Professional Documents
Culture Documents
ROTATING EQUIPMENT
RIO UNITRAY
( RE INSP. ENG - RU III )
POMPA
Klasifikasi :
4. Kedudukan.
- Tegak
- Mendatar
= 20 m3/jam.
> 20 60 m3/jam.
> 60 m3/jam.
= 80 rpm.
> 80 150 rpm.
> 150 rpm.
Air chamber
Discharge
Valve Plate
Oil Inlet
Oil end
Oil End
Piston rod
Stuffing box
Removable steam
chest cover
Lost motion here
Cushion
valves for
regulating
Length of
stroke
Piston rods
divided at
crosshead
s
Stuffing
box
Suction
chamber
Discharge
valve
Discharge
chamber
Valve rod
ValveRotation
parts
Soft packing
or iron
packing rings
Liquid
Piston
rods
Box type
Stem
pistons
Stuffing box
Iron
Piston
Rings
Crossheads
Split type
Stuffing
box
Suction
Valves
Renewable
liners
Liquid
piston
Crank shaft
Cross head
Plunger
Valves
Plunger
packing
Eccentric
Plunger
Connecting rod
Discharge manifold
Diaphragm
Casing
Suction ball
valve
Suction
manifold
Discharge ball
valve
Discharge
valve
Discharge valve
Relief valve
Worm
Pressure lubricated
drive
Worm wheel
Stroke
adjustment
Diaphragm
Suction
valve
Piston
Lubricating
oil
Rotating
crank
Kelemahan
Head (H)
Pada pompa Reciprocating hubungan antara kapasitas (Q) dan head (H), relatif tidak
saling berpengaruh tetapi kapasitas (Q) dipengaruhi oleh perubahan putaran.
Capacity (Q)
Karakteristik H Q
POMPA ROTARY
Dasar Pengertian.
tinggi.
: Fuel oil, Lubricating oil, Hydroulic oil dan
Refrigerant Liquid
POMPA ROTARY
Kelebihan dan Kelemahan secara umum :
Kelebihan :
- Aliran uniform
- Konstruksi sederhana, kompak dan ringan
- Perawatan relatip mudah
Kelemahan :
- Kapasitas relatip kecil
- Kurang cocok untuk cairan abrasive
- Pengaturan kapasitas hanya dapat dilakukan dengan mengatur
putaran
Pompa Centrifugal
Prinsip kerja :
Pompa centrifugal adalah salah satu jenis pompa pemindah non positip
denganprinsip kerja sebagai berikut :
-
Karena perbedaan jari-jari sisi masuk dan keluar impeller maka energi
kecepatan cairan bertambah.
Pompa Centrifugal
Prinsip Kerja :
Mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kecepatan
cairan melalui impeller yang berputar.
. Karena perbedaan jari-jari sisi masuk dan sisi keluar
impeller,maka energi kecepatan cairan keluar impeller
bertambah
Energi kecepatan cairan dirubah menjadi energi tekanan
dengan cara menurunkan laju kecepatan cairan dalam volute /
diffusor.
: 20 m3/jam.
- Kapasitas menengah
> 20 60 m3/jam.
- Kapasitas tinggi
> 60 m3/jam.
2. Tekanan discharge.
- Tekanan rendah
: 5 kg/cm2 g.
- Tekanan menengah
> 5 50 kg/cm2 g.
- Tekanan tinggi
> 50 kg/cm2 g.
- Multi stage
- Multi impeler
- Multi impeler Multi stage : kombinasi antara multi impeler dan multi stage.
Klasifikasi.
4. Lubang Pemasukan pada Impeller.
- Single Suction
- Double Suction
5. Bentuk Casing.
- Single Casing
3
5
7
9
10
10K
13
14
15
17
18
25
25A
26
28
29
55
56
5
7
76A
10
77A
77B
14
15
105A
Impeller
Casing
Back Head Cradle
Bearing Housing Foot
Shaft Sleeve
Shaft Sleeve Key
Stuffing Box Gland
Stuffing Box Gland Stud
Stuffing Box Gland Stud Nut
Seal Cage
Splash Collar
Shaft Bearing Radial
Shaft Bearing Thrust
Bearing Housing
Bearing End Cover
Pump Shaft
Oil Disc, (Flinger)
Casing Foot
Retaining Ring
Oil Seal Front
Oil Seal Front
Gasket - Casing
Gasket Sleeve
Gasket - Drain Plug
Oil Vane
Shaft Adjusting Sleeve
Sleeve Lock Nut
Konstruksi dan Bagian Utama Pompa Centrifugal Horizontal Split Casing Double Suction Single Stage
Item
No
1
1A
1B
2
4
6
7
8
9
11
13
14
15
16
17
18
Name of part
Casing
Casing (lower half)
Casing (upper half)
Impeller
Propeller
Pump shaft
Casing ring
Impeller ring
Suction cover
Stuffing box cover
Packing
Shaft sleeve
Discharge bowl
Bearing (inboard)
Gland
Bearing (outboard)
Item
No
19
20
22
24
25
27
29
31
32
33
35
36
37
39
40
42
Name of part
Frame
Shaft sleeve nut
Bearing lock nut
Impeller nut
Suction head ring
Stuffing box cover ring
Seal cage
Bearing housing (inboard)
Impeller key
Bearing housing (outboard)
Bearing cover (inboard)
Propeller key
Bearing cover (outboard)
Bearing bushing
Deflector
Coupling (driver half)
Item
No
44
46
48
50
52
59
68
72
78
85
89
91
101
103
123
125
127
Name of part
Coupling (pump half)
Coupling key
Coupling bushing
Coupling lock nut
Coupling pin
Hand hole cover
Shaft collar
Thrust collar
Bearing spacer
Shaft enclosing tube
Seal
Suction bowl
Column pipe
Connector bearing
Bearing end cover
Grease (oil) cup
Seal piping (tubing)
PARTS LIST
Cat No.
