dinilai. Saat Fant sampai ke tujuan maka semut Fant akan
dihapus, kemudian semut Bant(Backward ant) atau semut yang me-replay akan
dibuat. Semut Bant akan membawa nilai yang dikumpulkan oleh semut Fant
yaitu berupa table pheromone (hop account) . Semut Bant akan mengikuti jalur
kebalikan dari semut Fant .Kemudian setelah semut Bant mencapai node
sumber, maka node sumber akan mengupdate tabelnya dan menghapus semut
Bant.
Protokol routing adalah salah satu routing protokol yang mendukung lebih
dari satu jalur routing (multipath routing ). ARAMA akan memaintanace lebih
dari satu jalur , kemudian memilih satu jalur routing terbaik kemudian jalur
lainnya akan dipelihara atau tetap di maintanance sebagai jalur cadangan . Hal
20
ini membuat protokol routing ARAMA lebih cepat menemukan jalur routing
baru saat terjadi koneksi putus.
Tetapi protokol ini akan tidak cocok digunakan dengan kondisi jaringan
dengan bandwidth rendah.[10] Protokol routing ARAMA yang memelihara
lebih dari satu jalur routing membuat control message/update yang dibutuhkan
lebih banyak.Protokol roting ARAMA memiliki dua tahap routing yaitu tahap
pencarian node dan tahap pemeliharaan node. Berikut akan dijelaskan :
2.5.1 Tahap Pencarian Jalur (Route Discovery Phase)
Pada tahap ini semut Fant akan dibuat dan node akan melakukan broadcast
ketetangga sampai menemukan alamat yang dituju. Saat paket menemukan node
yang dituju kemudian node yang dituju akan me-replay dengan mengirim Bant.
21
22
alternative yang paling jelek akan makin jarang dikunjungi dan lambat laun
akan di hapus dari table routing
23
Mekanisme Evaporations
Nilai probabilitas jalur
Fant(1)Node 3 : 1.4/4.2 =0.333
Fant(2)Node 6 : 1.3/4.2 =0.309
t=0; timeInterval=0.1s
waktu kunjungan Fant(1) ke-i
t=t+0.1s yaitu 0.1s
waktu kunjungan Fant(2) ke-i
t=t+0.1s yaitu 0.2s
Evaporations akan terus bertambah seperti diatas sampai nilai waktu kunjungan
t=1s, maka nilai pheromone berkurang 0.25 .Dan jika nilai pheromone sampai ke
nilai 0 atau kurang dari 0 maka routing table akan dihapus.
Maintanance Route Putus
Arama juga memiliki tahapan saat terjadi route atau jalur yang putus.
Caranya adalah hanya dengan mengirimkan Route Error ke source dan source
akan menghapus table jalur yang error .
24
Saat node 2 dan node S putus maka node 2 akan mengirim paket error ke
node 1, node 1 akan mengirim paket error ke node S. Node S yang menerima
paket error akan menghapus table routing dari jalur tersebut. Tetapi node S tidak
perlu melakukan pencarian jalur lagi. Node S hanya perlu mengganti rute
optimal path dari sub path yang telah ada. Dalam hal ini node 3 akan di pilih
menjadi Optimal Path atau jalur utama
25
simulasi jaringan. Pada skripsi ini framework yang digunakan adalah Libara
untuk routing ARAMA dan AODV.[11]
26
BAB III
PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN
Nilai
1000mx1000m
Waktu simulasi
1000s
Radio range
250m
Jumlah node
30,40 dan 50
Type mobility
100MB
Traffic Source
UDP
Banyak Koneksi
1 dan 3 UDP
Wireless Type
802.11 g
27
Node
Kecepatan
A1
30
2 mps
A2
40
2 mps
A3
50
2 mps
A4
30
5 mps
A5
40
5 mps
A6
50
5 mps
Node
Kecepatan
B1
30
2 mps
28
B2
40
2 mps
B3
50
2 mps
B4
30
5 mps
B5
40
5 mps
B6
50
5 mps
29
2. Delay jaringan
Delay yang dimaksud adalah end to end delay. End to end delay
adalah waktu yang dibutuhkan paket dalam jaringan dari saat paket dikirim
sampai diterima oleh node tujuan. Delay merupakan suatu indikator yang
cukup penting untuk perbandingan protokol routing, karena besarnya
sebuah delay dapat memperlambat kinerja dari protokol routing tersebut.
