You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM VASKULER YAITU VARISES

DENGAN LIGASI DAN PEMOTONGAN VENA


Ligasi dan pemotongann vena adalah prosedur pembedahan untuk varises vena. Ini
diindikasikan bila pasien mengalami ketidaknyamanan menetap pada kaki, anestesi umum
diperlukan untuk prosedur ini.
Prosedur meliputi ligasi dan pengangkatan vena safena melalui insisi yang dinuat
melalui lipat paha dan pergelangan kaki dari kaki yang sakit. Insisi tambahan dapat dibuat
padatitik varises sepanjang tungkai yang sakit untuk memisahkan dan mengangkat varises.
Pasien sering merasa bahwa kaki mereka tak menarik dan dapat melaporkan
menghindari aktifitas social yang memerlukan penggunaan pakaian yang memajan kaki.
Kebanyakan pasien mengekspresikan kesenangan tentang pembedahan karena ini berarti
mempunyai kaki yang secara kosmetik menarik dan mengakhiri ketidaknyamanan kaki
kronis.
Persiapan perioperasi adalah sama untuk setiap pasien yang menjalani pembedahan.
Pada pasca operasi, pasien kembali ke unit medical/bedah dengan :
Infuse IV
Balutan Ace di sekitar kaki operasi
Stoking antiembolisme paha atas pada tungkai nonoperasi.
Biasanya setelah 48 jam, balutan asal dilepas dan pasien dibiarkan untuk mandi
pancuran. Baluran ace kemudian ditempatkan dengan stoking antiembolisme. Heparin dosis
rendah sering diberikan sebagai profilaksi terhadap tromboplebitis selama bebrapa hari. RLP
untuk klasifikasi KDB dari ligasi dan pemoongan vena adalah 3,5 hari (Lorenz,1991)
PERIODE PRAOPERASI
A. Pengkajian.
1)
2)

Identitas Kelainan ini lebih sering ditemukan pada wanita (rasio wanita terhadap pria 5:1), dengan banyak
wanita menentukan bahwa saat mulainya varices terlihat dan simtomatik pada waktu kehamilan.
Alasan masuk rumah sakit
Kosmetik, gejala simtomatik lainnya seperti : kelelahan dan sensasi berat, kram, nyeri odema, Perdarahan
spontan/akibat trauma dan Hiperpigmentasi

3) Riwayat penyakit
Profokatif, pemanjangan, berkelok-kelok dan pembesaran suatu vena
KUlaitatif, kuantitatif, semakin berat
Regio ekstremitas bawah (kedua kaki)
Severity, sakitnya mengganggu kosmetik dan aktivitas sehari-hari (kelelahan dan sensasi berat, kram, nyeri
, odema)
Time, semakin hari semakin berat dan bertambah besar

4)

Riwayat atau adanya factor-faktor resiko :


Kehamilan
Tromflebitis vena dalam berulang
Berdiri lama
Riwayat keluarga tentang varises vena

5) pemenuhan pola kebutuhan sehari-hari :


a. Persepsi
Perawat bertanggung jawab untuk menentukan pemahaman klien tentang infomrasi (sifat
operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),
yang kemudian diberitahukan kepada ahli bedah apaakah diperlukan informasi lebih banyak
(Informed consent). Pengalaman pembedahan masa lalu dapat meningkatkan kenyamanan
fisik dan psikis serta mencegah komplikasi.
b. Status nutrisi
Secara langsung mempengaruhi respon pada trauma pembedahan dan anestesi. Sebelumnya
perlu masukan karbohidrat dan protein untuk keseimbangan nitrogen negative. Puasa perlu
dipersiapkan 8 jam sebelum operasi.
c. Status cairan dan elektrolit
Klien dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit cendrung mengalami komplikasi syok,
hipotensi, hipoksia dan distritmia baik intraoperasi dan paska operasi.
d. Status emosi
Respon klien, keluarga dan orang terdekat pada tindakan pembedahan tergantung pengalaman
masa lalu, strategi koping, system pendukung dan tingkat pembedahan. Kebanyakan klien
yang mengantisipasi mengalami pembedahan dengan anssietas dan ketakutan.Ketidakpastian
prosedur pembedahan menimbulkan ansietas, nyeri, insisi dan imobilisasi.
6) Pemeriksaan fisik berdasarkan pada pengkajian vascular perifer (Apendiks E) dan survey
umum (Apendiks F) dapat menunjukan :
Dilatasi, lekuk-lekuk vena superficial pada kaki
Keluhan-keluhan sakit dangkal, kelelahan, kram, dan kaki breat, khususnya setelah berdiri
lam
Pigmentasi kecoklatan pada kulit
Bengkak, yang secaraumum berkurang dengan peningkatan tungkai (juga disebut edema
ortostik)
7) Pemeriksaan diagnotik
Venogram menunjukkan lokasi pasti pada varises kedua vena superficial dan dalam.
B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian praoperasi dan
pascaoperasi, takut tentang
Batasan karakeristik : mengungkapkan takut tentang beberapa aspek pembedahan, meminta
informasi, melaporkan perasaan cemas atau gugup, postur tubuh dan ekspresi wajah tegang,
bicara banyak.
C. Perencanaan
perencanaan