2-F
2-S
34
260
298
8
9-L
9-I
9-U
12
13
14
14-A
31
61-P
61-M
62
73
89
140
146
162-F
162-S
171
175
190-L
190-U
218
223
237-F
237-S
257-L
257-I
257-U
257-S
7
910
Part Name
First Stage Impeller
Second Stage Impeller and Above
Nozzle Head Bushing
Diffuser Ring
Suction Bell Ring
Stuffing Box Bushing
Lower Shaft Sleeve
Intermediate Shaft Sleeve
Upper Shaft Sleeve
Packing
Seal Cage
Gland
Gland Bolt
Complete Coupling
Pump Half Coupling Lock Nut
Motor Half Coupling Lock Nut
Complete Piping
Stuffing Box
Balance Disk
Motor Support Column
Diffuser
1 st. Stg. Impeller Retaining Collar
1nd Stg. and Above Impeller Retaining Collar
Nozzle Head
Suction Bell
Lower Sleeve Bearing
Upper Sleeve Bearing
Tank
Spacer Column
First Stage Snap Ring
Second Stage Snap Ring and Above
Lower Gasket
Intermediate Gasket
Upper Gasket
Blind Flange Gasket
Shaft with Keys
Blind Flange
Vent Plug
Bearing Cover
Suction Flange
(Inlet)
Shaft
Bearing Bracket
Support
Pump Feet
Support
Mechanical Seal /
Gland Packing
Discharge (Outlet)
Discharge Flange
Bearing Bracket
Pump Casing
Radial Bearing
Thrust Bearing
Bearing Cover
Impeller
Suction (Inlet)
Suction Flange
Seal Oil
Impeller Nut
Shaft
Casing Cover
Splash Ring
Bottom Feet
Casing Drain Connection
Key
Mechanical Seal
Shaft Protection Sleeve
Oil Chamber
Bearing Bracket
Support
Base
plate
1. Bagian Statis
- Base Plate
- Casing
- Guide Vane
- Difusor
- Mechanical Packing
- Latern ring
- Wearing ring casing
- Nozzle inlet dan outlet
2. Bagian Dinamis
- Mechanical Seal
- Wearing ring Impeller
- Shaft
- Shaft Sleeve
- Impeller
- Bearing
- Balance Pressure
1. Base Plate
Berfungsi untuk mendukung seluruh bagian pompa dan tempat kedudukan pompa terhadap
pondasi
2. Casing
Berfungsi sebagai :
- Pelindung seluruh elemen yang berputar terhadap impact dari luar
- Tempat kedudukan guide vande atau difusor, inlet dan out let nozzzle
- Ruang yang memberikan arah aliran impeler dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi potensial (untuk dingle stage)
3.Guide Vane
Berfungsi untuk memberikan arah aliran tegak lurus masuk eye impeler mencegah terjadinya
vortex.
4. Diffuser
Berfungsi untuk :
- Mengarahkan aliran cairan menuju stage berikutnya (untuk pompa multi stage
- Mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi potensial
5. Stuffing Box
Berfungsi untuk tempat kedudukan mechanical packing atau mechanical seal, dimana poros
pompa menembus casing.
6. Mechanical Packing.
Berfungsi sebagai penyekat kebocoran cairan.
Pengaturan kedudukan mechanical packing terhadap poros diset dengan gland packing
dengan cara mengeraskan / mengendorkan baut pengikat.
7. Mechanical Seal.
Berfungsi untuk mencegah kebocoran stuffing box, pemakaian mechanical seal diutamakan
bila cairan flammable, toxic, korosive atau mahal.
8. Latern Ring
Berfungsi untuk medistribusikan cairan dari discharge yang masuk ke dalam stuffing box
untuk pendingin atau flushing.
9. Wearing Ring
Wearing ring impeler dan casing berfungsi untuk
- Mencegah / mengurangi sirkulasi cairan dalam casing sehingga memperkecil kerugian
volumetris.
- Melindungi impeler terhadap casing bila terjadi gerakan / defleksi kearah radial yang melebihi
batas.
10. Shaft
Berfungsi untuk
- Tempat kedudukan impeler
- Meneruskan daya dari penggerak ke impeler dengan cara berputar (harus tahan terhadap
moment bengkok dan moment puntir).
12. Impeller.
Berfungsi untuk menaikkan energi kecepatan cairan (karena perbedaan jari jari sisi inlet dan
outlet).
13. Bearing
Berfungsi untuk mendukung poros dan beban yang ada dan untuk memperkecil gesekan.
Table materials
are for general use,
specific service experience
is preferred when available
Zd
Pd
Zsd
Y
Zsl
Zt
Ps
Pa
Pd
Ps
Y
Po
Kapasitas
Kapasitas pompa adalah sejumlah volume cairan yang dihasilkan
pompa secara
kontinyu dalam tiap satuan waktu.
Kapasitas yang dihasilkan pompa biasanya direncanakan sesuai
kebutuhan
operasi atau dapat dihitung berdasarkan instalasi perpipaan pada sisi
hisap
Q sisi
tekan
ds .Vs(discharge),
dd .Vd , m
/ det berikut :
(suction) atau
sebagai
Keterangan :
Q =
ds =
Vs =
dd =
Vd =
Head
Head adalah energi setiap satuan berat dengan unit satuan panjang.
Sedang yang dimaksud head sistim perpompaan adalah head total yaitu
selisih head pada sisi discharge dan sisi suction yang terdiri dari :
Head tekanan (P/), m
Head kecepatan (V2/2g),m
Head potensial (Z), m
Head rugi-rugi akibat gesekan cairan dengan media sepanjang
pengaliran.
Head total sistim perpompaan dinyatakan dengan satuan tinggi kolom
cairan dan dapat dihitung berdasarkan persamaan energi aliran, sebagai
berikut :
Head
1. Head Suction (Hs)
Ps Pa
Vs 2
Hs
Zs hls
,m
2
g
Pd Pa
Vd 2
Hd
Zd hld
,m
2g
3. Head Total Sistim Perpompaan (H)
Vd 2 Vs 2
H ( Hd Hs ) Y (
), m
2g
Pd Ps
Vd 2 Vs 2
H (
)Y (
),m
2g
Atau
Le V 2
hl = f
, m
D 2g
L V2
hlp = f .
, m
.
D 2g
Dimana
f = faktor gesekan
hlf = n . k. V
/ 2g , k = faktor gesekan (L 6)
Le = L + Lef, m
fitting, valve (L 8)
Head
ads y
c
p
te a
o
mn
mp
yg
ab
a
n
s te ms e
a
gn
dg
ta
ip u
u
e
h
baga
n
e
r s
a
oe
d
l s
y
hu
a
ba
n
e
ifu n g s ik a
id
g
r e
dn
ib
ag
a
s a
n
p a s ita s
n
g
r k
eb
ita u
n tu h
an,
h ire
td
s a
yn
d
s
Pada rancangbangun pompa, head sistim yang diperoleh dari hasil perhitungan
instalasi sama dengan head pompa atau head yang dibangkitkan pompa.
ju k a n h e
Q (m3/det)
te
mp
dm
ed
n
aa
g
,h p
a
ea
n
H-Q pompa
ime n u n
(m)
ib a wa h in
ra k
na
gn
in
bh
s
ta e
la
n a
gd
s
is
ua
s
ny
ma
ps
o
da
yapom pa.
Ga m b a r d
H-Q sistim
ae
P
p
B
d rm
o
a d
r a
h
p
itu s
.n a
c
g
te r m a s u k
A=
Qsl.n
1000
op
Multi Stage
5
7,5
10
12,5
15
25
35
50
0,60
0,68
0,725
0,75
0,77
0,80
0,82
0,84
Tabel 4.3
A=
Qsl.n
1000
op
Qsl
n
Single Stage
5
10
15
20
30
40
50
0,60
0,68
0,725
0,75
0,77
0,80
0,82
Daya
3. D a y a.
Daya adalah kerja setiap satuan waktu dengan unit satuan Kg.m/det, HP dan kW.
