Professional Documents
Culture Documents
ASAM SULFAT
OLEH:
ROSANTI S.T MBATU
1408105057
KELOMPOK 7B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
ASAM SULFAT
I.
Tujuan Percobaan
1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.
2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator.
3. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai dehidrator.
4. Mengetahui perbedaan reaksi antara asam sulfat pekat dan asam sulfat encer
5.
II.
Dasar Teori
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Asam
sulfat sering digunakan dalam berbagai praktikum biologi maupun kimia. Asam
sulfat mempunyai titik lebur pada 10C dan titik didih pada 290C tergantung
kepekatan. Struktur asam sulfat dapat dilihat pada Gambar 2.1. Adapun asam
sulfat yang digunakan bisa konsentrat (pekat) atau encer. Dalam keadaan encer,
belum menunjukkan sifatnya sebagai oksidator, jadi masih bersifat seperti asamasam biasanya, seperti asam halida. Walaupun encer, larutan asam sulfat dapat
membuat kulit gatal. Dalam keadaan pekat, sifat oksidator dari asam ini muncul.
Asam sulfat pekat biasanya digunakan untuk reaksi senyawa-senyawa organik,
karena senyawa organik lambat reaksinya.
terbakar. Gas dikeluarkan dan dikeringkan dengan cara melewatkan melalui asam
sulfat pekat. Sementara belerang oksida yang dihasilkan dari sulfida logam,
biasanya merupakan hasil samping pada pengolahan logam itu sendiri, misalnya
pada pengolahan zink dari bijih blende. Berikutnya proses kontak. Pembakaran
belerang selalu menghasilkan belerang dioksida dan bukan belerang trioksida,
meskipun pembentukan belerang trioksida secara termodinamika lebih disukai
daripada pembentukan belerang dioksida (-370 kJ/mol untuk SO3 dan -300kJ/mol
untuk SO2) karena tingginya aktivasi untuk oksidasi. Karena itu oksidasi itu
memerlukan katalisator yang efektif yang secara komersial dapat diterima.
Asam sulfat memiliki sifat fisik dan kimia. Sifat fisikanya, asam sulfat terdiri
dari beragam konsentrasi, dengan berbagai kemurnian. Asam sulfat murni berupa
cairan bening seperti minyak dan oleh karenanya pada zaman dahulu dinamakan
minyak vitriol. Sifat kimia asam sulfat dapat dilihat misalnya bila direaksikan
dengan air maka terjadi pembentukan ion hidronium dengan proses reaksi yang
eksotermik, bila direaksikan dengan basa maka akan menghasilkan garam sulfat,
bila asam sulfat encer direaksikan dengan logam maka akan menghasilkan logam
sulfat dan gas hidrogen, bila asam sulfat pekat direaksikan dengan logam maka
akan menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida. Selain itu dapat juga dilihat
dari sifatnya sebagai agen sulfonasi yang dipergunakan dalam kimia organik
untuk menggantikan suatu atom hidrogen oleh gugus asam sulfonat, sebagai
dehidrator yang akan menarik unsur-unsur pembentuk air, dan juga sebagai
oksidator dimana sifat ini baru akan muncul jika dalam suasana pekat dan panas.
Adapun kegunaan asam sulfat, yaitu: kegunaan utama (60% dari total produksi
di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat,
yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk
deterjen. Selain itu, asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri
besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual
ke industri otomobil. Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat. Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di
industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang
umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam,
yang digunakan untuk membuat nilon.
III.
IV.
Cara Kerja
IV.1
Percobaan 1. Reaksi pengenceran asam sulfat pekat
1. 2 mL asam sulfat pekat diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 25 mL air dingin dimasukkan ke dalam gelas beker.
3. Asam sulfat pekat ditambahkan secara perlahan ke dalam air dingin sambil
diaduk.
4. Perubahan suhu yang terjadi pada gelas beker diamati dan dirasakan.
IV.2
Percobaan 2. Reaksi dehidrasi
1. Tiga buah tabung reaksi disiapkan kemudian masing-masing tabung reaksi
diisi dengan 2 mL asam sulfat pekat.
2. Sebanyak 1 gram CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam tabung reaksi
pertama yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi
diamati dan dicatat sampai di atas 30 menit.
