You are on page 1of 5

Nama

: Endang Yuniarti

NIM

: 141411009

Kelas

: D3 Teknik Kimia

Tugas Satuan Proses II


Pendahuluan
Benzene Hexachlorida (BHC) adalah bahan kimia organoklorin varian dari
hexachlorocyclohexane yang telah digunakan baik sebagai insektisida pertanian dan sebagai
pengobatan untuk kutu kudis. Benzene Hexachlorida (BHC) berbentuk serbuk putih yang tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam benzen, karbon disulfida, kloroform, dan eter. Dalam kondisi
lingkungan, ia memiliki degradasi sangat rendah. Benzene Hexachlorida (C 6H6Cl6) dibuat dari
reaksi adisi antara benzene (C6H6) dan chlorine (Cl2) pada suhu operasi 20 40 oC dan tekanan 1
atm.
Proses pembuatan Benzene Hexachlorida dilakukan di dalam Reaktor Gelembung sebagai
tempat terjadinya klorinasi yang beroperasi pada suhu 20-60oC dan tekanan 1 atm,
Reaksinya sebagai berikut :
C6H6+3Cl2
C6H6Cl6
Benzene Hexachlorida (BHC) digunakan sebagai fungisida pada bibit di bidang pertanian.
Senyawa ini juga digunakan dalam produksi karet sintetis, amunisi, dan kembang api. Seperti
semua polutan organik yang persisten BHC tetap dalam lingkungan dan mengotori jaring
makanan. Senyawa ini mengalami transportasi global dari daerah subtropis atau tropis terpencil,
daerah kutub, di mana ia disimpan. BHC disimpan dalam lemak tubuh manusia dan satwa liar.
Senyawa ini bioaccumulates, yakni ditemukan pada konsentrasi tinggi jauh ke atas rantai
makanan.
D. DESKRIPSI PROSES
1. Tinjauan proses secara umum
Klorinasi didefinisikan sebagai suatu proses dimana satu atau lebih atom chlorine dibentuk
menjadi suatu senyawa kimia. Secara umum reaksi ini menyebabkan perubahan densitas,
viskositas, dan reaktifitas kimia dari senyawa organik menjadi naik. Secara umum klorinasi
aromatis bertujuan untuk mendapatkan produk yang mempunyai nilai tambah untuk dijual
sebagai bahan baku produk lain. Demikian juga dengan klorinasi benzene yang mengahasilkan

produk monochlorobenzene, dichlorobenzene, dan trichlorobenzene. Proses klorinasi benzene


secara teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Cara Substitusi
Klorinasi substitusi yaitu suatu atom (gugus fungsional) dari senyawa parafin atau aromatis
disubstitusi dengan atom chlorine. Untuk cara ini klorinasi benzene dilakukan dengan bantuan
katalis. Katalis yang sering digunakan yaitu FeCl3, AlCl3, dan SnCl4. Katalis FeCl3 lebih sering
digunakan karena dapat mengurangi terbentuknya reaksi samping yakni terbentuknya
dichlorobenzene.
(www.chemfinder.com)
b. Cara Adisi
Klorinasi benzene adisi yang dilakukan pada suhu rendah (20 40oC), akan menghasilkan
campuran
dari
5
isomer
yaitu
1,2,3,4,5
hexachlorocyclohexane.
Reaksi :
C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6
2. Konsep Proses
Benzene Hexachlorida merupakan salah satu produk yang digunakan sebagai pemberantas hama
penyakit tanaman dari berbagai macam insekta. Proses pembuatan Benzene Hexachlorida
dilakukan di dalam Reaktor Gelembung sebagai tempat terjadinya klorinasi yang beroperasi pada
suhu 20-60 oC dan tekanan 1 atm, Reaksinya sebagai berikut :
C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6
Reaksi berlangsung pada fase gas-cair , irreversible, eksotermis, isothermal, dan non adiabatis.
Proses pembuatan Benzene Hexachlorida menggunakan bahan baku Benzene dan Chlorine
dengan adanya sinar actinic. Alat utama yang digunakan dalam proses ini adalah Reaktor,
Evaporator, Kristalisator, Boiler.
3. Mekanisme Reaksi
Reaksi yang terjadi antara benzene cair dan gas chlorine dengan adanya cahaya actinic adalah
reaksi adisi yang menghasilkan benzene hexachlorida. Reaksi :
C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6