Rumus untuk menghitung delay :
Average Delay =
3. Overhead Ratio
Overhead ratio adalah ratio antara banyaknya jumlah control
message oleh protokol routing dibagi dengan jumlah paket (bit) yang
diterima. Jika nilai overhead ratio rendah maka dapat dikatakan bahwa
protokol routing tersebut memiliki kinerja yang cukup baik dalam hal
pengiriman paket.
Rumus untuk menghitung overhead ratio :
Average Overhead ratio =
30
31
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk melakukan perbandingan unjuk kerja protokol routing reaktif
(AODV) terhadap protokol routing (ARAMA) ini maka akan dilakukan seperti
pada tahap skenario perencanaan simulasi jaringan pada Bab 3.
4.1 ARAMA
4.1.1 Throughput Jaringan
Jumlah
Koneksi
Node
Kecepatan 2 mps
Kecepatan 5 mps
1UDP
30 node
18634.47
16518.75
40 node
20074.49
18717.58
50 node
22791.32
20282.15
30 node
16023.93
15793.43
40 node
18039.45
16879.36
50 node
18703.51
17872.61
3UDP
32
Koneksi UDP 3
Koneksi UDP 1
24000
24000
23000
23000
22791.32
22000
21000
20074.49
20000
19000
20282.15
18634.47
18717.58
21000
20000
18703.51
19000
18039.45
18000
18000
17000
thrughput (bit/s)
throughput (bit/s)
22000
17000
16518.75
17872.61
16879.36
16000
16023.93
16000
15793.43
15000
15000
14000
14000
30 node
40 node
30 node
50 node
40 node
50 node
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
node
yang
putus
sehingga
pengiriman
data
lebih
33
disebabkan oleh data UDP koneksi dan control routing yang bertambah
menyebabkan jaringan menjadi lebih padat maka oleh karena itu nilai
throughput turun.
Jumlah
Koneksi
Node
1 UDP
30 node
1.79
2.95
40 node
1.56
1.89
50 node
1.03
1.44
30 node
8.5
8.7
40 node
8.31
8.48
50 node
8.009
8.35
3 UDP
Koneksi UDP 1
5
4
3
2
2.95
1.79
Koneksi UDP 3
10
delay (ms)
delay (ms)
10
8.5
8.7
8.48
8.35
8.009
node 40
node 50
8.31
5
4
3
1.89
1.56
1.44
1.03
2
1
0
0
node 30
node 40
node 30
node 50
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
34
Gambar 4.2 menunjukan bahwa delay ARAMA akan turun saat node
mulai ditambahkan , ini karena makin banyak node makin sedikit peluang
node yang putus sehingga waktu tunggu paket tidak terhambat. Penambahan
kecepatan menjadi 5mps membuat topologi jaringan berubah , hal ini
membuat protokol routing ARAMA harus mencari jalur baru yang membuat
nilai delay saat kecepatan 5 mps naik. Namun penaikan nilai delay paling
banyak terjadi saat koneksi UDP 3 serta kecepatan 5mps. Beban yang
disebabkan oleh data UDP koneksi dan control routing yang bertambah
menyebabkan jaringan menjadi lebih padat maka oleh karena itu waktu
tunggu paket menjadi lebih lama.
Jumlah
Jumlah
Koneksi
Node
Kecepatan 2 mps
Kecepatan 5mps
1 UDP
30 node
5.54
6.34
40 node
6.75
7.31
50 node
7.47
8.18
30 node
18.35
21.46
35
3 UDP
22.19
23.61
50 node
24.14
26.51
Koneksi UDP 1
30
27
27
24
24
21
21
18
15
12
9
6
Koneksi UDP 3
26.51
21.46
overhead ratio
overhead ratio
30
40 node
6.34
5.54
7.31
6.75
18
18.35
12
9
7.47 8.18
6
3
0
node 40
24.14
15
3
node 30
23.61
22.19
30 node
node 50
40 node
50 node
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
36
4.2 AODV
4.2.1 Throughput Jaringan
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Throughput dengan Penambahan
Kecepatan, dan Penambahan Koneksi pada AODV.