rasional

1. Jelaskan apa yang terjadi selama periode


praoperasi dan pascaoperasi, termasuk tes
laboratrium praoperasi, persiapan kulit, alasan
status puasa, obat-obatan praoperasi, tinggal di
ruang pemuihan, dan program pascaoperasi.
Informasikan pasien bahwa obat nyeri tersedia
bila diperlukan untuk mengontrol nyeri
menjadi nyeri berat.

Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan


membantu mengurangi ansietas dan
meningkatkan kerja sama pasien selama
pemulihan. Mempertahankan kadar analgesic
darah konstan memeberikan control nyeri
terbaik.

2. Ajarkan dan usahakan pasien untuk :


Nafas dalam
Berbalik
Turun dari tempat tidur

Untuk mendorong keterlibatan pasien dalam


perawatan diri

3. Biarkan pasien dan orang terdekat


mengungkapkan perasaan tentang pengalaman
pembedahan. Perbaiki jika ada kekeliruan
konsep. Rujuk pertanyaan khusus tentang
pembedahan kepada ahli bedah.

Dengan mengungkapkan perasaan membantu


pemecahan masalah dan memungkinkan
pemberi perawatan untuk mengidentifikasi
kekeliruan yang dapat menjadi sumber
ketakutan.

4. Lengkapi daftar aktifitas (apendiks K). Beri


tahu dokter jika ada kelainan dari hasil tes
laboratorium praoperasi

Daftar cek memastikan semua aktivitas yang


diperlukan telah lengkap. Aktivitas tersebut
dirancaang untuk memastikan pasien telah siap
secara fisiologis untuk pembedahan, sehingga
mengurangi risiko lamanya penyembuhan
Pengulangan-pengulangan tersebut mendorong
untuk belajar

5. Tegaskan penjelasan-penjelasan dari dokter

6. Jika pasien sedang menjalani pengobatan rutin


hubungi dokter untuk menentukan pengobatan
yang harus diberhentikan
D. Evaluasi
Kriteria :
KLien dapat menyatakan rasa cemas dan masalahnya
Klien tenang dan tidak gelisah
Ekspresi wajah rileks

PERIODE POSTOPERASI
A. Pengkajian
Saat menerima pasien :
Laksanakan pengkajian pascaoperasi rutin (apendiks L)
Kaji neurovascular (apendiks D) dari ekstermitas ang dioperasi
B. Diagnosa Keperawatan
Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan b.d. ligasi dan pemotongan vena
Gangguan rasa aman nyeri b.d. pembedahan
Risiko tinggi terhadap komplikasi : infeksi, hemoragi, tromboflebitis b.d. ligasi dan
pemotongan vena
Resiko tinggi terhadap perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah b.d. kurang
pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas perawatan diri pada saat pulang
C. Perencanaan
Perubahan perfusi jaringan
perencanaan
1. Pantau status neurovaskuler seiap 2 jam x
24 jam, kemudian setiap 4 jam
2. Pertahankan kaki ditinggikan bila di
tempat tidur dan bila duduk dikursi. Jangan
menekuk kaki ditempat tidur

3. Anjurkan latihan ditempat tidur sampai


mulaiya ambulasi: fleksi, ekstensi, dan
rotasi pergelangan kaki. Menjamin bahwa
obat nyeri berikan sedikitnya 30 menit
sebelum ambulasi selama dua hari pertama.
4. Tutup kembali balutan Ace prn bila
menjadi kendor. Gunakan teknik penutup
spiral, lebih dulu pada telapak kaki kearah
kepala pada ekstermitas yang sakit.