Pada instalasi perpompaan ada 3(tiga) daya yaitu :
- Daya Hydrolic (cairan) (Nh)
- Daya Pompa (Np)
- Daya Penggerak (Nd)
Nh
QxHx
, HP
75
Np
op
75 x op
, HP
op = Efisiensi pompa
trans
Adalah NPSH yang diperoleh berdasarkan perhitungan instalasi dan kondisi sisi
isap (suction) yang ada di lapangan.
NPSHa secara matematik dihitung dengan rumus :
Ps Pv
NPSHa (
), m
Pa Pv
Vs 2
NPSHa (
) Zsl hls
,m
atau
2g
Dimana
Pv = tekanan penguapan cairan, kg/m2 abs.
- = untuk level cairan dibawah pompa
Pa Pv
Vs 2
Zsl hls
NPSHr
,m
2g
- Untuk Zsl semakin dekat pompa maka hls semakin kecil, NPSHr
semakinbesar dan kapasitas (Q) semakin besar pula.
- Dengan demikian semakin besar kapasitas (Q) maka NPSHr
semakin, besar, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan kedua NPSH yaitu NPSHa dan NPSHr dapat disimpulkan
bahwa pompa akan beroperasi dengan baik bila dalam pemilihan /
rancang bangun memenuhi persyaratan dimana NPSHa > NPSHr.
NPSHr
NPSH
m
Kritis
Operasi tidak
stabil
NPSHa
Q (m3/jam)
Grafik NPSHa & NPSHr sebagai fungsi Q
K A V I T A S I
Kavitasi adalah suatu proses mulai terjadinya gelembung uap / gas
didalam pipa suction hingga gelembung gas tersebut pecah saat
menumbuk impeler.
Secara umum kavitasi dimulai bila Ps = Pv untuk itu didalam sistim
perpompaan hal tersebut selalu dihindari dan diharuskan Ps > Pv.
1. Akibat dari terjadinya kavitasi adalah :
- Performance / unjuk kerja pompa menurun
- Rusak / cacatnya impeler
- Suara / operasi pompa berisik
- Getaran yang terjadi semakin tinggi
2. Penyebab terjadinya lavitasi :
- Naiknya suhu perpompaan sehingga PV > PS
- Head loss pada pipa suction terlalu besar, sehingga Ps < Pv
- Strainer / Filter tersumbat kotoran
- Putaran pompa lebih tinggi dari putaran desainnya, sehingga
kapasitas makin besar dan kecepatan cairan dalam static /
rotary part melebihi batas ijin sehingga cairan berubah phase
K A V I T A S I
3. Langkah langkah untuk memperkecil terjadinya kavitasi :
- Sisitim perpipaan suction harus dibuat stream line, hindarkan
belokan tajam dan elemen yang menghambat aliran.
- Usahakan aliran pada saat masuk impeler, smooth pada sisi ujung
pipa suction, hindarkan terjadinya vortex dan flow separation.
- Untuk suction dalam bejana bertekanan, usahakan minimum level
jauh diatas ujung pipa suction
- Mengarahkan cairan masuk pompa / impeler dengan guide vane,.
umumnya dipasang pada nozzle sisi suction terutama untuk overhung
impeller.
Dalam praktek supaya pompa dapat beroperasi dengan baik maka
langkah yang sering dilakukan adalah :
- Meletakkan pompa sedekat mungkin dengan permukaan cairan untuk
suction lift
- Meletakan pompa dibawah level cairan dengan sistim suction head
- Mengusahakan suhu perpompaan konstan, sehingga Pv tetap (tidak
berubah)
- Memilih pompa yang akan digunakan memiliki NPSHr sekecil mungkin
pada rate kapasitas operasi yang telah ditentukan.
Pa Pv
Vs 2
hls
Zp
NPSHr , m
2g
1. Karakteristik Utama
Hubungan antara head (H), kapasitas (Q), daya (N) dan efisiensi
overall ( op ) untuk putaran (n) yang bervariasi
Gambar
Karakteristik Utama
2. Karakteristik
sesungguhnya
Hubungan antara head (H), daya (N) dan efisiensi overall
( op ) untuk
kapasitas (Q) yang bervariasi dengan diameter luar impeler (D2) dan
putaran (n) yang konstan.
Gambar
Karakteristik sesungguhnya
Dari Karakteristik diperoleh titik
operasi pompa terbaik pada :
Kapasitas (Q) = 58 ltr/detik
Head (H)
= 40 m H20
Daya (N)
= 40 HP
Efisiensi ( )
=78%
Putaran (n)
= 1450 rpm (konstan)
3. Karakteristik
Universal
Gambar
Karakteristik Universal
Contoh 1
AMA 100 40 KSB
= 1 kg / dm3
Contoh 2
Chemiekreiselpump
e CGA 150 - 400
Nach DIN 24256
= 1 kg / dm3
Contoh 3
Chemiekreiselpumpe
CGA 80 - 200
Nach DIN 24256
Parameter
Hasil
Perhitungan
AMA 100-40
KSB
CGA
150-400
Kapasitas (m3/jam)
Head
(m)
Efisiensi (%)
Daya
(kW)
NPSHa
(m)
Putaran (rpm)
Diameter luar
Impeller (mm)
110
52
60
26,5
3,5
1450
110
55
61
28
2r
1450
399
110
57
47
37
1.8 r
1470
405
CGA
80-200
110
57
70
24
3.5 r
2900
210
Berdasarkan 3 (tiga) jenis pompa dari penawaran yang masuk secara teknis mana yang
memenuhi kreteria untuk dipilih bila dibandingkan hasil perhitungan di lapangan
6m
3m
1. Metode Kwantitatif.
Kelebihan dan kelemahan :
a.
d. Mengatur putaran
+ Untuk penggerak dengan putaran variasi
- Untuk pompa proses sulit di lakukan
2. Metoda Kwalitatif
Pengaturan Head dan kapasitas dengan cara merubah putaran, untuk hal ini
maka digunakan penggerak yang putarannya dapat dirubah-rubah atau
variabel speed :
Contoh :
- Motor bakar
- Motor listrik dengan variabel speed regulator
Cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan :
+
Lebih sederhana
Peralatan yang diperlukan sangat komplek
Head dan kapasitas akan berubah secara keseluruhan.
n naik
H & Q naik
n turun H & Q turun, (sulit dilakukan untuk pompa proses)
Dalam hal tertentu metode kwalitatip sangat tepat digunakan seperti pada
pompa-pompa unit pemadam kebakaran yang harus movable (mobil unit),
sehingga akan mempermudah sistim operasional yang dapat disesuaikan
dengan tempat lokasi yang harus dipadamkan
H-Q system
H
Hpls
hld
Hpld
Pompa
Hpl=Hpld
Hpl
Hpls
hls
Karakteristik Operasi
1. Single Operasi
n
n1 n >
2 2
n1
D2
D D >
2
2
D2
1
2
1
4
Full open
u2
Q
u2 >
u1
Dynamic head
loss
Static head
loss
H-Q
system
Beda static
head
Q
Level cairan (outlet) berubah
H-Q system
Beda static
head
Q
Level cairan (outlet) berubah dan valve discharge di throttle
Sistem Operasi
1. Operasi Seri
Pompa disusun secara seri dengan tujuan menaikkan head.
