You are on page 1of 43

CHINTIA NILNA MUNA

110209062
PRECEPTOR
ISA, dr. SpKJ

An. I, Laki laki 17 tahun. Bersekolah di salah

satu SMK di Joglo, agama Islam, suku jawa,


tinggal di Joglo. Pasien pernah dibawa ke
dokter dengan diantar oleh ayah tiri dan ibu
kandungnya tanggal 13 bulan Maret 2014
karena
sering
berbicara
sendiri
dan
berperilaku aneh.

RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari:
Alloanamnesis dengan ibu kandung pasien,

Ny. S, suku Jawa, Ibu Rumah Tangga.

KELUHAN UTAMA
Sering berbicara sendiri dan berperilaku aneh
KELUHAN TAMBAHAN
Pasien sering menyendiri dan berteriak teriak

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Seorang Anak laki-laki berusia 17 tahun dibawa ke dokter

oleh ibu kandungnya. Menurut ibunya, anak tersebut sering


berbicara sendiri. Menurut ibunya pasien juga lebih suka
menyendiri dan berteriak teriak. Ketika ditanya mengapa
pasien berbicara sendiri pasien menjawab bahwa ada yang
mengajaknya berbicara. Pasien merasa ada bisikan bisikan
yang menyalah nyalahkan dirinya. Bisikan itu sangat
mengganggu sehingga pasien menjadi susah tidur. Pasien juga
mengaku melihat bayangan hitam yang menurut keyakinan
pasien itu adalah hantu tetapi orang orang disekelilingnya tidak
melihat hal yang sama. Pasien adalah seorang anak yang
pendiam tetapi bisa bergaul dengan teman teman seusianya.
Pasien mengaku ingin membahagiakan kedua orang tua nya.
Menurut ibunya pasien selalu merasa tegang ketika akan
ujian. Keluhan itu selalu diutarakan pasien kepada ibunya
karena pasien takut jika nilai nya jelek atau tidak naik kelas.

RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA


Psikiatri
Pada tahun 2013 pasien pernah dibawa ke RS di

bandung karena mengalami keluhan yang sama


seperti sekarang. Lalu pasien di rujuk ke RSJ dr
Soeharto Heerdjan dan menjalani rawat jalan. Pasien
rajin kontrol setiap habis obat selama satu tahun
terakhir. Beberapa bulan yang lalu orang tua pasien
dengan inisiatif sendiri memberhentikan konsumsi
obat karena melihat pasien dalam kondisi yang baik
dan orang tua merasa pasien telah sehat. setelah
tidak mengkonsumsi obat lagi orang tua merasa
pasien mulai berperilaku aneh dan sering berbicara
sendiri kemudian membawa pasien ke dokter.

Riwayat penggunaan zat


Pasien
tidak
pernah
menyalahgunakan

zat

sebelumnya.
Kondisi Medis Umum
Pasien tidak pernah menderita penyakit medis lain
seperti kejang atau trauma kepala.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Gangguan kejiwaan pada keluarga pasien diakui.
Ayah kandung pasien menderita hal yang sama
seperti yang dialami pasien

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


Periode Prenatal dan Perinatal
Pada saat mengandung pasien,

ibu pasien
menerima kehamilannya dengan senang hati.
Selama mengandung pasien, dikatakan tidak
terdapat permasalahan fisik maupun psikologis
pada ibu kandung pasien. Menurut ibu pasien,
pasien lahir dengan persalinan normal, cukup
bulan, langsung menangis kuat, berat badan 3,2
kg, panjang badan 50 cm, lahir secara normal di
sebuah klinik bersalin dengan di tolong oleh
bidan.

Periode Masa Bayi (0-1 tahun)


Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya dengan

perasaan senang hati. Pasien juga menjadi seorang


anak yang disayangi oleh kedua orang tuanya.
Pasien mendapatkan ASI selama 1,5 tahun disertai
dengan makanan tambahan seperti bubur sun yang
diberikan sesuai dengan usia pertumbuhannya.
Pasien tidak mengalami kesulitan dalam pola makan.
Imunisasi dikatakan lengkap (ibu tidak ingat sampai
imunisasi apa). Menurut ibunya, tumbuh kembang
pasien tidak ada kelainan semuanya dalam batas
normal. Pasien dapat berdiri sebelum usia 1 tahun.

Periode Masa Batita (1 sampai 3 tahun)


Menurut ibu pasien, pasien tumbuh seperti anak

seusianya. Saat diasuh, pasien dikatakan tidak


rewel dan senang diajak bermain dengan senang
bersama keluarga. Tidak ditemukan permasalahan
dalam pola makan pada pasien.
Periode Pra Sekolah dan Masa Kanak Awal
(3 sampai 6 tahun)
Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak yang
periang dan penurut. Dalam bermain dengan
teman sebayanya pasien termasuk anak yang
mudah bergaul dengan teman-teman nya.

