You are on page 1of 9

NATRIUM SAKARIN

SODIUM SACCHARIN

1. N a m a.

(1)

1.1.

Golongan.
Senyawa sulfur, heterosiklik.

1.2.

Sinonim / Nama Dagang.


1,2-benzisothiazol-3(2H)-one,1,1-dioxide;
garam
natrium;
1,2benzisothiazolin-3-one, 1, 1-dioxide; natrium-o-benzosulfimida; soluble
saccharin; natrium sakarinat; kristallose; RCRA U202.

1.3.

Nomor Identifikasi.
Nomor OHS

: 20285

Nomor CAS

: 128 44 - 9

Nomor EINECS/ELINCS (EC) : 204 886 1


Nomor RTECS

2. Sifat Fisika Kimia.

: DE 4550000

(1, 2, 3)

2.1.

Nama bahan
Natrium sakarin

2.2.

Deskripsi
Berbentuk padat, serbuk, atau kristal serbuk, berwarna putih dan tidak
berbau, rasa sangat manis; berat molekul 205,17; titik lebur >392F
(>200C) terdekomposisi; kelarutan: sangat mudah larut dalam air, larut
dalam alkohol.

2.3.

Frasa resiko, Frasa keamanan dan Tingkat bahaya


Peringkat NFPA ( Skala 0-4 ) :
Kesehatan 1 = tingkat keparahan rendah
Kebakaran 1 = dapat terbakar
Reaktivitas 0 = tidak reaktif
Klasifikasi EC:
Xn
R 22
S2
S 13

= berbahaya
= berbahaya jika tertelan

= jauhkan dari jangkauan anak-anak


= jauhkan dari makanan, minuman, dan pakan hewan

S 24
S 36
S 46

= hindari kontak dengan kulit


= pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
= jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan
perlihatkan wadah ini atau label

3. Penggunaan.
Pemanis tambahan, bahan pelapis obat (coating agent).

4. Identifikasi Bahaya.

(1)

4.1. Risiko utama dan sasaran organ.


Dapat menyebabkan iritasi. Pada hewan diduga menyebabkan kanker.
Debu bahan atau campuran udara dapat menyebabkan ledakan atau
kebakaran.
Organ sasaran

: tidak ada.

4.2. Rute paparan.


4.2.1. Paparan jangka pendek.
Terhirup.
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Kontak dengan kulit.
Dapat menyebabkan iritasi.
Kontak dengan mata.
Dapat menyebabkan iritasi.
Tertelan
Mual, muntah, diare, ruam, sakit kepala, napas berbunyi.
4.2.2. Paparan jangka panjang.
Terhirup.
Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan kulit.
Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi.

Tertelan

(2)

Dapat menyebabkan kanker. Beberapa penelitian yang dilakukan


pada tikus dan mencit telah diduga bahwa bahan menyebabkan
tumor kandung kemih, namun mekanisme yang menginduksi
kanker pada hewan-hewan tersebut tidak terjadi pada manusia.

5. Stabilitas dan Reaktivitas.

(1)

Kestabilan

: stabil pada suhu dan tekanan normal.

Kondisi yang harus dihindari

: hindari panas, nyala api, dan sumber


api lain. Hindari kontak dengan bahan
inkompatibel.

Bahan tak tercampurkan

Sodium saccharin dengan


Oksidator kuat

: bahaya kebakaran dan ledakan.

Produk Dekomposisi
Jika kontak dengan asam : hidrogen sulfida.
Produk dekomposisi termal

: oksida nitrogen, oksida sulfur, oksida


natrium.

Polimerisasi

: tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan.

(1)

Simpan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang


berlaku.
Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi baik.
Simpan di wadah yang tertutup rapat.
Jauhkan dari bahan yang inkompatibel,

7. Toksikologi.

(1)

7.1. Toksisitas
Data pada binatang :
LD50 oral-tikus 1280 mg/kg; LD50 intraperitonial-tikus 7100 mg/kg; LD50
oral-mencit 17500 mg/kg; LD50 intraperitonial-mencit 6gm/kg; LDLo
subkutan-mencit 7 gm/kg; LDLo oral-kelinci 4 gm/kg; TDLo oral-tikus
kontinu 756 gm/kg/36 minggu; TDLo oral-tikus kontinu 32400 mg/kg/54
hari.