Syarat utama adalah Qp1 = Qp2
H
HB
B
D
HD
HA
HC
P1 = P2
Q1
Q2
2. Operasi Paralel
Pompa disusun secara paralel dengan tujuan untuk memperbesar
kapasitas.
Syarat utama adalah pressure delivery, Pd1 = Pd2
H
A
Pompa paralel
QB =paralel
2 QA
Pompa
P1 = P 2
QD = 2 QC
QA
QC
QB
QD
Persiapan
Periksa dan yakinkan pompa, penggerak dan instalasi dalam keadaan baik, tidak terdapat
benda / material yang dapat mengganggu operasi, terutama pada pompa yang selesai
diperbaharui
- Periksa pelumas dan sistim pelumasan
- Periksa pendingin dan sistim pendinginan
- Periksa sistim penunjang yang lain
Start
-- Buka suction valve dalam posisi terbuka penuh
- Jalankan unit penggerask, bila dengan rpm yang variable mulailah dengan rpm rendah
kemudian dinaikkan secara bertahap sampai rpm normal.
- Untuk beberapa saat amati bagian bagian yang kritis.
- Bila terjadi hal yang mencurigakan segera turunkan rpm atau matikan unit penggerak
kemudian periksa ulang dan lakukan tindakan perbaikan seperlunya.
Pengamatan selama
- Amati kondisi operasi (tekanan, flow rate, temperature cairan dan rpm
operasi
penggerak)
Stop
- Tutup discharge calve perlahan lahan
- Stop / matikan unit penggerak, bila rpm variabel turunkan secara bertahap
Trouble Shouting
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
3. Pengencangan gland
packing berlebihan
4. Bearing rusak
1.
Trouble Shouting
Pompa tidak
menghasilkan
kapasitas dan tekanan
yang sesuai
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
6. Terjadi kavitasi
1.
Trouble Shouting
Kebocoran cairan
lewat gland packing
berlebihan
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1.
Trouble Shouting
4.
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
Trouble Shouting
Temperatur bearing
tinggi
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1.
1.
Trouble Shouting
Vibrasi cenderung
tinggi
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1. Miss alignment
2. Impeller unbalance
5. Kavitasi
Trouble Shouting
Arus motor berlebih
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
2. Kapasitas pompa
berlebihan
Harian :
tekanan suction dan tekanan discharge.
kebocoran stuffing box
arus listrik
kondisi dan sistem pelumasan
vibrasi
Pemeliharaan Bulanan :
- Memeriksa temperatur bearing
- Memeriksa kelurusan poros (alignment)
KOMPRESSO
R
Klasifikasi Kompresor
Klasifikasi Kompresor
Compressors
Intermittent
Flow
Continuous
Flow
Positive
Displacement
Dynamic
Reciprocating
Mechanical
Piston
Rotary
Sliding Vane
Liquid Liner
Helical Lobe
Straight Lobe
Radial Flow
(Centrifugal)
Ejector
Mixed Flow
Axial Flow
Pemilihan Kompresor
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan :
-
Kapasitas
Kondisi operasi (tekanan dan temperatur)
Jenis gas
Daya
Putaran per menit
Sistim penyekat kebocoran
Sistim pelumasan
Kemudahan servis / perawatan
Biaya / harga
KOMPRESOR UDARA
Gambar
Grafik Kapasitas Tekanan
Discharge untuk
Kompressor Udara
Kompresor Gas
Psig
Reciprocating
Over
100,000
690,000
(Twin Unit)
640
400
2,760
6,000
4,475
250
1,725
Centrifugal Dynamic
Over
35,000
26,000
5,000
37,920
Over
100,000
74,000
500
3,450
12,000 8,950
860
Pressure
Psig
kPa
Capacity
cfm
m3/min
Power
BHP
kW
69
20,000
566
600*
448
A. Sectionalized
Usually Multistage
10*
B. Horizontally Split
Single Stage
(Double Suction)
Multi Stage
15*
103
650,000
18,408
10,000
7,560
1,000
6,900
200,000
5,664
35,000
26,110
C. Vertically Split
Single Split
(Double Suction)
Overhung
Pipeline
Multistage
30
207
1,200 8,275
5,500 37,900
250,000
25,000
20,000
7,080
708
566
10,000
20,000
15,000
7,460
14,920
11,190
Refer. Page 60
Modular Casing
Pemilihan Penggerak
Pemilihan terhadap penggerak kompresor secara umum
Dipengaruhi 2(dua)faktor :
1. Kondisi teknik, meliputi :
* Keperluan dan penggunaan kompresor
* Sumber energi yang tersedia
* Hubungan antara penggerak dan kompresor
2. Pertimbangan ekonomi, meliputi :
* Harga awal penggerak
* Pemakaian bahan bakar atau biaya untuk power
* Biaya instalasi/pemasangan
* Dampak terhadap lingkungan
Pemilihan Penggerak
Gambar
Pemilihan
Penggerak
Kompresor
Berdasarkan
Rpm vs Inlet
Capacity
BCF-G
B - Belted
B-G
B-G
C- G
C- G
I-G
..
C-G
Kompresor Reciprocating
Cylinder Group
KOMPRESOR RECIPROCATING
Dasar Pengertian :
Kompresor reciprocating merupakan salah satu jenis positive
displacement compressor dengan prinsip kerja memampatkan
dan mengeluarkan udara / gas secara intermittent (berselang)
dari dalam silinder.
Elemen mekanik yang untuk memampatkan udara / gas
dinamakan piston atau torak.
Tekanan udara / gas yang keluar merupakan tekanan
discharge yang dihasilkan oleh kompresor reciprocating .
KOMPRESOR RECIPROCATING
Kompresor reciprocating terdiri dari susunan komponen
mekanik yang mentransmisikan gerakan bolak balik kepada
torak yang bergerak bebas didalam silinder.
Pergerakan torak dalam silinder saat langkah expansi dan
suction bersamaan dengan gerakan valve suction terbuka yang
menyebabkan sejumlah udara/gas masuk kedalam silinder.
Demikian pada gerakan torak sebaliknya pada langkah
kompresi dan discharge bersamaan valve discharge terbuka,
sehingga terjadi pengeluaran udara/gas dari dalam silinder.
KOMPRESOR RECIPROCATING
* Prinsip kerja.
