Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
tipe dan luasnya. Fraktur terjadi ketika tulang diberikan stres lebih
besar dari kemampuannya untuk menahan (Sapto Harnowo, 2002).
Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma atau aktivitas fisik di
mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia
cenderung turun, yaitu 47.401 orang pada tahun 1989 menjadi
32.815 orang pada tahun 1995. Rasio jumlah korban cedera sebesar
16,80 per 10.000 penduduk dan rasio korban meninggal sebesar 5,63
per 100.000 penduduk. Angka kematian tertinggi berada di wilayah
Kalimantan Timur yaitu 11,07 per 100.000 penduduk dan terendah
di Jawa Tengah, yaitu sebesar 2,67 per 100.000 penduduk (Lukman,
2009).
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih
dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan
sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden
kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden
fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden
kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana
terjadi diistegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden
kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat
berpengaruh terhadap kejadian fraktur (Depkes RI, 2007).
2. Tujuan Penulisan
3. Tujuan Umum
Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan agar penulis
menerapkan suatu konsep tentang Asuhan Keperawatan secara
langsung kepada klien dengan gangguan sistem Muskuloskeletal;
Post Op Fraktur Cruris dengan metode pendekatan proses
keperawatan.
4. Tujuan Khusus
Penulis diharapkan mampu :
5. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem Muskuloskeletal; Post Op Fraktur Cruris.
6. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem Muskuloskeletal; Post Op Fraktur Cruris.
7. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem Muskuloskeletal; Post Op Fraktur Cruris
1. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, metode penulisan yang penulis
gunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya
menggambarkan secara objektif dimulai dari pengumpulan sampai evaluasi
dan selanjutnya menyajikan dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan
Karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan data melalui :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data subjektif dengan
menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup, penulis bertanya
langsung kepada klien dengan demikian akan memudahkan penulis untuk
mengetahui masalah keperawatan klien dengan gangguan sistem
Muskuloskeletal; Post Op Fraktur Cruris.
1. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah inspeksi, palpasi , perkusi,
dan auskultasi, dilakukan untuk melengkapi data yang sudah ada.
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang objektif
dilakukan langsung terhadap klien secara nyata, selanjutnya penulis
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pengamatan sehingga data
yang didapatkan menjadi lengkap.
1. Studi Dokumentasi
Penulis menggunakan berbagai sumber buku sebagai referensi yang
membahas tentang gangguan sistem Muskuloskeletal; Post Op Fraktur
Cruris
1. Metode Kepustakaan
Untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini maka penulis
mengumpulkan data-data dengan menggunakan berbagai buku
sumber.
1. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 BAB,
masing-masing BAB berisi tentang :
BAB I :
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
TINJAUAN KASUS
PEMBAHASAN
BAB V :
PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Anatomi Fisiologi
Tulang
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25%
berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan
dan fungsi sistem muskuloskeletal sangat bergantung pada
sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan
terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan pare.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk
menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang
memungkinkan tubuh bergerak.
Pembagian skeletal, yaitu:
1. Klasifikasi Fraktur
Beberapa klasifikasi fraktur menurut beberapa ahli. Fraktur tertutup
(fraktur simpel) adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya
kulit atau kulit tidak dirembus oleh fragmen tulang. Sedangkan
fraktur,
terbuka
(fraktur
komplikata/kompleks/compound)
merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa
sampai ke patahan tulang. Konsep penting yang harus diperhatikan
pada fraktur terbuka adalah apakah terjadi kontaminasi oleh
lingkungan pada tempat terjadinya fraktur tersebut.
Jenis fraktur antara lain
1. Fraktur tidak komplet (Incomplete, patah hanya terjadi pada
sebagian dari baris tengah tulang.
2. Fraktur komplet (Complete), patah pada seluruh garis tulang
dan biasanya mengalami pergeseran (dari yang normal).
3. Fraktur Tertutup, patah tulang, tidak menyebabkan robeknya
kulit.
4. Fraktur Terbuka, patah yang membus kulit dan tulang
berhubungan dengan dunia luar.
5. Fraktur Kominitif,
beberapa gragmen.
fraktur
dengan
tulang pecah
menjadi
6. Fraktur
Green
stick,
fraktur yang salah satu sisi tulang patah sedang satu sisi
lainnya membengkok.
7. Fraktur kompresi : fraktur dengan tulang mengalami kompresi
(tulang belakang).
8. Fraktur depresi, fraktur yang fragmen tulangnya terdorong ke
dalam (tulang tengkorak dan wajah)
1. Etiologi
1. Trauma/ kecelakaan
1. Patofisiologi
Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer,
2002). Umunmya fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat
tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur cenderung terjadi pada
laki-laki, biasanya fraktur terjadi pada umur di bawah 45 tahun dan
sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau luka yang
disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Sedangkan pada
orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada lakilaki yang berhubungan dengan rneningkatnya insides osteoporosis
yang terkait dengan perubahan hormon pada menopause (Reeves,
2001).
Komplikasi awal setelah fraktur adalah syok, yang bisa berakibat fatal
dalam beberapa jam setelah cedera; emboli lemak, yang dapat terjadi
dalam 48 jam atau lebih; dan sindrom kompartemen, yang berakibat
kehilangan fungsi ekstremitas permanen jika tidak ditangani segera.
Komplikasi awal lainnya yang herhubungan dengan fraktur adalah
infeksi, tromboemboli, (emboli paru), yang dapat menyebabkan
kematian beberapa minggu setelah cedera; dan koagulopati
intravaskuler diseminata (KID).
2. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ekstremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan
perubahan warna (Smeltzer, 2002). Gejala umum fraktur menurut
Reeves (2001) adalah rasa sakit, pembengkakan, dan kelainan
bentuk.
Tanda dan gejala yang umum ditemukan antara lain :
1. Nyeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen
tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur
1. Komplikasi
1. Syok Hipovolemik
2. Sindrom emboli lemak
3. Infeksi
4. Nekrosis Tulang
2. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan
Rontgen:
menentukan
fraktur/trauma, dan jenis fraktur.
lokasi/luasnya
dilakukan
bila
dicurigai
adanya
kerusakan
4. Hitung
darah
lengkap:
Ht
mungkin
meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada
sisi fraktur atau organ jauh pada multipel trauma).
Peningkatan jumlah SDP adalah proses stres normal setelah
trauma.
5. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk
klirens ginjal.