7.2. Data Karsinogenisitas


Status karsinogen:
NTP
: antisipasi karsinogen pada manusia (Anticipated Human
Carcinogen)
IARC
: tidak cukup bukti pada manusia (Human Inadequate
Evidence), cukup bukti pada hewan uji (Animal
Sufficient Evidence), Grup 2B; Kategori 2.
7.3. Data Tumorigenik
TDLo oral-tikus 1092 gm/kg/1 tahun kontinu; TDLo implan-mencit
176mg/kg; TDLo oral-tikus 112 gm/kg-8 minggu kontinu; TD oral-tikus 224
gm/kg/8 minggu kontinu; TD oral-tikus 1330 gm/kg/95 minggu kontinu; TD
oral-tikus 2660 gm/kg/95minggu kontinu; TD oral-tikus 1428 gm/kg/2
tahun kontinu; TD oral-tikus 1190 gm/kg/85 minggu kontinu; TD oral-tikus
1827 gm/kg/87 minggu kontinu.
7.4. Data Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme:
Salmonella typhimurium 62 mmol/L (+S9); kehilangan kromosom seks
dan non disjungsi Drosophila melanogaster parenteral 5 mmol/L;
kehilangan kromosom seks dan non disjungsi Drosophila melanogaster
oral 5 pph; mutasi pada mikroorganisme Saccharomyes cerevisae 2
gm/L (-S9); konversi gen dan rekombinasi miotik Saccharomyes
cerevisae 2 gm/L; inhibisi DNA fibroblast manusia 100 mmol/L; analisis
sitogenetik leukosit manusia 500 mg/L; sister chomatid exchange
leukosit manusia 20 umol/L; mutasi pada mikroorganisme limfosit
mencit 11 gm/L (+S9) 4 jam; kerusakan DNA intraperitonial mencit 50
mg/kg; analisis sitogenetik intraperitonial mencit 1gm/kg 60 jam
berselang; uji letal dominan (dominant lethal test) oral mencit 6 gm/kg
30 hari; sperma intraperitonial mencit 1 gm/kg 60 jam; analisis
sitogenetik fibroblast hamster 8 gm/L 48 jam; analisis sitogenetik
paru-paru hamster 1 gm/L.
Mutasi pada sel somatik mamalia:
Embrio manusia 10 gm/L; sintesis DNA yang tidak terjadwal oral-tikus
441 gm/kg/21 minggu terus-menerus; sintesis DNA yang tidak terjadwal
hati tikus 1 mg/L.
7.5. Data Reproduksi
TDLo oral-tikus 15 gm/kg-15-21 hari setelah kehamilan (post pregnancy)
kontinu; TDLo oral-tikus 325 gm/kg-4 minggu jantan sebelum kehamilan
(pre pregnancy)/4 minggu setelah kehamilan/4 hari kontinu; TDLo oralmencit 103 gm/kg-30 hari; TDLo oral-mencit 2 gm/kg multigenerasi; TDLo
intraperitonial-mencit jantan 2 gm/kg-1 hari.
7.6. Informasi Ekologi
Data ekotoksisitas :
Toksisitas pada ikan : LC50/96 hari (angka kematian) Fathead minnow
(Pimephales promelas) 18300000 ug/L.

8. Efek Klinis.

(1)

8.1. Keracunan akut.


Terhirup
Debu bahan dapat menyebabkan iritasi dan batuk serta bersin.
Kontak dengan kulit
Menyebabkan iritasi pada kulit.
Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi mata.
Tertelan
Jika tertelan dalam jumlah sedikit maupun banyak, pada individu yang
hipersensitif, dapat menyebabkan sakit kepala, diuresis, kehilangan nafsu
makan, mual, muntah, kram perut disertai nyeri, diare, myalgia akut
dengan fibrilasi muskular dan kejang, delirium dan halusinasi khususnya
auditori. Pada individu yang hipersensitif, dapat menyebabkan reaksi
alergi seperti mengi, urtikaria, pruritus dan edematous papules. Dan
menelan bahan dalam jumlah yang banyak menyebabkan mulut berbusa,
spasme otot, konvulsi, dan pingsan.
8.2. Keracunan kronik.
Terhirup.
Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan kulit.
Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi.
Tertelan
Dosis harian 5-25 gram sakarin telah dilaporkan menyebabkan gangguan
pencernaan, anoreksia, mual, muntah, hiperasiditas lambung, dan diare.
Natrium sakarin berpengaruh pada hati dan ginjal serta menyebabkan
hematopoiesis ekstramedular pada tikus. Tumor tiroid terjadi pada mencit
dan meningkatnya insiden tumor kandung kemih terjadi pada tikus jantan.