KOMPRESOR RECIPROCATING
* Expansion :
KOMPRESOR RECIPROCATING
* Suction :
KOMPRESOR RECIPROCATING
* Compression :
KOMPRESOR RECIPROCATING
* Discharge :
Prinsip
Kerja
Diagram P
- V
Discharge End
Expansion
Compression
Suction
Discharge
KOMPRESOR RECIPROCATING
Siklus komplit diagram p v dari kompresor reciprocating ditunjukan pada
gambar dibawah ini :
A B : expansion
B C : suction
C D :compression
D A : discharge
2. Tekanan discharge
4. Konstruksi :
- Jumlah silinder
- Kedudukan silinder
: Tegak, mendatar, V
- Jumlah tingkat
- Sistim pendinginan
- Sistim pelumasan
5. Metode Kerja
Kecepatan torak/rpm :
- Kecepatan rendah
- Kecepatan menengah
- Kecepatan tinggi
: 200
500 Psig
: 500
2500 Psig
: 2500 48000 Psig
450 rpm
500 rpm
1000 rpm
5.
nnnn
Back stroke
Forward stroke
Frame :
Frame atau base plate berfungsi untuk
mendukung bagian kompresor di
atas pondasi.
2.
CrankShaft :
Crankshaft atau poros engkol berfungsi
untuk merubah gerak berputar/rotasi
menjadi gerak lurus bolak balik (translasi)
3.
4.
Connecting rod :
Connecting rod adalah batang yang
menghubungkan antara crankshaft dan
cross head.
Berfungsi untuk meneruskangerakan/gaya
dari crankshaft ke piston rod melalui cross head.
5.
Cross head :
Cross head bagian yang menghubungkan
antara connecting rod dan piston rod.
6.
Silinder :
Silinder berfungsi tempat kedudukan
silinder liner dan jacket air.
8.
Piston rod :
Piston rod adalah batang piston yang
menghubungkan antara piston dengan cross head.
Berfungsi untuk meneruskan gaya dari connecting
rod kepada piston.
9.
Stuffing box :
Stuffing box adalah tempat kedudukan carbon ring
(sebagai penyekat kebocoran)
17
16
16
KOMPRESOR RECIPROCATING
Spesifikasi
Material API 61
dan tekanan
Mampu beroperasi pada tekanan tinggi
Mampu menghandle volume yang kecil
Tidak sensitive terhadap perubahan komposisi gas dan
density
2. Kelemahan
Banyak mekanisme yang bergerak
-
head
end
PRESSURE
crank
end
Increasing
rod
diameter
start
compression
start compression
at head end
at crank end
VOLUME
Press
ure
2nd
stage
energy
profit
1st
stage
volume
Gambar Diagram P-V Kompresor Multi Stage
P2 = P 3
C1st
C2nd
Q2 > Q3
1
Single Stage
4
P
Psia
T1 = T3
Qc1 = Qc2
r = P2/P1 = P4/P1
Saving Energy
3
Two Stage
P
Psia
4
C2nd
3
C1st
Q, icfm
Q, icfm
Mengontrol Putaran
T/E
1. diaphragm piston
2. damping arrangement
3. pin unloader
4. pressure plate
5. unloader pin springs
6. valve plate
Starting :
Selama operasi :
- Periksa kondisi operasi kompresor tekanan, temperatur
gas pada sisi inlet, antar stage dan outlet.
- Periksa tekanan dan temperatur pelumas.
Periksa tekanan dan temperatur pendingin /
water jaket.
-
Periksa putaran.
Trouble Shooting
Kapasitas rendah/turun
Penyebab
1. Putaran turun rendah
2. Plate valve suction
terganjal kotoran/putus
Tindakan yang
dilakukan
1. Periksa putaran dan
naikkan
1. Periksa bersihkan
atau ganti
3. Filter kotor
1. Periksa pressure
drop/tekanan suction
2. Bersihkan atau ganti
4. Unloader valve
terganggu
Trouble Shooting
Temperatur discharge
Tinggi/naik
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1. Temperatur suction
naik
1. Periksa temperatur
gas masuk dan
segera koreksi.
1. Inpeksi dan
bersihkan
Trouble Shooting
Tekanan discharge
turun/rendah
Penyebab
1. Tekanan masuk rendah
Tindakan yang
dilakukan
1. Periksa dan setting
ulang
2. Filter kotor, periksa
dan bersihkan/ganti
1. Periksa & bersihkan
/ganti
2. Setting ulang spring
Valve
No
4
Trouble Shooting
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
3. Regulator tekanan
pelumas diset rendah
4. Kebocoran yang
berlebihan pada main
bearing
5. Temperatur pelumas
terlalu tinggi
No
Trouble Shooting
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1. Periksa dan
perbaiki/ ganti.
Tindakan yang
dilakukan
Trouble Shooting
Noise dalam cylinder
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
Trouble Shooting
Noise dalam crank case
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1. Periksa dan
koreksi/ganti
4. Tekanan pelumas
Rendah
1. Periksa dan
koreksi/naikkan
*
Untuk kompresor dengan pelumasan :
- Ukur keausan ring setelah kompresor mencapai 500 jam, 1000
jam
dan 2000 jam
- Bila keausan mencapai batas yang diijinkan lakukan pengganti
* Untuk kompresor tanpa pelumasan
- Ukur keausan ring dan putar posisi ring setelah kompresor
beroperasi mencapai, 175 jam, 500 jam dan 1000 jam
- Bila keausan mencapai batas yang diijinkan lakukan pengganti
Kompresor Rotary
KOMPRESOR ROTARY
Merupakan salah satu jenis kompresor pemindah positif dengan
prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan udara / gas
secara intermittent (berselang) dari dalam casing.
Pemampatan udara / gas dilakukan oleh elemen mekanik yang
bergerak berputar didalam casing.
Berdasarkan elemen mekanik yang memampatkan udara atau
gas dapat dibedakan berdasarkan bentuk / konstruksi :
1. Straight lobe
: - Root compressor
2. Helical lobe
: - Screw compressor
3. Sliding Vane
4. Liquid liner
Kompresor Root
Terdiri dari satu casing terdapat dua rotor
masing-masing rotor memiliki dua atau tiga
root/lobe, ditumpu oleh poros dan bearing.
Sebagai perantara berputarnya kedua poros
digunakan roda gigi yang dipasang pada
masing-masing rotor.
Salah satu poros dengan roda gigi
penggerak
dan lainnya sebagai idler.
Untuk masuk dan keluarnya udara/gas
dilengkapi dengan saluran masuk (suction)
dan
keluar (discharge).
Bagian utama :
- Rotor dari bahan cast aluminium alloy
atau cast steel
- Poros dari bahan carbon steel, alloy
steel/stainless steel
- Casing dari bahan cast iron/cast steel
- Saluran masuk dan keluar
- Susunan roda gigi
- Bearing
SHAFT
Bagan
Kompresor
Root
Kompresor Screw
Terdiri dari satu casing terdapat dua
atau tiga rotor screw yang yang
berputar ditumpu oleh poros dan
bearing.
Sistim penggerak rotor digunakan
perantara roda gigi yang terdapat pada
poros penggerak dan poros idler.
Kompresor screw ada 2 jenis yaitu Dry
dan Oil Flooded ( diinjeksikan oli
bersama udara/gas saat masuk).