Jumlah
Jumlah
Koneksi
Node
1 UDP
3 UDP
30 node
9638.51
8173.8
40 node
10185.02
8843.7
50 node
11610.09
10561.17
30 node
7455.45
6576.96
40 node
8034.82
7677.75
50 node
9349.79
8045.9
Koneksi UDP 1
14000
14000
thrughput (bit/s)
10185.02
10000 9638.51
8000
8173.8
11610.09
10561.17
12000
10000
thrughput (bit/s)
12000
8843.7
6000
4000
2000
Koneksi UDP 3
8000
9349.79
8034.82
8045.9
7455.45
7677.75
6576.96
6000
4000
2000
0
30 node
40 node
50 node
30 node
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
40 node
50 node
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
37
Gambar 4.4 menunjukan bahwa throughput AODV akan naik saat node
mulai ditambahkan , ini karena makin banyak node makin sedikit peluang node
yang putus sehingga pengiriman data lebih banyak. Penambahan jumlah node
juga tidak serta merta menambah jalur hop routing, ini karena pengaruh dari
radio range. Penambahan kecepatan menjadi 5mps membuat topologi jaringan
berubah , hal ini membuat protokol routing AODV harus mencari jalur baru yang
membuat nilai throughput saat kecepatan 5 mps menurun. Namun penurunan
paling banyak terjadi saat koneksi UDP 3 serta kecepatan 5mps. Beban yang
disebabkan oleh data UDP koneksi dan control routing yang bertambah
menyebabkan jaringan menjadi lebih padat maka oleh karena itu nilai throughput
turun
Jumlah
Jumlah
Koneksi
Node
Kecepatan 2 mps
Kecepatan 5 mps
30 node
8.95
10.46
40 node
7.84
9.15
1 UDP
38
3 UDP
5.73
8.00
30 node
15.3
17.09
40 node
13.26
15.3
50 node
11.44
13.09
Koneksi UDP 1
20
20
18
18
16
16
14
14
12
10
10.46
9.15
7.84
8.95
8
5.73
delay (ms)
delay (ms)
50 node
Koneksi UDP 3
17.09
15.3
15.3
13.26
13.09
11.44
12
10
8
6
2
0
0
30 node
40 node
30 node
50 node
40 node
50 node
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
Gambar 4.5 menunjukan bahwa delay AODV akan turun saat node
mulai ditambahkan , ini karena makin banyak node makin sedikit peluang
node yang putus sehingga waktu tunggu paket tidak terhambat. Penambahan
kecepatan menjadi 5mps membuat topologi jaringan berubah , hal ini
39
membuat protokol routing AODV harus mencari jalur baru yang membuat
nilai delay saat kecepatan 5 mps naik. Namun penaikan nilai delay paling
banyak terjadi saat koneksi UDP 3 serta kecepatan 5mps. Beban yang
disebabkan oleh data UDP koneksi dan control routing yang bertambah
menyebabkan jaringan menjadi lebih padat maka oleh karena itu waktu
tunggu paket menjadi lebih lama.
Jumlah
Koneksi
Node
1 UDP
3 UDP
Kecepatan
30 node
2.57
5mps
3.69
40 node
3.76
4.07
50 node
5.09
6.34
30 node
3.36
3.99
40 node
4.91
5.26
50 node
6.48
7.58
40
Koneksi UDP 3
6.34
5.09
3.69
4.07
3.76
2.57
30 node
40 node
overhead ratio
overhead ratio
Koneksi UDP 1
8
7.5
7
6.5
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
8
7.5
7
6.5
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
50 node
7.58
6.48
5.26
4.91
3.99
3.36
30 node
40 node
50 node
kecepatan 2 mps
kecepatan 2 mps
kecepatan 5 mps
kecepatan 5 mps
41
25000
20000
20074.49
18634.47
15000
11610.09
10000
9638.51
10185.02
16518.75
15000
10000
5000
5000
node 30
node 40
20282.15
18717.58
20000
thrughput (bit/s)
throughput (bit/s)
22791.32
10561.17
8173.8
30 node
node 50
8843.7
40 node
50 node
AODV
ARAMA
AODV
ARAMA
42
25000
25000
20000
20000
thrughput (bit/s)
15000
10000
7455.45
8034.82
9349.79
5000
throughput (bit/s)
18039.45 18703.51
16023.93
16879.36
17872.61
15793.43
15000
10000
6576.96
7677.75
8045.9
5000
0
30 node
40 node
50 node
node 30
node 40
AODV
AODV
ARAMA
ARAMA
node 50
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan pada Penambahan Jumlah Node dan Jumlah
Kecepatan dengan 3 Koneksi terhadap Rata-rata Throughput Jaringan.
