Professional Documents
Culture Documents
SODIUM SACCHARIN
1. N a m a.
(1)
1.1.
Golongan.
Senyawa sulfur, heterosiklik.
1.2.
1.3.
Nomor Identifikasi.
Nomor OHS
: 20285
Nomor CAS
: 128 44 - 9
: DE 4550000
(1, 2, 3)
2.1.
Nama bahan
Natrium sakarin
2.2.
Deskripsi
Berbentuk padat, serbuk, atau kristal serbuk, berwarna putih dan tidak
berbau, rasa sangat manis; berat molekul 205,17; titik lebur >392F
(>200C) terdekomposisi; kelarutan: sangat mudah larut dalam air, larut
dalam alkohol.
2.3.
= berbahaya
= berbahaya jika tertelan
S 24
S 36
S 46
3. Penggunaan.
Pemanis tambahan, bahan pelapis obat (coating agent).
4. Identifikasi Bahaya.
(1)
: tidak ada.
Tertelan
(2)
(1)
Kestabilan
Produk Dekomposisi
Jika kontak dengan asam : hidrogen sulfida.
Produk dekomposisi termal
Polimerisasi
: tidak terpolimerisasi.
6. Penyimpanan.
(1)
7. Toksikologi.
(1)
7.1. Toksisitas
Data pada binatang :
LD50 oral-tikus 1280 mg/kg; LD50 intraperitonial-tikus 7100 mg/kg; LD50
oral-mencit 17500 mg/kg; LD50 intraperitonial-mencit 6gm/kg; LDLo
subkutan-mencit 7 gm/kg; LDLo oral-kelinci 4 gm/kg; TDLo oral-tikus
kontinu 756 gm/kg/36 minggu; TDLo oral-tikus kontinu 32400 mg/kg/54
hari.
8. Efek Klinis.
(1)
9. Pertolongan pertama.
(1)
9.1. Terhirup.
Segera pindahkan ke tempat berudara segar. Gunakan masker berkatup
atau peralatan sejenis untuk melakukan napas buatan. Segera hubungi
bantuan medis.
9.2. Kontak dengan kulit.
Segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci dengan sabun atau deterjen ringan dan air yang banyak sampai
tidak ada kontaminan yang tersisa, kurang lebih 15-20 menit. Segera
hubungi bantuan medis jika diperlukan.
9.3. Kontak dengan mata.
Segera bilas
mata pasien dengan air atau larutan garam fisiologis
sekurang kurangnya satu liter air tiap mata, sekali kali buka kelopak mata
bagian atas dan bawah sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa.
Segera bawa korban ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
9.4. Tertelan.
Jika terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah dari panggul untuk
membantu mencegah aspirasi. Jika pasien pingsan, balikkan kepala ke
samping. Segera hubungi bantuan medis.
10. Penatalaksanaan.
(1)
10.1. Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan, yaitu memperbaiki fungsi
ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk
menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida, Bila terinhalasi disarankan berikan oksigen
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan
mengembalikan fungsi
sirkulasi darah.
10.2. Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
-
(1)
Batas paparan.
Tidak ada batas paparan di tempat kerja.
Ventilasi : Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi
harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak.
Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Perlindungan mata : Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan.
Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras
dekat dengan area kerja.
Pakaian : Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan : Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator : Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat mungkin
diperlukan proteksi pernafasan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya
dari urutan minimum ke maksimum. Pertimbangkan peringatan (warning
properties) sebelum digunakan.
Setiap respirator pemasok udara dengan masker seluruh wajah yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif.
Setiap alat pernafasan serba lengkap yang memiliki masker seluruh wajah
dan dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lainnya.
(1)
(1)