Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
bawah uterus. Serviks uteri terdiri atas: (1). Pars vaginalis servisis uteri yang
dinamakan porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks
yang berada di atas vagina. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis
servikalis berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini
dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel toraks bersilia dan
berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam
disebut osteum uteri internum, dan pintu di vagina disebut ostium uteri
eksternum.1
INCLUDEPICTURE
"http://catalog.nucleusinc.com/imagesenlarged/4780W.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://catalog.nucleusinc.com/imagesenlarged/4780W.jpg" \*
MERGEFORMATINET
Gambar 1. Anatomi Serviks
Serviks mempunyai 2 jenis epitel yaitu epitel kolumner dan epitel
squamosa yang disatukan oleh sambungan squamo-columner (squamocolumner
junction). Epitel kolumner akan digantikan oleh epitel squamosa baru sehingga
squamocolumner junction yang sudah ada akan menjadi sambungan squamosasquamosa baru. Proses pergantian epitel kolumner oleh epitel squamosa seperti
diatas disebut proses metaplasia. Squmocolumner jarang hanya terbatas pada
ostium externa, artinya terjadi perubahan pada waktu pubertas, kehamilan,
menopause dan perubahan hormonal.2
Metaplasia dapat terjadi ke arah dalam dari SCJ normal, keluar ostium
externa dan seluruh villi columner. Proses ini membentuk suatu daerah yang
disebut Transformation zone. Pada banyak kasus CIN berasal dari fokus tunggal
dari transformation zone pada SCJ. Pada bibir anterior lebih sering terjadi 2 kali
lebih besar daripada bibir posterior dan CIN jarang bersumber dari sudut lateral.
CIN dapat timbul mengenai seluruh transformation zone.2,3
2.2.
Karsinoma serviks
Karsinoma serviks merupakan salah satu masalah kesehatan di Negara-
2.3.
dicegah karena penyakit ini memiliki fase preinvasif yang sangat lama, karena
program screening sitologi serviks sudah tersedia, dan arena penatalaksanaan lesi
preinvasif sudah efektif. Bagaimanapun juga, sebanyak 13.000 kasus karsinoma
serviks baru akan menyebabkan 4.100 kematian di Amerika Serikat pada tahun
2002. Walaupun karsinoma serviks tidak dapat dieliminasi, insidensi dari penyakit
ini telah menurun, dan sejak dapat didiagnosis secara dini, maka survival rate
penderita semakin baik. Usia rata-rata karsinoma serviks adalah 52,2 tahun, dan
distribusi dari kasus adalah bimodal, dengan puncak pada usia 35-39 tahun dan
60-69 tahun. 4,5,6
Diantara tumor ganas ginekologi, karsinoma serviks masih menduduki
peringkat pertama di Indonesia. Di Indonesia, penderita penyakit ini diperkirakan
90-100 diantara 100.000 penduduk. 4
Terdapat beberapa faktor risiko untuk karsinoma serviks, diantaranya: usia muda
saat koitus pertama berusia muda (<16 tahun), aktivitas seksual yang sering
berganti-ganti pasangan (promiskuitas, multiple sexual partner), merokok, paritas
yang tinggi dan status ekonomi yang rendah (higiene seksual yang rendah). 5,6,7
Hubungan karsinoma serviks dengan penggunaan kontrasepsi oral masih
menjadi perdebatan. Beberapa peniliti menyatakan penggunaan kontrasepsi oral
dapat meningkatkan insidensi abnormalitas kelenjar serviks; bagaimanapun,
hipotesis ini masih kontroversi. Banyak dari faktor risiko diatas berhubungan
dengan aktivitas seksual dan terkena penyakit menular seksual. Infeksi oleh virus
herpes sebelumnya diduga sebagai pemicu terjadinya karsinoma serviks.
Bagaimanapun, infeksi dengan humanpapillomavirus (HPV) sekarang ini
dipercaya terlibat dalam perkembangan karsinoma serviks. 5
HPV merupakan virus DNA yang memiliki lebih dari 60 subtipe.