Periode Masa Kanak Akhir (7 sampai

sekarang)
Pada masa kanak akhir, pasien dikenal
sebagai anak yang periang dan sangat mudah
bergaul dengan teman-temanya. Pasien
senang bermain dengan teman sebayanya
dan temannya pun sangat senang bermain
dengan pasien. Setelah pulang dari sekolah
pasien lebih banyak menghabiskan waktu
dengan berada di dalam rumah.

Riwayat Pendidikan
Pasien dinilai sebagai anak yang cukup pintar

dan penurut di sekolah. Prestasi akademik


pasien tergolong biasa saja. Saat ini pasien
sedang sekolah kelas 2 di SMK Sumpah
Pemuda joglo.

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari lima
bersaudara.

Riwayat Kehidupan Sekarang


Pada saat ini pasien tinggal bersama ibu

kandung, ayah tirinya serta saudara kandung


dan tiri . Pada saat pasien umur 8 tahun, ayah
kandung pasien pergi meninggalkannya dan
tidak pernah kembali sampai saat ini. Sejak itu
pasien hanya tinggal dan di asuh oleh ibu
kandungnya. Biaya hidup keluarga menjadi
tanggung jawab ayah tirinya yang yang
bekerja sebagai security di sekolah.

Persepsi dan Harapan Orangtua

Ibu kandung pasien tidak paham akan apa

yang dialami oleh pasien. Ibu kandung berharap


perilaku pasien dapat kembali menjadi baik.

Persepsi Pasien Tentang Diri dan


Lingkungannya
Saat pemeriksa menanyakan tentang
keadaannya untuk pertama kali, pasien
menjawab tau akan sakitnya dan ingin sembuh.

EVALUASI KELUARGA
Susunan Keluarga
Pasien adalah anak ke-1 dari 5 bersaudara. Saat ini pasien

tinggal bersama ibu kandung, satu orang saudara


kandung, ayah tiri, dan tiga orang saudara tiri

Riwayat Perkawinan
Kedua orangtua pasien menikah berdasar atas pilihan
sendiri dan mendapat persetujuan dari orang tua masingmasing. Kehidupan perkawinan mereka dikatakan berjalan
tidak sesuai dengan apa yang di harapkan. Ketika pasien
masih bersekolah SD kedua orang tua nya bercerai.
Setahun kemudian ibu pasien menikah lagi dan sekarang
diakaruniai 3 orang anak.

Fungsi Subsistem
Subsistem Suami-Istri
Ayah dan ibu pasien membina hubungan

rumah tangga yang kurang baik. Saat pasien


SD orang tua pasien bercerai dan ibu nya
menikah lagi. Hubungan rumah tangga ibu
kandung dan ayah tiri pasien berjalan baik
sampai saat ini.

Subsistem Orangtua
Pasien sejak kecil diasuh

oleh ibu dan ayah


kandungnya, tetapi sejak umur 8 tahun sampai
sekarang diasuh oleh ibu kandung dan ayah tirinya.
ibu pasien mengatakan sangat menyayangi pasien
dan cukup perhatian kepadanya. Begitupula dengan
ayah tirinya tidak pernah membedakan anak anaknya.

Subsistem Sibling
Pasien berstatus sebagai anak sulung. Pasien
dikatakan sangat dekat dengan keempat saudaranya,
dan hidup rukun.

Interaksi subsistem
Hubungan antara pasien

dengan seluruh
anggota keluarganya cukup baik.

Keadaaan Sosial Ekonomi Sekarang


Kondisi keuangan keluarga pasien dikatakan
cukup dalam pembiayaan kehidupan seharihari. Sumber penghasilan berasal dari ayah
pasien yang bekerja sebagai security.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (3 April 2014)


Deskripsi Umum
Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 17 tahun, tinggi sekitar 155 cm

dengan berat sekitar 50 kg. Penampilan sesuai dengan usia,


kulit sawo matang, rambut warna hitam dipotong pendek dan
tampak rapi. Pasien berpakaian rapi dan bersih. Badan terawat
dengan baik dengan kuku kaki dan tangan terpotong pendek.

Kesadaran
Compos mentis.

Sikap terhadap pemeriksa


Pasien kooperatif, sopan, menjawab pertanyaan dengan baik,
konsentrasi baik.

Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Aktifitas psikomotor selama wawancara, pasien dapat

duduk tenang dan merespon setiap pertanyaan


pemeriksa.

Kemampuan berbicara dan berbahasa


Pasien berbicara dengan sopan, volume pelan, intonasi
rendah, kecepatan normal, lancar dengan irama teratur.

