Professional Documents
Culture Documents
Leher
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umu penderita
Kesadaran : Dapat menurun, letargi
Suhu
: Dapat hipertermi/hipotermi
Nadi
: Takhikardi/Bradi kardi, nadi cepat kecil
RR
: Frekuensi nafas meningkat, apneu
2. Kepala
Mata
: Sklera icterus, Konjungtiva pucat
Hidung
: Sekret, pernafasan cuping hidung
Bibir
: Cyanosis, mucus bibir kering
: Adanya pemeriksaan otot Bantu nafas, stermokledomastoid
3. Thorak
a.
Paru, Nafas sesak, Apnea, tak teratur, Takhipnea (60x / menit)
b. Jantung Takhikardi (>160x/menit)
4. Abdomen
Perut kembung, hepatomegali
5. Neurologi
Lethargi, kejang, irritable
6. Muskuloskeletal : hipotomi
7. Integumen
8. Ikterus, turgor, kelembaban, sianosis.
C.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium: Kultur darah, cairan liquor, urine, faeces (atas indikasi)
2. Laboratorium pendukung:
- Darah lengkap & trombosit
- Urine lengkap
- crp
3. Fofo thorax
4. Pungsi lumbal
ANALISA DATA
DATA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH
Bayi lethargi
Malas mnm
Muntah
BB menurun
Konjungtiva pct,
- Ada secret dihdng
- penumpukan secret
bersihan jln nafas
- Nutrisi<kebut
-ketidak efektifan
- Pengeluaran yg berlebihan
mll diare
- Tdk efektifnya
termoregulasi
- Volume cairan
kurang
4.
5.
emberian infuse
ntibiotik
R/ : Dengan mengetahui tanda-tanda kekurangan nutrisi dapat diketahui apakah masih terjadi dehidrasi sehingga dapat
ditentukan intervensi.
Observasi frekuensi BAB, konsistensi
R/ : Diare menimbulkan gejala BAB > 9x/hari dengan konsistensi cair.
Kolaborasi dengan tim medis
1.
2.
3.
4.
5.
3.
1.
2.
3.
4.
4.
1.
2.
3.
4.
Diagnosa 2
Ketidak efektifan thermoregulasi sehubungan dengan transisi neonatus terhadap lingkungan ekstra uterus.
Intervensi :
Kurangi atau hilangkan sumber kehilangan panas pada bayi (mandi dengan air hangat, hangatkan barang-barang
untuk perawatan seperti stetoskop)
R/ : Hipothermi/Hiperthermi dapat terjadi karena evaporasi, konveksi, konduksi, radiasi.
Observasi suhu tubuh
R/ : Dengan mengobservasi suhu tubuh dapat mengetahui apakah terjadi hipothermi/hipertermi sehingga dapat
menentukan intervensi.
Beri selimut ekstra bila hipothermi
R/ : Ekstra selimut dapat memberikan panas melalui konduksi.
Beri ekstra lampu bila hipothermi
R/ : Ekstra lampu dapat memberikan panas.
Gunakan pakaian tipis
R/ : Pakaian tipis memudahkan mengurangi panas melalui evaporasi.
Diagnosa 3
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan penumpukan secret.
Intervensi :
Bersihkan secret/suction bila terjadi penumpukan secret
R/ : Adanya secret dapat menyumbat saluran nafas dan menganggu pernafasan sehingga harus dikeluarkan.
Pertahankan intake cairan yang adekuat
R/ : Cairan yang adekuat dapat membuat secret lebih encer sehingga dapat menyumbat saluran nafas.
Observasi suara nafas
R/ : Adanya sekret dapat menimbulkan ronchi, irama nafas tak teratur, frekuensi meningkat.
Kolaborasi dengan tim medis
R/ : Antibiotik dapat membunuh kuman penyebab infeksi.
Diagnosa 4
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan sehubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Intervensi :
Berikan makan minum dalam porsi kecil tapi sering
R/ : Kapasitas lambung bayi sedikit sehingga terus diberikan sedikit demi sedikit agar kebutuhan nutrisi tetapi tercukupi.
Timbang BB tiap hari
R/ : Mengetahui perkembangan bayi sehingga dapat menentukan intervensi.
Obervasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
R/ : Mengetahui perkembangan untuk menentukan intervensi.
Kolaborasi dengan tim medis
- Pemasangan sonde
R/ : Sonde memasukkan makanan sehingga tetap tercukup karena bayi malas minum.
IV. PELAKSANAAN
Prinsip pelaksanaan pada sepsis neonatorum
1. Mempertahankan nutrisi adekuat
2. Mempertahankan keefektifan bersihan jalan nafas
3. Mempertahankan keefektifan termoregulasi
4. Mempertahankan keseimbangan cairan
5. Mempertahankan integritas kulit
6.
Memberi informasi kepada orang tentang proses penyakit dan tindakan yang harus dilakukan
V. EVALUASI
ur pencapaian tujuan
ndingkan data yang terkumpul dengan kriteria hasil