Professional Documents
Culture Documents
Museum Sangiran
Museum
Purbakala
Sangiran
Museum Purbakala Sangiran adalah museum arkeologi
yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen,
provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan
dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang
merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs
ini merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di
dunia. Ada puluhan ribu fosil dari zaman Pleistosen
(kurang lebih dua juta tahun lalu) di Kubah Sangiran ini.
Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil;
2.931 fosil ada di Museum Sangiran, sisanya disimpan di
gudang penyimpanan (sragen.go.id). Luas situs Sangiran
mencapai 56 km2 yang meliputi tiga kecamatan di
Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kalijambe,
dan Plupuh) serta satu kecamatan di Kabupaten
Karanganyar, yaitu Gondangrejo.
GEOLOGI
Sangiran
Kawasan sangiran merupakan suatu kubah yang mana
perlapisan batuan di bagian tengah berada di atas sebagai
puncak, sedangkan sisi-sisi lainnya memiliki kemiringan ke
arah luar. Kubah ini memiliki bentuk memanjang dari arah
utara timur laut menuju selatan barat daya. Kubah ini
diperkirakan terbentuk 0,5 juta tahun yang lalu yang dilihat
dari formasi batuan termuda yang ikut terlipat
atau
termiringkan pada saat terkena gaya endogen. Berbagai
pendapat para ahli bermunculan mengenai asal-usul kubah
ini, salah satunya oleh Van Bemmelem pada tahun 1949 yang
mengatakan bahwa kubah ini terbentuk sebagai akibat tenaga
endogen yakni gaya kompresif yang berhubungan dengan
proses vulkano-tektonik sebagai akibat longsornya Gunung
Lawu tua. Sementara Van Gorsel pada tahun 1987
berpendapat bahwa kubah ini terbentuk akibat proses
pembentukan gunung api yang baru mulai, pendapat lain
mengenai asal-usul terbentuknya kubah ini seperti akibat
adanya struktur diapit dan adanya struktur lipatan yang
disebabkan oleh proses wrencing.
GEOLOGI SANGIRAN
GEOLOGI
Sangiran
Kawasan sangiran merupakan
suatu
kubah yang mana
perlapisan batuan di bagian
tengah berada di atas sebagai
puncak, sedangkan sisi-sisi
lainnya memiliki kemiringan ke
arah luar. Kubah ini memiliki
bentuk memanjang dari arah
utara timur laut menuju selatan
barat daya.
GEOLOGI
Sangiran
KAWASAN SANGIRAN
TERSUSUN ATAS :
BATUAN BERUMUR PLEISTOSEN
Batuan-batuan ini memiliki morfologi sebagai :
1. Endapan laut dangkal
2. Endapan rawa
3. Endapan sungai
4. Endapan vulkanis rombakan seperti endapan
lahar dan endapan tuff
4. Formasi Notopuro
KOLEKSI MUSEUM
SANGIRAN
Koleksi fosil manusia :
1.
Australopithecus africanus
2.
3.
Meganthropus palaeojavanicus
4.
Pithecanthropus erectus
5.
Homo soloensis
6.
7.
8.
Homo sapiens
1.
2.
3.
Mastodon sp (gajah)
4.
5.
6.
Sus sp (babi)
7.
8.
9.
KOLEKSI MUSEUM
SANGIRAN
1.
2.
Chelonia sp (kura-kura)
3.
Foraminifera.
Koleksi batu-batuan :
1.
meteorit/taktit
2.
Kalesdon
3.
Diatome
2.
3.
kapak persegi
4.
bola batu
5.