Mood, Ekspresi Afektif dan Empati


1. Mood : Eutimik
2. Afek
: Luas
3. Keserasian : Serasi.

Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik dan visual diakui.
Interaksi orangtua anak
Pasien terlihat akrab dengan ibunya.

Perpisahan dan Penyatuan Kembali


Ketika wawancara akan dilakukan secara mandiri dengan

pasien, pasien bersikap baik. Pasien duduk di samping


pemeriksa dan bersedia menjawab pertanyaan dari
pemeriksa. Tidak ditemukan kecemasan, rasa takut atau
kekhawatiran pada diri pasien.

Proses/ Isi Pikiran


Cukup ide.

Fantasi dan three wishes


Ketika di tanyakan mengenai cita-cita, fantasi dan

three wishes, pasien mengatakan ingin


membahagiakan orang tua. Hanya itu keinginan
terbesarnya.

Insight
Tilikan derajat 5.

Perkiraan Taraf Intelegensia


Kemampuan intelegensianya adalah

sesuai taraf
kecerdasan rata-rata usianya. Pasien tidak memiliki
riwayat pernah tinggal kelas.

Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut


Status internus: keadaan umum gizi cukup dengan
penampilan berat badan 55 kg. Tinggi badan 155 cm.
Fungsi saluran cerna, pernafasan, dan kardiovaskular
dalam batas normal. Tekanan darah 120/80, nadi 100
x/menit, suhu: 36,3 C0, dan respirasi 22 x/menit.
Status neurologikus: kesan dalam batas normal.

IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA


Telah dilakukan pemeriksaan pada Seorang Anak laki-laki

berusia 17 tahun yang menurut ibunya, anak tersebut


sering berbicara sendiri. Menurut ibunya pasien juga lebih
suka menyendiri dan berteriak teriak. Ketika ditanya
mengapa pasien berbicara sendiri pasien menjawab bahwa ada
yang mengajaknya berbicara. Pasien merasa ada bisikan
bisikan yang menyalah nyalahkan dirinya. Bisikan itu
sangat mengganggu sehingga pasien menjadi susah tidur.
Pasien juga mengaku melihat bayangan hitam yang menurut
keyakinan pasien itu adalah hantu tetapi orang orang
disekelilingnya tidak melihat hal yang sama. Pasien adalah
seorang anak yang pendiam tetapi bisa bergaul dengan teman
teman seusianya. Pasien mengaku ingin membahagiakan kedua
orang tua nya. Menurut ibunya pasien selalu merasa tegang
ketika akan ujian. Keluhan itu selalu diutarakan pasien
kepada ibunya karena pasien takut jika nilai nya jelek atau tidak
naik kelas.

Dari pemeriksaan status mental didapatkan

pasien laki-laki, penampilan sesuai usia dan


tampak
rapi.
Pasien
kooperatif,
sopan,
menjawab pertanyaan dengan baik, konsentrasi
baik. Aktifitas psikomotor selama wawancara,
pasien dapat duduk tenang. Pasien berbicara
dengan sopan, volume pelan, intonasi rendah,
kecepatan normal, lancar dengan irama teratur.
Mood eutimik, Afek luas, serasi. Perkiraan taraf
intelegensia dalam tingkat kecerdasan rata-rata
usianya. Status internus dan neurologikus tidak
dijumpai masalah.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid
Aksis II

: gangguan kepribadian cemas


(menghindar)
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Tidak ada
Aksis V : GAF 55 : gejala sedang (moderate),
disabilitas sedang.

DAFTAR MASALAH
Organobiologik

: Terdapat riwayat genetik dalam

keluarga
Psikologik
: Pasien tidak mudah marah jika
keinginan pasien tidak diturutin oleh ibu pasien.
Sosial
: Kehidupan sosial pasien baik, pasien bermain
mudah berteman dengan teman sebayanya.

PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
Ad Funcionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Hal yang meringankan:


Ibu pasien sangat menyayangi anaknya, dan

memberikan perhatian sepenuhnya.


Hubungan dengan keluarganya baik
Hal yang memberatkan:
Tidak adanya sosok ayah kandung pasien

FORMULASI PSIKODINAMIK
Seorang Anak laki-laki berusia 17 tahun dibawa ke dokter

oleh ibu kandungnya. Menurut ibunya, anak tersebut sering


berbicara sendiri. Menurut ibunya pasien juga lebih suka
menyendiri dan berteriak teriak. Ketika ditanya mengapa
pasien berbicara sendiri pasien menjawab bahwa ada yang
mengajaknya berbicara. Pasien merasa ada bisikan bisikan
yang menyalah nyalahkan dirinya. Bisikan itu sangat
mengganggu sehingga pasien menjadi susah tidur. Pasien juga
mengaku melihat bayangan hitam yang menurut keyakinan
pasien itu adalah hantu tetapi orang orang disekelilingnya tidak
melihat hal yang sama. Pasien adalah seorang anak yang
pendiam tetapi bisa bergaul dengan teman teman seusianya.
Pasien mengaku ingin membahagiakan kedua orang tua nya.
Menurut ibunya pasien selalu merasa tegang ketika akan
ujian. Keluhan itu selalu diutarakan pasien kepada ibunya
karena pasien takut jika nilai nya jelek atau tidak naik kelas.

