Professional Documents
Culture Documents
ANAK
SIRKULASI GINJAL
Per Ginjal + 1 Juta Nefron
(GLOMERULUS + TUBULUS)
25% isi sekuncup jantung
NEFRON : Glomerulus + Kapsula
Bowman, Tubulus Proksimal, Ansa
Henle, Tubulus Distal.
FUNGSI GINJAL
1. FUNGSI EKSKRESI
- Sisa metabolisme protein
- Regulasi volume cairan tubuh
- Jaga keseimbangan ASAM +
BASA
2. FUNGSI ENDOKRIN
- Partisipasi dalam ERITROPOESIS
- Pengaturan Tekanan Darah
- Keseimbangan Ca++ & Fosfor
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih ( ISK ) pada anak
sering ditemukan
Penyebab kedua morbiditas penyakit
infeksi sesudah infeksi saluran nafas.
Merupakan marker adanya jaringan parut
ginjal penyebab morbiditas jangka
panjang, terutama hipertensi dan
gangguan fungsi ginjal
Epidemiologi
Definisi
Etiologi
E.coli : >80% penyebab infeksi primer dan 75%
penyebab terjadinya recurensi
Klebsiella, enterobacter, proteus dan pseudomonas
sering menyebabkan komplikasi dan recurensi, dan
hanya 10-15% yang menyebabkan infeksi primer
Faktor Predisposisi
1. Bendungan aliran urin
- Anomali kongenital
- Batu saluran kemih
- Oklusi ureter
2. Refluks vesiko ureter
3. Urin sisa buli-buli karena :
- Neurogenic bladder
- Striktur uretra
- Hipertrofi prostat
Gangguan metabolik
- Hiperkalsemia
- Hipokalemia
5. Instrumentasi
- Kateter
- Dilatasi uretra
- Sistoskopi
6. Kehamilan
- Faktor stasis dan bendungan
- PH urin yang tinggi sehingga
mempermudah pertumbuhan kuman.
7. Riwayat pemakaian antibiotik yang lama.
8. Konstipasi
4.
Patogenesis
Sangat kompleks (banyak faktor) yang mempengaruhi,
dari faktor kumannya sendiri sebagai agent dan
epitel saluran kemihnya sendiri yang berperan
sebagai Host (penjamu).
Flora usus
Munculnya tipe uropatogenik
Kolonisasi di perineum dan uretra anterior
Barier pertahanan mukosa normal
Sistitis
Virulensi
Virulensi bakteri
bakteri
pejamu(host)
Faktor pejamu(host)
Faktor
Pielonefritis akut
Parut ginjal
Urosepsis
Virulensi bakteri
Perlekatan bakteri pada sel epitel buli-buli
Penetrasi bakteri ke jaringan, inflamasi,
kerusakan sel
Strain E. coli uropatogenik sangat virulen
Faktor virulensi:
Eliminasi bakteri
Aktivitas antibakteri
Tomm-Horsfall glikoprotein dan IgA sekretori:
mencegah perlekatan bakteri pada uroepitel
Aktivasi komplemen
Kemotaksis-opsonisasi
Bakteri mati agregasi granulosit
Fagositosis bakteri
intra vaskuler
Pengeluaran lisozim
Pengeluaran superoksid
(oksigen radikal bebas)
iskemia fokal
Kerusakan sel tubulus
Inflamasi intertisial
PARUT GINJAL
Anak perempuan
Anak laki-laki tidak disirkumsisi
Disfungsi miksi
Obstruksi kronik
Instrumentasi uretra
Pemasangan kateter jangka panjang
Infeksi cacing kremi
Buli-buli neurogenik dan non neurogenik
Membersihkan feses dari bawah ke atas
Mandi busa
Kelainan anatomi saluran kemih
Batu saluran kemih
Manifestasi klinis
Sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala
hingga menunjukkan gejala yang berat
akibat kerusakan pada organ-organ lain.
Infeksi akut yang mengenai organ padat
( ginjal, prostat,epididimis, dan testis
memberikan keluhan yang hebat
Infeksi pada organ berongga ( buli-buli,
ureter, pielum ) memberikan keluhan
yang lebih ringan
0-2 bulan
BBL sampai umur 1 bulan tidak ada gejala
khusus (biasanya sebagai evaluasi adanya
sepsis pada neonatus).