KOLEKSI MUSEUM
SANGIRAN
Evolusi Tengkorak
Manusia
Ramapithecus
Evolusi Tengkorak
Manusia
Australopithecus africanus
Australopithecus boisei dan Australopithecus robustus adalah dua jenis Australopithecus bertipe
kekar dan ramping.ini merupakan penyesuaian terhadap makanan yang berbeda Tipe kekar
diperkirakan sebagai vegetarian sejati yang menggantungkan makanan sepenuhnya kepada tumbuhtumbuhan dan daun-daunan keras yang memerlukan komponen penghancur dan penggiling yang
kuat. Ciri menonjol adalah bagian tengah atap tengkorak ditemukan igir
Homo habilis
Homo erectus
Cro-Magnon
Homo sapiens
Homo sapiens berasal
dari Bahasa Latin yang berarti
"manusia yang tahu", sebuah
spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Homo
sapiens merupakan manusia
purba modern yang memiliki
bentuk tubuh yang sama dengan
manusia sekarang. Homo sapiens
disebut pula manusia berbudaya
karena peradaban mereka cukup
tinggi dibandingkan dengan
manusia purba sebelumnya.
Diduga, mereka inilah yang
menjadi nenek moyang bangsabangsa di dunia.
GAJAH SANGIRAN
3 Jenis Gajah
Mastodon
Jenis gajah paling primitif di Sangiran. Gigi geraham Mastodon bertipe Bunodont.
Stegodon
Memiliki gading berbentuk membulat dan agak melengkung. Gigi Stegodon bertipe
brachyodont, jenis gigi yang sesuai untuk melumat jenis dedaunan yang lembut.
Elephas
Merupakan jenis gajah paling modern. Bentuk gading Elephas relatif lurus dan
digunakan untuk menumbangkan pepohonan yang akar dan cabangnya menjadi
makanan. Gigi Elephas bertipe hypsodont untuk mengunyah makanan yang keras.
Buaya Purba
Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch;
setara dengan 315 kg/cm). Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, berguna untuk
memegangi mangsanya. Otot-otot di sekitar rahang berkembang sedemikian baik
sehingga dapat mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup
demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Sebaliknya, otototot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Cakar dan kuku
buaya kuat dan tajam, tetapi lehernya kaku sehingga buaya tidak begitu mudah
menyerang ke samping atau ke belakang.
B. Banteng purba
Memiliki tanduk yang relatif pendek dan melengkung
kedepan.
C. Rusa purba
Memiliki tanduk bercabang (tanduk rangga)
D. Kerbau purba
Memiliki tanduk yang panjang dan mengarah ke
belakang
E. Badak purba
Hidup sekitar 700.000 tahun yang lalu dan
merupakan mamalia terberat kedua setelah gajah
(berat sekitar 3,6 ton)
F. Harimau purba
Hidup 500.000 tahun silam pada saat
sangiran berupa padang sabana yang luas
kondisi
G. Babi purba
- Memiliki karakteristik :
hidup terisolasi
Homo erectus
Homo Erectus
Arkaik
Homo Erectus
Typical
Homo Erectus
Progresif
Tahap-Tahap Perkembangan
Evolusi Manusia Purba
Karakteristik
dan kehidupan
manusia purba
Tahap Perkembangan
Evolusi Manusia Purba
Tahap Proconsul
Tahap
Dryopithecus
Tahap
Oreopithecus
Tahap
Ramapithecus
Tahap
Australopithecus
africanu
Australopithecus
robustuss
Tahap
Australopithacus
Boisei
Tahap Homo
habilis
Tahap Homo
Erectus
Tahap Homo
sapiens purba
Tahap Manusia
neanderthal
Tahap Manusia
Cro-magnon
Tahap Manusia
modern
Tahap Proconsul
Proconsul, yakni kera
hidup sekitar 25-15 juta tahun
yang lalu. Makhluk ini tidak
sepenuhnya bersifat kera,
disebabkan
pada
muka,
rahang, gigi geliginya terdapat
ciri yang ditafsirkan sebagai
ciri manusia.
Tahap Dryopithecus
Dryopithecusi, yakni kera
raksasa yang hidup sekitar 1510 juta tahun yan lalu.
Dryopithecus memiliki bentuk
badan yang cukup besar serta
sangat gemar mengembara
sehingga menempati hutan
tropis yang sangat luas.
Tahap Oreopithecus
Oreopithecus
merupakan
salah satu fosil kera yang
terbaik.
Oreopithecus
diperkirakan memiliki berat
30-35 kg, memiliki moncong
yang relatif pendek, tulang
hidung tinggi, neurocranium
kecil dan bulat , bidang orbit
vertikal.