4. Tinjauan Kinetika
Tinjauan secara kinetika untuk reaksi klorinasi benzene dapat dilihat dengan persamaan sebagai
berikut : k = A exp (-Ea/RT) dengan : k = konstanta kecepatan reaksi A = faktor tumbukan
Ea = energi aktivasi R = konstanta gas ideal T = suhu
Dari persamaan tersebut, karena reaksi berlangsung secara eksotermis, maka harga konstanta
kecepatan reaksi akan semakin besar seiring dengan penurunan suhu, artinya reaksi pembentukan
produk juga akan semakin cepat. Selain itu, dengan adanya katalis sinar actinic, akan
menurunkan energi aktivasi sehingga nilai konstanta kecepatan reaksinya semakin besar dan
dapat mempercepat reaksi.
5. Tinjauan Termodinamika
Reaksi klorinasi benzene menjadi benzene hexachlorida bersifat eksotermis dan irreversibel, hal
ini dapat dilihat dari tinjauan termodinamika. Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan
eksotermis atau endotermis maka perlu perhitungan dengan menggunakan panas pembentukan
standar (Hfo) pada 1 atm dan 298 K dari reaktan dan produk. Pada suhu kamar (25 oC = 298
K), diketahui data-data sebagai berikut : Hfo 298 C 6H6 = 82, 98 kj/mol Hfo 298 Cl 2 = 0
kj/mol Hof 298 C6H6Cl6 = -33,89 kj/mol
Reaksi utama :
C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6
Maka, kita dapat menghitung
Hof 298 = Hof produk Hof reaktan
= Hof 298 C6H6Cl6 (Hof 298 C6H6 +Hof 298 Cl2 )
= -33,89 kj/mol (82,98 kj/mol + 3.0 kj/mol) = -116,87 kj/kmol
Karena, nilai Ho bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis
Pada suhu kamar (25 oC = 298 K), diketahui data-data sebagai berikut :
Gof 298 C6H6 = 129,665 kj/mol
Gof 298 Cl 2 = 0 kj/mol

Gof 298 C6H6Cl6 = 44,18 kj/mol Sehingga, didapatkan :


Gof 298 = Gof produk Gof reaktan
= Gof 298 C6H6Cl6 (Gof 298 C6H6 + Gof 298 Cl2)
= 44,18 kj/mol (129,665 kj/mol + 0 kj/mol) = -85,485 kj/mol
Dari Smith Van Ness Equation : Go = -RT ln K Dimana : Go = energi bebas gibbs R = tetapan
gas
ideal
(8,314
.
10-3
kj/mol)
T
=
temperatur
standar
(298
K)
K = konstanta kesetimbangan reaksi
Sehingga didapatkan : Go = -RT ln K -85,485 kj/mol = -8,314 .10-3 kj/mol K . 298 K . ln Ko
Ko = 9,658 . 1014
Pada kondisi operasi 40oC = 313 K Dengan menggunakan Smith Van Ness Equation (15.17)
Dengan : Ko = konstanta kesetimbangan pada 298 K
K = konstanta kesetimbangan pada suhu operasi (40 oC = 313 K). T1 = suhu standar (298 K )
T2 = suhu operasi (313 K ) R = tetapan gas ideal (8,314 . 10-3 kj/mol)
Ho = panas reaksi standar pada 298 K
Sehingga didapatkan :
Harga konstanta kesetimbangan adalah >> 1 maka reaksi berlangsung searah, ke arah kanan
(irreversible).
6. Diagram alir proses pembuatan Benzen Hexachlorida
Langkah proses
1. Benzene hexachlorida dibuat dengan reaksi benzene dan chlorine dengan adanya sinar actinic
(karena sinar gamma
dapat ampuh membunuh kuman) pada fase cair.
2. Chlorine dikontakkan dengan benzene secara terus-menerus dalam reaktor dengan lampu gas
merkuri.
3.
Reaktor
dioperasikan
pada
tekanan
atmosfer
dan
temperatur
20-60oC.
4. Konsentrasi BHC dalam reaktor dikontrol pada 12-15% untuk mencegah pengendapan isomer
yang sedikit larut.

5. Hasil reaksi dikonsentratkan dengan menguapkan benzene pada evaporator untuk


dikembalikan ke arus BHC cair kemudian dipompa ke kristalisator yang bersuhu 35-40 oC,
beberapa isomer dan mengkristal.
6. Setelah difiltrasi, filtrat yang dihasilkan didestilasi dan bagian dasar yang melebur dituang
dalam panci logam untuk didinginkan dan dipadatkan.
7. Fase yang terkristalisasi (sekitar 24% isomer) dimasukkan dalam penggilingan untuk
menghasilkan ukuran partikel BHC yang diinginkan.

You might also like