You are on page 1of 9

Xeroderma Pigmentosum

KELOMPOK 2
030.06.072 Dimas Qadar Raditiyo

030.08.082 Diaz Rahmadi Gusnadi

030.08.002 Abdullah

030.08.092 Elizabeth Vania V H

030.08.012 Ahmad Musa

030.08.102 Ferdy

030.08.022 Anastasia Carolin

030.08.112 Hana

030.08.032 Anisa Destya Rahmasari

030.08.122 Huseikha Velayazulfadh

030.08.042 Arista Sthavira

030.08.132 Julia Mutiarani

030.08.052 Azhari Ganesha

030.08.292 Nor Fatehah BT H

030.08.062 Boby Abdul Rahman

030.08.302 Siti hanisah BT S

030.08.072 Cynthia Karamina Elvia

JAKARTA
17 NOVEMBER 2008

PENDAHULUAN
XP merupakan penyakit yang langka dan ditransmisikan melalui sifat resesif pada autosom
berupa kerusakan pada mekanisme perbaikan DNA. Namun meskipun tergolong penyakit langka
(Frequensi di US dan Eropa adalah sekitar 1 kasus per 250.000 populasi; frekuensi di Jepang adalah
sekitar 1 kasus per 40.000 populasi), XP ditemukan hampir pada seluruh ras manusia di bumi.(1)
Di Indonesia, kasus penyakit ini masih jarang dijumpai. Ada beberapa laporan tapi
jumlahnya tidak banyak. Di Amerika Serikat, angka kejadian penyakit ini hanya sepersejuta dari
populasi. Dengan kata lain, dari satu juta orang, hanya ada satu penderita XP. Persentasenya kecil
sekali. Jika angka kejadian di negara kita dianggap sama, maka di seluruh penjuru Indonesia, hanya
ada sekitar 200-an penderita kelainan kulit ini.(1)
Penyakit ini berupa kelainan pada DNA sel kulit. Pada orang normal, DNA ini bertugas
memperbaiki sel-sel yang rusak. Tetapi pada penderita XP, DNA ini abnormal sehingga tidak bisa
bekerja sebagaimana mestinya. Ia tidak bisa melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Akibatnya, kulit
menjadi sangat sensitif terhadap sinar Matahari yang kaya akan sinar UV.(1)
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki X berumur 16 tahun datang ke RS bagian kulit dengan keluhan
sensitif terhadap matahari. Anak tersebut juga memiliki ciri hiperpigmentasi, degenerasi retina,
mikrosefali dan retardasi mental. Oleh karena itu diagnosis anak tersebut menderita Xeroderma
Pigmentosum.

PEMBAHASAN
Pola penurunan genetik Xeroderma Pigmentosum :
P

Hh

F1

HH

Hh

Hh

hh

Normal

carier

carier

XP

Hh
H

Xeroderma Pigmentosum merupakan penyakit autosom resesif sehingga sukar dideteksi. XP


ini terjadi pada individu yang mempunyai genotip homozigot resesif yang tidak dipengaruhi oleh
jenis kelamin. Oleh karena itu, penyakit ini sering ditemui pada perkawinan antar kerabat dekat.
Gejala gejala yang timbul pada penderita XP ini adalah hiperpigmentasi, degenerasi retina,
mikrosefali, dan retardasi mental. Dilihat dari pola penurunannya, kedua parentalnya adalah carier
dan menghasilkan anak-anak dengan kemungkinan 25% normal, 50% carier, dan 25% menderita
XP untuk setiap kelahiran.(1)
Sinar UV mengakibatkan terjadinya mutasi pada sel tubuh sehingga menimbulkan
kerusakan pada DNA. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mutasi yaitu karsinogen kimia,
radiasi pengion, kerusakan kromosom, virus yang memasukkan DNA/RNA ke dalam gen sel
hospes. Pada keadaan normal mutasi titik ini dapat diatasi dengan mekanisme perbaikan DNA, yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu : ()
1. enzim repair mengenal adanya kesalahan dalam pasangan basa nitrogen pada rantai
DNA.
2. kemudian rantai DNA yang memiliki pasangan basa nitrogen yang salah akan
dipotong oleh enzim fotoliase.
3. DNA polimerase akan mengisi gap, dan mensintesis basa nitrogen yang sesuai
dengan pasangannya.
4. DNA ligase akan menyambung rantai DNA baru dengan rantai DNA lama.
Namun pada penderita XP mekanisme perbaikan DNA ini tidak berlangsung sebagaimana
mestinya. Hal ini disebabkan karena terjadinya kelainan pada enzim yang berperan pada proses
DNA repair. Sehingga penyakit ini dapat menimbulkan kanker kulit. Secara umum kanker terjadi
karena adanya sel yang telah kehilangan pengendalian sehingga sel akan mengalami pertumbuhan
yang tidak teratur, sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya sel sel kanker

membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan didekatnya dan bisa
menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. Sel sel kanker dibentuk dari sel sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap
inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Selain
itu,infeksi virus juga bisa menyebabkan terjadinya kankerPerubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. (2) Pada tahap promosi, suatu sel
yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya
keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Inveksi virus akan menyebabkan
proto-oncogene berubah menjadi oncogene dan menghasilkan ekspresi gen yang tidak normal,
sehingga dapat menimbulkan kanker.
Perbedaan sel normal dan sel kanker(2) :
Sel Normal
1. Pertumbuhan sel normal
2. Tidak menginvasi jaringan lain
3. Akan mati dengan umur tertentu
4. berdiferensiasi sesuai fungsi
5. Mengenal komunikasi antar sel

Sel Kanker
1. Pertumbuhan

sel tidak terkendali dan

cepat
2. Dapat bermetastasis ke jaringan lain
3. Tidak mengenal apoptosis
4. Tidak mengalami diferensiasi
5. Tidak mengenal komunikasi ekstraseluler

Warna kulit manusia secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu warna hitam, coklat atau
sawo matang, dan putih. Yang menentukan warna kulit tersebut adalah pigmen melanin. Melanin
berfungsi sebagai protektor dari sinar ultraviolet (UV), dan pigmen ini berada pada organel yang
disebut melanosom (pigmen granules). Sel yang menentukan pigmentasi kulit adalah melanosit.
Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai dibawah atau dianatara

sel-sel stratum basalis,pada folikel rambut, dan pada daerah genitalia. Melanosit berasal dari sel
krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat bermulanya cabang-cabang
panjang yang irregular dalam epidermis. Cabang-cabang ini berada diantara sel-sel stratum basalis
dan stratum spinosum.(3)
Pewarnaan khusus yaitu dengan larutan DOPA(deoxyphenil alanin). Senyawa ini dioksidasi
oleh tirosinase di dalam melanosit untuk menghasilkan melanin coklat tua.(3)

Pembentukan Pigmen Melamin


Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam
proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4
dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi,
setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam
ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel
yang dibentuk oleh kompleks golgi.(3)

Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di sintesis dalam retikulum
endoplasma yang kasar

diakumulasikan dalam vesikel kompleks Golgi

Vesikel yang bebas

sekarang dinamakan melanosom. Sintesis melanin dimulai pada melanosom tahap II


diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III
aktivitas tirosinase
juluran melanosit

membentuk granul melanin

melanin

Terakhir struktur ini hilang dengan


Granul melanin bermigrasi ke arah

masuk ke dalam keratinosit.(3)

Paparan sinar UV meningkatkan kegiatan enzim dalam melanosit sehingga produksi


melanin meningkat dan penimbunannya dalam keratinosit bertambah sehingga kulit menjadi coklat
(tanning). Pigmen melanin berfungsi sebagai pelindung terhadap radiasi sinar UV, melanin
menyerap energi sinar UV dan membantu mencegah sinar merusak sel kulit dan menembus ke
dalam jaringan. Sehingga orang yang berkulit gelap memiliki resiko lebih rendah terkena keganasan
kanker kulit.
Gejala pada penderita XP salah satunya yaitu mengalami degenerasi retina. Retina adalah
bagian mata yang peka terhadap cahaya, merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini
berfungsi untuk menerima rangsangan cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf, dan
menghantarkan impuls ke saraf optik. Ada 10 lapisan pada retina yaitu : (4)

