You are on page 1of 274

POMPA, KOMPRESSOR, FAN & BLOWER

ROTATING EQUIPMENT

RIO UNITRAY
( RE INSP. ENG - RU III )

PLAJU, 25 FEBRUARI 2013

POMPA

Klasifikasi :
4. Kedudukan.
- Tegak
- Mendatar

: posisi silinder tegak lurus.


: posisi silinder horisontal/mendatar.

5. Tekanan kerja (tekanan discharge).


- Tekanan rendah
= 5 kg/cm2 g.
- Tekanan menengah
> 5 50 kg/cm2 g.
- Tekanan tinggi
> 50 kg/cm2 g.
6. Kapasitas.
- Kapasitas rendah
- Kapasitas menengah
- Kapasitas tinggi

= 20 m3/jam.
> 20 60 m3/jam.
> 60 m3/jam.

7. Putaran per menit (rpm).


- Putaran rendah
- Putaran menengah
- Putaran tinggi

= 80 rpm.
> 80 150 rpm.
> 150 rpm.

Air chamber

Lost motion here


Valve rod

Discharge
Valve Plate
Oil Inlet

Oil end

Oil End

Piston rod
Stuffing box

S x O x S = Steam, Oil, Stroke = 8 x


7 x 10
Steam end
Gambar Pompa Torak dengan Penggerak Mesin Uap

Removable steam
chest cover
Lost motion here

Cushion
valves for
regulating
Length of
stroke
Piston rods
divided at
crosshead
s

Stuffing
box

Suction
chamber

Discharge
valve
Discharge
chamber

Valve rod
ValveRotation
parts

Soft packing
or iron
packing rings

Liquid
Piston
rods

Box type
Stem
pistons
Stuffing box
Iron
Piston
Rings

Crossheads
Split type

Stuffing
box

Suction
Valves

Renewable
liners

Rigid cast iron


cradle

Gambar Konstruksi dan Bagian Utama Pompa Torak

Liquid
piston

Crank shaft

Cross head

Plunger

Valves
Plunger
packing

Gambar Konstruksi dan Bagian Utama Pompa Plunyer

Eccentric

Plunger

Connecting rod

Discharge manifold

Diaphragm

Casing

Suction ball
valve

Suction
manifold

Gambar Mechanical drive diaphragm pump

Discharge ball
valve

Discharge
valve

Discharge valve

Relief valve

Lube oil pump


And cross head

Worm

Pressure lubricated
drive
Worm wheel
Stroke
adjustment

Diaphragm

Suction
valve

Piston

Lubricating
oil

Gambar Liguid drive diaphragm pump

Rotating
crank

Kelebihan dan Kelemahan Pompa Reciprocating


Kelebihan

Dapat beroperasi dengan penghisapan kering.


Kapasitas dipengaruhi oleh kecepatan (putaran) dan tidak dipengaruhi
oleh tekanan.
Tekanan yang dibangkitkan tergantung dari tenaga penggerak.
Cocok untuk semua jenis cairan, khususnya yang bersifat korosi
digunakan pompa diaphragma.

Kelemahan

Aliran tidak uniform (fluktuasi)


Konstruksi relatip besar untuk daya dan kapasitas yang kecil
Banyak mekanisme yang bergerak sehingga diperlukan perawatan
yang intensive.

Karakteristik Pompa Reciprocating


Grafik yang menyatakan hubungan antara kapasitas (Q), head (H) dan putaran (n).

Head (H)

Pada pompa Reciprocating hubungan antara kapasitas (Q) dan head (H), relatif tidak
saling berpengaruh tetapi kapasitas (Q) dipengaruhi oleh perubahan putaran.

Capacity (Q)

Karakteristik H Q

POMPA ROTARY
Dasar Pengertian.