43
18
18
16
16
14
14
12
10
8.95
7.84
5.73
6
4
2
delay (ms)
delay (ms)
20
12
1.56
1.03
30 node
40 node
50 node
9.15
10
8
6
4
1.79
10.46
2.95
1.89
1.44
40 node
AODV
ARAMA
50 node
30 node
AODV
ARAMA
44
20
20
18
18
15.3
13.26
delay (ms)
14
8.5
8.31
13.09
14
11.44
12
10
15.3
16
8.009
delay (ms)
16
17.09
12
10
8.48
8.35
30 node
40 node
50 node
8.7
0
30 node
40 node
50 node
AODV
AODV
ARAMA
ARAMA
Pada sekenario Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 delay pada ARAMA
jauh lebih kecil atau lebih bagus jika dibandingkan dengan AODV . Cara
kerja routing ARAMA lebih cepat menemukan jalur baru saat koneksi putus
dan tidak perlu membroadcast ulang saat mencari jalur baru membuat
protokol ini memiliki delay lebih kecil dari AODV. Sedangkan AODV harus
membroadcast ulang setiap kali route putus, sehingga waktu untuk
45
30
30
25
25
overhead ratio
overhead ratio
20
20
15
15
10
5.54
5
2.57
6.75
3.76
7.47
5.09
10
7.31
8.18
6.34
40 node
50 node
6.34
5
3.69
4.07
0
30 node
40 node
30 node
50 node
AODV
ARAMA
AODV
ARAMA
46
30
24.14
20
23.61
25
22.19
21.46
18.35
overhead ratio
overhead ratio
25
15
10
20
15
10
7.58
6.48
4.91
5
3.36
3.99
5.26
0
30 node
40 node
30 node
50 node
40 node
AODV
AODV
ARAMA
ARAMA
50 node
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan pada Penambahan Jumlah Node dan Jumlah
Kecepatan dengan 3 Koneksi terhadap Rata-rata Overhead ratio Jaringan
47
Jumlah node
Jumlah Koneksi
Naik
Naik
Naik
Throughput
ARAMA
ARAMA
ARAMA
Delay
ARAMA
ARAMA
ARAMA
Ovehead
AODV
AODV
AODV
Ratio
Dari tabel 4.13 terlihat bahwa ARAMA unggul dalam hal throughput dan
delay. Tetapi untuk overhead ratio AODV jauh lebih unggul jika dibandingkan
dengan ARAMA.
48
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa hal berikut :
49
50
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Ad-Hoc Networks: Protocol Design, Prof. Xin Wang (Ed.), ISBN: 978953-307- 402-3, InTech, Available from:http://www.intechopen.com/
books/mobile-adhoc-networks-protocol-design/routing-in-mobile-ad-hocnetworks
[2]
Copyright.
52
LAMPIRAN
53
**.maxDistance = 250m
# Configure the evaporation
#**.evaporationModel = "OMNeTExponentialEvaporationPolicy"
#**.evaporationPolicy.evaporationFactor = 0.8
#**.evaporationPolicy.threshold = 3.0
#**.evaporationPolicy.timeInterval = 1000ms
# Configure the reinforcement
**.ara.initialPhi = 0
**.reinforcementModel = "OMNeTLinearPathReinforcementPolicy"
**.reinforcementPolicy.deltaPhi = 1
include ../standard.ini
[Config DNaik_ARA_area1000_sped2_node30]
MobileScenario.numberOfNodes = 30
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped5_node30]
MobileScenario.numberOfNodes = 30
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped2_node40]
MobileScenario.numberOfNodes = 40
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped5_node40]
MobileScenario.numberOfNodes = 40
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped2_node50]
MobileScenario.numberOfNodes = 50
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 2mps
54
**.nodePauseTime = 1s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped5_node50]
MobileScenario.numberOfNodes = 50
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
[Config DTetap_ARA_area2000_sped2_node60]
MobileScenario.numberOfNodes = 60
MobileScenario.playgroundSizeX = 2000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 2000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DTetap_ARA_area2000_sped5_node60]
MobileScenario.numberOfNodes = 60