Tahap Ramapithecus
Ramapithecus, yakni primata paling
purba yang pada umumnya dianggap
sebagai leluhur manusia. Hidup
sekitar 15-10 juta tahun yang lalu.
Ukuranya jauh lebih kecil daripada
manusia sekarang, yakni 0,9-1,2
meter dan kapasitas tengkoraknya
lebih kurang 400 cc. Fosil dari
makhluk ini ditemukan pada tahun
1930-an di bukit Siwalak (Pakistan)
oleh G.E. Lewis dari Universitas Yale.
Manusia purba memiliki volume otak nan tentunya lebih besar jika dibandingkan
dengan primata lainnya. Hal ini pun juga tak jauh beda dengan keadaan kita
sekarang. Namun mungkin perbedaannya, mungkin pada jaman dahulu manusia
purba belum menggunakan otaknya semaksimal mungkin seperti manusia pada
jaman sekarang.
Manusia purba juga mengenal bahasa atau dapat dikatakan dapat berbicara. Kita
pun sebagai manusia nan hayati di jaman nan serba modern ini juga mengenal
bahasa dan dapat berbicara. Hal ini juga membuktikan bahwa manusia purba tak
jauh beda dengan kita.
Kehidupan manusia purba biasanya berkelompok serta mereka mengenal
pembagian tugas atau pembagian kerja. Hal ini pun tak jauh beda dengan apa nan
terjadi dalam kehidupan kita saat ini.
Manusia purba juga memiliki peradaban. Kita pun nan hayati di zaman modern juga
memiliki peradaban.
Zaman Triassic
(248-208 juta tahun yang lalu)
Zaman Jurassic
(208 - 145 juta tahun yang lalu)
Berlangsung antara 208 - 145 juta tahun yang
lalu. Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit
sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya.
Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus
berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai
angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam
ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama
(Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis
buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi
umum, sementara Bennefit dan Sequola
melimpah pada waktu ini.
Zaman Kapur
(145-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang
hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari
muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini
Dinosaurus,
Ichtiyosaurus,
Pterosaurus,
Plesiosaurus,
Zaman Tersier
Paleogen
Paleosen
Miosen
Neogen
Eosen
Pliosen
Oligosen
Formasi Worawari
Tersusun oleh matriks lempung dan bongkah - bongkah batugamping
numulit, batupasir kasar - sangat kasar, serta konglomerat
Pada umur N3 terjadi pengangkatan
akhirnya diikuti proses erosi
Terjadi rumpang umur antara Formasi Worawari yang paling muda berumur N2
dengan Formasi Merawu yang berumur paling tua N4.
Jalur penujaman baru terbentuk di selatan Jawa dan menerus hingga sekarang
serta menghasilkan sistem sesar naik yang dimulai dari selatan (Cileuteuh)
bergerak semakin muda ke utara pada permukaan Neogen (Oligo -Miosen)
Back-arc basin
Arah peregangan dari rifting di Jawa Barat utara hampir tegak lurus dengan
arah zona tumbukan ( subduction zone) saat ini.
Melanesia
Banda
Barisan
Talaut
Sulawesi
Sunda
Pada periode Paleosen terdapat banyak kelompok yang termasuk dalam kategori archaik
Secara anatomi mamalia masih dalam tingkat primitif jika dibandingkan dengan sekarang
EOSEN
ADAPTASI
Adaptasi adalah suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan
lingkungan tempat hidupnya. Makhluk yang mampu menyesuaikan diri akan
bertahan hidup. Perbedaan ciri keturunan berperan penting bagi kemampuan
bertahan hidup
Variasi
Variasi merupakan sesuatu hal yang merujuk pada peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau
kelompok spesies tertentu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya
semua orang di bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah,
berhidung mancung, atau bertubuh pendek, tergantung pada potensi variasi informasi genetisnya.
RUANG PAMERAN 3
TERIMAKASIH
by :
Mahasiswa Pendidikan Biologi UNS
Angkatan 2013