5. Bila pasien mengeluh kehilangan sensori


atau sendari takada jarum dan peniti atau
nyeri betis, kendorkan pembalut dan ubah
posisi ekstermitas lebih tinggi.
6. Pertahankan stoking antiembolisme pada
kaki nonoperasi. Lepaskan stoking bila
memberikan perawatan hygiene. Inspeksi,
bersihkan, dan lumasi kulit, kemudian
gunakan kembali stoking. Jangan

rasional
Untuk medeteksi tanda-tanda awal
masalah-masalah sirkulasi
Beberapa pembengkakan diperkirakan
setelah pembedahan. Meninggikan
ekstermitas memebantu menurunkan
pembengkakkan dengan meningkatkan
aliran balik vena. Penekukan lutut dapat
meningkatkan statis
Untuk merangsang sirkulasi. Pasien
kemunkinan lebih kooperatif dengan
aktifitas fisik bila mereka tidak mengalami
nyeri.
Kompresi balutan dan pembalut pada
telapak kaki kearah kepala dengan
ekstermitas ditinggikan meningkatkan
aliran balik vena. Balutan ketat ini juga
membantu mencegah pendarahan.
Kurangnya pembalutan diperlukan dengan
penutupan spiral.
Kehilangan sensori dapat menandakan
kerusakan saraf safena sementara atau
permanen dari pembedahan. Nyeri btise
dapat menandakan tromboplebitis.
Stoking antiembolisme membantu
mencegah tromboplebitis. Perawatn kulit
yang tepat mempertahankan integritas
kulit.

melepaskan pembalut sebagai perawatan


hiegine sampai diinstruksikan untuk
dilakukan oleh dokter.

Nyeri
perencanaan
1. Pantau
Tekanan darah,nadi dan pernapasan setiap 4
jam.
Intensitas nyeri.
Tingkat kesadaran.

2. Bantu pasien untuk mengambil posisi yang


nyaman. Tinggikan extremitas yang terasa
sakit. Tekuk lutut dengan menggunakan
bantal atau pentokong lutut di tempat tidur
untuk menurunkan ketegangan otot-otot
perut seterlah tindakan bedah
3. Ajarkan pasien teknis nernapas berirama
untuk nyeri yang ringan sampai sedang
dalam hubungannya dengan nyeri yang lain
meringankan intervensi :
Instruksikan pasien untuk memelihara
kontak mata pada suatu objek sambil
menarik nafas perlahan melalui mulut dan
mengeluarkan nafas melalui bibir yang
dikerutkan
4. Berikan obat anlgesik jikadibutuhkan dan
evaluasi keektifannya. Berkan obat anlgesik
sesuai dengan nyeri yang dirasakan pasien.
Komplikasi
intervensi
Infeksi :
1. pantau :
Suhu stiap 4 jamsekali
Keadaan luka
Hasil laporan JDL terutam jumlah leukosit
2. jika suhu meningkat hingga 36,85 C
selama 4 jam, mulailah memperhatikan
paru-paru tiap jam dan menambah intake

rasional
Untuk mengenal indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

Tempatkan tubuh pada posisi yang nyaman


untuk mengurangi penekanan dan
mencegah otot-otot tegang membantu
menurunkan rasa tidak nyaman.

Distraksi menggangu stimulus nyeri


dengan mengurangi rasa nyeri.Distraksi
tidak mengubah intensitas nyeri. Paling
baik digunakan untuk priode pendek pada
nyeri ringan sampai sedang.

Pasien yang paling data menilai intensitas


nyeri, sebab nyeri itu subjektif.

rasional
Untuk mengidentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang duharapkan.

Sushu diatas normal dalam waktu 8 jam


pertamamengidentifikasikan permulaan
atelektasis.

cairan melalui mulut.