SKIZOFRENIA
Definisi:
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit
(tak selalu bersifat kronis/ deteriorating) yang
luas serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya.
Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
gangguan penilaian realita -> RTA.

Etiologi:
1. Model Diatesis Stres
2. Faktor biologis
3. Genetika
4. Faktor psikososial
5. Malnutrisi

Klasifikasi:
1. Skizofrenia paranoid
2. Skizofrenia disorganisasi (hebefrenik)
3. Skizofrenia katatonik
4. Skizofrenia tak terinci
5. Depresi pasca Skizofrenia
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia simpleks

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Harus ada satu/lebih gejala
a. -Thought Echo
-Thought insertion or withdrawal
- Thought broadcasting
b. - Delusion of control
- Delusion of influence
- Delusion of passivity
- Delusional perception

c. Halusinasi auditorik
d. Waham waham menetap jenis lain yang tidak
wajar
Atau 2 gejala jelas yang harus selalu ada :
e. Halusinasi yang menetap dari pancaindra apa saja
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation)
g. Perilaku katatonik
h. Gejala-gejala negatif seperti sangat apatis,
bicara yang panjang.
Adanya gejala-gejala tsb diatas telah berlangsung
selama 1 bln atau lebih.

Manifestasi Klinik
Anamnesis :
- Adanya perubahan perilaku, misal, menarik diri,
agresif, marah marah, ide/kepercayaan yang
aneh/ tdk dpt di mengerti.
Pemeriksaan :
- Asosiasi longgar
- Pemasukan berlebihan
- Neologisme
- Pembicaraan tiba-tiba berhenti / blocking
- Ambivalensi
- Autisme
- Ekolalia
- Alogia

TERAPI
Anti psikotik
dopamine receptor antagonist (DRA) atau
antipsikotika generasi I ( APG-I) dan serotoninedopamine antagonist (SDA) atau antipsikotika
generasi II (APG II).
PROGNOSIS
20-30% pasien terus mengalami gejala sedang,4060% pasien terus terganggu selama hidup.

DISKUSI
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik

yang paling sering. Hampir 1% penduduk di


dunia menderita skizofrenia dalam hidup
mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul
pada usia remaja akhir atau dewasa muda.
Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25
tahun dan pada perempuan antara 25-35
tahun.

Penentuan diagnosis pasien ini berdasarkan

pada kriteria diagnosis yang tersusun dalam


DSM IV. Dari 4 kriteria utama yang tercantum
dalam criteria tersebut pasien ini memenuhi
beberapa kriteria diantaranya :
Berlangsung paling sedikit enam bulan : pada
pasien ini melalui anamnesa didapatkan
bahwa keluhan sudah dirasakan pasien sejak
1 tahun yang lalu

Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu

dalam bidang pekerjaan, hubungan


interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi :
pada pasien ini terdapat gangguan hubungan
interpersonal yang membuat pasien lebih
suka menyendiri.
Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk
yang khas selama periode tersebut : pasien
pernah mengalami hal serupa satu tahun
yang lalu

Tidak ditemui gejala gejala yang sesuai

dengan skizoafektif, gangguan mood mayor,


autisme, atau gangguan organik. : pada
pasien tidak ditemukan gejala gejala sepeti
ini.

Pasien disarankan untuk rawat inap

mendapatkan terapi :
risperidon 2 mg 2 x 2,
Trihensilpenidin 2x2 mg,
CPZ 1x100 mg.

Terapi

farmakologi pilihan untuk pasien dengan


Skizofrenia adalah antipsikotika (AP). Obat ini dibagi
dalam dua kelompok berdasarkan mekanisme kerjanya,
yaitu dopamine receptor antagonist (DRA) atau
antipsikotika generasi I ( APG-I) dan serotoninedopamine antagonist (SDA) atau antipsikotika generasi II
(APG II).
Atas dasar ini pemberian terapi farmakologi yang
diberikan cukup tepat untuk mengurangi gejala
skizofrenia dan juga disertai terapi psikososial dengan
upaya bersama dari orang-orang sekitar pasien dibantu
oleh tenaga kesehatan seperti dokter spesialis kejiwaan.

TERIMA

KASIH

You might also like