Professional Documents
Culture Documents
T DENGAN
BENIGNA PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) DI
RUANG UROLOGI PERJAN RS DR WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
OLEH
KELOMPOK 1
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2005
KELOMPOK I
Abdul Salam Paning
Gerson Jotlely
Indra gaffar
Tomie Tompunu
Supirno
John T Padang
Rosnania
Safaruddin
PENGERTIAN
Hiperplasia prostat benigna (HPB) adalah
pembesaran progresif dari kelenjar prostat
(secara umum pada pria lebih tua dari 50
tahun ) menyebabkan berbagai derajat
obstruksi uretral dan pembatasan aliran
urinarius
ETIOLOGI
Tidak diketahui secara pasti penyebabnya sebab
PATOFISIOLOGI
Pembesaran prostate :Hypertropi, Hyperplasia
Kelenjar periuretra secara bertahap bertumbuh dan
PATOFISIOLOGI
Akibat tekanan kandung kemih ureter akan
mengalami tekanan dan obstruksi sehingga dapat
menyebabkan
hydroureter, hydronephrosis,
akibatnya piala ginjal dan kaliks akan mengalami
distensi dan jaringan parenkim ginjal akan
mengalami atropi. Selanjutnya obstruksi yang
terjadi bila berlangsung lama akan mengalami
reflux akan menyebabkan terjadinya insufisiensi
renal
MANIFESTASI KLINIK
Disuria
Nokturia
Hesistensi
Penurunan pancaran aliran kemih
Retensi urine dan harus mengejan saat
berkemih
Volume urine menurun
Dribling (Urine terus menetes setelah
berkemih)
KOMPLIKASI
Hemorragie
Pembentukan bekuan
Obstruksi kateter
Disfungsi seksual
Impotensi
PENATALAKSANAAN
Prosedur pembedahan yang dilakukan :
Transurethral Resection of the Prostat (TURP)
Trasurethral Incition of the Prostat (TUIP)
Suprapubic resection
Perineal Resection
Retropubic resection
PENGKAJIAN
Eliminasi
Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine, tetesan
Keraguan pada awal berkemih
Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih
dengan lengkap, dorongan dan frekuensi berkemih
Nokturia, disuria, hematuria
Duduk untuk berkemih
ISK berulang, riwayat batu ( Stasis urinaria )
Konstipasi ( Protusi prostat ke dalam rectum )
Massa padat dibawah abdomen bawah ( Distensi kandung
kemih ), nyeri tekan kandung kemih
MASALAH KEPERAWATAN
Retensi urine
Nyeri (akut)
Risiko tinggi terhadap kekurangan volume
cairan
Ketakutan / ansietas
Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
Hasil Pengkajian
Klien Tn T, Masuk Rumah sakit tanggal 21 Maret
2005, dengan keluhan kencing sedikit. Dilakukan
operasi prostatektomi tanggal 28 Maret 2005, dan di
rawat di ICU selama 3 hari. Dilakukan pengkajian
pada tanggal 5 April 2005, didapatkan data sebagai
berikut, keluhan utama nyeri pada luka operasi supra
pubik, bertambah bila bergerak, nyeri mengganggu
aktifitas dan rasa nyaman klien, skala nyeri 5 pada
pengkajian nyeri.
Komunikasi terapeutik
Tehnik napas dalam
Latihan mobilisasi
Menjaga kebersihan tempat tidur
Merawat luka dengan tehnik aseptic
Bantu dalam eleminasi
Pendidikan kesehatan dan rencana pulang
P/R/C infuse
P/R/C kateter
Memebrikan obat oral
Memberikan obat injeksi.
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
Klien akan
mengungkapkan
secara verbal
nyeri hilang/
terkontrol,
dengan kriteria :
Tampak santai
Dapat
beristrahat dan
tidur
dapat
beraktifitas
sesuai dengan
Tanda-tanda
vital:
T : 120/80
mmHg
N: 60 -80
X/menit
P: 16 20
x/penit
S: 36,5 37 0 C
INTERVENSI
1. Kaji tingkat, lamanya,
RASIONAL
1. Memberikan informasi untuk
membantu dalam menentukan
keefektifan intervensi
2. Dapat mengindikasikan rasa sakit
akut dan ketidaknyamanan. Sebagian
pasien mungkin mengalami sedikit
penurunan tekanan darah, yang akan
kembali ke dalam jangjauan normal
setelah rasa sakit berhasil
dihilangkan.
3. Rasa nyeri mungkin disebabkan
degan penekanan pada kateter,
akumulasi cairan, sakit kandung
kemih dll.
4. mungkin mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan sirkulasi. semi-fowler
dapat mengurangi tegangan otot
abdominal, sedangkan miring
mengurangi tekanan dorsal.
5. Lepaskan tegangan emosional dan
otot, tingkatkan perasaan kontrol
yang mungkin dapat meningkatkan
kemampuan koping.
6. Analgesik IV akan dengan segera
mencapai pusat rasa sakitdan dapat
menghilangkan rasa sakit.
N
o
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
Mengidentifi
kasi faktorfaktor resiko
yang dapat
mengurangi/
mencegah
terjadinya
infeksi.
Kriteria :
Pertahanka
nn
lingkungan
aseptic yang
aman
Tidak terjadi
infeksi
INTERVENSI
RASIONAL
Pertahankan
sterilisasi dan
prosedur aseptic
setiap tindakan.