Fungsi oli untuk :
- Pendingin udara/gas yang dikompresi
- Penyekat kebocoran antara screw dan
casing
- Pelumas antara screw
Oli dipisahkan di separator sisi
discharge
Keterangan :
1. Rotor screw
2. Poros
3. Casing
4. Susunan roda gigi
5. Bearing
6. Saluran masuk dan keluar
7. Water jacket
Bagan Kompresor
Sliding Vane
KOMPRESOR ROTARY
Bagan kompresor
rotary
STOP
START
PRODUKSI
KOMPRESOR ROTARY
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan :
- Aliran dan tekanan discharge yang dihasilkan lebih uniform
- Konstruksi lebih sederhana dan kompak
- Bobot relatif kecil (untuk kapasitas yang sama bila dibanding
kompresor reciprocating)
- Dapat dikopel langsung dengan unit penggerak.
- Getaran relatif lebih kecil
Kelemahan :
- Efisiensi volumetrik lebih rendah karena kebocoran antar rotor
dan
antara rotor dan casing lebih besar.
- Khusus untuk liquid liner compressor, gas yang dikompresi akan
bercampur dengan sebagian kecil air.
Kompresor Dinamik
Seal
Shaft
Casing
Sleeve
Bearing
Trust
Bearing
Eye Seal
Impeller Diffuser
Return Bend
Return Channel
Balance
Drum
KOMPRESOR DINAMIK
Prinsip Kerja :
Enersi mekanik dari susunan sudu yang bergerak berputar
(rotating element) diberikan pada udara / gas.
Di dalam rotating element enersi yang diberikan pada udara / gas
berupa enersi kecepatan dan tekanan.
Selanjutnya enersi kecepatan udara / gas dikonversikan menjadi
tekanan pada stationary element.
Dengan perubahan tekanan keluar lebih tinggi dari tekanan
masuk kompresor, maka volume udara / gas yang keluar menjadi
lebih kecil.
Proses perubahan kecepatan dalam rotating element dan
perubahan tekanan pada stationary berlangsung secara kontinyu.
Berdasarkan arah aliran ada 3 kelompok :
Axial flow compressor (kompresor axial)
Radial flow compressor (kompresor centrifugal)
Mixed flow compressor (kompresor mixed)
Kompresor Axial
Prinsip kerja kompresor axial diuraikan sebagai berikut :
Enersi mekanik dalam bentuk putaran rotor diberikan
kepada udara / gas.
Karena bentuk rotor air foil menyebabkan udara / gas
pada sisi depan rotor memiliki kecepatan tinggi dan
tekanannya rendah, sebaliknya pada sisi belakang rotor
kecepatan rendah dan tekanannya tinggi.
Dengan demikian akan terjadi aliran udara / gas dari
tekanan tinggi (sisi belakang rotor) menuju ke tekanan
rendah (sisi depan rotor).
Karena dibelakang rotor terpasang stator (celah sangat
kecil) maka udara / gas terhalang oleh stator sehingga
mengalir menuju rotor stator berikutnya sampai stator
yang terakhir dan berlangsung terus menerus.
Tekanan udara / gas semakin tinggi dan volume semakin
kecil dengan arah aliran sejajar sumbu poros.
Gambar
Arah Aliran dalam
Kompresor
Axial Compressor
Axial Compressor
Kompresor Radial
Prinsip kerja kompresor radial dapat diuraikan sebagai
berikut :
Enersi mekanik dari impeling element (impeller) yang
berputar diberikan pada udara / gas.
Didalam impeller terjadi gaya centrifugal dan karena
perbedaan jari jari sisi masuk dan keluar impeller maka
enersi kecepatan udara / gas bertambah.
Selanjutnya enersi kecepatan dari udara / gas dirubah
menjadi enersi potensial / tekanan didalam diffuser
dengan cara memperlambat laju kecepatan udara / gas
dan berlangsung terus menerus.
Enersi potensial tekanan udara / gas yang keluar dari
kompresor merupakan tekanan discharge kompresor.
_ Dengan arah udara / gas keluar kompresor tegak lurus
poros.
Kompresor Radial
BLADES
EYE
Kompresor Radial
Kompresor Radial
Kompresor Radial
Kompresor Radial
13
Keterangan :
1. Bagian Statis
1. Casing
2. Inlet wall
3. Guide vane
4. Eye seal
5. Diffuser
6. Return bend
7. Return channel
8. Diaphragm
2. Bagian Dinamis :
9. Seal
10. Shaft
11. Impeller
12. Bearing
13. Balancing drum /
disc
pada
4. Eye Seal
13
Modular Casing
Compressor Disassembly
Compressor Disassembly
Component Check
Component Access
Components Check
Components Access
Rotor Disassembly
Bentuk bentuk
Impeller
Rotor Assembly
Rotor Assembly
Fouling on impeller
Coated Charge
Kompresor Radial
Material Specification
Based on API Standard 617. the material specification for major component parts
represented as follows :
Centrifugal Compressor
Specification
Steam Turbine
Specification
Kelemahan :
- Sensitif terhadap perubahan karakteristik/sifat gas yang
dihandle
- Diperlukan ketelitian dalam pemasangan.
- Biaya awal tinggi.
n1
n1
n1
,
H
H
,
N
1
1
n
n
n
Q1 Q
Keterangan :
Q, H, N, n
= Kapasitas, Head, Daya Kompresor dan putaran awal
(lama)
Q1, H1, N1, n1 =
Kapasitas, Head, Daya Kompresordan putaran
baru
Gambar berikut menunjukan pengaturan kapasitas dengan
mengatur putaran penggerak
Stability
Limit
Stability
Limit
n
n
n
, H 1 H
, N 1 N
Q 1 Q
n
n
n
Karakteristik Sistem
Gambar
Karakteristik Operasi Secara Seri
Gambar disamping
menunjukan karakteristik
operasi dengan batas garis
kondisi surge dan batas garis
kondisi stone wall untuk
berbagai putaran.
Surge
* Surge
Surge menyebabkan kerusakan pada :
a. Labyrinth seal, impeler dan thrust bearing.
b. Unit penggerak.
Surge dapat terjadi selama start, operasi dan pada saat
menghentikan /stop kompresor centrifugal.
Untuk menghindarkan terjadinya surge, maka pada kompresor
centrifugal dilengkapi dengan peralatan pengendali anti surge
(anti surge control), sebagai berikut :
1. Control valve anti surge pada recycle line (penggerak
kompresor
putaran tetap)
2. Speed controller penggerak ( penggerak kompresor
putaran
variabel)
3. Kombinasi keduanya
Constant
speed
SURGE
CONTROL
The Speed
controller
Anti Surge Control (The control valve in the recycle line and
speed controller)
Sistim kombinasi untuk menghindari surge pada kompresor centrifugal yang putaran variabel dapat ditunjukan
seperti gambar berikut :
Prinsip kerja sistim sebagai berikut :
- Bila aliran masuk kompresor turun dibawah set point maka flow controller memberikan signal pada control valve
untuk membuka, sehingga terjadi aliran gas secukupnya ke pipa suction.
- Namun jika aliran gas belum mencukupi dan control valve sudah membuka 100 %, maka speed controller
memberikan respon untuk menurunkan putaran sampai diatas set point pada putaran tertentu sehingga surge
tidak terjadi.
