You are on page 1of 20

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN ANAK

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN


ANAK PRA SEKOLAH ( USIA 3 6 TAHUN ) YANG
MENGALAMI HOSPITALISASI

1 ALI RIF'AN
2 SRI WAHYUNI
3 SUMI'AH
4

UMI
KHOTIMAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
STASE KEPERAWATAN ANAK
2015030
5 NUR HIDAYATI
72
2015031
6 IMRON FUADI
05
2015031
7 NURUL FARIDA FN
09
2015031
8 SULISTYORINI
13

201503098
201503086
201503099
201503108

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2015/2016
1

BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah individu yang unik dan bukan miniatur orang dewasa. Anak
adalah
dewasa

individu

yang

masih

memiliki

ketergantungan pada

dan lingkungan sekitarnya. Anak

memerluhkan

orang

lingkungan

yang dapat memfasilitasi dalam pememenuhan kebutuhan dasar serta


belajar mandiri.
Saat anak yang mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit,
mereka akan terpaksa berpisah
aman,

penuh

kasih

dari

sayang,

lingkungan

dan

yang

dirasakannya

menyenangkan,

yaitu rumah,

permainan, dan teman sepermainannya. Proses ini dikatakan sebagai


proses

hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan suatu proses, dimana

karena suatu alasan tertentu baik darurat atau berencana mengharuskan


anak tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali ke rumah
Proses

hospitalisasi

pada

anak

usia

prasekolah akan berdampak

sangat serius. Perawatan di rumah sakit juga membuat anak kehilangan


kontrol terhadap dirinya. Selama proses hospitalisasi anak dan orang tua
dapat mengalami beberapa pengalaman yang sangat traumatik dan
penuh dengan kecemasan, hal ini akan berdampak negatif bagi anak.
Dampak negatif dari efek hospitalisasi sangat berpengaruh terhadap
upaya

perawatan

dan pengobatan yang sedang dijalani pada anak.

Reaksi yang dimunculkan pada anak akan berbeda antara satu dengan
lainnya. Anak yang pernah mengalami perawatan di rumah sakit tentu
akan menunjukkan rekasi

berbeda

bila

dibandingkan

dengan

anak

yang baru pertama kali. Anak yang pernah dirawat di rumah sakit telah
memiliki

pengalaman

akan

kegiatan

yang

kemungkinan hal ini berdampak terhadap


2

ada

tingkat

di

rumah

sakit,

kecemasan

yang

dialami.

Sedangkan

anak

yang

baru

pernah

dirawat

mungkin

mengalami kecemasan yang lebih tinggi. Pada keadaan seperti ini


diperlukan suatu tindakan yang dapat menurunkan tingkat kecemasan.
Salah

satu

kecemasan

upaya
adalah

yang

dapat

melalui

dilakukan

untuk

kegiatan terapi

menurunkan

bermain.

Bermain

merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak.


Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini. Bermain
dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak
sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada.
Salah satu

fungsi

bermain

adalah

sebagai

terapi

dimana

dengan

melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress


yang dialaminya. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan.
Pemilihan jenis permainan harus disesuaikan dengan usia anak. Pada usia
prasekolah ( umur 3 6 tahun ), permainan yang cocok dilakukan antara
lain mewarnai , origami, lego, plastisin, role play

dan teknik bercerita

dimana anak mulai menyukai dan mengenal warna serta


bentuk-bentuk
Mewarnai

benda

di

mengenal

sekelilingnya, terutama di rumah sakit.

memilki manfaat untuk

kegiatan menyenangkan sekaligus

melatih saraf motorik, kreativitas, dan daya imajinasi anak.


Origami

adalah

seni

melipat

kertas

yang

berasal

dari

Jepang.

Origami bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta menumbuhkan


motivasi, kreativitas, ketrampilan serta ketekunan.
Terapi bermain dengan menggunakan lilin (plastisin) sangat tepat karena
lilin tidak membutuhkan energi yang besar untuk bermain, permainan ini
juga dapat dilakukan di atas tempat tidur anak, sehingga tidak
mengganggu dalam proses pemulihan kesehatan anak (Ngastiyah, 2005)
Lego merupakan sejenis alat permainan bongkah plastik kecil yang dapat
disusun dan dibongkar pasang menjadi bangunan atau bentuk lainnya.
3