Pompa rotary merupakan salah satu jenis


pompa pemindah positip sama dengan pompa
reciprocating, tetapi element pemindah tidak
bergerak translansi melainkan bergerak rotasi
Klasifikasi
didalamberdasarkan
casing.:
1. Bentuk elemen pemindah : Vane pump, lobe pump, gear pump,
Cairan yang berada screw
didalam
pump kantong diantara
2. Tekanan Kerja
: Tekanan rendah, menengah dan tinggi.
elemen
pemindah
dengan
casing didorong
3. Kapasitas
: Kapasitas rendah, menengah dan tinggi
4.
Kecepatan
/ rpm
: Kecepatan
/ rpm rendah, menengah
keluar
sehingga
tekanan
bertambah
besar.dan
5. Cairan yang dihandle

tinggi.
: Fuel oil, Lubricating oil, Hydroulic oil dan
Refrigerant Liquid

Gambar 3.1. Bagan berbagai jenis Pompa Rotary

POMPA ROTARY
Kelebihan dan Kelemahan secara umum :
Kelebihan :
- Aliran uniform
- Konstruksi sederhana, kompak dan ringan
- Perawatan relatip mudah

Kelemahan :
- Kapasitas relatip kecil
- Kurang cocok untuk cairan abrasive
- Pengaturan kapasitas hanya dapat dilakukan dengan mengatur
putaran

Pompa Centrifugal
Prinsip kerja :
Pompa centrifugal adalah salah satu jenis pompa pemindah non positip
denganprinsip kerja sebagai berikut :
-

Energi mekanik dari unit penggerak dikonversikan menjadi energi


cairan akibat adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller
yang berputar.

Karena perbedaan jari-jari sisi masuk dan keluar impeller maka energi
kecepatan cairan bertambah.

Energi kecepatan cairan kemudian dirubah menjadi energi potensial


/tekanan didalam volute atau melalui diffusor dengan cara
memperlambat laju kecepatan cairan.

Energi tekanan cairan yang keluar dari pompa centrifugal merupakan


tekanan cairan di bagian sisi tekan sebagai tekanan discharge.

Dengan demikian pompa centrifugal memiliki prinsip kerja mengkonversikan


energi mekanik menjadi energi kecepatan cairan selanjutnya energi
kecepatancairan dirubah menjadi energi tekanan keluar pompa.

Pompa Centrifugal
Prinsip Kerja :
Mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kecepatan
cairan melalui impeller yang berputar.
. Karena perbedaan jari-jari sisi masuk dan sisi keluar
impeller,maka energi kecepatan cairan keluar impeller
bertambah
Energi kecepatan cairan dirubah menjadi energi tekanan
dengan cara menurunkan laju kecepatan cairan dalam volute /
diffusor.

Karakteristik secara umum

Pompa centrifugal secara umum memiliki karakteristik sebagai


berikut :
Aliran discharge uniform
Kapasitas tersedia dari kecil sampai besar
Tekanan discharge dipengaruhi oleh density, viscositas
cairan dan kapasitas yang dihasilkan
Pengaturan tekanan dan kapasitas dapat dilakukan dengan
mengatur discharge valve atau mengatur putaran pompa .

Klasifikasi Pompa Centrifugal


1. Kapasitas.
- Kapasitas rendah

: 20 m3/jam.

- Kapasitas menengah

> 20 60 m3/jam.

- Kapasitas tinggi

> 60 m3/jam.

2. Tekanan discharge.
- Tekanan rendah

: 5 kg/cm2 g.

- Tekanan menengah

> 5 50 kg/cm2 g.

- Tekanan tinggi

> 50 kg/cm2 g.

3. Jumlah /susunan impeler dan tingkat/stage.


- Single stage

: terdiri satu impeler dalam satu casing.

- Multi stage

: terdiri beberapa impeller tersusun seri dalam


satu casing.

- Multi impeler

: terdiri beberapa impeller tersusun berlawanan


arah dalam satu casing.

- Multi impeler Multi stage : kombinasi antara multi impeler dan multi stage.

Klasifikasi.
4. Lubang Pemasukan pada Impeller.
- Single Suction
- Double Suction

: cairan masuk impeler melalui satu sisi impeler.