MobileScenario.playgroundSizeX = 2000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 2000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
b.ARAMA UDP 3
[General]
network = MobileScenario
sim-time-limit = 1000s
seed-0-mt = 1299978
# Use the high traffic per default (maybe overridden in the single
configurations)
#**.app[*].trafConfig = xmldoc("high_traffic.xml")
# Configure scenario size
MobileScenario.numberOfNodes = 50
MobileScenario.playgroundSizeX = 1500m
MobileScenario.playgroundSizeY = 300m
# Let node[1] be the sender and node[2] be the receiver
55
**.node[1].app[*].defaultTrafConfigId = 2
#**.node[1].posX = "left"
#**.node[1].posY = "center"
#**.node[2].posX = "right"
#**.node[2].posY = "center"
**.node[3].app[*].defaultTrafConfigId = 4
**.node[5].app[*].defaultTrafConfigId = 6
# Source and destination should never deplete their battery
# Mobility Parameters
MobileScenario.nodeSpeed = uniform(2mps, 5mps)
# the pause time is defined in the scenarios below
# Configure the route discovery
**.ara.maxTTL = 30
**.ara.routeDiscoveryTimeout = 1000ms
**.ara.nrOfRouteDiscovery = 100 ms
**.ara.packetDeliveryDelay = 8ms
**.maxDistance = 250m
# Configure the evaporation
**.evaporationModel = "OMNeTExponentialEvaporationPolicy"
**.evaporationPolicy.evaporationFactor = 0.8
**.evaporationPolicy.threshold = 3.0
**.evaporationPolicy.timeInterval = 1000ms
# Configure the reinforcement
**.ara.initialPhi = 0
**.reinforcementModel = "OMNeTLinearPathReinforcementPolicy"
**.reinforcementPolicy.deltaPhi = 1
include ../standard.ini
[Config DNaik_ARA_area1000_sped2_node30]
MobileScenario.numberOfNodes = 30
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped5_node30]
MobileScenario.numberOfNodes = 30
56
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped2_node40]
MobileScenario.numberOfNodes = 40
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped5_node40]
MobileScenario.numberOfNodes = 40
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped2_node50]
MobileScenario.numberOfNodes = 50
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DNaik_ARA_area1000_sped5_node50]
MobileScenario.numberOfNodes = 50
MobileScenario.playgroundSizeX = 1000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 1000m
**.nodeSpeed = 5mps
**.nodePauseTime = 2s
[Config DTetap_ARA_area2000_sped2_node60]
MobileScenario.numberOfNodes = 60
MobileScenario.playgroundSizeX = 2000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 2000m
**.nodeSpeed = 2mps
**.nodePauseTime = 1s
[Config DTetap_ARA_area2000_sped5_node60]
MobileScenario.numberOfNodes = 60
MobileScenario.playgroundSizeX = 2000m
MobileScenario.playgroundSizeY = 2000m
**.nodeSpeed = 5mps
57
**.nodePauseTime = 2s
c. AODV UDP 1
[General]
network = inet.examples.manetrouting.net80211_aodv.Net80211_aodv
tkenv-plugin-path = ../../../etc/plugins
repeat = 30
sim-time-limit = 1000s
#seed-0-mt = 1299978
description = "Aodv Simple test"
**.routingProtocol = "AODVUU"
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 50
**.arp.globalARP = true
# mobility
**.mobility.initFromDisplayString = false
**.fixhost[0].mobility.initialX = 999m
**.fixhost[0].mobility.initialY = 999m
**.host[0].mobility.initialX = 1m
**.host[0].mobility.initialY = 1m
**.*.mobilityType = "RandomWPMobility"
#**.SensitivityTable = xmldoc("sensitivityTable")
# udp apps (on)
58
**.host[0].numUdpApps = 1
**.host[*].udpApp[*].typename = "UDPBasicBurst"
**.udpApp[0].destAddresses = "fixhost[0]"
**.udpApp[0].localPort = 1234
**.udpApp[0].destPort = 1234
**.udpApp[0].messageLength = 512B #
#**.udpApp[0].messageLength = 2000B #