Mirip gejala sepsis yaitu : anorexia, muntah
dan diare, kejang, koma, icterus,
demam/hipotermi tanpa sebab
2 bulan-2 tahun
Dengan pyelonefritis akut menunjukkan
gejala : demam (suhu rectal > 38 derajat)
tanpa sebab, gangguan pertumbuhan, anorexia,
muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak
menjerit keras), air kemih berbau/berubah
warna, kadang-kadang disertai nyeri
perut/pinggang.
2-6 tahun
Demam/hipotermi tanpa diketahui
sebabnya, tidak dapat menahan kencing,
polakisuria, aneuresis, air kemih berbau
dan berubah warna, diare, muntah, dan
anorexia, dapat pula disertai nyeri perut
dan pinggang.
6-18tahun
Nyeri perut/ pinggang, demam tanpa
sebab,tak dapat menahan kencing,
polakisuria, disuria, eneuresis, air kemih
berbau dan berubah warna.
Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
Membantu mengetahui lokasi infeksi
pada ginjal (nilainya kecil dalam
penegakan diagnosis ISK)
Pemeriksaan dilakukan secara cermat
mengingat tingginya angka kelainan
saluran kemih yang menyertai, misalnya
adanya fimosis, undecensus testis dsb.
c. Laboratorium
Biakan Kemih
Penemuan setiap bakteri bermakna (dalam urin dari
kandung kemih atau pelvis ginjal) menunjukkan
adanya infeksi
Bila kuman mampu bertahan dan berkembangbiak
dalam buli-buli , dalam biakan kemih akan terdapat
> 100.000 CFU/ml
CFU ( Colony Forming Unit, unit pembentukan koloni )
Cara pengambilan sampel urin :
- Aspirasi buli-buli suprapubik
- Kateterisasi
- Penampungan air kemih porsi tengah
- Penampungan air kemih (anak tidak dapat
mengatur miksi)
Urinalisis
Pemeriksaan mikroskop
Urinalisis tidak bisa menggantikan kultur urin
untuk menegakkan diagnosa ISK, namun
dapat membantu untuk mengidentifikasi anak
yang membutuhkan terapi antibiotik selama
menunggu hasil dari kultur urin
Bila ditemukan 3 kuman per lapang pandang
besar dari sampel kemih yang tidak
dipusingkan , biasanya sesuai dengan hitung
koloni pada biakan kemih sebesar 100.000
CFU/ml
Radiologi
Foto polos abdomen
Pielografi intravena
Ultrasonografi
Scintigraphy ginjal
Komplikasi
1. Parut ginjal
2. Hipertensi
3. Refluks vesikoureter
4. Gagal ginjal kronik
ISK pertama
(biakan pertama)
Neonatus
bayi
Anak
Gejala sistemik
+
USG
NORMAL
Tindak lanjut untuk
Mencegah infeksi
abnorm
al
Pertimbangan PIV,MSU
DIAGNOSIS BANDING
Demam tinggi harus di DD :
1. ISPA
2. Demam (berdarah) Dengue
3. Malaria
4. Pielonefritis
5. ISK
TATA LAKSANA
Memberantas infeksi.
Menghilangkan faktor predesposisi.
Memberantas penyulit
Penderita baru dengan kemungkinan
infeksi saluran kemih boleh dirawat
jalan bilamana:
1. MEDIKA MENTOSA
Ampisilin 100 mg/kg BB/hari selama 710 hari
2. Dipantau gejala klinis, kemungkinan fungsi
ginjal.
3. Kontrol setelah selesai pengobatan, dan
diperiksa air kemih rutin, biakan /
sensitivitas / jumlah kuman
Pencegahan reinfeksi
Sering kencing setiap 2-3 jam sekali dan dua
kali kencing sebelum tidur untuk mengurangi
residual urin.
Intake cairan cukup
Menghindarkan konstipasi, iritasi vulva
Memberikan antibiotik profilaksis bila perlu
Pemantauan
Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang 3
hari, setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan dalam
waktu 1-2 tahun terlebih jika terdapat
kelainan anatomi pada saluran kemih
Komplikasi
bakteri
Hipertensi
komplikasi lanjut dari nefropati refluks
Gagal ginjal kronik
penyebab utama adalah refluks vesiko-ureter