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah, tranfusi multipel atau cedera hati.
3. Penatalaksanaan
1. Non Operatif
Untuk fraktur yang tidak mengalami dislokasi
ditanggulangi dengan beberapa cara, antara lain;
dapat
1. Operatif
Apabila terjadi dislokasi yang cukup lebar atau permukaan sendi
tibia amblas lebih dari 2 mm, dilakukan reduksi terbuka dan
o Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada klien
pascaoperasi ortopedi adalah sebagai berikut.
1. Nyeri
berhubungan
dengan
pembengkakan, dan imobilisasi.
prosedur
pembedahan,
kesehatan
berhubungan
dengan
4. Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
nyeri,
pembengkakan, prosedur pembedahan, adanya alat imobilisasi
(misal bidai, traksi, gips).
5. Perubahan konsep diri; citra diri, harga diri dan peran diri
berhubungan dengan dampak masalah musculoskeletal
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur
invasive.
Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan pada klien postoperatif ortopedi
disusun seperti berikut ini meliputi diagnosis keperawatan, tindakan,
dan kriteria
o Diagnosis Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan prosedur
pembedahan, pembengkakan, dan imobilisasi.
Hasil yang diharapkan :
1. Klien melaporkan nyeri berkurang/ hilang:
obat
per
oral
untuk
mengontrol
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri meliputi skala, intensitas, dan jenis
nyeri.
Rasional
:
nyeri
agar
selanjutnya.
Intervensi :
1. Kaji status neurovaskular (misal warna kulit, suhu, pengisian
kapiler, denyut nadi, nyeri, edema, parestesi, gerakan).
Rasional
kesehatan
Untuk
mengetahui
tindakan
membantu
mempercepat
proses
Intervensi :
1. Bantu klien menggerakkan bagian
memberikan sokongan yang adekuat.
Rasional
cedera
dengan
tetap
Rasional
di
atas
normal
dari
luka
Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan yang telah
ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal. Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan keperawatan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun.
Evaluasi
o Nyeri berkurang sampai dengan hilang
o Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan perifer
o Pemeliharaan kesehatan terjaga dengan baik
o Dapat melakukan mobilitas fisik secara mandiri.
o Tidak terjadi perubahan konsep diri; citra diri, harga diri dan
peran diri
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Keperawatan
Nama Mahasiswa yang Mengkaji
10.01.07.0813
Progran Studi
NIM :
D III Keperawatan
Tanggal Pengkajian
Ruang/Kamar : Lukas 1 / 8 - 2
: 14 Juli 2010
Mediyanto
Auto Anamnese
: Klien
1. Identifikasi
1. Klien
Nama Initial
Tn."M"
(18 Tahun)
Laki-laki
Status Perkawinan
Agama / Suku
Islam / Melayu
Belum kawin
Warga Negara
Indonesia
:
:
Indonesia
Perguruan tinggi
Mahasiswa
Alamat Rumah
b.
Penanggung jawab
Nama
Alamat
Ny. "K"
:
Orang Tua
2. Data Medik
Klien dikirim oleh UGD dengan diagnosa medik saat masuk
klien mengalami Fraktur Cruris Dextra dan saat pengkajian
Post Op fraktur Cruris Dextra.
3. Keadaan Umum
1. Keadaan Sakit
Klien tampak sakit sedang karena klien tampak berbaring
lemah, klien terpasang selang cateter. Terpasang infuse
asering 20 tts/mnt.
1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Kesimpulan
3. Suhu : 36,5C
4. Pernafasan
klien 18x/menit dengan irama teratur dan jenis
dada dan perut.
5. Nadi : 86 x/menit
1. Pengukuran
Tinggi Badan
adalah
1. Genogram
4. Data Obyektif
9. Observasi
Klien tampak dalam beraktivitas seperti makan, mandi,
berpakaian, kerapian, mobilasasi ditempat tidur dan
ambulasi dalam skala 2 (dengan bantuan orang), BAB
dan BAK dalam skala 3 (dengan bantuan orang dan
alat), postur tubuh atau gaya jalan klien tegap ada
anggota gerak yang cacat yaitu kaki sebelah kanan
patah.
Pemeriksaan Fisik
Perfusi pembuluh perifer kuku tidak sianosis, Pada
inspeksi tampak bentuk thorak simetris, vocal fremitus
isokor, perkusi sonor, batas paru hepar di ICS 4
dekstra, auskultasi suara nafas vesikuler, suara ucapan
jelas, suara tambahan tidak ada, pada palpasi jantung
Ictus Cordis di ICS 5 di Linea Medio Clvikularis Sinistra,
tidak menggunakan alat pacu jantung, perkusi batas
atas jantung di ICS 2-3, batas kanan jantung pada linea
sternalis dekstra, batas kiri jantung pada medio
clavikularis simistra, tidak ditemukan atrofi otot,
rentang gerak terbatas, tidak ditemukan adanya mati
sendi dan kaku sendi, uji kekuatan otot kiri skala 5 dan
otot kaki sebelah kanan tidak dikaji karena dilakukan
operasi fraktur cruris ditandai dengan adanya luka
operasi dan kaki tampak bengkak, reflek fisiologik
positif pada tendon, pada columna vertebralis tidak
ditemukan kelainan bentuk.
1.
10.
ekspresi
wajah
2.
a. Data Subyektif
5. Observasi
Klien tampak menggunakan kaca mata, klien mampu
menghidu, klien masih mampu merasakan manisnya air
teh yang dihidangkan pagi hari.
6. Pemeriksaan Fisik
Pada cornea tidak ada strabismus, pupil isokor kiri dan
kanan sama besar, lensa mata jernih tidak ada katarak,
pina simetris, canalis bersih tidak cairan yang keluar,
membran tympani utuh, pendengaran dilakukan
dengan gesekan jari perawat dan pendengaran klien
baik.
9. Data Obyektif
Saat pengkajian klien tampak bersedih dan sering
termenung.
b. Data Obyektif
7. Observasi
Pada saat pengkajian klien tidak tampak menunjukkan
adanya kelainan perilaku seksual, klien tampak
memakai baju laki-laki, tampak pada genetalia
terpasang dawer cateter.
a. Data Subyektif
1. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan menganut agama islam, klien menjalankan sholat
berjamaah di masjid.
1. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan selalu berdoa kepada Allah supaya cepat
diberi kesembuhan, klien hanya berdoa saja di tempat tidur.