Lego termasuk permainan konstruktif atau bangun membangun yang


meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak
Menurut Supartini (2004) dengan bercerita kita bisa menyampaikan pesan
tertentu pada anak. Cerita dapat bermanfaat sebagai obat untuk
menyembuhkan sakit. Cerita membawa suasana yang akan membuat
spirit, sugesti dan juga sedikit hipnotis sehingga akan mendorong anak
yang sedang mengalami perawatan di rumah sakit untuk cepat sembuh.
Cerita yang akan digunakan adalah cerita dongeng, dongeng adalah cerita
tentang tokoh yang mengalami suka danduka kehidupan
Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, anak berusaha untuk
menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman
dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di
sekitarnya

BAB II
VARIASI TERAPI BERMAIN

A. TERAPI BERMAIN MEWARNAI


1. Jurnal peneilitian dengan judul : PENGARUH TERAPI BERMAIN
MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA
ANAK

USIA

PRA

SEKOLAH

AKIBAT

HOSPITALISASI

DI

RUANGAN IRINA E BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU


MANADO oleh

Fricilia Euklesia Wowiling, Amatus Yudi Ismanto

Abram

Program

Babakal

Studi

Ilmu

Keperawatan

Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email : friciliaeuklesia@gmail.com
Metode penelitian pre experimental designs.
Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak
30 responden. Uji Statistik paired sample t-Test dengan tingkat
kemaknaan 95% ( = 0,05).
4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05)


sehingga terdapat pengaruh terapi bermain mewarnai gambar
terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat
hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou
Manado.
Kesimpulan : Diperoleh hasil adanya pengaruh terapi bermain
mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra
sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R.
D.Kandou. anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan
Irina E BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado.
2. Jurnal peneilitian dengan Judul : AKTIVITAS
MEWARNAI

DAPAT

MENINGKATKAN

BERMAIN

MEKANISME

KOPING

ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA


ANAK

Oleh

Suci

Sukoati,

Kili Astarani STIKES RS Baptis Kediri (astaranikili@ymail.com)


Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh aktivitas
bermain mewarnai terhadap penggunaan mekanisme koping saat
hospitalisasi.
Desain penelitian yang digunakan praeksperimental pre-post test
one group. Populasi penelitian adalah anak usia prasekolah yang
dirawat di ruang anak Rumah Sakit Baptis Kediri sejumlah 31
responden. Sampling dengan teknik accidental sampling. Variabel
penelitian yaituaktivitas bermain mewarnai dan mekanisme koping.
Pengumpulan

data

dilakukan

dengan

melakukan

wawancara

sebelum dan setelah intervensi. Pengumpulan data menggunakan


uji statistik wilcoxon signed range test dengan tingkat signifikansi
0,05.
Hasil penelitian

menunjukkan

24

responden

mengalami

perubahan
mekanisme koping ke arah positif, 6 responden tidak mengalami
perubahan
mekanisme

koping,

dan

responden

mengalami

perubahan

mekanisme koping ke arah negatif. p=0,000 jadi ada pengaruh


aktivitas bermain mewarnai terhadap penggunaan mekanisme
koping menghadapi hospitalisasi.
5

Kesimpulan pemberian permainan mewarnai pada pasien anak


akan

meningkatkan

mekanisme

koping

yang

adaptif

saat

Hospitalisasi.
3. Jurnal penelitian dengan judul : UPAYA MENURUNKAN TINGKAT
STRES

HOSPITALISASI

DENGAN

AKTIFITAS

MEWARNAI

GAMBAR PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI RUANG ANGGREK


RSUD GAMBIRAN KEDIRI

Oleh Siti Aizah, Sui Erna Wati

Universitas Nusantara PGRI Kediri aizmdr@yahoo.com


Desain
penelitian
menggunakan
pre-eksperimental

(One

Kelompok Pre-Post Uji Desain). Sampel dipilih berdasarkan kriteria


inklusi. Pengumpulan data dilakukan dua (2) kali, ada sebelum dan
setelah memberikan perawatan dengan menggunakan lembar
observasi.
Hasil penelitian Menunjukkan p value 0,000 ( p < 0,05) terdapat
perbedaaan tingkat stres sebelum dan setelah diberi aktifitas
mewarnai pada anak usia 4-6 tahun yang mengalami hospitalisasi,
di Rumah Sakit Gambiran Kediri
B. TERAPI BERMAIN PUZZLE
1. Jurnal penelitian dengan judul : PERBEDAAN TERAPI BERMAIN
PUZZLE DAN BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA
PRASEKOLAH(3-5

