You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAAN BARU MENIKAH

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASANGAAN BARU MENIKAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat : Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga Tahu tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya. Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga
dan tugas perkembangannya Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga
memenuhi tugas perkembangnya. Pasangan baru (Keluarga baru menikah):
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk :
1.
Keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
2.
Mempersiapkan keluarga yang baru.
3.
Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4.
Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya
ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki peran
masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya).
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat :
1. Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga.
2. Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
3. Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu pendapat
para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum menganggapnya
sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya hari-hari yang akan
dilalui.

B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas perkembangan
keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru
menikah.

BAB II
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah dengan Masalah KB
A. Pengertian
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.
Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing.
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masingmasing.
B. Tahap tahap psangan baru menikah

Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via


perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan
keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari tiga
keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan
keluarga
dan kelompok social pasangan

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan
jumlah
yang diharapkan
C. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah

Tidak
menghadapi
masalah
utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah
paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya
Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah
pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian,

cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli
perencana keuangan.
Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri
dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam
keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya
karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa
menjadi teman yang suportif.
Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan
bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk, tentunya. Namun, itu
bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang bersama pasangan Anda, kan?
Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau
perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin
menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.
Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi.
Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelahlelahan pada malam hari sehingga
pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti
diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama
pasangan. Tak ingin, kan, si dia merasa Anda tampil tak segar atau terlihat lebih tambun dari
sebelum menikah?
Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah
dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan
datang berkunjung bersama p```````````````` akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda
kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah.
Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda
butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan
tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda
tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja
malah memperburuk masalah.
Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya
segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka.
Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,
menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya.
Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih
besar.
D. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
1.
Membina hubungan intim yang memuaskan.
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.

Peran berubah.

Fungsi baru diterima.

Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.

Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan
dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling
menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.

Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.


Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan
hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus
dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat
dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu
pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan
kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut,
oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih
metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya
pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan
pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap
kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang
tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan
suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat
memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa
nyaman
klien dan pertahankan
rasa percaya
diri yang
tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian
khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan
metode kontrasepsi yang tepat adalah: Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda
kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk
memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh
klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan
penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalahmasalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan
tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat

pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan
yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek
samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang
kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada
pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda
tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihanpilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan
metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari
metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk
mencegah kehamilan.

1)

2)
b.
1)
2)
c.
1)
2)
d.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan


riwayat
kesehatan
adalah
a. Kontrasepsi oral
Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia
lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala
jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
Kontrasepsi Hormonal
Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak
diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
Kontrasepsi Mekanik
Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan
riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan
ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan
bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai
anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab
tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang
tidak direncanakan.

E. Pengkajian Keperawatan
Tahap yg perlu dilakukan :
1. Bhsp

2. Perkenalkan
3. Jelaskan tujuan kunjungan
4. Berfokus terhadap siklus kehidupan keluarga
5. Riwayat keluarga sejak lahir
6. Kaji stress yang menimpa keluarga dan masalah yang actual potensial
7. Perkembangan keluarga saat ini
8. Tanyakan pengalaman-pengalaman dan tugas-tugas umum, bagaimana hasil tersebut
9. dicapai, dirasakan.
10. Tanyakan hubungan di masa lalu dan sekarang dengan orientasi keluarga mereka dan
bentuk kehidupannya Mmemberi Perawat : pemahaman tentang mereka selama
tahun-tahun pertumbuhan mereka.
11. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya
12. Gali riwayat keluarga : pertemuan pertama pasangan, hubungan sebelum menikah,
halangan-halangan terhadap perkawinannya, respon terhadap perkawinannya,
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah
Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang Pengetahuan
Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan
lain yang dapat timbul yaitu:
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda
kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi
G. Intervensi Keperawatan
1.
Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.(ketidak
mamampuan keluarga mengenal tentang pemilihan m kontrasepsi tepat
1.
Kriteria hasil(Pengetahuan(Verbal/non verbal) (sikap/non verbal) (psikomotor)
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :

Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang


dipilih dan pemecahan masalahnya

Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda


kontrasepsi yang dipilih.

Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.


Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari
metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode kontrasepsi.

b. Intervensi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber sumber
yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan
mengawasi keluarga melakukan perawatan
Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat
Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian
tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.

Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan keluarga


bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga.

Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan dan


pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang optimum
( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.

Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam
kehidupan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah dengan
Masalah KB. Nursing is a perfect Proffesion. ( http://ners86.wordpress.com di akses pada 24
Oktober 2010)
www.nusaindah.tripod.com
www.olx.co.id
Http://yudhim.blogspot.com/2008/02/
Diposkan oleh halusinasi di 18.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

You might also like