You are on page 1of 13

Flu Burung

DEFINISI
Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh
virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung,
ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala
demam >38?C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan.
Namun, gejala ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah
kontak dengan binatang tersebut dalam 7 hari terakhir. Terutama
jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.
PENYEBAB
Seseorang dinyatakan mengidap flu burung setelah pemeriksaan
laboratorium menunjukkan positif untuk virus influenza A (H5)
seperti tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum. Hasil biakan
virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil dengan pemeriksaan
PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik
H5 sebesar > 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.
GEJALA
Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan
dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi
gejala berupa:
Demam sekitar 39?C
Batuk
Lemas
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Tidak nafsu makan
Muntah
Nyeri perut
Nyeri sendi

Diare
Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory
distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah
sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi
karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan
radang paru-paru (pneumonia).
Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala:
demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan
pusing.
Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala
berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek.
Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah
menderita diare dengan tinja yang cair.
DIAGNOSA
FAKTOR RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi
mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang
bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke
pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit
lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit
paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung
keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium
dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya
gambaran pneumonia.
PENULARAN
Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan
kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau
juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga
termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian,
sepatu para peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke
manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80? lebih
dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan

suhu di atas 80? dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan
pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang
menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan
kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati,
fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri.
Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa
kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien.
Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg,
dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg,
maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada,
sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas
akut ini.
Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan
pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan
atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga
dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat
pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk
mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut.
Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan
ELISA (enzyme liknk immuno sorbent assay), cairan saluran
hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus
ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok
yang menunjukkan positif influenza A (H9N2).
Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis
infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi
diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap
dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus
yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan
pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).
PENGOBATAN
Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan
gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau
sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan
saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan
obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivir. Kalau keadaan
pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat
ventilator untuk membantu pernapasannya.

Semua penderita yang telah memenuhi kriteria Flu Burung


perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu di ruang isolasi.
Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan)
karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama masa
perawatan, penderita diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi
simptomatis untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada
kasus respiratory distressakan dilakukan pengobatan sesuai
prosedur RDS. Penderita dimasukkan ke ruang perawatan intensif
(ICU).
PENCEGAHAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum
prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:
Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
-merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang
kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi
ketika hidup.
Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit
telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula.
Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70?C atau 80?C
selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau
merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan
lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada
mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas
lainnya asal telah dimasak dengan baik.
Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah
menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan
bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering
mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak
istirahat, banyak minum dan makan bergizi.
Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada
beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan:
Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah
terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan

sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa


binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan
untuk membersihkan tangannya.
Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau
memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu
burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung,
sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga
sepatu bot.
Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur
yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas.
Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu
diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila
mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala
flu lainnya.
Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi
tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara
ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza,
penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan
secara serologi pada pekerja ini.
Sumber : Kompas.com dan Detik.com (Tjandra Yoga Aditama,
Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RS
Persahabatan Jakarta)
Flu Burung: Gejala, Penularan & Pencegahannya!
26-07-2005 | Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi &
Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta, Sumber :
Kompas.com
EMAIL |
PRINT |
RSS

Masyarakat kini ramai membicarakan flu burung yang telah


nyata-nyata menyerang manusia di negeri kita.Masyarakat

tampaknya khawatir apakah penyakit ini dapat merebak luas


pada manusia lainnya?
Berikut akan disampaikan gambaran terjadinya flu burung pada
manusia: gejala, cara diagnosisnya, penanganan, dan
pencegahannya.
GEJALA
Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan
dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi
gejala berupa:
Demam sekitar 39 derajat Celsius
Batuk
Lemas
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Tidak nafsu makan
Muntah
Nyeri perut
Nyeri sendi
Diare
Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory
distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah
sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi
karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan

radang paru-paru (pneumonia)


Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala:
demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan
pusing.
Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala
berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek.
Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah
menderita diare dengan tinja yang cair.
FAKTOR RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi
mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang
bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke
pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit
lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit
paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung
keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium
dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran
pneumonia.
PENULARAN
Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan
kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau
juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga
termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian,
sepatu para peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke
manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat
lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam
dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi
pasti aman.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan
pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang
menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan
kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati,
fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri.
Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa
kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien.
Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg,
dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg,
maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada,
sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas
akut ini.
Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan
pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan
atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga
dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat
pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk
mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut.
Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan
ELISA (enzyme link immuno sorbent assay), cairan saluran hidung
tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga
dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang
menunjukkan positif influenza A (H9N2).
Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis
infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi
diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap
dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus
yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan
pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).
OBAT YANG DIBERIKAN
Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan

gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau
sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan
saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan
obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivire. Kalau
keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu
dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya.
PENCEGAHAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum
prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:
1. Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
-merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang
kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi
ketika hidup.
2. Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit
telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula.
3. Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C
atau 80 derajat C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita
menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari
itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti
ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi
ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik.
4. Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah
menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan
bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering
mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak
istirahat, banyak minum dan makan bergizi.
Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada
beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan:
1. Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah
terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan
sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa
binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan

untuk membersihkan tangannya.


2. Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau
memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu
burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung,
sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga
sepatu bot.
3. Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur
yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas.
4. Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu
diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila
mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala
flu lainnya.
5. Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi
tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara
ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza,
penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan
secara serologi pada pekerja ini.
Total Hit : 605
Virus H5N1
Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang paling
membahayakan yang telah menginfeksi baik manusia ataupun
hewan. Virus yang juga dikenal dengan A(H5N1) ini merupakan
virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non manusia) dan
juga panzootic (yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai
spesies dari area yang sangat luas.
Virus HPAI A (H5N1) pertama kali diketahui membunuh
sekawanan ayam di Skotlandia pada tahun 1959, namun virus
yang muncul pada saat itu sangat berbeda dengan virus H5N1
pada saat ini. Jenis dominan dari virus H5N1 yang muncul pada
tahun 2004 berevolusi dari virus yang muncul pada tahun 2002
yang menciptakan gen tipe Z.

Virus H5N1 dibagi menjadi 2 jenis turunan, turunan yang pertama


adalah virus yang menginfeksi manusia dan burung yang ada di
Vietnam, Thailand, Kamboja dan burung yang ada di Laos dan
Malaysia. Jenis turunan pertama ini tidak menyebar ke daerah
lain.
Sedangkan yang turunan jenis 2 dikenali dari burung yang ada
di China, Indonesia, Jepang, dan Korea Utara yang kemudian
menyebar ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika. Virus jenis turunan
ke 2 ini adalah virus yang menjadi penyebab infeksi ke manusia
yang terjadi dalam kurun waktu 2005-2006 di berbagai Negara.
Analisa genetik yang telah dilakukan membuktikan bahwa ada 6
jenis subklas dari turunan jenis ke 2, yang 3 diantaranya tersebar
dan menginfeksi manusia di Negara-negara berikut ini :
Subklas 1 : Indonesia
Subklas 2 : Eropa, Timur Tengah dan Afrika
Subklas 3 : China
H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor
galactose yang ada pada hidung hingga ke paru-paru pada
unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya
terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana
oksigen disebarkan melalui darah. Oleh karena itu virus ini tidak
gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin seperti
layaknya virus flu biasa.
Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1997, peneliti
menemukan bahwa virus H5N1 terus berevolusi dengan
melakukan perubahan di zat antigen dan struktur gen internal
yang kemudian dapat menginfeksi beberapa spesies yang
berbeda.
Virus yang pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997
dan 2001 tidak mudah ditularkan dari burung satu ke lainnya dan
tidak menimbulkan penyakit yang mematikan pada beberapa
binatang. Namun pada tahun 2002, jenis baru virus H5N1 muncul,
dikenal dengan virus H5N1 tipe gen Z yang menjadi tipe gen

dominan, yang menyebabkan penyakit akut pada populasi burung


di Hongkong, termasuk disfungsi neurologi dan kematian pada
bebek dan jenis unggas lainnya.
Virus dengan tipe gen inilah yang menjadi epidemic di Asia
Tenggara yang menyebabkan kematian jutaan ekor ayam dan dari
2 sub klas yang tercipta akibat mutasi virus yang selalu berubah
telah menimbulkan korban ratusan manusia yang meninggal
dunia. Mutasi yang terjadi dari jenis virus ini meningkatkan
patogen virus yang dapat memperparah serangan virus ke
berbagai spesies dan ditakutkan nantinya mampu menularkan
virus dari manusia ke manusia lainnya. Mutasi tersebut terjadi di
dalam tubuh burung yang menyimpan virus dalam jangka waktu
lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal akibat
infeksi.
Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik
jenis virus influenza, dimana virus tersebut mampu
mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda
yang berada dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.
Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang
mampu menginfeksi berbagai jenis spesies adalah karena adanya
variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin. Mutasi genetik
dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino
yang pada akhrinya dapat mengubah kemampuan protein dalam
hemagglutinin untuk mengikat reseptor dalam permukaan sel.
Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang
tadinya tidak dapat menginfeksi manusia menjadi dapat dengan
mudah menular dari unggas ke manusia. Oleh karena itu peneliti
sekarang sedang giat-giatnya mencoba memahami sifat virus ini
dan berusaha melakukan rekayasa genetika dengan memasukkan
2 asam amino virus flu spanyol H1N1 ke dalam hemaglutinin
H5N1 sehingga nantinya virus H5N1 tidak menjadi pandemik
yang membahayakan manusia seperti yang terjadi pada wabah
tahun 1918.

Penelitian itu membuahkan hasil yang menggembirakan dimana


objek penelitian dapat tetap sehat meskipun ditempatkan dalam
1 ruangan bersama objek yang sakit.

You might also like