Professional Documents
Culture Documents
VISUM ET REPERTUM
Bantuan dokter utama untuk peradilan ada 2 :
1. Lisan : Keterangan ahli.
2. Tulis : Surat (Visum et repertum).
VISUM ET REPERTUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan tertulis
Yang dibuat dokter
Atas permintaan dari penyidik (resmi & tertulis)
Tentang hasil pemeriksaan medis
Terhadap barang bukti
Berupa tubuh manusia/ bagian dari tubuh manusia
(baik hidup ataupun mati)
7. Yang diduga merupakan (korban atau pelaku)
peristiwa tindak pidana
8. Pada kasus perlukaan, kejahatan seksual,
keracunan dan kejiwaan
9. Berdasarkan yang dilihat atau ditemukan
10.Menurut analisa ilmu pengetahuan
11.Untuk kepentingan peradilan
3. KUHAP Pasal184
1. Alat bukti yang sah ialah:
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan terdakwa.
2. Hal yang secara umum sudah diketahui
tidak perlu dibuktikan.
b) Visum sementara.
Visum yang dibuat untuk sementara,
karena korban masih memerlukan
tindakan khusus atau perawatan, agar
penyidik dapat melakukan proses
penyidikan dengan cepat (hanya untuk
korban hidup).
c) Visum lanjutan.
Visum dibuat setelah korban sembuh atau
meninggal dan merupakan lanjutan dari
visum sementara (harus dijelaskan bahwa
visum ini adalah visum lanjutan dari visum
sebelumnya saat korban masih dirawat).
b) Visum kesusilaan
Visum yang dibuat terhadap korban yang
diduga mengalami tindakan kesusilaan
(biasanya dilakukan pada korban hidup).
Dengan menjelaskan adakah tanda
persetubuhan, tanda kekerasan dan
penilaian lainnya spt : usia, pantas atau
tidak pantas dikawini, korban dalam
keadaan sadar atau pingsan, dll.
c) Visum keracunan
Visum ini dibuat, untuk membuktikan
korban mengalami keracunan, dan dampak
zat beracun bagi kesehatan (pada korban
hidup) atau sebab kematian korban (pada
korban mati). Serta jenis dan dosis dari zat
beracun tersebut.
d) Visum kejiwaan
Visum ini biasanya dibuat terhadap
tersangka/ terdakwa. Agar dapat dijelaskan
apakah pelaku tersebut memiliki gangguan
kejiwaan atau tidak dan apakah tindak
kejahatan tersebut dilakukan saat korban
menderita sakit kejiwaan atau tidak (untuk
menjalankan KUHP Pasal 44).
2. PENDAHULUAN
Berisikan tentang data diri dari : yang
meminta visum (penyidik), yang melakukan
pemeriksaan dan membuat visum (dokter)
serta yang diperiksa (korban atau tersangka)
serta keterangan lain spt: nomor surat
permintaan visum et repertum, waktu,
tempat, prihal pemeriksaan
(maksud
atau tujuan permintaan visum tersebut), dll.
3. PEMBERITAAN
Berisikan tentang hasil dari pemeriksaan
yang ditulis secara objektif dengan
menggunakan bahasa yang difahami umum
(jangan menggunakan istilah/ bahasa asing,
dan singkatan kalimat) dari yang dilihat
atau ditemukan menurut keilmuan dokter.
4. KESIMPULAN
Berisikan pendapat dari dokter yang
melakukan pemeriksaan. Bersifat subjektif
menurut penilaian/ analisa keilmuan (tidak
dapat diintervensi pihak manapun), dan
berdasarkan isi pemberitaan.
Kesimpulan meliputi:
Penilaian terhadap identitas korban (pada
korban hidup dan mati/ jenazah)
Penilaian terhadap keadaan umum korban
(pada orang hidup).
Penilaian terhadap umur luka (pada korban
hidup)
Penilaian terhadap tanda dan cara/ akibat
kekerasan serta derajad kualifikasi luka
(pada korban hidup).
5. PENUTUP
Merupakan kalimat baku.
Misal : Demikianlah Visum Et Repertum ini
dibuat dengan sejujurnya sesuai dengan
sumpah dan janji jabatan seorang dokter
menurut keilmuan dan berdasarkan
Undang-undang untuk dipergunakan demi
peradilan.
Di bawah Penutup harus dibubuhi
tandatangan seorang dokter yang
memeriksa.
ERIMA KASIH
HORAS