1. Data Obyektif
1. Observasi
Klien tampak mengucapkan "Bismillahhirrohmannirrohim"
sebelum makan dan minum obat.
( MEYDIANTO )
Unit /
Satuan
Reference range /
Nilai rujukan
g/dl
13 18
sel/l
4.000 10.000
10
mm
0 15
Basofil
4,5 6,5
Eosinofil
13
Neutrofil Staf
26
70
50 -70
Out of
range
Within
range
Hematologi I
Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit
LED/BSE
Neutrofil
13,5
11.000
Limfosit
20 - 40
2-8
Mnt
<6
SGOT / ASAT
25
/l
10-34
SGPT/ALAT
17
/l
9 43
Ureum
11
Mg/dl
10-50
Creatinin
0,8
Mg/dl
0,6-1,5
148
Mg/dl
70 180
Monosit
14
7
Darah Khusus
Golongan
darah
Resus Faktor
BT (Bleding
time)
Positif
Kimia Darah
Faal Ginjal
BSS
Nama/ Umur
Ruang/ Kamar
: Tn 'M' / 18 tahun
: Lukas / 8-2
1. Nama obat
2. Klasifikasi obat
: Mefinal
:
Analgesik
1. Dosis Umum :
Dewasa dan anak di
atas 14 tahun : Dosis awal yang
dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan
250 mg tiap 6 jam
3 x 1 @ 500mg
Yang bersangkutan
3. Cara pemberian obat
Oral
1. Mekanisme kerja dan
:
mengandung Asam Mefenamat
Mefinal
fungsi obat
yang berguna sebagai
penekan rasa sakit
2. Alasan pemberian obat :
Untuk
menghilangkan nyeri akut dan kronik,
ringan sampai sedang sehubungan dengan
sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer,
termasuk nyeri karena trauma, nyeri
sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi,
nyeri pada persalinan.
3. Kontra indikasi
:
Pada penderita
tukak lambung, radang usus, gangguan
ginjal, asma dan hipersensitif terhadap
asam mefenamat.Pemakaian secara hatihati pada penderita penyakit ginjal atau
hati dan peradangan saluran cerna
4. Side efect obat
:
Dapat terjadi
gangguan saluran cerna, antara lain
iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah
dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit
kepala,
penglihatan
kabur,
vertigo,
dispepsia.
1. Nama obat
2. Klasifikasi obat
Cefspan 100 mg
:
Antibiotik
3. Dosis umum :
Sefiksim 50 mg;
100 mg/kapsul; 100 mg/5 ml sirop.
3x1
oral
1. Nama obat
1. Klasifikasi obat
Extrace
Multi vitamin
1. Dosis umum :
Dewasa 100-200 mg
1-2x sehai, Anak-anak 100-300 mg
sehari dalam dosis bagi
2. Dosis untuk klien yang
3. Cara pemberian obat
4. Mekanisme kerja dan
defisiensi vitamin C.
:
:
1 x 1 vial
Injeksi IV
Pengobatan
1. Nama obat
1. Klasifikasi obat
Cravit IV
Antibiotik
1. Dosis umum :
Dewasa 100-200 mg
1-2x sehai, Anak-anak 100-300 mg
sehari dalam dosis bagi
2. Dosis untuk klien yang
3. Cara pemberian obat
:
:
1 x 1 vial
Injeksi IV
1. Nama obat
1. Klasifikasi obat
Analagesik
Dynastat
1. Dosis umum :
Dosis adalah 40 mg
rcommended diberikan secara intravena
(IV) atau intramuskular (IM), diikuti
setiap 6 sampai 12 jam dengan 20 mg
atau 40 mg sebagaimana diperlukan,
tidak untuk unggul 80 mg / hari. The
injeksi IV bolus dapat diberikan dengan
cepat dan langsung ke pembuluh darah
atau ke infus yang ada. IM injeksi harus
diberikan perlahan-lahan dan dalamdalam otot.
2. Dosis untuk klien yang
3. Cara pemberian obat
:
:
1 x 1 vial
Injeksi IV
6. Pantozol IV
2. Klasifikasi obat
Antipasmodik
1. Dosis umum :
Tiap vial mengandung
Pantoprazole sodium 42.3 mg
2. Dosis untuk klien yang
3. Cara pemberian obat
:
:
1 x 1 vial
Injeksi IV
4. Mekanisme
kerja
dan
:
Menghilangkan gejala dan untuk
terapi jangka pendek gangguan gaster
dan
intestinal
yang
memerlukan
pengurangan sekresi asam lambung,
ulkus duodenal, ulkus gaster, refluks
esofagitis sedang dan bera
5. Efek samping : Sakit kepala, diare,
Jarang, mual, nyeri perut bagian atas,
kembung, ruam kulit, pruritus, pusing
6. Alasan pemberian obat :
lambung dan muntah
1. ANALISA DATA
Nama / Umur
Ruang / Kamar
: Tn.'M' / 18 Tahun
: Lukas I / 8-2
Untuk nyeri
No.
1.
Data
Data Subyektif :
Klien mengatakan nyeri pada
bagian kaki sebelah kanan yang
patah dengan skala nyeri 5
Data Obyektif :
Tanda-tanda Vital :
TD =
120/80 mmHg
36,5C
86 x/mnt
18x/mnt
Data Subyektif :
Etiologi
Adanya luka
insisi bedah
Masalah
Nyeri
Data Obyektif :
Klien tampak/dimandikan
dengan cara dilap oleh keluarga
Tanda-tanda Vital :
2.
TD =
120/80 mmHg
36,5C
86 x/mnt
18x/mnt
No
.
3.
Data
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Prosedur
pembedahan
Etiologi
Adanya Luka
insisi bedah
Kerusakan
mobilitas
fisik
Masalah
Resiko tinggi
infeksi
Tanda-tanda Vital :
TD =
120/80 mmHg
36,5C
86 x/mnt
18x/mnt
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Perubahan
penampilan
diri
Gangguan
citra diri
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur
: Tn.'M' / 18 Tahun
Ruang / Kamar
Tanggal
D
P
: Lukas I / 8-2
Diagnosa keperawatan
Nam
a
Data Obyektif :
14/7/201
0
Tanda-tanda Vital :
TD =
120/80 mmHg
36,5C
86 x/mnt
P=
14/7/201
0
II
Meidi
18x/mnt
Data Obyektif :
Tanda-tanda Vital :
TD =
S
N=
P=
14/7/201
0
III
120/80 mmHg
36,5C
86 x/mnt
18x/mnt
Data Obyektif :
Tanda-tanda Vital :
TD =
120/80 mmHg
36,5C
N
P
=
=
86 x/mnt
18x/mnt
dengan
Data Subyektif :
14/7/201
0
IV
Meidi
Data Obyektif :
1. PRIORITAS MASALAH
Nama / Umur
: Tn.'M' / 18 Tahun
Ruang / Kamar
Tanggal
: Lukas I / 8-2
Diagnosa keperawatan
Nam
14/7/201
0
14/7/201
0
II
14/7/201
0
III
14/7/201
0
IV
dengan
Meidi
1. RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur
Ruang / Kamar
N
o.