TAHUN)

SELAMA

HOSPITALISASI

RUANGANAK RS TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO

DI
Oleh

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre ,


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado

Email :

kaluasinggrith@yahoo.com
Tujuan untuk mengetahui perbedaan terapi bermain puzzle dan
bercerita terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-5 tahun)
selama hospitalisasi. Metode Penelitian menggunakan quasi
experimental design dengan rancangan perbandingan kelompok
statis. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive
sampling.
Hasil penelitian analisa data menggunakan uji statistik paired
sample

t-Test

dengan

tingkat

kemaknaan

95%

didapatkan nilai p value = 0,000 < = 0,05 (Ho ditolak).


6

0,05)

Kesimpulan yaitu ada perbedaan terapi bermain puzzle dan


bercerita terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-5 tahun)
selama hospitalisasi di ruang anak RS.TK.III R.W.Mongisidi Manado.
2. Jurnal penelitian dengan judul : Perbedaan Pengaruh Terapi
Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap
Kecemasan

Anak

Usia

Dr.M.Djamil Padang

Prasekolah

di

IRNA

Anak

RSUP

Oleh Elza Sri Pratiwi , Deswita Fakultas

Keperawatan

Universitas

E-mail: Zha_Ragil@yahoo.com
Tujuan penelitian ini untuk

Andalas

mengetahui

perbedaan

skor

kecemasan pada anak prasekolah yang dirawat di rumah sakit


sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain mewarnai gambar
dengan bermain puzzle.
Metode Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen
dengan pendekatan Non Equivalen Comparison Group PretestPosttest terhadap 30 responden yang terdiri dari 2 grup.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna penurunan skor kecemasan
pada kedua kelompok (p=0.010/<), dan mewarnai gambar dapat
menurunkan skor kecemasan lebih baik dibandingkan dengan
bermain puzzle (dengan perbedaan rata-rata=5.93poin). Dapat
disimpulkan bahwa terapi bermain mewarnai gambar dan terapi
bermain puzzle dapat menurunkan skor kecemasan. Terapi bermain
mewarnai gambar lebih baik dibandingkan dengan terapi bermain
puzzle dalam menurunkan skor kecemasan.
C. TERAPI BERMAIN ORIGAMI
1. Jurnal penelitian dengan judul : PENGARUH TERAPI BERMAIN
MEWARNAI DAN ORIGAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
SEBAGAI

EFEK

SEKOLAH

DI

HOSPITALISASI

RSUD

dr.

R.

PADA

ANAK

GOETHENG

USIA

PRA

TARUNADIBRATA

PURBALINGGA Oleh Suryanti, Sodikin, Mustiah Yulistiani


Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kecemasan akibat hospitalisasi
yang terjadi pada anak-anak prasekolah dan pengaruh terapi
bermain untuk menurunkan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan
satu kelompok desain pre test-post test. Teknik menggunakan teknik
7

nun probabilitis sampling dengan quota sampling. Sampel dalam


penelitian ini
sebesar 30 anak-anak prasekolah anak laki-laki dan perempuan.
Terapi bermain digunakan yang mewarnai sebuah origami.
Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada perbedaan
antara tingkat kecemasan dialami oleh anak-anak sebelum dan
sesudah terapi bermain dengan p = 0,0001 signifikan pada =
0,05. Tingkat kecemasan sebelum terapi bermain menunjukkan skor
21,13, termasuk tingkat kecemasan sedang, sementara tingkat
kecemasan

setelah

terapi

bermain

termasuk tingkat kecemasan ringan.


Kesimpulan: Ada perbedaan yang

menunjukkan
signifikan

skor
pada

14,00,
tingkat

kecemasan sebelum dan sesudah terapi bermain. Terapi bermain


dapat mengurangi tingkat kecemasan anak usia pra-sekolah, dari
kecemasan sedang sampai kecemasan ringan.
D. TERAPI BERMAIN LILIN ( PLASTISIN )
1. Jurnal penelitian dengan judul : PENGARUH TERAPI BERMAIN
LILIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA
ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI
DI RSUD dr. SOEDARSO PONTIANAK

Oleh Ikbal Fradianto,

Parjo, Ariyani Pradana Dewi, Program Studi Keperawatan Fakultas


Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat
Tujuan penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh terapi bermain lilin terhadap penurunantingkat
kecemasan pada anak usia prasekolah
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini pre-eksperimen dengan
one group pre-post test design. jumlah sampel 20 anak yang
dilakukan

dengan

purposive

sampling.