#**.udpApp[0].sendInterval = 0.2s + uniform(-0.001s,0.001s)
**.udpApp[0].sendInterval = 0.5s + uniform(-0.001s,0.001s)
**.udpApp[0].burstDuration = 0
**.udpApp[0].chooseDestAddrMode = "perBurst"
**.udpApp[0].sleepDuration = 1s
# **.udpApp[0].burstDuration = uniform(1s,4s,1)
# **.udpApp[0].stopTime = uniform(20s,40s,1)
##**.udpApp[0].startTime = uniform(0s,4s,1)
**.udpApp[0].startTime = 0s
**.udpApp[0].delayLimit = 20s
**.udpApp[0].destAddrRNG = 0
**.fixhost[0].udpApp[*].typename = "UDPSink"
**.fixhost[0].numUdpApps = 1
**.fixhost[0].udpApp[0].localPort = 1234
# ip settings
**.ip.procDelay = 10us
# **.IPForward=false
**.llfeedback = true
# nic settings
**.wlan*.bitrate = 54Mbps
**.wlan*.typename="Ieee80211Nic"
**.wlan*.opMode="g"
**.wlan*.mac.EDCA = false
**.wlan*.mgmt.frameCapacity = 10
**.wlan*.mac.maxQueueSize = 14
**.wlan*.mac.rtsThresholdBytes = 3000B
**.wlan*.mac.basicBitrate = 6Mbps # 24Mbps
**.wlan*.mac.retryLimit = 7
**.wlan*.mac.cwMinData = 31
**.wlan*.mac.cwMinBroadcast = 31
# channel physical parameters
*.channelControl.pMax = 2.0mW
59
**.wlan*.radio.transmitterPower=2.0mW
**.wlan*.radio.sensitivity=-90dBm
**.wlan*.radio.berTableFile="per_table_80211g_Trivellato.dat"
**.broadcastDelay=uniform(0s,0.005s)
**.maxDistance = 250m
[Config DNaik_AODV_area1000_speed2_node30]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 29
**.mobility.speed = 2mps
**.mobility.waitTime = 1s
**.routingProtocol = "DSRUU"
[Config DNaik_AODV_area1000_speed5_node30]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 29
**.mobility.speed = 5mps
**.mobility.waitTime = 2s
[Config DNaik_AODV_area1000_speed2_node40]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
60
*.numHosts = 39
**.mobility.speed = 2mps
**.mobility.waitTime = 1s
[Config DNaik_AODV_area1000_speed5_node40]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 39
**.mobility.speed = 5mps
**.mobility.waitTime = 2s
[Config DNaik_AODV_area1000_speed2_node50]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 49
**.mobility.speed = 2mps
**.mobility.waitTime = 1s
[Config DNaik_AODV_area1000_speed5_node50]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 1000m
**.constraintAreaMaxY = 1000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 49
**.mobility.speed = 5mps
**.mobility.waitTime = 2s
61
[Config DTetap_AODV_area2000_speed2_node60]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 2000m
**.constraintAreaMaxY = 2000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 59
**.mobility.speed = 2mps
**.mobility.waitTime = 1s
[Config DTetap_AODV_area2000_speed5_node60]
**.drawCoverage=false
**.constraintAreaMinX = 0m
**.constraintAreaMinY = 0m
**.constraintAreaMinZ = 0m
**.constraintAreaMaxX = 2000m
**.constraintAreaMaxY = 2000m
**.constraintAreaMaxZ = 0m
*.numFixHosts = 1
*.numHosts = 59
**.mobility.speed = 5mps
**.mobility.waitTime = 2s
LAMPIRAN DATA
ARAMA
KECEPATAN
62
RUN ID
Throughput
2 mps
30 NODE
17745.46452
18523.45423
19634.50477
18634.4745
16317.66346
16698.96782
16728.63528
5 mps
16581.75552
190074.3923
191054.5838
219094.5036
2 mps
40 NODE
200074.4933
17609.28322
19906.47348
18636.99321
5 mps
18717.5833
22690.41546
23892.22164
21791.34679
2 mps
50 NODE
22791.32796
20171.04234
20191.34445
5 mps
63
20484.07346
20282.15342
Kecepatan
Run ID
Throughput
15451.34759
1
17524.98477
15094.9759
15202.46786
2 mps
16042.89676
16825.797
15277.95673
17276.98764
15517.97847
16023.93252
30 NODE
14689.44736