1. Berikan antibiotic yang diresepkansetiap
hari ketika melaksanakan terpi antibiotic.
2. Ganti perban sesuai aturan dengan teknik
aseptik
Tromboplebitis :
1. bantu sirkulasi pada anggota badan bagian
bawah setiap 8 jam sampai dimulai
ambulasi
2. gunakan stoking antiemboli jika
dipesankan. Lepas 2 kali sehari untuk
memeriksa kulit dengan memakai losion
3. anjurkan latihan gerak di temapat tidur
setiap 2 jam. Ketika ambulasi dimulai,
pastikan pasien melakukannya secara
progresif paling sedikit tiga kali sehari
Perdarahan :
1. pantau :
TTV setiap 4 jam
Haluaran dari alat drainase luka, jika ada
setiap 8 jam sekali
Status umum setiap 8 jam
2. Gunakan kembali penghisap pada alat
drainase luka setelah pengosongan
3. Beri tahu dokter jika drainase luka
berwarna merah terang dan terus bertambah

4. Jika verban luka menjadi penuh dengan


cairan berwarna merah terang, verban
kembali, usahakan pasien beristirahat di
tempat tidur.
perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
Perencanaan
1. biarkan pasien mengekspresikan perasaan
kondisi. Tijau sifat dasar varises. Setelah
balutan dilepas biarkan pasien melihat
kakainya. Ingatkan pasien bahwa
pembengkakkan harus berkurang sebelum
asil pembedahan dapat dinilai
2. Rujuk pasien pada departemen terapi fisik
untuk instruksi latihan.

3. Berikan instruksi tentang perawatn


ekstermitas. Meliputi :

Terapi ini diperlukan untuk mencegah dan


mengatasi infeksi.
Verban yang lemabab merupakan media
kultur untuk pertumbuhan bakteri.
Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan
atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
Stoking mendorong kembali vena,
mencegah statis
Latihan merangsang sirkulasi.

Untuk mengidentifikasi kemmajuan atau


penyimpangan dari hasil yang diharapkan

Alat ini membantu mencegah pembentukan


hematoma
Normalnya drainase luka antara 50-100
ml/jam dan serosaguinosa gelap. Secara
bertahap akan berkurang
Ini dapat mengindikasi perdarahan, terutama
jika tidak ada drein penrose.

rasional
Pengetahuan apa yang diantisipasi
membantu meningkakan adaptasi.

Terapis fisik dapat membantu pasien dalam


merencanakan program latihan
yangamemenuhi kebutuhan-kebutuhan
aktivitas pasien dalam memandang status
kesehatn saat itu.
Aktivitas-aktivitas ini mencegah
penurunan sirkulasi dan mempertahankan

Menghindari aktivitas yang mempengaruhi


alian darah (menggunakan pakaian ketat,
menyilangkan kaki)
Menggunakan stoking penyokong setiap
hari. Pakaian stoking penyokong dengan
kaki ditinggikan.
Tinggikan kaki di atas ketinggian jantung
totalnya 10-18 jam per hari selama minggu
pertama
Hindari duduk atau berdiri pada satu posisi
lenih dari 39 menit
Tinggikan kaki bila duduk
Cuci dan keringkan dengan seksama kaki
dan telapak kaki setiap hari. Berikan
pelembab kulit.
4. Berikan instruksi tertulis tentang aktivitas
perawtan diri dan perjanjian tertulis untuk
kunjungan evaluasi
5. Instruksikan pasien jikaada masalahmasalah :
Tromboflebitis
infeksi
6. Ajarkan dan biarkan pasien mempraktikkan
penggunaan stoking antiembolitis dengan
tepat.

integritas kulit.

Instruksi verbal dapat dengan


mudah dilupakan
Pertolongan medis dan intervensi cepat
dapat mencegah kerusakan jaringan lanjut.

Individu lebih mungkin untuk memenuhi


program pemeliharaan kesehatan.

D. Evaluasi
Penurunan pada edema, ekstermitas hangat dengan pengisian kapiler cepat, nadi pedalis
dapat diraba, menyangkal kebas dan kesemutan, warna normal
Tak adanya demam, perdarahan berlebihan, dan trombiplebitis, pemulihan pasca operasi
dalam RLP KDB
Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, meminta informasi, penggunaan
stoking antiemboli yang benar, penampilan perawatan kulit kakai yang benar.
Baradero Mary. 2003. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler, EGC: Jakarta.
Engram Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Volume 3, EGC: Jakarta.
Engram Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Volume 2, EGC: Jakarta.
Tieney M. Lawrence, Jr.,MD. 2003. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam Buku 2. Salemba
Medika. Jakarta.
www.medicastrore.com
www.indonesianursing.com

You might also like