Analisa

penelitian

menggunakan uji statistik T berpasangan


Hasil Peneilitian : Dari analisa perubahan tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah dengan menggunakan uji T berpasangan
didapatkan hasil nilai p = 0,000 dimana nilai p < 0,05
Kesimpulan : Pada penelitian ini ada pengaruh terapi bermain lilin
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah
di Ruang Anak RSUD dr. Soedarso Pontianak
8

E. TERAPI BERMAIN ROLE PLAY


1. Jurnal penelitian dengan judul : PENGARUH TERAPI BERMAIN
TERHADAP TINGKAT KEGEMASAN ANAK USIA PRASEKOTAH
SETAMA

TINDAKAN

KEPERAWATAN

DI

RUANG

RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG Oleh


Hartiti,

Amin

Samiasih,

FIKKes

TUKMAN

Dera Altiyanti, Tri

Universitas

Muhammadiyah

Semarang
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi
bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah selama
tindakan keperawatan di Buang Lukman Rumah Sakit Roemani
Semarang.
Metode penelitian yang diterapkan adalah quasy experiment
dengan one group pre Test and post test design.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasl dua puluh
responden yang mengacu pada enam item pernyataan yang
tercantum di lembar observasi. Tiaptiap responden diobservasi dua
kali, sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain pada dua
tindakan keperawatan yang sama.
Alat pengolahan data yang digunakan adalah program SPSS 71.0 for
windows

release.

Paired

tlest

digunakan

untuk

menganalisa

pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia


prasekolah selama tindakan keperawatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat kecemasan anak usia prasekolah selama
tindakan keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
bermain (p value = 0,005 lebih kecil dari a = 0,05)
Kesimpulan :
bahwa terapi bermain berpengaruh terhadap
tingkat

kecemasan

anak

usia

prasekolah

selama

tindakan

keperawatan. Peneliti mengharapkan ada penelitian lebih lanjut


untuk melengkapi hasil penelitia ini dengan sampel dan metode
yang lebih representatif.
F. TERAPI BERMAIN BERCERITA ( BERDONGENG )
1. Jurnal penelitian dengan judul : PENGARUH TERAPI BERMAIN
DALAM

MENURUNKAN

KECEMASAN

PADA

ANAK

USIA

PRASEKOLAH (3-5TAHUN) YANG MENGALAMI HOSPITALISASI


9

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG


Oleh Katinawati,

Ns . Sri Haryani, S.Kep, Ns . Syamsul Arif,

S.Kep.,M.Kes,Biomed Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES


Telogorejo Semarang
Tujuan Penelitian : untuk mendeskripsikan pengaruh terapi
bermain teknik bercerita dalam menurunkan kecemasan anak usia
prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang.
Desain penelitian ini adalah
eksperimen

dengan

jumlah

eksperimen
sampel

15

semu(

Quaessy

respondenyang

diperolehdengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan


dengan menggunakan instrumen kuesioner. Untuk mengetahui
perbedaan kecemasan antara sebelum dan sesudah perlakuan di
gunakan uji t berpasangan.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan paling
banyak responden berumur 3 tahun yaitu 7 (46,6%)

responden.

Sedangkan Berdasarkan proporsi jenis kelamin pada 15 responden


didapatkan 12 (80%) responden laki- laki, dan 3 (20%) responden
perempuan. Sebelum diberikan terapi bermain sebagian besar
responden mengalami cemas sedang 11 (73,33%) anak dan cemas
berat 4 (26,66%) anak. Sedangkan kecemasan sesudah diberikan
terapi bermain menurun yaitu cemas ringan 13 (86,6) anak dan
cemas sedang 2 (13,3) anak. Ada pengaruh yang signifikan
pemberian terapi bermain dengan penurunan kecemasan pada anak
usia prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. berdasarkan uji Paired
Sample T- Test diperoleh nilai p sebesar 0,000 dimana p value <
0,05)
Kesimpulan penelitian : menunjukkan nilai p 0,000 ( < 0.05 )
sehingga dapat di simpulkan bahwa terapi bermain dengan teknik
bercerita mampu menurunkan kecemasan anak.
G. TERAPI BERMAIN LEGO
1. Jurnal penelitian dengan judul TERAPI BERMAIN LEGO DALAM
MENURUNKAN