Beberapa Subtipe HPV risiko tinggi (umumnya subtipe 16 dan 18, juga subtipe
31, 33 dan 35) dapat ditemukan pada mayoritas karsinoma serviks invasif dan
neoplasma serviks intraepitelial derajat tinggi, yang sudah diketahui memiliki
potensi untuk menjadi ganas. Sebaliknya, subtipe HPV yang memiliki risiko
rendah (6 dan 11) lebih sering berhubungan dengan kondiloma genital yang jinak
dan neoplasia serviks intraepitelial derajat rendah, yang memiliki potensi yang
rendah untuk menjadi ganas. 5,6,7
Pada karsinoma serviks invasif, HPV umumnya ditemukan bersatu dengan
DNA sel tuan rumah, sedangkan pada cervical intraepithelial neoplasia (CIN),
DNA HPV umumnya ditemukan dalam bentuk episomal (tidak bersatu). Dalam
jaringan serviks yang terinfeksi, HPV akan merangsang protein E6 dan E7, yang
memiliki kemampuan untuk bersatu dan menonaktifkan produksi gen p53 dan Rb
tumor suppressor. 6,7
2.4.
2.
3.
adalah
well-differentiated
mucinous
carcinoma,
papillary
serviks
yang
mempunyai
prognosis
lebih
buruk
jika
10
dari
CIN
diperkenalkan
pada
tahun
1968
dimana
Richart
11
12
MERGEFORMATINET
13
2.5.
karsinoma serviks dan dapat timbul dalam bentuk leukore yang disertai bercak
darah atau perdarahan ringan. Leukore yang terjadi umumnya sanguin atau
purulen, berbau dan tidak gatal. Riwayat perdarahan setelah koitus perlu
ditanyakan dalam anamnesis. 2,4,5,6,7
Nyeri pelvis, seringkali unilateral dan menjalar ke panggul, menandakan
penyakit sudah makin lanjut, jika sudah terbentuk fistula maka urine atau feses
dapat ditemukan keluar dari vagina. Lemah, penurunan berat badan dan anemia
merupakan karakteristik dari stadium akhir penyakit ini, walaupun kehilangan
darah yang akut dan anemia dapat terjadi pada lesi derajat I yang mengalami
ulserasi. 2,3,5,6,7
14
15
si2116_jpg_files/browseContent_files/si2116.jpg" \* MERGEFORMAT
2.6.
a.
16
b.
Pemeriksaan Fisik
Tanda dan Gejala
Perdarahan postcoital.
c.
d.
Pemeriksaan Rectovaginal
17
e.
Pemeriksaan Radiologi
- Intra Venous Pyelography
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya penyebaran Ca serviks
yang lanjut biasanya ditemukan metastase dan biasanya terjadi obstruksi
di uretra bagian terminal. 6
- Barium enema
Dengan barium enema kita dapat mendeteksi adanya kelainan pada usus
misalnya kanker kolon atau divertikulitis yang memungkinkan adanya
rencana terapi, dengan alasan tersebut diatas maka barium enema
seringkali termasuk evaluasi untuk pasien dengan Ca serviks yang
berumur 40 tahun lebih atau pasien dengan penyakit yang lanjut. 6
- Foto thorax dan foto skeletal
Pemeriksaan foto thorak diperlukan untuk melihat adanya metastase ke
paru-paru. Metastase ke tulang biasanya jarang pada pasien-pasien
dengan Ca primer, dan biasanya simtomatik. Skrining foto skeletal bisa
dilakukan pada pasien yang memperlihatkan gejala simtomatik, dan
sebaiknya
dengan
menggunakan
isotop
bone
scane
dimana
18
Lymphangiography
Evaluasi nodus lympaticus dengan limphangiograpi memberi hasil positif
palsu 20-40% dan negatif palsu 10-20%. Cara ini sekarang jarang
digunakan, karena fungsinya digantikan dengan USG. 6
Ultrasonography
Ultrasonography mempunyai 2 dasar yang digunakan untuk mengevaluasi
pasien yang menderita Ca cervix. Evaluasi ginjal dan traktus urinarius
bagian atas dengan USG merupakan prosedur yang baik dan prosedur ini
seringkali lebih dipakai sebagai pengganti Intravenous pyelogram. Dengan
lebih berkembangnya probe yang bisa digunakan untuk pemeriksaan
transrectal dan transvaginal, USG juga bisa digunakn untuk mengevaluasi
ukuran dari lesi yang ada di cervix dan penyebaran tumor sampai ke
parametrium atau organ-organ yang ada disekitarnya. 6
Invasi ke dinding Vesica urinaria dapat dideteksi dengan USG
transvaginal yaitu dengan menempatkan transduser diantara forniks
anterior vagina dan dinding Vesica urinaria pada arah sagital. Gerakan dari
dinding Vesica urinaria dapat dinilai dengan kemampuan USG
19
Laparoscopy
Pemeriksaan ini untuk melihat keadaan rongga abdomen untuk melihat
adanya perluasan ke nodus lympaticus para aorta atau ke organ-organ
peritoneal lainnya. 6
f.