: Tn.'M' / 18 Tahun
: Lukas I / 8-2
Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri
berhubungan
dengan
adanya luka
insisi bedah
Hasil yang
diharapkan
Tujuan
jangka
panjang :
Nyeri
berkurang
Rencana
tindakan
1. Lakukan
pengkajia
n nyeri
meliputi
skala,
intensitas
Rasional
Na
ma
1. Untuk
Me
mengetah di
ui
karakteris
tik nyeri
agar dapat
DS :
Klien
mengat
akan
nyeri
pada
bagian
kaki
sebelah
kanan
yang
patah
dengan
skala
nyeri 5
DO :
Klien
tampak
meringi
s
kesakit
an dan
kaki
sebelah
kanan
dibalut
perban
elastis
Klien
telah
dilakuk
an
operasi
pemasa
ngan
pen;
plat 8,
hole 1
sampai
dengan
hilang.
, dan
jenis
nyeri.
Tujuan
jangka
pendek :
Dalam 3x24
jam
Klien dapat
bertoleransi
terhadap
nyeri yang
ditandai
dengan :
Nyeri
berku
rang
samp
ai
hilan
g
Ekspr
esi
wajah
klien
tamp
ak
rileks
Tanda vital
dalam
batas
normal
TD =
140/90
mmHg
2. Mengobse
rvasi
keadaan
umum
klien
3. Kaji
adanya
edema,
hamatom,
dan
spasme
otot.
4. Tinggikan
ekstremit
as yang
sakit.
5. Berikan
menentuk
an
diagnosa
selanjutny
a.
2. Untuk
mengetah
ui tandatanda
vital
3. Adanya
edema,
hematom
dan
spasme
otot
menunjuk
kan
adanya
penyebab
nyeri
4. Meningkat
kan aliran
balik vena
dan
menguran
gi edema
dan
menguran
gi nyeri.
buah
dan
screw 8
buah.
S = 36C
Klien
tampak
tegang
P = 15- 20
x/menit
Klien
tampak
gelisah
Tandatanda
Vital :
TD
=
120/80
mmHg
S
=
36,5C
N
=
x/mnt
P
86
=
18x/mnt
N = 70-75
x/menit
kompres
dingin
(es).
6. Ajarkan
klien
teknik
relaksasi,
seperti
distraksi,
dan
imajinasi
terpimpin
.
1. Menurunk
an edema
dan
pembentu
kan
hematom
2. Menghilan
gkan /
menguran
gi nyeri
secara
non
farmakolo
gis
7. Laporkan
kepada
tim
medik,
bila nyeri
tidak
terkontrol
.
3. Agar
dapat
menentuk
an terapi
yang tepat
8. Kolaboras
i dengan
tim medis
dalam
memberik
4. Pemberian
rutin
memperta
an obatobatan
analgetik.
N
o.
Diagnosa
Keperawatan
Hasil yang
diharapkan
2.
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubunga
n dengan
prosedur
pembedahan
.
Tujuan
jangka
panjang :
ditandai
dengan :
Data
Subyektif :
Klien
Klien dapat
melakukan
mobilitas
fisik secara
umum
Tujuan
jangka
pendek
dalam
waktu 3 x
24 jam
Rencana
tindakan
1. Kaji
kemamp
uan
aktivitas
klien
2. Observas
i tanda-
hankan
kadar
analgesic
darah
secara
adekuat,
mencegah
fluktuasi
dalam
menghilan
gkan
nyeri.
Rasional
Na
ma
1. Untuk
Mey
mengetahu di
i tingkat
kerusakan
mobilitas
dan dapat
menentuk
an
intervensi
selanjutny
a
2. Untuk
mengetahu
i keadaan
umum
kaki
sebela
h
kanan
patah
dan
baru
di
operasi
Data
Obyektif :
Klien
tampa
k
mering
is
kesakit
an dan
kaki
sebela
h
kanan
dibalut
perban
elastis
Klien
telah
dilaku
kan
operasi
pemas
angan
pen;
plat 8,
hole 1
buah
dan
screw
8
dengan
kriteria
hasil :
Tidak terjadi
penurunan
kekuatan
otot ditandai
dengan ;
Dapat
mobili
sasi
secara
bertah
ap
Dapat
melak
ukan
latiha
n
gerak
denga
n
mengg
unaka
n alat
bantu
gerak
Klien
tampa
k
rileks
Klien
tampa
k
tenan
g
Tanda
tanda
vital
3. Bantu
klien
mengger
akkan
bagian
cedera
dengan
tetap
memberi
kan
sokongan
yang
adekuat.
4. Ekstremi
tas
ditinggik
an
dan
disokong
dengan
bantal.
5. Nyeri
dikontrol
dengan
bidai dan
memberi
kan obat
antinyeri
sebelum
digerakk
klien
3. Agar dapat
membantu
mobilitas
secara
bertahap
4. Meningkat
kan aliran
balik vena
dan
menguran
gi edema
dan
menguran
gi nyeri
5. Menguran
gi dan
menekan
efek nyeri
sebelum
latihan
mobilitas
6. Alat bantu
gerak
membantu
keseimban
gan diri
untuk
latihan
mobilisasi
buah.
Klien
tampa
k
tegang
Tandatanda
Vital :
TD =
120
/80
mmHg
S=
36,5C
N=
86
x/mnt
P=
18x/mn
t
N
o.
3.
Diagnosa
Keperawata
n
Gangguan
citra diri
berhubung
an dengan
perubahan
penampilan
vital
dalam
batas
norma
l
TD =
140/9
0
mmHg
S=
36C
N=
70-75
x/me
nit
P=
15- 20
x/me
nit
Hasil yang
diharapkan
Tujuan jangka
panjang :
Dapat
menerima
perubahan
dalam
an.