2. Periksa kulit
terhadap adanya
tanda infeksi
3. Awasi tanda vital,
perhatikan demam
ringan, menggigil,
nadi dan
pernapasan cepat,
gelisah.
4. Observasi
drainase dari luka,
sekitar kateter
suprapubik.
1.
5.
Kolaborasi
pemberian antibiotik
sesuai petunjuk.
telah
dirancang
untuk
mencegah/meminimal infeksi.
2. Gangguan pada integritas
kulit kemerahan, rasa panas,
bengkak dan sakit merupakan
petunjuk adanya infeksi.
3. Pasien
yang
mengalami
prostatektomi beresiko untuk
syok
septik
sehubungan
dengan instrumentasi.
4. Adanya
drain,
insisi
suprapubik
meningkatkan
resiko untuk infeksi yang
diindikasikan dengan eritema,
drainase purulen.
5. Mungkin diberikan secara
proflaktik sehubngan dengan
peningkatan resiko infeksi
pada prostatektomi
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Resiko tinggi
ganngguan
pola napas
tidak efektif
berhubungan
dengan
akumulasi
secret, ditandai
dengan:
DS:
Riwayat
penyakit asma.
DO:
Clubbing of
finger : (+)
Mempertahankan
pola nafas tetap
efektif
Kriteria:
Bebas dari sianosis
dan tanda-tanda
hipoksia.
1.Observasi prekuensi
dan kedalaman
pernafasan klien
1.Dilakukan untuk
memastikan
efektyifitas
pernapasan
sehingga upaya
memperbaikinya
dapat segera
dilakukan.
2.pengembalian
fungsi otot pertama
kali terjadi pada
diafragma setelah
operasi dilakukan.
3.Memudahkan
pernafasan dengan
menurunkan
tekanan pada
diafragma dan
meminimalkan
ukuran aspirasi
secret.
3.Pertahankan kepala
tidur tinggi posisi
miring.
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
Kurang
pengetahuan
tentang kondisi,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan
berhubungan
dengan kurang
terpajan informasi,
ditandai dengan:
DS :
Klien dan
keluarga klien
menanyakan
tentang kondisi,
prognosis dan
pengobatannya
Pendidikan klien
tidak tamat SD
DO :
Klien dapat
menyatakan
pemahamaqn
kondisi,
prognosis, dan
kebutuhan
pengobatan
INTERVENSI
1. Kaji tingkat
pemahaman klien
dan keluarga
2. Kaji implikasi
prosedur dan
harapan masa depan
3. Tingkatkan perlunya
pembatasan awal
5. Anjurkan
kesinambungan
latihan perineal
RASIONAL
1. Berikan fasilitas
perencanaan
program pengajaran
pasca operasi.
2. Memberikan dasar
pengetahuan
dimana pasien
dapat membuat
pilhan informasi
3. Meningkatkan
penyembuhan dan
mencegah
komplikasi
4. Peningkatan
tekanan abdominal
atau meningkatkan
stress pasa vesika
urinaria dan prostat
5. Membantu kontrol
urinaria dan
menghilangkan
inkontinensial
Catatan Perkembangan
Tgl
6/4 /
2005
No. Diagnosa
Keperawatan
SOAP
S:
O:
Tanda
Tangan
Tgl
6 /4 /
2005
No. Diagnosa
Keperawatan
2
SOAP
S :
O:
Drain terpasang
Luka insisi suprapubik ( open prostatectomy ).
TV: 120/70 mmHg N : 88 x/ mt, S: 37oC
Keadaan luka tidak ada tanda peradangan
Tanda
Tangan
Tgl
No. Diagnosa
Keperawatan
6/4/
2005
SOAP
S:
Klien mengatakan pernah menderita penyakit asma.
Klien mengeluh batuk berlendir.
Klien mengeluh sesak napas.
O:
Klien tampak sesak napas
Frekuensi pernapasan : 32 X/ menit
Clubing of finger ( + )
Produksi sputum( + )
Batuk ( + )
Wheesing ( + )
Pernapasan cuping hidung
A : Perubahan pola napas tidak efektif
P:
1.Obsevasi tanda vital
2.Observasi frekuensi dan kedalaman pernapasan.
3.Pertahankan posis semi fowler/ fowler tinggi.
4.Anjurkan konsumsi air minum hangat sedikitnya
2500 ml/ 24 jam.
5.Beri latihan batuk efektif.
6.Kolaborasi pemberian O2, 2 3 liter / menit.
7.Kolaborasi pemberian obat bronchodilator
(Aminophilin 1 amp/ 8 jam drips)
Tanda
Tangan
Tgl
6 /4 /
2005
No. Diagnosa
Keperawatan
4
SOAP
S:
Klien dan keluarga menanyakan
kondisi klien.
Pendidikan klien tidak tamat SD.
O:
A : Klien belum memahami tentang kondisi
dan kebutuhan pengobatan.
P:
1. Kaji tingkat pengetahuan klien
2. Diskusikan prognosis dan
kebutuhan pengobatan klien.
3. Berikan HE mengenai kondisinya
Tanda
Tangan
Tgl
7/4/
2005
No. Diagnosa
Keperawatan
1
SOAP
S:
Klien melaporkan nyeri sudah hilang/terkontrol..
O:
Tanda
Tangan
Tgl
7/4/
2005
No. Diagnosa
Keperawatan
3
SOAP
S:
O:
Tanda
Tangan
KESIMPULAN
TERIMA KASIH