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi yang dapat dilakukan untuk skrining karsinoma serviks
adalah pap smear yang akan dibahas selanjutnya.
20
g.
21
22
epithelium pada pandang kolposkopi. Epitel skuamosa ini tebal dan berlapislapis yang berfungsi sebagai filter yang efektif sehingga serviks tampak merah
muda hingga merah karena pembuluh darah dibawahnya/stroma. Pada daerah
peralihan (SCJ) akan ditemukan epitel metaplastik dalam berbagai derajat
perkembangan. Sifatnya lebih tipis daripada epitel skuamosa normal dan
tampak merah. Regenerasi epitel yang sangat cepat, seperti pada jaringan
metaplastik skuamosa yang imatur, memperlihatkan gambaran opak. Epitel
abnormal prakanker berbeda dengan epitel normal karena jumlah selnya yang
bertambah, inti lebih besar sehingga tampilannya tampak opak, kadangkadang digambarkan sebagian merah bercampur abu-abu kotor, atau putih
23
Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkop yaitu
sebuah alat yang dapat disamakan dengan mikroskop bertenaga rendah dengan
sumber cahaya didalamnya, biasanya digunakan untuk memeriksa serviks dan
kadang-kadang vagina dan vulva. 5
Pemeriksaan ini dilakukan pada wanita yang telah menjalani pemeriksaan pap
smear dengan hasil ditemukan hasil sitologi abnormal, atau sel atipik yang
dicurigai adanya keganasan (class III atau lebih) dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan ini. 6,7
Cara pemeriksaan kolposkopi :
Serviks yang akan dilihat, mula-mula dibersihkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan normal saline, kemudian diamati. Lalu dilihat pembuluh
darahnya, kemudian serviks diberi asam asetat 3-5% sehingga akan
tampak opasitas dari sel yang metaplastik dan displastik.11
24
MERGEFORMAT
25
colposcopy_gif_files/treatment_1_files/cervix_exam.gif" \* MERGEFORMAT
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar%20oleh
%20Google%20untuk%20http--www_hopkinsmedicine_org-cervicaldysplasia-
26
images-colposcopy_gif_files/treatment_1_files/cervix_exam.gif" \*
MERGEFORMAT
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar
%20oleh%20Google%20untuk%20http--www_hopkinsmedicine_orgcervicaldysplasia-images-colposcopy_gif_files/treatment_1_files/biopsies2.gif" \*
MERGEFORMAT INCLUDEPICTURE "../../../../../../../Hasil%20Penelusuran
%20Gambar%20oleh%20Google%20untuk%20http-www_hopkinsmedicine_org-cervicaldysplasia-imagescolposcopy_gif_files/treatment_1_files/biopsies2.gif" \* MERGEFORMAT
Lesi dengan jarak kapilaritas yang luas , densitas putih pada epitel, serta
epitel yang tajam, memberikan hasil yang lebih berat daripada gambaran yang
kurang dari yang disebutkan. 5
Gambaran permukaan yang irreguler sebaiknya diduga suatu carcinoma
meskipun condiloma dapat seperti itu. 5
27
d.
Servikografi
Diperkenalkan pertama kali oleh Adolf Stafl, 1981. Tehnik ini
menggunakan kamera tangan (hand held) dengan fokus campuran 35 mm.
Dibuat photography serviks setelah terlebih dahulu diolesi dengan asam asetat.