6. Kolabora
si
dengan
tim
terapi
dalam
mengajar
kan klien
menggun
akan alat
bantu
gerak
(tongkat,
walker,
kursi
roda),
dan
anjurkan
klien
untuk
latihan.
Rencana
tindakan
1. Dorong
klien
mengung
kapkan
perasaan
dan rasa
Rasional
Nam
a
1. Ekspresi Mey
emosi
di
memban
tu pasien
mulai
menerim
diri
ditandai
dengan :
penampilan
diri
Tujuan jangka
Data
pendek dalam
Subyektif :
waktu 1 x 24
Jam klien
Klien dapat
meng menerima
ataka keadaan
n
dirinya yang
malu ditandai
denga dengan :
n
Klien
keada
anny
memperl
a
ihatkan
sekar
konsep
ang
diri yang
karen
positif
a
Klien
kaki
mampu
sebel
menerim
ah
a
kana
keadaan
nnya
nya
patah
.
Klien
tidak
Data
malu
Obyektif :
dengan
Klien
kakinya
tamp
yang
ak
patah
diam
Klien
dan
tampak
serin
tenang
g
dan
terme
rileks
nung
ketakuta
n,
mengenai
perubaha
n konsep
diri.
2. Bantu
klien
dalam
penerima
an
perubaha
n citra
diri
sesuai
kebutuha
n klien.
3. Jelaskan
setiap
kesalahp
ahaman
yang di
alami
klien,
untuk
membant
u
penyesua
ian
terhadap
perubaha
n
a
kenyataa
n dan
realitas
hidup
2. Agar
pasien
dapat
memaha
mi
perubah
an citra
diri
dengan
proses
rekonstr
uksi
perbaika
n pada
dirinya.
3. Salah
memberi
kan
informasi
akan
berakiba
t salah
persepsi.
kapasitas
fisik dan
konsep
diri.
4. Susun
sasaran
dan
tujuan
yang
akan
dicapai
bersama
klien.
5. Anjurkan
dan
motivasi
klien
untuk
melakuk
an
perawata
n diri
sendiri
mandiri
sesuai
kemamp
uan.
6. Berikan
dukunga
n dan
pujian
terhadap
upaya
klien.
4. Agar
proses
penyamp
aian
informasi
tersusun
sesuai
rencana.
5. Perawata
n diri
secara
mandiri
dapat
menamb
ah
kepercay
aan
dalam
diri
klien.
6. Dukunga
n
bantuan
orang
terdekat
memotiv
asi dan
memban
tu proses
rehabilit
asi.
7. Anjurkan
keluarga
/orang
terdekat
untuk
menduku
ng
penyemb
uhan
klien
dengan
dampak
masalah
muskulo
skeletal.
N
o.
Diagnosa
Keperawata
n
Hasil yang
diharapkan
Rencana
tindakan
7. Keluarga
merupak
an orang
terdekat
yang
dapat
memban
tu proses
penyemb
uhan
penyakit
klien.
Rasional
Na
ma
4.
Resiko
tinggi
infeksi
berhubunga
n dengan
adanya luka
insisi bedah
ditandai
dengan :
Resiko
tinggi
infeksi
berhubunga
n
dengan
adanya luka
insisi bedah
Data
Subyektif :
Infeksi tidak
terjadi
Tujuan
jangka
pendek :
Dalam
waktu 3x 24
jam tandatanda infeksi
tidak terjadi
dengan
kriteria
hasil:
Klien
meng
ataka
n kaki
sebela
h
kanan
patah
dan
bengk
ak
Data
Obyektif :
Tujuan
jangka
panjang :
Tamp
ak
kaki
sebela
h
kanan
klien
Bengk
ak di
kaki
sebela
h
kanan
mulai
berkur
ang
sampa
i
denga
n
hilang
Kulit
disekit
ar
baluta
n
perban
elastic
tidak
1. Kaji
adanya
tandatanda
infeksi
seperti
rabas,
kemeahan,
bengkak,
2. Mengobser
vasi tandatanda vital
3. Pantau
luka
operasi
dan cairan
yang
keluar dari
luka
4. Pantau
adanya
infeksi
pada
saluran
kemih
1. Untuk
menentu
kan
antibiotic
yang
tepat
untuk
pasien
2. Peningka
tan suhu
tubuh di
atas
normal
menunju
kkan
adanya
tandatanda
infeksi.
3. Adanya
cairan
yang
keluar
dari luka
menunju
kkan
adanya
tanda
infeksi
dari luka.
4. Retensi
urine
sering
terjadi
setelah
pembeda
Mey
di
terbal
ut
denga
n
perba
n
elastic
karen
a luka
opera
si.
Kaki
tampa
k
bengk
ak
Balut
an
perba
n
tampa
k
kering
dan
bersih
Tanda
tanda
Vital :
TD =
120/80
mmHg
S=
36,5C
N=
86
x/mnt
tampa
k
kemer
ahan
dan
bersih
Tanda
vital
dalam
batas
norma
l
TD =
140/9
0
mmHg
S=
36C
N=
70-75
x/men
it
P=
15- 20
x/men
it
Hasil
lab
dalam
batas
norma
l:
Leuko
sit :
4.000
han
5. Kolaborasi
dengan tim
medis
dalam
pemberian
terapi
antibiotik
5. Antibiotik
dapat
menekan
perkemb
angan
mikroorg
anisme
yang
merugika
n
P=
18x/mnt
Hasil lab
leukosit =
11.000
sel/l
10.000
sel/l
1. Pelaksanaan Keperawatan
Nama/Umur
: Tn. "M" / 18 Th
Tanggal
14/7/201
0
D
P
Wakt
u
07.30
Pelaksanaan Keperawatan
Nama
Jelas
Meydi
07.45
N : 86 x/mnt
Meydi
S : 36,5 OC
P : 18 x/mnt
Klien diberi makan pagi
I
08.00
08.15
08.30
09.00
Meydi
Meydi
Meydi
Team
09.15
Team
11.00
Meydi
13.00
TD : 120/80 mmHg
Meydi
N : 86 x/mnt
S : 36,5 OC
P : 18 x/mnt
Mengkaji klien
I
13.39
14.00
20.00
Tim
Tim
Tim
21.00
24.00
Tim
II
07.00
Meydi
07.45
TD : 120/80 mmHg
Meydi
II
08.15
Meydi
II
08.30
Meydi
08.40
Meydi
09.00
Team
09.15
Team
11.15
Menganjurkan klien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan makan
makanan yang disukai sesuai indikasi.
