Professional Documents
Culture Documents
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen Surgical
di Ruang 12 RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang
OLEH :
SHINTA ARDIANA PUSPITASARI
115070201111021
KELOMPOK 2
REGULER 1
sel
yang
berlebihan
sebagai
dan
Neoplasia.
tak
terkoordinasi.
Neo
berarti
baru,
Dalam
bahasa
plasia
berarti
perkembangbiakan
ini
diatur
oleh
inti
sel
(nucleus),
akibatnya
pada
sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat.
Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbedabeda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini
mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter
atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur
yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang berbedabeda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan
fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang dibungkusnya tetapi tidak
menginvasinya.
Bagian terbesar dari tumor abdomen terdiri dari neuroblastoma, tumor Wilms,
teratoma, tumor ovarium, limfoma abdomen, hepatoma dan lainlain. Tumor abdomen
merupakan sepertiga dari seluruh tumor ganas pada anak. Tumor ini sifatnya sangat
berbeda dengan jenis tumor lainnya. Salah satu yang spesial dari tumor ini adalah
sangat sulit untuk dideteksi.Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak
memberikan keluhan apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum
timbul walaupun tumor telah dapat diraba. Hal ini diakibatkan oleh sifat rongga perut
yang yang longgar, sehingga bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai cukup
besar tanpa mengganggu organ di sekitarnya.
Tumor hepar
Tumor colon
Tumor pankreas
Anak-anak :
-
dan
metastasis.
Diagnosis
pasti
ditegakkan
dengan
pemeriksaan
Miosis
g. Ptosis
h. Eksoftalmos
i.
Anhidrosis
Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung dari
lokasi metastasenya:
a. Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen,
pemeriksaan menemukan masa abdominal yang konsistensinya keras dan
nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah.
Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen,
edema dinding abdomen.
b. Neurobalstoma mediastinal
Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum
superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar
dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila
penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri
lengan.
c. Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau
limfoma maligna. Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul
syndrome paralisis saraf simpatis leher(Syndrom horner), timbiul miosis unilateral,
blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.
d. Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya
sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.
tetap
berada
dalam
CT scan walaupun tidak mutlak tetapi sangat membantu menegakkan diagnosis dan
juga
mencari
metastasis.
Diagnosis
pasti
ditentukan
dengan
pemeriksaan
histopatologi dari ginjal yang berisi tumor yang telah diangkat pada laparatomi
eksplorasi.
Menurut NWTS (National Wilms Tumor Study ) setelah di lakukan tindakan
Nefroktomi,tingkat penyebaran di bagi menjadi 5 stadium dan rekuren:
a. Stadium I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat di eksisi sempurna
b. Stadium II : Tumor meluas keuar ginjal dan dapat di eksisi sempurna,mungkin
telah mengadakan penetrasi ke jaringan lemak perirenal,limfonodi paraaorta atau
ke vasa renalis
c. Stadium III : Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi
atau ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasi
d. Stadium IV : Metastasis ke hematogen,paru-paru,hati,tulang,dan otak
e. Stadium V : Tumor Bilateral.Rekuren = terjadi lagi kanker setelah di terapi,dapat
di tempat pertama kali terjadi atau di organ lain
Keluhan utama biasanya hanya benjolan di perut, perutnya membuncit ketika
di bawa ke Dokter oleh orang tuanya, hematuri karena invasi tumor yang menembus
sistem pelveokalises.Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terhadap
protein tumor.Gejala lain yang bisa muncul adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3. Limfoma Abdomen
Limfoma abdomen dapat timbul dari kelenjar getah bening di hati, limpa dan usus.
Apabila timbul di hati atau limpa akan menyebabkan hepatomegali atau splenomegali
atau keduanya. Tetapi bila timbulnya di usus, maka massa tumor dapat
menyebabkan obstruksi usus atau sebagai leading point untuk terjadinya intususepsi.
Gejala yang dapat timbul ialah nyeri disertai pembengkakan perut dan perubahan
kebiasaan buang air besar serta gejala obstruksi usus serta mual dan muntah.
Perdarahan saluran cerna jarang terjadi apalagi perforasi usus. Biasanya pasien
dengan gejala seperti tersebut di atas datang pada ahli bedah. Pemeriksaan
radiologik yang diperlukan ialah barium meal terutama bila obstruksinya parsial.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan USG usus.
4. Teratoma
Tumor yang berasal dari sel germinativum ini dapat timbul di manamana. Tumor
yang asalnya dari rongga abdomen hanya sekitar 1-2% dan biasanya letaknya
retroperitoneal.
Kira-kira
29%
teratoma
berasal
dari
ovarium.