TINGKAT

KECEMASAN
10

ANAK

USIA

PRASEKOLAH

Oleh Zulfa Tesaningrum, Mariyam Fakultas Ilmu

Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang


email: mariyam@unimus.ac.id
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain
lego terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah saat
hospitalisasi di ruang Melati RSU RA Kartini Jepara.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan

penelitian

eksperimen semu (quasy experiment) dengan desain pre test-post


test with control group, dengan

treatment

terapi bermain lego

pada anak usia prasekolah saat hospitalisasi, dengan

alat ukur

lembar observasi. Jumlah sampel penelitian sebanyak 16 responden


kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Pengambilan data
dilakukan dengan cara melakukan observasi tingkat kecemasan
sebelum dan setelah terapi bermain lego pada kedua kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan rerata tingkat kecemasan sebelum
dilakukan terapi bermain lego pada kelompok kontrol 4,56 dan pada
kelompok intervensi 4,25 sedangkan rerata tingkat kecemasan
setelah terapi bermain lego pada kelompok kontrol 4,06 dan pada
kelompok intervensi 2,56.
Hasil Penelitian : Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan nilai
U=57,5< U tabel(66) pada kelompok intervensi yang diberikan
terapi yang berarti signifikan ada pengaruh menurunkan kecemasan
anak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terapi bermain
lego terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah.

BAB III
PEMBAHASAN
Anak sakit yang dilakukan

hospitalisasi mengalami kecemasan mulai

tingkat ringan sampai berat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk

menurunkan

kecemasan

adalah

melalui

kegiatan terapi

bermain. Karena bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang


11

natural

bagi

aplikasi

anak-anak sekaligus sebagai

terapeutik

yang

membutuhkan

dasar

pendidikan

pengembangan

dan
pada

pendidikan anak usia dini. Pemilihan jenis permainan harus disesuaikan


dengan usia anak. Pada usia prasekolah ( usia 3 6 tahun ), permainan
yang cocok dilakukan antara lain mewarnai , origami, plastisin, role play
dan teknik bercerita dimana anak mulai menyukai dan mengenal warna
serta

mengenal

bentuk-bentuk

benda

di

sekelilingnya, terutama di

rumah sakit.
Membandingkan dari jurnal penelitian : Terapi bermain puzzle lebih baik
dari pada terapi bermain bercerita, akan tetapi terapi bermain mewarnai
lebih baik dari terapi bermain puzzle

12

PERBANDINGAN METODE DAN HASIL PENELITIAN


N

JENIS

TERAPI

MEWARNAI

JUMLA
H

METODE PENELITIAN

JURNAL
3
1. Jenis

penelitian

pre

HASIL

experimental 1. Nilai

value

0,000

(<

0,05)

designs. Teknik pengambilan sampel

sehingga terdapat pengaruh terapi

yaitu accidental sampling sebanyak 30

bermain mewarnai gambar terhadap

responden. Uji Statistik paired sample t-

tingkat kecemasan pada anak usia pra

Test dengan tingkat kemaknaan 95% (

sekolah

= 0,05).

Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R.

2. Jenis penelitian praeksperimental prepost test one group. Populasi penelitian


adalah

anak

usia

prasekolah

yang

dirawat di ruang anak Rumah Sakit


Baptis Kediri sejumlah 31 responden.
Sampling

dengan

teknik

accidental

sampling.

Variabel

penelitian

yaitu

aktivitas

bermain

mewarnai

dan

mekanisme koping. Pengumpulan data


dilakukan

dengan

melakukan
13

akibat

hospitalisasi

di

D.Kandou Manado
2. 24 responden mengalami perubahan
mekanisme koping ke arah positif, 6
responden

tidak

mengalami

perubahan mekanisme koping, dan 1


responden

mengalami

perubahan

mekanisme koping ke arah negatif.


p=0,000 ( = 0,05) jadi ada pengaruh
aktivitas bermain mewarnai terhadap
penggunaan

mekanisme

menghadapi hospitalisasi.

koping

wawancara

dan

setelah

intervensi.

Pengumpulan

data

menggunakan

uji

signed

sebelum

range

statistik

test

wilcoxon 3. Menunjukkan p value 0,000 ( p <

dengan

tingkat

signifikansi 0,05.
3. Jenis penelitian menggunakan

pre-

eksperimental (One Kelompok Pre-Post


Uji Desain). Sampel dipilih berdasarkan
kriteria

inklusi.