Speed
Contr
Stone wall atau choke adalah aliran maksimum yang mampu dihandle
kompressor pada putaran tertentu.
Pada saat persitiwa itu terjadi, maka kompresor tidak mampu
menghasilkan tekanan discharge yang melebihi tekanan hisapnya, dan
semua enersi yang diberikan oleh kompresor pada gas terbuang dalam
bentuk rugi-rugi seperti :
- Kerugian sirkulasi
- Kerugian shock, dll.
Pada batas itulah merupakan kapasitas optimum sebuah kompresor
centrifugal.
Stone wall terjadi ditandai oleh :
- Kecepatan gas keluar impeler sama dengan kecepatan suara (sonic)
- Terjadi negatif stalling incidence
Sedang penyebab terjadinya stone wall adalah :
- SG dan Mw gas secara tiba-tiba berubah sangat rendah
- Hambatan pada sistim perpipaan discharge berkurang
Stone wall tidak merusak kompresor dan relatif jarang terjadi sehingga
tidak diperlukan peralatan pengendali.
Untuk menghindari stone wall maka kompresor dioperasikan pada range
efisiensi yang tinggi dan pada putaran normal.
Stall
Fouling on impeller
Cara Pengoperasian
Semua ketentuan dan aturan pengoperasian kompresor
centrifurgal dapat mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat atau
disusun sendiri disesuaikan dengan kondisi operasi unit atau
plant yang ada sebagai standard operating procedure (SOP).
Untuk kompresor centrifungal dengan daya 1000 Hp biasanya
start dan stop, membuka menutup value, menghentikan
penggerak dan lain-lain dilaksanakan secara manual.
Sedang untuk unit kompresor centrifungal yang besar mempunyai
aturan start dan stop secara otomatis dengan menekan dan
melepas tombol yang ada pada panel kontrol.
Jika kompresor digerakkan oleh Turbin Gas, maka urutan untuk
menstart kompresor sering menjadi suatu kesatuan urutan start
Turbin Gas.
Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual
Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual
Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual
Prosedur untuk menjalankan (Starting) unit adalah sebagai berikut :
1. - Jika kompresor telah terisi udara (setelah perbaikan / over haul), lakukan purging memakai inert
gas ( N2) atau gas proses dengan membuka valve purging / suction pada sisi suction dan valve
vent pada saluran keluar untuk beberapa menit sehingga udara keluar dari sistem.
Setelah purging komplet di laksanakan tutup valve vent
Prosedur ini tidak selalu dilakukan bila kompresor tidak dalam perbaikan.
- Buka penuh valve pada saluran suction.
2. - Buka valve by pass pada saluran recycle (atau buka valve pengendali recycle)
3.
- Jalankan penggerak, jika menggunakan motor bakar atau turbin lakukan pemanasan awal
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Ketika penggerak dijalankan, gas akan
mengalir melalui kompresor dan cooler, dan melewati saluran recycle kembali ke scrubber
sisi suction
- Setelah pemanasan awal penggerak dilaksanakan, naikkan putaran secara bertahap
sampai putaran operasi normal dicapai
4.
- Buka valve discharge bersamaan dengan menutup valve recycle pada saluran by pass.
Atur sistem pengendali kapasitas dan / atau pengendali putaran penggerak agar kompresor
dapat beroperasi sesuai dengan kebutuhan.
Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual
START UP PROCEDURE
Cara Pengoperasian
Prosedur Shutdown Manual
Prosedur untuk shutown secara manual adalah sebagai berikut :
1.- Buka valve recycle (valve pengendali recycle) pada saluran
recycle.
2.- Matikan penggerak, bila putaran penggerak variable turunkan
putaran secara bertahap sampai putaran idle kemudian stop.
3.- Tutup valve discharge
4.- Jika kompresor masih bertekanan, tutup valve suction, valve
recycle dan buka valve vent.
Jika unit sudah berhenti beberapa waktu, stop fan after cooler atau
tutup aliran air ke heat exchanger. Selama cuaca dalam keadaan
dingin, pemanas minyak pelumas dan oil seal pada tanki penampung
tetap di nyalakan.
Cara Pengoperasian
Prosedur Shutdown Manual
Cara Pengoperasian
PERHATIAN
Cara Pengoperasian
Start / Stop Secara Otomatis
Untuk unit kompresor centrifungal yang besar memakai sistem
start dan stop secara otomatis dan start up kompresor biasanya
menjadi satu dengan penggerak.
Pada sistem otomatis mempunyai waktu pengatur untuk
membuka atau menutup switch untuk peralatan start dan stop,
atau membuka dan menutup valve.
Disamping itu mempunyai urutan yang sudah disusun sesuai
dengan unit yang ada dan langkah-langkah yang perlu dilakukan
bila terjadi kegagalan start up sesuai dengan manual operasi atau
SOP.
Cara Pengoperasian
Pemeriksaan Rutin Selama Operasi
Pemeriksaan rutin selama operasi biasanya dilakukan setiap jam
dengan melihat kondisi operasi di lapangan maupun pada panel
pengendali, kemudian di catat pada log book sebagai data yang
dilaporkan.
Kondisi operasi yang dicatat meliputi berbagai suhu, tekanan,
level minyak pelumas dan seal oil, putaran dan vibrasi, serta
suara-suara yang mengindikasikan adanya kelainan pada unit
kompresor dan penggerak.
Bila terjadi suatu kondisi yang cenderung menyimpang dari
operasi normal, segera lakukan tindakan seperlunya bila perlu
dilaporkan ke tingkat yang lebih atas atau bagian yang terkait.
Trouble Shouting
Kapasitas rendah
turun
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
Trouble Shouting
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
Temperatur discharge
tinggi / naik
2. Kompresi ratio
cenderung naik
Trouble Shouting
Tekanan discharge
turun / rendah
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1.
Putaran
turun/rendah tinggi
2.
Temperatur inlet
terlalu tinggi
3.
Trouble Shouting
Tekanan pelumas
rendah / turun
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1.
Level minyak
pelumas pada tanki
rendah
1.
2.
Regulator tekanan
pelumas di set
rendah
1.
3.
Pompa pelumas
rusak
1.
Operasikan pompa
cadangan
Perbaiki
4.
Temperatur
pelumas terlalu
tinggi
2.
1.
Lihat trouble
shooting
Trouble Shouting
Temperatur pelumas
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1.
Pemanas dalam
tanki hidup terus
1.
2.
Aliran media
pendingin dalam
cooler rendah
1.
1.
terlalu tinggi
3.
Cooler kotor
Trouble Shouting
Temperatur bearing
tinggi/naik
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1.
Sistim pelumas
terganggu
1.
2.
Putaran diatas
range
1.
1.
Periksa, lakukan
alignment
3.
Miss alignment
Trouble Shouting
Sistim oil seal
terganggu
Penyebab
1.
Tindakan yang
dilakukan
1.
2.
3.
4.