9. Pertolongan pertama.

(1)

9.1. Terhirup.
Segera pindahkan ke tempat berudara segar. Gunakan masker berkatup
atau peralatan sejenis untuk melakukan napas buatan. Segera hubungi
bantuan medis.
9.2. Kontak dengan kulit.
Segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci dengan sabun atau deterjen ringan dan air yang banyak sampai
tidak ada kontaminan yang tersisa, kurang lebih 15-20 menit. Segera
hubungi bantuan medis jika diperlukan.
9.3. Kontak dengan mata.
Segera bilas
mata pasien dengan air atau larutan garam fisiologis
sekurang kurangnya satu liter air tiap mata, sekali kali buka kelopak mata
bagian atas dan bawah sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa.
Segera bawa korban ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
9.4. Tertelan.
Jika terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah dari panggul untuk
membantu mencegah aspirasi. Jika pasien pingsan, balikkan kepala ke
samping. Segera hubungi bantuan medis.

10. Penatalaksanaan.

(1)

10.1. Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan, yaitu memperbaiki fungsi
ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk
menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida, Bila terinhalasi disarankan berikan oksigen
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan
mengembalikan fungsi
sirkulasi darah.
10.2. Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
-

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan


miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan
selama 15-20 menit.

Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.


Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul
ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)


-

Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.


Cuci segera bagian kulit yamg terkena dengan air mengalir air
dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain
atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi gastro intestinal.


Bila tertelan, pertimbangkan kumbah lambung, pencahar dan
pemberian oksigen.

11. Batas paparan dan alat pelindung diri.

(1)

Batas paparan.
Tidak ada batas paparan di tempat kerja.
Ventilasi : Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi
harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak.
Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Perlindungan mata : Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan.
Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras
dekat dengan area kerja.
Pakaian : Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan : Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator : Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat mungkin
diperlukan proteksi pernafasan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya
dari urutan minimum ke maksimum. Pertimbangkan peringatan (warning
properties) sebelum digunakan.
Setiap respirator pemasok udara dengan masker seluruh wajah yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif.
Setiap alat pernafasan serba lengkap yang memiliki masker seluruh wajah
dan dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lainnya.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi


kehidupan dan kesehatan : Setiap respirator pemasok udara dengan masker
seluruh wajah dan dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau
tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (separate
escape supply).
Setiap alat pernafasan serba lengkap dilengkapi dengan masker seluruh
wajah.

12. Manajemen pemadam kebakaran.

(1)

Bahaya ledakan dan kebakaran : sedikit menimbulkan bahaya kebakaran.


Debu/campuran udara dapat memicu nyala api atau ledakan.
Media pemadaman : bahan kimia kering biasa, karbon dioksida, air, busa
biasa.
Kebakaran besar : gunakan busa biasa atau semprot dengan semprotan air.
Pemadaman api : pindahkan wadah dari daerah api, bila hal ini mungkin
dilakukan tanpa resiko. Jangan menyebarkan tumpahan bahan dengan
menyemprotkan aliran air bertekanan tinggi. Bendung untuk pembuangan
selanjutnya. Gunakan alat pemadam kebakaran yang tepat untuk
memadamkan api. Hindari menghirup bahan atau produk hasil pembakaran.
Bertahan di tempat yang melawan arah angin dan keluar dari daerah yang
rendah.

13. Manajemen tumpahan.

(1)

Tumpahan pada sumber air :


Berdasarkan California Safe Drinking Water and Toxic Enforcement Act 1986
(Proporsi 65). Jauhkan dari sumber air dan selokan.
Tumpahan di tempat kerja :
Kumpulkan tumpahan bahan, tempatkan pada wadah yang tepat untuk
dimusnahkan. Jauhkan dari sumber air dan selokan. Orang yang tidak
berkepentingan dilarang masuk. Isolasi daerah yang berbahaya dan dilarang
masuk

14. Daftar Pustaka.


1. OHS MDL Information System, INC, 1997
2. http://fscimage.fishersci.com/msds/88565.htm
3. http://www.clpchemicals.com/msds/Sodium%20Saccharin%20MSDS%20C
LP%20Chemicals.pdf
4. http://www.anachemia.com/msds/english/8076.pdf
5. http://www.jmloveridge.com/cosh/Saccharin%20Sodium.pdf
6. http://www.productosaditivos.com/productos/archivo_en_9.pdf
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2012
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

You might also like