3. Sebanyak 1 gram gula pasir dimasukkan ke dalam tabung reaksi ke dua
yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
4. Sepotong kayu (batang korek api) dimasukkan ke dalam tabung reaksi ke
tiga yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati
dan dicatat.
5. Tabung reaksi yang berisi garam CuSO 4 diambil. Asam sulfat dari tabung
reaksi tersebut dituang ke dalam tempat asam sulfat pekat dan dengan
dengan hati-hati garam CuSO4 dimasukkan ke dalam gelas beker yang
berisi 50 mL air. Perubahan yang terjadi diamati.
6. Tabung reaksi yang berisi kayu (batang korek api) diambil. Asam sulfat
dari tabung reaksi tersebut dituang ke dalam tempat asam sulfat pekat dan
dengan dengan hati-hati kayu dimasukkan ke dalam gelas beker yang
berisi 50 mL air. Perubahan yang terjadi diamati.
IV.3
Percobaan 3. Reaksi oksidasi
1. Sepotong logam Zn, Fe, dan Cu dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
2. Sebanyak 2 mL larutan asam sulfat encer ditambahkan ke dalam logam di
atas dan diamati dengan teliti. Gas yang timbul diamati dan reaksi kimia
yang terjadi ditulis.
3. Tiga tabung reaksi lain diambil dan sebanyak 1 mL asam sulfat pekat
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4. Ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Zn,
Fe, dan Cu. Dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi.
V.
Data Pengamatan
V.1 Percobaan 1. Reaksi pengenceran asam sulfat pekat
Asam sulfat pekat
2 mL
Air
25 mL
Perubahan suhu
Suhu meningkat, gelas beker terasa hangat
Bahan kimia
Dehidrator
1.
CuSO4.5H2O
2.
Gula pasir
3.
4.
Hasil no. 1
Air
5.
Hasil no. 3
Air
Baha
Oksidator
1.
n
Zn
2.
Fe
VI.
3.
4.
Cu
Zn
5.
Fe
6.
Cu
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, dilakukan tiga percobaan dengan masingmasing reaksi yang berbeda. Percobaan pertama yaitu reaksi pengenceran asam
sulfat pekat, percobaan kedua yaitu reaksi dehidrasi, dan reaksi ketiga yaitu reaksi
oksidasi.
Pada percobaan pertama yaitu reaksi pengenceran asam sulfat pekat,
asam sulfat pekat tersebut diencerkan dengan air dengan cara asam sulfat pekat
sebanyak 2 mL ditambahkan secara perlahan ke dalam air sebanyak 25 mL sambil
diaduk. Air tidak boleh ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat karena hal itu
akan mengakibatkan memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang
membahayakan, selain itu karena reaksi asam sulfat pekat dengan air terjadi
sangat kuat, reaksi ini akan menimbulkan panas yang tinggi. Dari percobaan ini,
telah diamati dan dirasakan perubahan suhu yang terjadi pada gelas beker yaitu
suhu meningkat dengan ditandai oleh gelas beker yang terasa hangat.
Pada percobaan kedua yaitu reaksi dehidrasi, terdapat tiga buah tabung
reaksi yang masing-masing diisi dengan 2 mL asam sulfat pekat sebagai
dehidrator yang akan menarik unsur-unsur pembentuk air dari sejumlah
senyawanya. Kepada tabung reaksi yang pertama, dimasukkan sekitar 1 gram
CuSO4 dengan perubahan yang terjadi yaitu larutan tetap berwarna bening dan
terbentuk endapan CuSO4.5H2O berwarna biru yang kemudian setelah beberapa
saat berubah menjadi biru keputihan, warna yang paling dominan adalah putih
yang menunjukkan tersisanya CuSO4. Kemudian ke dalam tabung reaksi yang kedua, dimasukkan sekitar 1 gram gula pasir. Berdasarkan pengamatan dan hasil,
gula dan larutan berubah warna menjadi cokelat kehitaman, dan gula larut dalam
larutan asam sulfat pekat. Setelah itu, pada tabung reaksi yang ketiga, ke dalam
tabung reaksi yang berisi 2 mL asam sulfat pekat dimasukkan sepotong kayu
(batang korek api) dan terjadi perubahan warna kayu menjadi hitam dan warna
larutannya menjadi cokelat. Hal ini bisa terjadi karena sifat dari asam sulfat yang
dapat menarik air dari senyawa lainnya yang biasa disebut dehidrator. Setelah itu,
CuSO4 yang tersisa dan batang korek api yang sudah direaksikan dengan asam
sulfat, masing-masing direaksikan kembali dengan air. Ternyata, setelah sisa atau
endapan CuSO4 direaksikan dengan air, endapan tersebut larut dalam air dan
larutannya menjadi berwarna biru bening. Sementara kayu atau batang korek api
yang dimasukkan ke dalam gelas beker berisi 50 mL air tidak mengalami
perubahan warna (tetap berwarna hitam) dan timbul gelembung gas.