64
17697.44789
14992.34575
5 mps
14394.42683
2
18793.42277
14193.51852
14323.68718
17092.21736
15964.42891
15793.43806
18512.15675
1
17215.12347
18389.34658
17090.69775
2 mps
18319.47949
18709.44535
18447.24678
18357.27472
17314.35685
18039.45864
15987.32567
1
65
17335.44262
17314.27643
16155.53279
5 mps
16691.29785
17791.46453
15446.72665
18307.64236
16884.54379
1
50 NODE
16879.36141
19865.35475
18465.23113
2 mps
17779.09583
2
17831.5679
19932.56211
18348.56799
17635.56749
19853.67781
18703.51465
17058.41764
18982.34187
17576.41847
66
18344.36215
5 mps
17461.56758
17813.26739
18122.56739
17910.35673
17584.24569
17872.6161
KECEPATAN
RUN ID
Delay
2 mps
0.001878625
0.001617227
0.00189594
0.001797264
30 NODE
0.002942067
0.002971887
0.002950264
5 mps
0.00295474
0
0.001511996
0.00165957
0.001515435
2 mps
40 NODE
Rata-rata Delay 2mps
67
0.001562334
0.001991749
0.001897495
0.001798683
5 mps
0.001895975
0
0.001010295
0.001101207
0.001002853
2 mps
50 NODE
0.001038118
0
0.001112402
0.001811847
0.001412872
5 mps
0.001445707
Node
Kecepatan
Run ID
Delay
0.010245257
1
0.007319689
0.010819638
0.009010519
68
2 mps
0.010330552
0.007103788
0.007476548
0.007214396
0.007554541
0.008563881
30 NODE
0.009804255
1
0.008701828
0.009614538
5 mps
0.007438198
2
0.005814309
0.009512135
0.008163331
0.009657312
0.009665935
0.008707982
40 NODE
0.006969156
1
0.009947182
0.008906047
0.010458092
69
2 mps
0.00592653
0.00924056
0.008115032
0.007514099
0.007794154
0.008318984
0.00822097
1
0.009763904
0.007169994
0.010194187
5 mps
0.006259457
0.008132396
0.010359492
0.010111035
0.006147518
0.008484328
0,009248935
1
50 NODE
0.008207057
0.010804734
2 mps
70
0.008320271
0.010101553
0.006555335
0.008217017
0.005918513
0.004708291
0.008009078
0.004426449
1
0.008056381
0.010104017
0.010344566
5 mps
0.008483803
0.011156335
0.005856683
0.010962103
0.005761263
71
0.008350178
NODE
KECEPATAN
RUN ID
Total
Control
Message
Control
Receive
2 mps
982924160
187342848
5.246659643
1005074384
182685696
5.577060055
1062706116
6614040.468
5.817128211
30 NODE
Overhead
Ratio
5.546949303
6.955111211
119004208
1177371044
186884292.6
129376211
224056724
17110324.24
6.30
5.774261486
6.343229382
1112005200
164728832
6.750519545
1308876628
190400896
6.874319688
1241573116
187087232
6.636332703
2 mps
40 NODE
72
6.753723979
5 mps
1479286750
199843304.7
7.402233256
1485496968
202923467.6
7.320478924
1466907048
203438651.5
7.210562189
7.311091457
1528928980
204844597.1
7.463848211
1417580236
187124672
7.575592362
1470554204
196752041.9
2 mps
50 NODE
1567857485
218587120
1634869403
199650682
5 mps
7.38300836
7.4741496443
7.1726892313
8.1886492145
2
1668795594
181511118
9.1939032356
8.1850805605
KECEPATAN
RUN ID
73
Total
Control
Message
Control
Receive
Overhead
Ratio
2 mps
3413808028
195598707.7 17.45312159
1
3236032264
177151405,3
18,26704257
8
2979724604
153970783
19,35253264
2
30 NODE
3906397388
183906314
18,35756560
3
21,2412
5 mps
1
4056159084 180415271,33
22,4823
3779256744
20,6632
182897527
21,4623
3793313296
23,0946
4111178356 186185432,33
22,0811
3902497284
21,3991
2 mps
40 NODE
182367118
22,1916
4210440696
185371866
22,7135
4004886816
170387534
23,5046
4044785392
164268429
24,623
5 mps
23,6137
4461159080 184632696,33
24,1623
4103054996 178051112
23,0443
4800367672 190329266,33
25,2214
2 mps
50 NODE
74
24,1427
4863620352 191304477,33
25,4235
4952189760 179397682,33
27,6045
5541458380
26,5168
5 mps
208979272
26,5149
AODV
A. Throughput AODV UDP 1
NODE
KECEPATAN
RUN ID
Throughput
2 mps