Teratoma
dalam
pertumbuhan,
kemampuannya
mengadakan
infiltrasi
dan
1. Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau memerlukan
aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan kimia
ini dapat merupakan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire
suatu pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran
tak sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan terkenal
sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia. Berbagai karsinogen lain
antara lain nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren,
yakni, hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam
makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan DNA
sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
b. Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan. Sumber
radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan
hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada
mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa
menyebabkan terjadinya neoplasia.
c. Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA
serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human
papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan
hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I (HTLV-I) .
2. Hormone
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang
kurang berserat.
4. Parasit: parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler
5. Genetic
6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan
E. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan ber popliferasi secar
abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut.
Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel
untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang lmenghasilkan
energi dengan jalan katabolisme. Jarinagan yang tumbuh memerlukan bahan- bahan
tuk
membentuk
neoplasma
protioplasma dan
dapat
mengalahkan
energi,
antara
lain
asam
amino.
Sel-sel
testis
Buli-buli, rektosigmoid
b. Nyeri Somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf
tepi, dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat,
dan pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari. Rangsang
yang menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi atau
proses radang.
Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan
menyebabkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antar kedua
peritoneum menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang
menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.
Letak nyeri somatik :
Letak
Abdomen kanan atas
Organ
Kandung empedu, hati, duodenum,
Epigastrium
kolon
Limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru
Apendiks, adneksa, sekum, ileum,
ureter
Kolon, adneksa, ureter
Buli-buli, uterus, usus halus
Usus halus
Pankreas, aorta, ginjal
b. Hiperplasia
c. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
d. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
e. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
f.
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan,
aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan
Suzanne C.2001).
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan
cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang dilakukan
secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan diagnosis klinik yang
baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psikososio-kulturo-spiritual.
Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan
sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut
stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas
itu sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya.
Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya
banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu.
Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik
ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal
tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum, pemeriksaan
khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara teliti dan rinci.
Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan tubuh,
jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah
mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat :
1. Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,
2. Konsistensinya
3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.
H. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pembedahan
yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
4. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi
dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan
yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
5. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa
antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle
Gale. 2000).
I.
J. JENIS-JENIS VENTILATOR
Ventilasi mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator adalah suatu alat
bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara
memberikan
tekanan
udara
positif
pada
paru-paru
melalui
jalan
nafas
buatan. Ventilasi mekanik merupakan peralatan wajib pada unit perawatan intensif
atau ICU. ( Corwin, Elizabeth J, 2001)
Ventilasi mekanik (Ventilator) adalah suatu system alat bantuan hidup yang
dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal.
Tujuan utama pemberian dukungan ventilator mekanik adalah untuk mengembalikan
fungsi normal pertukaran udara dan memperbaiki fungsi pernapasan kembali ke
keadaan normal. (Bambang Setiyohadi, 2006).
Tujuan pemasangan ventilasi mekanik
1. Mengurangi kerja pernapasan
2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
3. Pemberian MV yang akurat
4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat
Indikasi Pemasangan Ventilasi Mekanik
a. Pasien dengan gagal nafas.
Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun
hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi
ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan
disebabkan
ketidakadekuatan
ventilasi
dan
atau
oksigenasi.
b. Insufisiensi jantung.
Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan pernafasan
primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan kebutuhan
aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja nafas dan
konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian ventilasi
mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja
jantung juga berkurang.
c. Disfungsi neurologist
Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami apnu berulang juga
mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi untuk
menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian hiperventilasi pada
klien dengan peningkatan tekanan intra cranial.
d. Tindakan operasi
Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan sedative sangat
terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama
operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan keberadaan
ventilasi mekanik.
Klasifikasi
1. Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung
ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.
a. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada
eksternal.
Dengan
mengurangi
tekanan
intratoraks
selama
inspirasi
Ventilator
tekanan
positif
menggembungkan
paru-paru
dengan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian klien :
1. Aktivitas istirahat
Gelaja : kelemahan dan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darh pada feces, nyaeri pada
defekasi.
Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa
otot.
Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
6. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses
penyakit)
8. Pernafasan
Gejala
merokok(tembakau,
mariyuana,
hidup
denan
sesoramh
yang
merokok.)Pemajanan asbes.
9. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik. Karsinogen
10. Pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
11. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan.
12. Interaksi social
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Ketakuatan/ansietas b/d perubahan status kesehatan.
2. Nyeri (akut) b/d proses penyakit
3. Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan.
Post operasi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Pre operasi
5. Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam rasa kecemasan klien
berkurang
Kriteria hasil :
a. berkurangnya rasa takut
b. Tampak rileks
Intervensi
a. Kaji penyebab dari kecemasan klien.
b. Dorong klien untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan.
Rasional
a. Mempermudah perawat melakukan
intervensi yang tepat.
b. Memberikan kesempatan untuk
memeriksa takut realistis serta
kesalahan konsep tentang
diagnosis.
c. Membantu klien untuk merasa
mendiskusikan perasaannya.
rasa takut.