II
Meydi
II
13.00
Meydi
II
13.39
Tim
II
14.00
Tim
II
20.00
II
21.00
Tim
II
24.00
Tim
Tim
III
07.25
Meydi
07.45
TD : 120/80 mmHg
O
N : 86 x/mnt S : 36,5 C
Meydi
P : 18 x/mnt
III
08.30
Meydi
09.05
Meydi
III
10.15
Meydi
III
13.00
III
21.00
III
24.00
Meydi
Tim
IV
07.15
IV
07.45
Meydi
Meydi
TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/mnt S : 36,5 OC
P : 18 x/mnt
IV
07.35
Meydi
08.15
Meydi
IV
13.00
06.00
Tim
07.45
Tim
09.31
Tim
Mengevaluasi klien
I
13.00
14.00
Meydi
Meydi
II
06.00
II
07.45
Tim
Tim
09.31
Tim
Mengevaluasi klien
II
II
13.00
14.00
Meydi
Meydi
IV
06.00
Tim
IV
07.45
Tim
IV
09.31
Tim
Mengevaluasi klien
IV
IV
13.00
14.00
Meydi
Meydi
G. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur
: Tn. "M" / 18 Th
Tanggal
D
P
Nam
a
Evaluasi Keperawatan
14/07/201
0
S :
Klien mengatakan nyeri pada
kaki sebelah kanan, nyeri pada skala 5
13.00
O :
sakit
P :
Rencana
7diteruskan
14/07/201
0
13.00
II
tindakan
Meyd
i
1-
S :
Klien mengatakan tidak bisa Meyd
bergerak bebas pada daerah kakinya i
yang patah.
O :
Tampak kaki Klien yang patah
terbalut perban
Tanda-tanda vital TD : 120/80
mmHg
A
P :
Rencana 1-4, tindakan
diteruskan
S :
Klien mengatakan sudah
mengerti mengerti tentang penyakitnya
dan keadaan dirinya
14/07/201
0
III
13.00
O :
klien tampak menerima
keadaan yang dialaminya dan tetap
tabah , ekspresi wajah relaks dan
bersemangat
A
P
:
:
Meyd
i
Masalah teratasi
Rencana tindakan dihentikan
S :
Klien mengatakan kaki sebelah
kanan bengkak.
14/07/201
0
13.00
IV
O :
Tampak balutan luka bersih,
kulit sekitar balutan tidak tampak
kemerahan, S : 36,5 OC
A
:
terjadi
Meyd
i
P :
Rencana tindakan 1-6
diteruskan
15/07/201
0
14.00
S :
Klien mengatakan nyeri sudah
berkurang, sudah dapat tidur nyenyak
O :
K/U klien membaik, dr. "S"
periksa klien hari ini boleh pulang,
klien dapat bertoleransi dengan rasa
nyeri.
A
Masalah teratasi
Meyd
i
Rencana distop
15/07/201
0
II
14.00
Meyd
i
P :
Rencana 1,2,3,4,5,6 tindakan
diteruskan dirumah
S :
Klien mengatakan luka dikaki
sebelah kanan masih dibalut perban
15/07/201
0
14.00
IV
O :
K/U klien membaik, dr. "S"
periksa klien hari ini boleh pulang
A
P
:
:
BAB IV
Meyd
i
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis secara khusus membahas tentang pencapaian yang
telah diperoleh setelah memberikan asuhan keperawatan pada Tn. "M"
Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal; Fraktur Cruris. Bab ini juga
terdapat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dilihat dari konteks teori
dan hasil penerapan secara nyata pada klien. Hal ini disebabkan karena
kemungkinan respon dan daya tahan klien dalam menghadapi penyakitnya
berbeda-beda. Adapun pembahasan terhadap Asuhan Keperawatan pada
Tn. "M" dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal; Fraktur Cruris adalah :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dalam
pengkajian penulis memperoleh data mengunakan wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik secara sistematik dan melihat data-data
penunjang melalui catatan keperawatan dan status klien. Pada
pengkajian klien dengan gangguan system Muskuloskeletal; Fraktur
Cruris secara teoritis ditemukan tanda dan gejala sebagai berikut;
keterbatasan gerak, kehilangan fungsi motorik pada bagian yang
terkena, adanya kesulitan dalam istirahat tidur, hilang gerak/
sensasi, spasme otot, nyeri tiba-tiba saat cidera, kerusakan tulang,
laserasi kulit, perdarahan dan pembengkakan lokal sedangkan tanda
dan gejala yang ditemukan pada klien antara lain; nyeri pada kaki
sebelah kanan, kelemahan, kaki bengkak dan gangguan citra diri,
Sedangkan kesenjangan yang terjadi dikarenakan semua tanda dan
gejala yang ada pada teori kemungkinan telah teratasi sebelum
penulis melakukan pengkajian, karena klien telah dirawat selama dua
hari di rumah sakit dan telah diberikan tindakan untuk mengurangi
keluhan klien.
Adapun data lain yang penulis tidak temukan pada teori namun
muncul pada saat dilakukan pengkajian yaitu gangguan citra diri, hal
ini penulis angkat karena klien tampak malu karena kaki sebelah
kanannya cacat.
1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan teori yang ada perumusan diagnosa keperawatan
merupakan proses pemikiran melalui tanda dan gejala klinik
menurut perubahan patofisiologi, respon klien maupun keluarga.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul berdasarkan teoritis
pada kasus Fraktur Cruris adalah :
2. Nyeri
berhubungan
dengan
pembengkakan, dan imobilisasi.
prosedur
pembedahan,
kesehatan
berhubungan
dengan
diri
fisik
berhubungan
berhubungan
dengan
dengan
prosedur
perubahan
kepada tim medik, bila nyeri tidak terkontrol, kolaborasi dengan tim
medis dalam memberikan obat-obatan analgetik.
Sedangkan rencana keperawatan untuk diagnosa keperawatan
kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan prosedur
pembedahan rencana keperawatan berdasarkan teori yaitu; kaji
kemampuan aktivitas klien, observasi tanda-tanda vital, bantu klien
menggerakkan bagian cedera dengan tetap memberikan sokongan
yang adekuat, ekstremitas ditinggikan dan disokong dengan bantal,
nyeri dikontrol dengan bidai dan memberikan obat anti-nyeri
sebelum digerakkan, kolaborasi dengan tim terapi dalam
mengajarkan klien menggunakan alat bantu gerak (tongkat, walker,
kursi roda), dan anjurkan klien untuk latihan.