Untuk membuat foto ini diperlukan training yang singkat dan film yang
dihasilkan dikirim ke laboratorium untuk diolah dan dibuat untuk fotografi
slide yang diproyeksikan dan kemudian dilihat oleh colpocopist yang telah
terlatih.8
Gambar 7. Servikografi
28
difoto dengan serviskop. Hasil foto (disebut servigram) akan dievaluasi dokter
ginekologi yang telah mendapat sertifikat sebagai evaluator. 8
Hasil yang dilaporkan dapat berupa mulut rahim normal, atipik (ada
kelainan
tapi
tidak
memerlukan
pemeriksaan
lanjutan)
dan
positif
Pap Smear
Pemeriksaan Papanicolaou (Pap) smear adalah prosedur pewarnaan
sitologis eksfoliatif untuk mendeteksi dan mendiagnosis berbagai kondisi,
khususnya kondisi keganasan dan pra keganasan traktus genitalia wanita
(kanker vagina, serviks dan endometrium) dengan sel-sel yang telah
dideskuamasi dari epitelium genitalia, diperoleh lewat apusan, difiksasi dan
diwarnai dan diperiksa dibawah mikroskop untuk mencari ada tidaknya tandatanda perubahan patologik. 9
Pemeriksaan pap smear dilakukan pada wanita berusia lebih dari 18
tahun atau kurang dari 18 tahun tetapi telah melakukan aktifitas seksual secara
aktif. 9
Interpretasi Hasil
Terdapat beberapa cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi,
diantaranya adalah cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi berdasarkan
Papanicolaou dan cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi berdasarkan
Bethesda (The Bethesda System). 2
29
yang
abnormal
Class II (atypical) Terdapat sel atipik tapi tidak dicurigai adanya
keganasan
Class III (suggestive for cancer) Terdapat sel atipik dan dicurigai
adanya keganasan.
Class IV (strongly suggestive for cancer) Sel tersangka kuat
untuk keganasan
Class V (conclusive for cancer) Terbukti keganasan
Pap Classes
Description
Bethesda 2001
Normal
II
Reactive Changes
Reactive Changes
Atypia
ASC, ASG
Koilocytosis
III CIN I
Mild dysplasia
III CIN II
Moderate dysplasia
Severe dysplasia
30
IV
Ca in situ, suspicious
Invasive
Microinvasion (<3mm)
Frankly invasive (>3mm)
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar
%20oleh%20Google%20untuk%20http--www_netterimages_com-imagesvpv-000-000-003-3773-0550x0350_jpg_files/5937_files/59370550x0350.jpg" \* MERGEFORMAT INCLUDEPICTURE
"../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar%20oleh%20Google
%20untuk%20http--www_netterimages_com-images-vpv-000-000-003-37730550x0350_jpg_files/5937_files/5937-0550x0350.jpg" \* MERGEFORMAT
31
32
tidak bermanfaat sama sekali untuk pemeriksaan skrining karena nilai negatif
palsunya sangat besar.10
Disamping itu alat pengambil sekret yang digunakan juga berpengaruh
terhadap representatif tidaknya sekret yang diambil, terutama untuk sekret
endocervial yang pada umumnya masih diambil dengan lidi kapas yang
sebenarnya sudah tidak memadai lagi karena sekret yang didapat sering hanya
mengandung sedikit sel endocervical atau kadang-kadang hanya terdiri atas
mukus saja tanpa mengandung sel endocervical. Bila menggunakan cytobrush cukup representatif karena pengambilan sekret dengan alat ini lebih
banyak mengandung sel endocervical daripada dengan lidi kapas. 10
Kesalahan dalam proses pembuatan sediaan seringkali terletak pada
kelalaian pembuatnya yang membiarkan sediaan kering diudara terbuka
karena lupa tidak segera memfiksasi sediaan yang telah dibuat dengan alkohol
95% atau hair spray. Hal ini menyebabkan defek pengeringan pada sel yang
terkandung dalam sediaan, sehingga menyulitkan intepretasi sediaan sitologi.
10
Kesalahan lain mungkin terjadi saat pembacaan sediaan tes Pap. Tes Pap tidak
dapat digunakan sebagai satu-satunya dasar dalam menegakkan lesi keganasan
serviks. Pemeriksaan tes Pap hanyalah menapis dari sel-sel serviks wanita
yang tampak sehat tanpa gejala dan kemudian dilakukan tindak lanjut. 6
f.