Intervensi
riwayat nyeri misalnya
Rasional
a. Informasi memberikan data dasar
massage
punggung
keefektifan intervensi.
b. Dapat meningkatkan relaksasi
dan
napas dalam.
d. Kolaborasi
pemberian
analgetik
sesuai indikasi
Intervensi
Review pengertian
keluarga
klien
tentang
dan
a.
diagnosa,
dan
Rasional
Menghindari adanya duplikasi
pengulangan
terhadap
pengetahuan klien.
b.
Memungkinkan
dilakukan
penyakit
dan
pengobatannya,
ceritakan
pada
klien
persepsi
pengalaman
klien
tentang
lain
yang
dan
konsepsi
serta
kesalahan pengertian.
c.
Membantu
klien
dalam
Berikan
bimbingan
kepada
d.
dalam
pengobatan.
lama,
komplikasi.
Jujurlah
membuat
keputusan
pada
klien.
e.
balik
verbal
e.
dan
f.
status
nutrisi
Meningkatkan
pengetahuan
yang
optimal.
g.
yang adekuat.
g.
kesehatan
ulcerasi.
mulut
yang
dapat
minuman.
h.
h.
Anjurkan
klien
memelihara
Monitor
Intervensi
intake
termasuk
normal
keluaran
seperti
dan
yang
emesis,
output
tidak
Rasional
a. Pemasukan oral yang tidak adekuat
dapat menyebabkan hipovolemia.
diare,
Timbang
diperlukan.
berat
jika
dapat
diketahui
bila
ada
ketidakseimbangan cairan.
c. Tanda-tanda
hipovolemia
segera
c.
Monitor
vital
signs.
Evaluasi
berhubungan
dengan
dehidrasi.
d. Dengan
d.
e.
dehidrasi
mengetahui
dapat
tanda-tanda
mencegah
terjadinya hipovolemia.
e. Memenuhi kebutuhan cairan yang
kurang.
Observasi
kemungkinan
mukosa,
luka
bedah,
Kolaboratif
h.
i.
mual
muntah.
j. Mengetahui perubahan yang terjadi.
j.
Rasional
a. Mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan
intervensi.
b. Bermanfaat dalam mengevaluasi
nyeri, menentukan pilihan intervensi,
menentukan efektivitas terapi
c. Membantu untuk memfokuskan
kembali perhatian dan membantu
pasien untuk mengatasi nyeri/rasa
tidak nyaman secara lebih efektif.
antisipasi ketidaknyamanan.
Pengunjung
dianjurkan
melakukan
juga
hal
yang
hygine
klien
terjadinya
infeksi
silang.
sama
b.
Jaga
personal
dengan baik.
c.
b.
Monitor temperatur
d.
e.
Menurunkan/mengurangi
e.
f.
Kolaboratif
f.
g.
Berikan
antibiotik
diindikasikan.
bila
terjadi infeksi.
g.
Adanya
indikasi
yang
jelas
mengatasi
organisme
penyebab infeksi.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan :Nutrisi klien dapat terpenuhi.
Kriteria: Klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB
normal.
Intervensi
Rasional
a.
Monitor intake makanan setiap a.
Memberikan informasi tentang
dengan kebutuhannya.
b.
triceps
serta
amati
lambat
dan
pembesaran
kelenjar parotis.
d.
Anjurkan
mengkonsumsi
klien
untuk d.
makanan
tinggi
Kalori
merupakan
sumber
energi.
Mencegah
mual
muntah,
makanan
menyebabkan
yang
terlalu
manis,
penurunan
nafsu
yang
dapat
meningkatkan ansietas.
f.
misalnya
makan
Agar
klien
merasa
seperti
Anjurkan
visualisasi,
tehnik
latihan
relaksasi, g.
moderate
sebelum makan.
h.
Anjurkan
komunikasi
terbuka h.
Agar
dapat
diatasi
secara
dialami klien.
Kolaboratif
i.
Untuk mengetahui/menegakkan
albumin
akibat
perjalanan
pengobatan
dan
penyakit,
perawatan
terhadap klien.
j.
Berikan
pengobatan
sesuai j.
indikasi
Phenotiazine,
Membantu
menghilangkan
meningkatkan
klien.
status
kesehatan
k.
makanan
secara
dan
tepat
sesuai
kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
Doenges, E.M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). EGC:Jakarta
Elizabet J. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC:Jakarta
Gale,Danielle RN, MS, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Smelster Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. EGC.:Jakarta
(http://tumor.abdomen.htm)
Barbara C, Long. 1985. Escential of Medical. Surgical Nursing ( A Nursing Process
Approach). The C.V Mosby Company : Toronto
Sabiston, 1995. Buku Ajar Bedah Bagian III. EGC: Jakarta:
Barbara Engram, 1999 Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 32. EGC;
Jakarta.
Marylin E. Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.