1. lapisan pigmen
2. lapisan fotoreseptor yang mengandung sel batang dan sel kerucut yang menonjol pada
lapisan pigmen.
3. Membran pembatas luar
4. Lapisan inti luar yang merupakan susunan lapis inti sel batang dan sel kerucut.
5. Lapisan pleksiform luar merupakan lapisan aselular dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
6. Lappisan inti dalam yang merupakan tubuh sel bipolar dan sel horizontal dengan sel Muller.
Lapisan ini mendapat nutrisi dari retina sentral.
7. Lapisan pleksiform dalam yang merupakan lapisan aselular, tempat sinapsis sel bipolar, sel
amakrin dengan sel ganglion.
8. Lapisan ganglionik yang merupakan lapisan badan sel dari neuron ke dua.
9. Lapisan serabut saraf optik yang merupakan lapisan akson sel ganglion menuju saraf optik
dan terdapat pembuluh darah retina.
10. Membran pembatas dalam yang merupakan membrane hialin antara retina dan badan kaca.
Di lapisan retina ini terdapat sel-sel neuron bipolar. Secara umum berdasarkan jumlah
percabangan neuroplasmanya sel neuron terbagi atas 4 macam, yaitu : (5)
1. Neuron unipolar, terdapat pada retina tingkat embrio
Neuron unipolar ini umumnya mempunyai fungsi sebagaimana sensory neuron yaitu sebagai
pembawa sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer) menuju ke sistem saraf pusat.
2. Neuron Bipolar, terdapat pada retina mata, sel ganglion spiral, dan sel ganglion
vestibularis.

Neuron

bipolar

umumnya

mempunyai

fungsi

sebagaimana

interneuron,

yaitu

menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.


3. Neuron Multipolar, terdapat pada sel saraf motoris, sel purkinje serebelum, dan sel
pyramid.
Neuron multipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana motoneuron, yaitu membawa
sinyal/isyarat dari sistem saraf pusat menuju ke bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit,
ataupun kelenjar.
4. Neuron Pseudo-unipolar, terdapat pada sel ganglion spinalis dan sel ganglion
kraniospinalis. Neuron pseudo-unipolar ini berbentuk menyerupai huruf (T/Y)

KESIMPULAN
Xeroderma Pigmentosum merupakan penyakit kelainan autosom resesif yang disebabkan
kegagalan mekanisme DNA repair. Tetapi pada penderita XP, DNA ini abnormal sehingga tidak bisa
bekerja sebagaimana mestinya. Ia tidak bisa melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Akibatnya, kulit
menjadi sangat sensitif terhadap sinar Matahari yang kaya akan sinar UV. XP dapat mengakibat
kanker kulit jika terpapar sinar UV karena sinar ini dapat mengakibatkan mutasi pada sel tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. eMedicine from webMD. What is Xeroderma Pigmentosum? Available at:


http://www.eMedicine.com/neuro/topic399.htm, accessed November 24, 2008.

2. Kanker: Pertumbuhan, Terapi dan Nanomedis. Apa itu kanker? Available at:
http://www.nano.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1187593839, accessed November 24,
2008
3. histology dari melanosit. Available at: http://library.usu.ac.id/downloads/fk/histologyalya2.pdf, accessed November 27, 2008
4. Pendidikan Sains, Struktur bola mata. Available at: http://pendidikansains.blogspot.com/2008/02/mata.html, accessed November 27, 2008
5. Human Recovery Re-stabilizer Awareness Healer. Available at: http://irwan-chttherapist.blogspot.com/2008/11/neuron-sel-saraf.html, accessed November 27,2008
6.

You might also like