Pengumpulan

0,05)

terdapat

perbedaaan

stres

sebelum

dan

tingkat

setelah

diberi

aktifitas mewarnai pada anak usia 4-6


tahun yang mengalami hospitalisasi,
di rumah sakit Gambiran Kediri.

data

dilakukan dua (2) kali, ada sebelum dan


setelah memberikan perawatan dengan
2

LILIN/PLAS

TISIN

menggunakan lembar observasi


Jenis penelitian ini pre-eksperimen dengan Dari

analisa

one group pre-post test design. jumlah kecemasan

perubahan

sebelum

dan

tingkat
sesudah

sampel 20 anak yang dilakukan dengan perlakuan dengan menggunakan uji T


purposive

sampling.

Analisa

penelitian berpasangan didapatkan hasil nilai p =

menggunakan uji statistik T berpasangan

0,000

dimana

nilai

<

0,05,

ada

pengaruh terapi bermain lilin terhadap


penurunan

tingkat

kecemasan

pada

anak usia prasekolah di Ruang Anak


3

BERCERITA

Menggunakan

eksperimen
14

semu

RSUD dr. Soedarso Pontianak


( Ada pengaruh yang signifikan pemberian

Quaessy eksperimen ) , dengan jumlah terapi


sampel

15

responden

dengan

teknik

total

yang

bermain

dan

sampling.

sesudah

Untuk (3-5

perlakuan

tahun)

LEGO

Menggunakan

di

yang
Rumah

mengalami
Sakit

Umum

di Daerah Tugurejo Semarang. berdasarkan

gunakan uji t berpasangan.


4

penurunan

diperoleh kecemasan pada anak usia prasekolah

mengetahui perbedaan kecemasan antara hospitalisasi


sebelum

dengan

uji Paired Sample T- Test diperoleh nilai p


sebesar 0,000 dimana p value < 0,05)
eksperimen Ada pengaruh terapi bermain lego

penelitian

semu (quasy experiment) dengan desain terhadap tingkat kecemasan anak usia
pre test-post test with control group, prasekolah, nilai U=57,5< U tabel(66)
dengan
pada

treatment
anak

terapi bermain lego pada kelompok intervensi

usia

hospitalisasi, dengan
observasi.

Jumlah

sebanyak

16

intervensi

dan

prasekolah

saat

alat ukur lembar


sampel

penelitian

responden

kelompok

16

kelompok

kontrol.

Pengambilan data dilakukan dengan cara


melakukan observasi tingkat kecemasan
sebelum dan setelah terapi bermain lego
5

ROLE PLAY

pada kedua kelompok


Menggunakaan quasy experiment dengan Ada perbedaan yang signifikan antara
one group pre Test and post test design.
15

tingkat kecemasan anak usia prasekolah

Pengumpulan data dilakukan dengan cara selama tindakan keperawatan sebelum


mengobservasl 20 responden. Tiap-tiap dan sesudah dilakukan terapi bermain
responden diobservasi dua kali, sebelum role play (p value = 0,005 lebih kecil dari
dan sesudah pemberian terapi bermain a = 0,05)
pada dua tindakan keperawatan yang
6

ORIGAMI

sama.
Menggunakan

desain

eksperimental

dengan satu kelompok desain pre test-

Hasil

analisis

sampling

dengan

menunjukkan

bahwa ada perbedaan antara tingkat

post test. Teknik menggunakan teknik non kecemasan


probabilitis

bivariat

dialami

oleh

anak-anak

quota sebelum dan sesudah terapi bermain

sampling. Sampel sebesar 30 anak-anak dengan p = 0,0001 signifikan pada =


prasekolah anak laki-laki dan perempuan 0,05.
hospitalisasi di RSUD DR. R. Goetheng
7

PUZZLE

Tarunadibrata Purbalingga
Menggunakan quasi experimental design
dengan

rancangan

Dengan tingkat kemaknaan 95% ( =

perbandingan 0,05) didapatkan nilai p value = 0,000 <

kelompok statis. Teknik pengambilan = 0,05 (Ho ditolak).Ada perbedaan


sampel yaitu dengan purposive sampling. terapi

bermain

analisa data menggunakan uji statistik terhadap


paired sample t-Test

kecemasan

prasekolah
hospitalisasi
R.W.Mongisidi
16

puzzle

(3-5
di

dan

anak

tahun)

ruang

Manado,

bercerita

anak

usia
selama

RS.TK.III

dengan

lebih

baik pada permainan puzzle


MENGGUNAKAN ANALISA SWOT
N
O
1

JENIS
TERAPI
Mewarnai

STRENGTHS

murah

OPPORTUNITIES

mudah, kanan,

perlu keinginan/kesukaan

Lego

Role play

Origami

berulang
SDM, mudah

khusus, habis pakai,

konsentrasi dan posisi anak

tubuh tertentu
Lilin/plastisin SDM perawat, ruang Terpasang infus tangan Waktu, tempat dan
keinginan/kesukaan
bermain,
mudah, kanan, perlu tenaga
anak
dapat
dipakai
Bercerita