: cairan masuk impeler melalui kedua sisi impeler.

5. Bentuk Casing.
- Single Casing

: terdiri satu casing, dapat vertical split atau


horisontal split.
- Sectional/ Modular Casing : terdiri beberapa casing tersusun vertikal split.

6. Posisi Poros Impeler.


- Poros tegak
- Poros mendatar

: posisi poros tegak.


: posisi poros mendatar/horisontal.

7. Cara Pemasukan Awal.


- Self Priming Pump : pompa dilengkapi vacuum device (bisa menghisap sendiri)
- Non Priming Pump : perlu dipancing saat awal start.

8 Jenis Fluida yang dihandle : air, minyak dll.

Bagian bagian Utama Pompa Centrifugal

Gambar Konstruksi dan bagian utama pompa centrifugal


horizontal single suction, single stage

3
5
7
9
10
10K
13
14
15
17
18
25
25A
26
28
29
55
56
5
7
76A
10
77A
77B
14
15
105A

Impeller
Casing
Back Head Cradle
Bearing Housing Foot
Shaft Sleeve
Shaft Sleeve Key
Stuffing Box Gland
Stuffing Box Gland Stud
Stuffing Box Gland Stud Nut
Seal Cage
Splash Collar
Shaft Bearing Radial
Shaft Bearing Thrust
Bearing Housing
Bearing End Cover
Pump Shaft
Oil Disc, (Flinger)
Casing Foot
Retaining Ring
Oil Seal Front
Oil Seal Front
Gasket - Casing
Gasket Sleeve
Gasket - Drain Plug
Oil Vane
Shaft Adjusting Sleeve
Sleeve Lock Nut

Bagian bagian Utama Pompa Centrifugal

Konstruksi dan Bagian Utama Pompa Centrifugal Horizontal Split Casing Double Suction Single Stage
Item
No
1
1A
1B
2
4
6
7
8
9
11
13
14
15
16
17
18

Name of part
Casing
Casing (lower half)
Casing (upper half)
Impeller
Propeller
Pump shaft
Casing ring
Impeller ring
Suction cover
Stuffing box cover
Packing
Shaft sleeve
Discharge bowl
Bearing (inboard)
Gland
Bearing (outboard)

Item
No
19
20
22
24
25
27
29
31
32
33
35
36
37
39
40
42

Name of part
Frame
Shaft sleeve nut
Bearing lock nut
Impeller nut
Suction head ring
Stuffing box cover ring
Seal cage
Bearing housing (inboard)
Impeller key
Bearing housing (outboard)
Bearing cover (inboard)
Propeller key
Bearing cover (outboard)
Bearing bushing
Deflector
Coupling (driver half)

Item
No
44
46
48
50
52
59
68
72
78
85
89
91
101
103
123
125
127

Name of part
Coupling (pump half)
Coupling key
Coupling bushing
Coupling lock nut
Coupling pin
Hand hole cover
Shaft collar
Thrust collar
Bearing spacer
Shaft enclosing tube
Seal
Suction bowl
Column pipe
Connector bearing
Bearing end cover
Grease (oil) cup
Seal piping (tubing)

Bagian bagian Utama Pompa Centrifugal

PARTS LIST
Cat No.
2-F
2-S
34
260
298
8
9-L
9-I
9-U
12
13
14
14-A
31
61-P
61-M
62
73
89
140
146
162-F
162-S
171
175
190-L
190-U
218
223
237-F
237-S
257-L
257-I
257-U
257-S
7
910

Konstruksi dan Bagian Utama Pompa Centrifugal Vertical Multi Stage

Part Name
First Stage Impeller
Second Stage Impeller and Above
Nozzle Head Bushing
Diffuser Ring
Suction Bell Ring
Stuffing Box Bushing
Lower Shaft Sleeve
Intermediate Shaft Sleeve
Upper Shaft Sleeve
Packing
Seal Cage
Gland
Gland Bolt
Complete Coupling
Pump Half Coupling Lock Nut
Motor Half Coupling Lock Nut
Complete Piping
Stuffing Box
Balance Disk
Motor Support Column
Diffuser
1 st. Stg. Impeller Retaining Collar
1nd Stg. and Above Impeller Retaining Collar
Nozzle Head
Suction Bell
Lower Sleeve Bearing
Upper Sleeve Bearing
Tank
Spacer Column
First Stage Snap Ring
Second Stage Snap Ring and Above
Lower Gasket
Intermediate Gasket
Upper Gasket
Blind Flange Gasket
Shaft with Keys
Blind Flange