Trouble Shouting
Getaran kompresor
cenderung naik
Penyebab
Tindakan yang
dilakukan
1. Misalignment
2. Bearing cacat
3. Rotating part
unbalance
4. Putaran terlalu tinggi
5. Tegangan berlebihan
pada piping sistem
6. Baut pengikat kendor
7. Kompresor surging
Pemeliharaan
Pengertian Maintenance
UN PLANNED
MAINTENANCE
PLANNED
MAINTENANCE
PREVENTIVE
MAINTENANCE
PREDECTIVE
MAINTENANCE
EMERGENCY
MAINTENANCE
CLEANING
INSPECTION
SHUTDOWN
MAINTENANCE
MINOR
OVERHAUL
MAJOR
OVERHAUL
Corrective Maintenance
BREAKDOWN
MAINTENANCE
* Penjelasan :
- Planned Maintenance
Suatu pekerjaaan dalam bidang maintenance yang terencana dan terorganisir yang dilakukan dengan
melihat jauh kedepan menyangkut masalah pendapatan dan pengendalian.
- Un Planned Maintenance
Suatu pekerjaan dalam bidang maintenance yang tidak terencana dan tidak terorganisir yang dilakukan
karena kondisi-kondisi emergency dan break down.
- Preventive Maintennce
Suatu pekerjaan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu alat / fasilitas yang
didasarkan pada jam kerja atau kalender operasi
- Predictive Maintenance
Suatu pekerjaan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu alat / fasilitas yang
didasarkan pada hasil pengamatan atau pada kondisi monitoring atau hasil inspeksi.
- Running Maintenance
Suatu pekerjaan preventive atau predictive maintenance yang dilakukan dimana peralatan / fasilitas yang
bersangkutan dalam keadaan beroperasi.
- Corrective Maintenance
Suatu pekerjaan yang ditunjukkan untuk memperbaiki suatu peralatan / fasilitas untuk dapat mencapai
standard yang dipersyaratkan atau bahkan melebihi standard yang ditetapkan
- Overhaul
Suatu pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan sebagian (minor) atau secara menyeluruh (mayor) terhadap
suatu peralatan / fasilitas sehingga mencapai standard yang dapat diterima.
Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan.
Tujuan pemeliharaan dapat ditinjau dari dua factor, yaitu :
1. Faktor Teknik
2. Faktor Ekonomi
1. Faktor Teknik .
Tujuan pemeliharaan adalah untuk :
- Menjaga peralatan dalam kondisi layak operasi, pada tingkat
kualitas yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan produk
- Mempertahankan peralatan selalu dalam fungsi produksi sesuai
rencana /
target yang telah ditetapkan baik kualitas dan kuantitas secara
efektif dan
efisien.
2. Faktor Ekonomi.
Tujuan pemeliharaan adalah untuk :
- Memperkecil biaya operasi dan biaya pemeliharaan
- Mengurangi penyimpangan- penyimpangan biaya diluar kewajaran
dalam
kegiatan operasi
Pemeliharaan
1. Pemeliharaan Rutin (Preventive/Predictive)
Pemeliharaan rutin dilaksanakan setiap hari, setiap minngu dan setiap bulan
dengan
tujuan mempertahankan kondisi operasi kompresor tetap dalam keadaan baik.
Pemeliharaan
b. Pemeliharaan Mingguan meliputi :
- Mengukur jumlah kebocoran seal oil yang terkontaminasi
- Mengamati dan mencatat tekanan dan posisi valve pengendali
sistim
pelumasan
- Mengamati dan mencatat perbedaan tekanan pada filter gas
proses dan
sistim pelumasan
- Cek kebocoran gas proses
c. Pemeliharaan Bulanan meliputi :
- Lakukan pengambilan contoh dan lakukan analisa terhadap minyak
pelumas dan seal oil
- Hal tersebut diatas berlaku untuk gas proses.
- Lakukan analisa unjuk kerja compressor
- Lakukan pengurasan air dan kotoran/endapan dari bawah reservoir
- Lakukan test terhadap pompa cadangan/auxiliary dan emergency
- Bersihkan dan ganti filter udara untuk instrument pengendali
- Periksa tekanan pengendali accumulator
- Periksa perlengkapan safety
Pemeliharaan
2. Overhaul Tahunan
Overhaul tahunan adalah pemeliharaan yang dititik beratkan pada hasil
pemeriksaan bulanan terhadap bagian kompresor.
Tujuan overhaul tahunan adalah untuk mencegah kerusakan lebih fatal dan sebagai
data informasi yang digunakan untuk perencanaan overhaul minor dan major.
3. Overhaul Minor
Overhaul minor secara umum dilakukan setelah kompresor beroperasi mencapai
25000 jam.
Pekerjaan overhaul minor dilakukan dengan menghentikan kompresor, baik
membuka casing utama atau tidak untuk memeriksa bagian dalam casing dan rotor
serta komponen yang lain, sesuai petunjuk buku manual.
4. Overhaul Major
Overhaul major dilakukan setelah kompresor beroperasi mencapai 50000 jam.
Pekerjaan overhaul major dilaksanakan dengan membuka bagian kompresor dan
memeriksa secara detail seluruh bagian kompresor meliputi casing, rotor, difusor,
balance piston, bearing, sealing sistem, lubricating system dan perlengkapan
penunjang operasi.
Pada pekerjaan ini dilakukan pengukuran, pengetesan dan penggantian terhadap
bagian-bagian yang rusak dengan suku cadang yang standard.
FAN - BLOWER
Radial Blade
Penggunaan
secara umum
2
3
Pemasangan fan blower axial sangat dipengaruhi oleh lokasi yang tersedia dan
sistim instalasi yang ada.
Secara umum pemasangan fan blower axial dapat dilaksanakan dengan cara :
1. Ceeling suspended, dipasang menggantung pada langit langit
2. Floor mounted, dipasang di lantai bawah diatas pondasi atau plat form
3. Duct work supported, dipasang langsung didalam saluran (ducting) dengan
menggunakan penyangga/support
Gambar Tipe
Scroll Casing
a)
b)
(+)
Pressure
1. Kapasitas
Kapasitas adalah sejumlah volume udara / gas yang dihasilkan setiap satuan waktu
Kapasitas fan blower dapat dihitung dengan persamaan :
Q = A x V, ft3/menit
Keterangan :
A = luas penampang saluran, ft2
= /4. D2 , ft2
D = garis tengah saluran/ ducting, ft
V = kecepatan aliran udara/ gas, ft/menit
= untuk udara 90 ft/det (maksimum)
= untuk gas 60 ft/det (maksimum)
QxHx
, HP
12 x 33000
Keterangan :
Q = kapasitas yang dihasilkan, ft3/menit
H = perbedaan tekanan (discharge suction), inchi kolom air
= berat jenis udara/gas, lb/ft3
12 = angka konversi 1 ft = 12 inchi
33000 = angka konversi 1 HP = 33000 lbf.ft
- Daya Fan/Blower (FHP/ BHP)
FHP/ BHP = AHP/m , HP
THANK YOU