Pada percobaan ketiga, digunakan logam Zn, Fe, dan Cu, serta larutan
asam sulfat encer dan larutan asam sulfat pekat yang bertindak sebagai oksidator,
jadi terdapat enam buah tabung reaksi. Pertama, sebanyak 2 mL larutan asam
sulfat encer dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama yang berisi sepotong
logam Zn. Berdasarkan pengamatan, terjadi reaksi yang ditandai dengan
timbulnya gelembung gas. Reaksinya yaitu Zn (s) + H2SO4(aq)
ZnSO4(aq) +
pada tabung reaksi ke lima yang berisi logam Fe, dimasukkan 1 mL larutan asam
sulfat pekat kemudian dipanaskan, terjadi reaksi, terdapat endapan, dan larutan
yang terbentuk pada akhirnya berwarna abu-abu kehitaman. Dan yang terakhir,
pada tabung reaksi ke enam yang berisi logam Cu, dimasukkan 1 mL larutan asam
sulfat pekat kemudian dipanaskan, maka terjadi reaksi yang ditandai dengan
adanya gelembung gas. Reaksinya yaitu Cu (s) + 2H2SO4(aq)
CuSO4(aq) +
2H2O(l) + SO2(g). Dari reaksi-reaksi yang terjadi, dapat dilihat bahwa ketika larutan
asam sulfat pekat direaksikan dengan seng, tembaga, maka akan menghasilkan
garam, air dan sulfur dioksida. Hal ini dikarenakan larutan asam sulfat pekat panas
umumnya berperan sebagai oksidator.
VII.
Kesimpulan
1. Pada reaksi pengenceran asam sulfat pekat, akan terjadi perubahan suhu
dimana suhu meningkat.
2. Pada reaksi dehidrasi, ketika asam sulfat pekat ditambahkan CuS O4.5H2O,
butiran CuSO4.5H2O mengalami perubahan warna dari biru menjadi biru
keputihan dengan putih sebagai warna yang dominan dan hasil reaksinya
adalah CuSO4.
3. Pada reaksi dehidrasi, ketika asam sulfat pekat dimasukkan gula pasir, maka
gula dan larutan berubah warna menjadi cokelat kehitaman.
4. Pada reaksi dehidrasi, ketika asam sulfat pekat dimasukkan kayu (batang
korek api), warna kayu akan berubah menjadi hitam dan warna larutannya
berwarna cokelat.
5. Pada reaksi dehidrasi, saat sisa atau endapan CuSO4 direaksikan dengan air,
maka endapan tersebut larut dalam air dan larutannya menjadi berwarna biru
bening.
6. Pada rekasi dehidrasi, kayu atau batang korek api yang dimasukkan ke dalam
air tidak mengalami perubahan warna (tetap berwarna hitam) dan timbul
gelembung gas.
7. Asam sulfat memiliki sifat sebagai dehidrator dan oksidator.
8. Larutan asam sulfat encer bila direaksikan dengan logam Zn dan Fe akan
menghasilkan logam sulfat dan gas hidrogen.
9. Larutan asam sulfat encer bila direaksikan dengan logam Cu, maka tidak akan
terjadi reaksi.
10. Larutan asam sulfat pekat direaksikan dengan seng, tembaga, maka akan
menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida.
Catatanku.
http://logku.blogspot.com/2011/02/fungsi-asam-sulfat-
2015.
Asam
Sulfat.
Wikipedia.