THREATS

(KEKUATAN)
(KELEMAHAN)
(KESEMPATAN)
(HAMBATAN)
SDM perawat, ruang Terpasang infus tangan Waktu, tempat dan Perlu kertas dan bahan
bermain,

WEAKNESSES

SDM

kurang

(15 Waktu, tempat dan


keinginan/kesukaan
perawat)
anak
SDM perawat, ruang Terpasang infus tangan Waktu, tempat dan
keinginan/kesukaan
bermain, mudah,
kanan, perlu tenaga
anak , sedang tren
SDM perawat, ruang SDM kurang,
Waktu, tempat dan
keinginan/kesukaan
bermain, mudah,
anak tema di RS

SDM perawat, ruang Terpasang infus tangan Waktu, tempat dan


17

Sedikit kotor

Perlu

waktu dan SDM

khusus
Mahal,

mudah

tercecer/hilang
Mahal,
tercecer/hilang,

mudah
perlu

waktu, bahan dan SDM


lebih banyak
Skill
khusus

dan

bermain, mudah,
7

Puzzle

kanan, SDM kurang

keinginan/kesukaan
anak

SDM perawat, ruang Terpasang infus tangan Waktu, tempat dan


keinginan/kesukaan
bermain, mudah
kanan, SDM kurang
anak

18

perbendaharaan
permainan
Mahal,
tercecer/hilang

mudah

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hospitalisasi pada anak menyababkan cemas, reaksi perpisahan dan
kehilangan kontrol. Ada beberapa cara untuk mengurangi efek
hospitalisasi, terutama pada anak usia pra sekolah (3-6 tahun) antara
lain dengan terapi bermain. Berbagai macam terapi bermain antara
lain berupa mewarnai gambar, puzzle, bercerita, lego, plastisin/lilin,
origami dan bercerita. Dari tujuh jenis model terapi bermain tersebut,
hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi bermain mewarnai lebih
banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan terapi yang lain.
Sebagai peringkat

potensi aplikasi di Ruang Bougenvile 2 RSUD dr

Loekmno Hadi Kudus berturut-turut adalah terapi bermain mewarnai


gambar, puzzle, bercerita, lego, plastisin/lilin, origami dan bercerita

B. SARAN
Potensi penerapan dari 7 bentuk permainan sebagai terapi bermain
anak untuk mengurangi efek hospitalisasi anak usia pra sekolah ( 3
6 tahun ) dengan memperhatikan hasil penelitian yang ada dan
analisa SWOT, kiranya seluruh permainan dapat diterapkan di Ruang
Perawatan Anak RSUD dr Lukmono Hadi Kudus dengan pilihan utama
adalah terapi bermain mewarnai gambar, kemudian puzzle, bercerita,
lego, plastisin/lilin, origami dan bercerita
Dengan hasil-hasil penelitian yang telah ada, Ruang perawatan anak
terutama di Ruang Bougenvile 2 RSUD dr Loekmno Hadi Kudus untuk
dapat menerapkan terapi ini pada ada pra sekolah yang mengalami
hospitalisasi.
Untuk kelompok Stase Keperawatan Anak setelah ini, untuk dapat
menganalisis lebih lanjut dan melengkapi hal-hal terutama regulasi
yang diperlukan , agar hasil penelitian yang ada dapat diterapkan di

19

Ruang Perawatan Anak, terutama Ruang Bougenvile 2 RSUD dr


Loekmono Hadi Kudus

REFERENSI
Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta
:Salemba Medika.
Wijayanti, P. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan regresi anak
prasekolah saat hospitalisasi di rumah sakit anak dan bunda harapan kita
Jakarta. Skripsi.
Supartini, Yupi. (2004). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC.
Nursalam.2003. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit, E/2. EGC, Jakarta.

20

You might also like