Bagian Utama Luar Pompa Centrifugal


Discharge Flange
(Outlet)
Bearing Bracket
Pump Casing

Vent Plug

Bearing Cover
Suction Flange
(Inlet)
Shaft
Bearing Bracket
Support
Pump Feet
Support

Mechanical Seal /
Gland Packing

Bagian Utama Luar Pompa Centrifugal


Heating / Cooling Jacket
Seal Flushing

Discharge (Outlet)

Bearing Bracket Lantern

Discharge Flange

Bearing Bracket
Pump Casing

Radial Bearing

Casing Wear Ring

Thrust Bearing
Bearing Cover

Impeller
Suction (Inlet)
Suction Flange

Seal Oil

Impeller Nut

Shaft

Casing Cover

Splash Ring

Bottom Feet
Casing Drain Connection

Key

Mechanical Seal
Shaft Protection Sleeve

Oil Chamber
Bearing Bracket
Support

Bagian Utama Pompa Centrifugal

Base
plate

Bagian Utama Pompa Centrifugal

1. Bagian Statis
- Base Plate
- Casing
- Guide Vane
- Difusor
- Mechanical Packing
- Latern ring
- Wearing ring casing
- Nozzle inlet dan outlet

2. Bagian Dinamis
- Mechanical Seal
- Wearing ring Impeller
- Shaft
- Shaft Sleeve
- Impeller
- Bearing
- Balance Pressure

Bagian Utama dan Fungsi :


Bagian utama dan fungsi pada pompa centrifugal secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Base Plate
Berfungsi untuk mendukung seluruh bagian pompa dan tempat kedudukan pompa terhadap
pondasi

2. Casing
Berfungsi sebagai :
- Pelindung seluruh elemen yang berputar terhadap impact dari luar
- Tempat kedudukan guide vande atau difusor, inlet dan out let nozzzle
- Ruang yang memberikan arah aliran impeler dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi potensial (untuk dingle stage)

3.Guide Vane
Berfungsi untuk memberikan arah aliran tegak lurus masuk eye impeler mencegah terjadinya
vortex.

4. Diffuser
Berfungsi untuk :
- Mengarahkan aliran cairan menuju stage berikutnya (untuk pompa multi stage
- Mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi potensial

5. Stuffing Box
Berfungsi untuk tempat kedudukan mechanical packing atau mechanical seal, dimana poros
pompa menembus casing.

6. Mechanical Packing.
Berfungsi sebagai penyekat kebocoran cairan.
Pengaturan kedudukan mechanical packing terhadap poros diset dengan gland packing
dengan cara mengeraskan / mengendorkan baut pengikat.

7. Mechanical Seal.
Berfungsi untuk mencegah kebocoran stuffing box, pemakaian mechanical seal diutamakan
bila cairan flammable, toxic, korosive atau mahal.

8. Latern Ring
Berfungsi untuk medistribusikan cairan dari discharge yang masuk ke dalam stuffing box
untuk pendingin atau flushing.

9. Wearing Ring
Wearing ring impeler dan casing berfungsi untuk
- Mencegah / mengurangi sirkulasi cairan dalam casing sehingga memperkecil kerugian
volumetris.
- Melindungi impeler terhadap casing bila terjadi gerakan / defleksi kearah radial yang melebihi
batas.

10. Shaft
Berfungsi untuk
- Tempat kedudukan impeler
- Meneruskan daya dari penggerak ke impeler dengan cara berputar (harus tahan terhadap
moment bengkok dan moment puntir).