9395.373106
9990.715097
9529.460225
30 NODE
9638.516143
8163.732125
8264.832419
8092.962111
5 mps
8173.842218
10116.75375
10055.3107
10383.01635
2 mps
40 NODE
75
10185.02693
7847.685364
8853.570858
9829.849162
5 mps
8843.701794
11610.04974
12710.05112
10510.16954
2 mps
50 NODE
11610.09013
10460.16235
10561.07578
10662.28345
5 mps
10561.17386
Kecepatan
Run ID
Throughput
7482.61409
1
7582.885872
7338.728562
76
7319.229501
2 mps
7535.953296
7321.317519
7784.901162
7297.172277
7436.303164
7455.45616
6788.838578
1
6489.996553
6869.986503
5 mps
6395.988578
2
6399.986553
6868.986503
6388.899286
6494.982861
6494.988868
40 NODE
8308.883308
1
7354.703711
8018.324575
77
7317.98702
2 mps
8346.605036
8276.718156
8333.01464
8044.106092
8313.122524
8034.82945
7359.02158
1
7378.132981
7310.497186
8394.741162
5 mps
7935.051505
7359.184272
6998.533635
8968.52189
7396.106212
7677.75449
9317.498188
1
50 NODE
9393.569532
9326.987441
2 mps
78
9356.291978
9383.544077
9328.604897
9364.06402
9319.092278
9358.528808
9349.79791
8062.611745
1
8119.803956
8054.591032
8229.748968
5 mps
8034.803015
8212.124583
8258.35142
7303.683262
8137.470552
8045.90984
KECEPATAN
RUN ID
2 mps
79
Delay
0,0079613435
0,0099457817556
0,008953277475
0,008953467576
30 NODE
0,0106812345
0,010468738578
0,010245758686
5 mps
0,0104652439213
0
0,0068625424595
0,0087432487725
0,007924878595
0,007843556609
2 mps
40 NODE
0,009061246
0,0091415673
0,0092515646
0,0091514593
5 mps
0,006734637282
0,00596355
0,00450583851
2 mps
50 NODE
5 mps
0,007205678
0,008806785
0,00800264
80
0,005734675264
0,008005034
KECEPATAN
RUN ID
2 mps
0,016428536
0,015139678
0,01433877
0,01530232
30 NODE
5 mps
0,01767831441
0,017199241242
0,01639839873
40 NODE
0,017091984794
0,0154431323
0,012286353256
0,012063534242
Delay
0,01326433993266
0,0165120495
0,01431749795
0,0142824483
0,015037331916
0,012687977
0,011448989
0,01020868757574
0,01144855119191
2 mps
50 NODE
5 mps
0,014188264764
0,01319831863
0,011897386482
0,01309465662533
KECEPATA
RUN ID
81
Total
Control
Overhead
Control
Message
2 mps
30 NODE
Receive
15687504
6086849,0081 2,5772783223
14996016
5829703,66 2,5723461893
12682528
4743821,325 2,6734834912
Ratio
18234336
2,574812255
4942329,2146 3,689421
20757024
5465022,0012 3,79815927
20379680
5661445,046 3,599731134
1824920
384093,05
3,695770659
4,751244
2 mps
40 NODE
1993152
559632,97503 3,561534
1881528
628780,7156 2,9923436
3,768374141
5036928
1239623,8669 4,06327123
3699544
890751,999 4,15328172
5 mps
3888208
968843,05299 4,013248573
4,0766005106
3664096
894058,931
4,098271
3092380
598917,542
5,163281
3111476
517376,55
6,0139485
5,091833844
4290600
818450,1018 5,242347689
5658320
732814,22364 7,72135667
5 mps
11912704
1964312,3013 6,0645672237
82
6,342757197
KECEPATAN
RUN ID
Total
Control
Message
Control
Receive
2 mps
17797600
5437297.89
Overhead
Ratio
3.2732435
1
30 NODE
23286016
6661989.487
3.49535466
17682528
5323935.545
3.32132646
21034336
3.3633082067
4294915.1159
5 mps
4.89749749
1
20757024
5486109.987
3.78355958
20379680
6195669.162
3.28934284
29139210
3.9901333033
6042665.388
2 mps
4.822244
1
32011522
5594919.243
40 NODE
5.721534
2
25505238
6053309.749
4.213436
50369218
4.9190718
7965689.931
5 mps
6.32327
1
66925424
12739736.32
5.253281
83
81982038
19366223.50
4.2332485
61240196
5.269933
10382736.49
2 mps
5.89827
50 NODE
49036280
7250367.793
6.76328
52557376
7747313.446
6.783948
9184960
6.481833
1087962.772
5 mps
8.44234
1
10881920
1405686.425
7.74135
11912704
1814697.5411
6.564567
84
7.582757