Untuk diagnosa keperawatan gangguan citra diri berhubungan
dengan perubahan penampilan diri rencana yang disusun
berdasarkan teori antara lain ; dorong klien mengungkapkan
perasaan dan rasa ketakutan, mengenai perubahan konsep diri,
bantu klien dalam penerimaan perubahan citra diri sesuai
kebutuhan klien, jelaskan setiap kesalahpahaman yang di alami
klien, untuk membantu penyesuaian terhadap perubahan kapasitas
fisik dan konsep diri, anjurkan dan motivasi klien untuk melakukan
perawatan diri sendiri mandiri sesuai kemampuan, berikan
dukungan
dan
pujian
terhadap
upaya
klien,
anjurkan
keluarga/orang terdekat untuk mendukung penyembuhan klien
dengan dampak masalah muskuloskeletal.
Untuk diagnosa keperawatan resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan adanya luka insisi bedah rencana yang ditegakkan ; kaji
adanya
tanda-tanda
infeksi
seperti
rabas,
kemeahan,
bengkak,mengobservasi tanda-tanda vital, pantau luka operasi dan
cairan yang keluar dari luka, pantau adanya infeksi pada saluran
kemih, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
antibiotik.
Untuk rencana keperawatan yang ditegakkan terhadap klien Tn. "M"
semua sudah disesuaikan dengan teori sehingga tidak ada
kesenjangan antara rencana keperawatan secara teori dengan kasus.
13. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam tahap pelaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan
keperawatan yang telah ditetapkan dengan harapan akan memenuhi
kebutuhan klien, pelaksanaan yang dilakukan oleh penulis
BAB V
PENUTUP
2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi
beberapa saran, antara lain :
1. Bagi perawat
Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin
kerja sama dan hubungan yang baik antara klien dan perawat,
agar data yang diperoleh sesuai dengan kondisi klien.
Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan data
yang diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan semua
rencana
dalam
melaksanakan
tindakan
keperawatan.
Kemudian dapat memperoleh evaluasi sesuai dengan yang
diaharapkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
asuhan-keperawatan
kumpulan asuhan keperawatan lengkap dengan SOAP
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki sudah meninggal
: Perempuan sudah meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
G. Pengkajian Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. TD : 120/ 80 mmHg
c. Nadi : 90 x /menit
d. Pernafasan : 20 x /menit
e. Suhu : 36,8 C
2. Pemeriksaan persistem
a. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, pergerakan bola mata mengikuti perintah, konjungtiva anemis, sklera
isokhor, pupil normal, reaksi terhadap cahaya positif, lapang pandang normal, klien dapat
membaca koran dengan jarak 30 cm.
b. Sistem Pendengaran
Telinga simetris kiri kanan, tidak ada serumen dalam telinga, klien dapat mendengarkan detik
jam dengan jarak 10 cm, tidak ada pemakaian alat bantu pendengaran.
c. Sistem Wicara
Klien tidak ada gangguan dan kesulitan berbicara, klien dapat menyebutkan nama benda yang
ditunjukkan dengan benar (buku, pensil).
d. Sistem Pernapasan
Sesak (-), RR : 20 x/menit, jalan nafas tidak ada sekret, nyeri dada (-), irama nafas teratur,
suara nafas vesikuler, tidak menggunakan otot bantu pernafasan dan tidak menggunakan alat
bantu pernafasan, ronchi (-), weezing (-)
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi 80 x/menit, irama teratur, tidak terdapat distensi vena jugularis, temperatur kulit teraba
hangat, terdapat cyanosis pada kaki kiri, CRT : 2 detik, terdapat edema di sekitar fraktur
Sirkulasi jantung
Denyut nadi apikal 80 x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung, nyeri dada (-)
f. Sistem Neurologi
GCS : 15. E : 4 M : 5 V : 6
Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial, tidak ada gangguan Neurologis
(N.I N.XII) , tidak ada tanda tanda iritasi meningeal, kekuatan otot penuh.
55555555
5555---g. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut bersih, klien mengatakan tidak ada kesulitan menelan,
Mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (+), bising usus 10 x/menit, tidak ada massa pada
abdomen, asites (-), tidak ada luka post operasi.
h. Sistem Imunologi
Tidak ada pembesaran Kelenjar Getah Bening pada leher, ketiak dan lipat paha
i. Sistem Endokrin
Nafas tidak berbau keton, tidak ada luka ganggren, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
Gula Darah Sewaktu : 117 mg/dl.
j. Sistem Urogenital
Distensi kandung kemih (-), nyeri tekan (-),gangguan berkemih (-), tidak ada penggunaan
kateter, kebersihan genital baik.
k. Sistem Integumen
Keadaan rambut kusam, warna hitam, kekuatan baik, keadaan kulit bersih, terdapat luka pada
ekstermitas kiri bawah,luka basah, panjang luka 10 cm, perawatan luka terbuka, pus (-),
kemerahan pada luka, luka terbuka Grade III teraba hangat, edema di sekitar fraktur. Klien
mengatakan terasa panas pada luka/ frakturnya.
l. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami keterbatasan dalam pergerakan karena terdapat fraktur pada kaki kiri, klien
mengatakan kaki terasa lemah, klien terpasang spalk, terdapat radang pada cruris, aktivitas
dibantu keluarga dan perawat. Klien mengatakan nyeri bila menggerakkan kakinya,terjadi
pemendekan ekstermitas sinistra. Kekuatan otot
55555555
5555----
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
Rontgen, tanggal 04 September 2008, fraktur cruris terbuka distal sinistra
b. Pemeriksaan laboratorium
Hematologi 04 September 2008
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Hemoglobin
Leukosit
Waktu Perdarahan
Waktu Pembekuan
SGOT
SPGT
Ureum
Kretinin
GDS 12,4 gr/dl
10.800 U/L
3
10
84 U/L
55 U/L
16 mg/dl
0,7 mg/dl
117 mg/dl 13,5 18,0 gr/dl
4500 10.700 U/L
1 7 menit
9 15 menit
6 30 U/L
6 45 U/L
10 40 mg/dl
0,7 1,3 mg/dl
70 - 200 mg/dl
VI. Penatalaksanaan
1. Penatalaksaan Medis
Injeksi Cefotaxim 1 gr/ 12 jam IV
Injeksi Kalnex 500 mg/ 8 jam IV
2. Penatalaksanaan Keperawatan ( saat pengkajian )
Immobilisasi
Pemantauan tanda-tanda vital
Mengatasi nyeri dengan metode distraksi
Memberikan posisi yang nyaman
VII. Resume Kondisi klien
Klien datang pada tanggal 04 September 2008 pukul 22.20 WIB melalui UGD setelah
mengalami kecelakaan sepeda motor. Klien datang ke UGD dengan kondisi fraktur terbuka
Cruris terbuka 1/3 distal sinistra. Kesadaran composmentis, GCS 15 dengan keluhan utama
nyeri, di UGD klien diberikan perawatan luka dan patah tulang dipasang spalk. Kemudian
klien dibawa ke ruang Gelatik untuk mendapatkan perawatan. Saat dilakukan pengkajian
tanggal 20 September 2008 pukul 11.00 WIB klien mengatakan nyeri pada kaki kiri yang
disebabkan kecelakaan sepeda motor. Frekuensi nyeri hilang timbul, durasi 10-15 menit,
skala nyeri 5, klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan sejak
mengalami patah tulang, klien mengatakan nyeri bertambah bila klien menggerakkan kakinya
dan nyeri berkurang bila klien tidak menggerakkan kakinya.
3
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri saat menggerakkan kakinya
- Klien mengatakan durasi nyeri 10-15 menit.
- Klien mengatakan skala nyeri 5
DO :
- Klien tampak meringis menahan nyeri
- Terdapat fraktur cruris terbuka distal sinistra
- N : 90 x/menit
DS :
- Klien mengatakan nyeri saat menggerakkan kakinya
- Klien mengatakan terasa lemah pada kaki kiri
- Klien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendiri
- Klien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur saja
DO :
- Aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat
- Keadaan umum lemah
- Rontgen fraktur cruris terbuka distal sinistra
- Klien terpasang spalk
- Kekuatan otot
55555555
5555----
DS :
- Klien mengatakan terasa panas pada lokasi fraktur
DO :
- Bengkak pada sekitar luka/ fraktur
- Teraba hangat pada sekitar luka/ fraktur
- Panjang luka 10 cm
- Luka basah
- Pus (-), darah (+) Nyeri
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan tulang
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka.
XI. RENCANA PERAWATAN
Ruang : Gelatik
Dx. Medis : Fraktur Cruris Terbuka Distal Sinistra
Nama Klien : Tn. I
No.MR : 88 54 90
No Tgl Diagnosa Keperawatan & Data Penunjang Tujuan Rencana tindakan rasional
1
3 20 September 2008
20 September 2008
20 September 2008
Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan tulang ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri saat menggerakkan kakinya
- Klien mengatakan durasi nyeri 10-15 menit.
- Klien mengatakan skala nyeri 5
DO :
- Klien tampak meringis menahan nyeri
- Terdapat fraktur cruris terbuka distal sinistra
- N : 90 x/menit
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan nyeri saat menggerakkan kakinya
- Klien mengatakan terasa lemah pada kaki kiri
- Klien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendiri
- Klien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur saja
DO :
- Aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat
- Keadaan umum lemah
Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam kerusakan mobilitas fisik tidak terjadi dengan
kriteria :
- Klien tidak lemah
- Klien mampu menunjukkan partisipasi dalam melakukan aktivitas yang dapat ditoleransi
Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria :
09.30 WIB
10.00 WIB 1 - Mengkaji lokasi, durasi, derajat, intensitas, separasi dan frekuensi nyeri
Respon hasil :
Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri bagian bawah
Klien mengatakan nyeri hilang timbul, skala nyeri 4
Klien mengatakan nyeri saat digerakkan
Klien tampak meringis menahan nyeri
- Mengajarkan tehnik nafas dalam saat nyeri datang
Respon hasil :
Klien sudah dapat melakukan tehnik nafas dalam saat nyeri datang
- Melakukan immobilisasi dengan memasang spalk pada ekstermitas yang fraktur
Respon hasil :
Klien mengatakan merasa nyaman
Pukul 10.30 WIB
S : - Klien mengatakan kaki kiri masih nyeri
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul
11.15 WIB
09.20 WIB
09.30 WIB
3 - Mengkaji karakteristik luka
Respon hasil :
Luka pada kaki kiri, pus (-), darah (+), edema (+)
Klien mengatakan luka masih terasa nyeri
- Menganjurkan klien agar tidak membuka balutan sendiri
Respon hasil :
Klien mengatakan tidak berani membuka balutan sendiri
- Membuka balutan dengan teknik aseptik
Respon hasil :
Balutan luka diganti
Luka bersih
Klien meringis saat luka dibersihkan Pukul 10.30 WIB
S : - Klien mengatakan nyeri saat balutan diganti
- Klien mengatakan tidak berani membuka
balutan sendiri
O : - Luka pada kaki kiri, pus (-), darah (+),
edema (+)
- Balutan luka diganti
- Luka bersih
A : Masalah infeksi tidak terjadi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi keadaan luka
- Lakukan ganti balutan dengan teknik aseptik
1
2 21-09-08
09.00 WIB
09.15 WIB
09.30 WIB
12.00 WIB
11.00 WIB
11.30 WIB 1
09.45 WIB
10.00 WIB
3 - Mengkaji karakteristik luka
Respon hasil :
Luka pada kaki kiri, pus (-), darah (+), edema (-)
Klien mengatakan luka masih terasa nyeri
- Menganjurkan klien agar tidak membuka balutan sendiri
Respon hasil :
Klien tidak membuka balutan
Klien mengatakan tidak berani membuka balutan sendiri
- Membuka balutan dengan teknik aseptik
Respon hasil :
Balutan luka diganti
Luka bersih
Klien meringis saat luka dibersihkan
Klien mengatakan merasa nyaman setelah balutan diganti Pukul 10.30 WIB
S : - Klien mengatakan nyeri saat balutan diganti
- Klien mengatakan tidak berani membuka
balutan sendiri
O : - Luka pada kaki kiri, pus (-), darah (+),
edema (+)
- Balutan luka diganti
- Luka bersih
A : Masalah infeksi tidak terjadi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi keadaan luka
- Lakukan ganti balutan dengan teknik aseptik
Diposkan oleh Hayatun Nufus, Ns., S.Kep di 09.24