Thin Prep
Metoda pemeriksaan ini juga meningkatkan akurasi pemeriksaan tes
Pap. Preparat apusan sel-sel mulut rahim menjadi lebih bersih dan lebih
mudah dibaca. Caranya, apusan sel-sel mulut rahim dimasukkan ke dalam
cairan sitologi dasar, disentrifugasi agar sel-sel mulut rahim dengan regimen
lain terpisah, kemudian sel-sel serviksnya saja yang difiksasi dan diwarnai,
baru dibaca oleh tenaga skriner. Karena yang tampak pada preparat adalah
apusan sel-selnya saja, maka hasilnya lebih mudah dan cepat dibaca. 11
33
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar
%20oleh%20Google%20untuk%20http--www_biocare_co_nz-thinprepslides_jpg_files/thinprep_files/conventional.jpg" \* MERGEFORMAT
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar%20oleh
%20Google%20untuk%20http--www_biocare_co_nz-thinprepslides_jpg_files/thinprep_files/conventional.jpg" \* MERGEFORMAT
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../../Hasil
%20Penelusuran%20Gambar%20oleh%20Google%20untuk%20http-www_biocare_co_nz-thinprep-slides_jpg_files/thinprep_files/thinprep.jpg" \*
34
g.
Pap Net
Metoda ini merupakan skrining preparat tes Pap yang telah diwarnai
dengan komputer. Pap Net bertujuan meningkatkan akurasi pemeriksaan tes
Pap, karena dapat mendeteksi sel-sel abnormal lebih teliti meski masih perlu
dibaca lagi oleh tenaga ahli sitologi. Kelebihan Pap Net adalah dapat
memeriksa banyak preparat, waktu skrining lebih cepat, tidak ada faktor
kelelahan, dan akurasi lebih tinggi. Namun, alat ini tidak mempengaruhi
negatif palsu yang disebabkan oleh salah pengambilan dan harganya sangat
mahal. 11
h.
Konisasi
Konisasi memungkinkan untuk pengambilan seluruh daerah jaringan
yang abnormal dan mendapatkan jumlah jaringan serviks yang maksimal
35
2,6,7
INCLUDEPICTURE
"http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/17040.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/17040.jpg" \*
36
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "../../../../../../../../Hasil%20Penelusuran%20Gambar%20oleh
%20Google%20untuk%20http--www_hopkinsmedicine_org-cervicaldysplasiaimages-colposcopy_gif_files/treatment_1_files/cold_knife.gif" \*
MERGEFORMAT INCLUDEPICTURE "../../../../../../../Hasil%20Penelusuran
%20Gambar%20oleh%20Google%20untuk%20http-www_hopkinsmedicine_org-cervicaldysplasia-imagescolposcopy_gif_files/treatment_1_files/cold_knife.gif" \* MERGEFORMAT
37
i. Proktoskopi
Dilakukan untuk melihat adanya penyebaran ke daerah Rectum. 6
j. Sistoskopi
Bila dengan pemeriksaan IVP memperlihatkan adanya massa, maka
Vesica urinaria harus diperiksa dengan sistoskopi, dimana sebuah tabung
dengan lensa dimasukkan ke Vesica urinaria sampai ke Urethra untuk melihat
adanya penyebaran dari kankernya. 6
2.7.
38
Stadium FIGO
Kategori TNM
39
TX
T0
Tis
invasif
I
ke
korpus
harus
T1
tak
diindahkan)
Kanker
IA
serviks
berdasarkan
hasil
T1a
T1a1
dari
dengan
suatu
invasi
T1a2
T1b
T1b1
IB2
T1b2
T2
40
IIA
T2a
IIB
T2b
melibatkan
sepertiga
T3
bawah
T3a
Tumor
invasi
kemukosa
kandung
T3b
T4
IVB
M1
INCLUDEPICTURE
"http://catalog.nucleusinc.com/imagesenlarged/1742W.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://catalog.nucleusinc.com/imagesenlarged/1742W.jpg" \*
41
MERGEFORMATINET
42
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologis, rektovagina
Kolposkopi
Konisasi
Biopsi
Dilatasi kuretase
PA
Kanker mikroinvasif
Invasi 5mm
invasi >5mm
kanker invasif
Penentuan stadium klinik
43
Tumor (+)
Histerektomi radikal
Limfadenektomi
Histerektomi ekstrafasial
Stad IB-IIA
Tumor 3mm
Srad IIB-IVA
Histerektomi radikal +
Limfadenektomi
Stad IVB
Kemoradiasi
Kemoterapi/ radiasi
Operasi
Eksenterasi
Paliatif