11. Shaft Sleeve.


Berfungsi untuk :
- Melindungi poros terhadap erosi dan keausan
- Jarak antara impeler dengan lainnya.

12. Impeller.
Berfungsi untuk menaikkan energi kecepatan cairan (karena perbedaan jari jari sisi inlet dan
outlet).

13. Bearing
Berfungsi untuk mendukung poros dan beban yang ada dan untuk memperkecil gesekan.

14. Balance Pressure.


Berfungsi untuk memperkecil gaya axial saat pompa beroperasi.
Dapat berupa balancing hole, balancing pipe, vane out, balancing disc dan drum.

15. Nozzle inlet dan outlet


Berfungsi untuk menghubungkan pompa dengan instalasi pipa suction dan discharge.
Adapun spesifikasi material untuk konstruksi pompa dapat ditunjukkan seperti tabel berikut ini.

Table materials
are for general use,
specific service experience
is preferred when available

Kelebihan dan Kelemahan Pompa Centrifugal


1. Kelebihan :
- Aliran discharge uniform dan kontinyu.
- Dipasaran tersedia range kapasitas dan tekanan dari kecil sampai
besar.
- Kapasitas dan tekanan mudah diatur (dengan discharge valve atau
putaran).
- Efisiensi overall tinggi (dibanding pompa torak).
- Dapat langsung dihubungkan dengan unit penggerak.
- Biaya pemeliharaan rendah (dibanding pompa torak).
2. Kelemahan :
- Peka terhadap karakteristik/sifat cairan yang dipompa
- Kurang cocok untuk cairan yang kental dan mengandung partikel
abrasiv.
- Diperlukan ketelitian dalam pemasangan.
- Biaya awal tinggi.

Parameter Unjuk Kerja Pompa Centrifugal


Parameter yang sangat terkait dengan
instalasi sistim perpompaan pada pompa
centrifugal terdiri dari :
- Kapasitas
- Head
- Efisiensi
- Daya
Parameter tersebut dapat dihitung dengan
persamaan /
rumus sebagai berikut :

Parameter Unjuk Kerja Pompa Pada Sistim Perpompaan


Pa/Po
Pa/Po

Zd
Pd

Zsd
Y

Zsl

Zt

Ps

Pa

Zsl : Tinggi hisap statis (Satis suction lift)


Zsd : Tinggi hisap dinamis (Statis suction
head)
Zd : Tinggi tekanan statis (Static discharge
head)
Zt : Tinggi total statis (Total static head)
Pa : Tekanan udara

Pd
Ps

Y
Po

: Tekanan Monometer Discharge


( Discharge Pressure Gauge)
: Tekanan Monometer Suction
(Suction
pressure gauge)
: Beda Tinggi antara Pd dan Ps
: Tekanan dalam bejana tertutup

Kapasitas
Kapasitas pompa adalah sejumlah volume cairan yang dihasilkan
pompa secara
kontinyu dalam tiap satuan waktu.
Kapasitas yang dihasilkan pompa biasanya direncanakan sesuai
kebutuhan
operasi atau dapat dihitung berdasarkan instalasi perpipaan pada sisi
hisap

Q sisi
tekan
ds .Vs(discharge),
dd .Vd , m
/ det berikut :
(suction) atau
sebagai

Keterangan :
Q =
ds =
Vs =
dd =
Vd =

Kapsitas pompa, m3/det


Garis tengah bagian dalam pipa suction, m
Kecepatan asino pada pipa suction, m/det
Garis tengah bagian dalam pipa discharge, m
Kecepatan cairan pada pipa discharge, m/det.

Head
Head adalah energi setiap satuan berat dengan unit satuan panjang.
Sedang yang dimaksud head sistim perpompaan adalah head total yaitu
selisih head pada sisi discharge dan sisi suction yang terdiri dari :
Head tekanan (P/), m
Head kecepatan (V2/2g),m
Head potensial (Z), m
Head rugi-rugi akibat gesekan cairan dengan media sepanjang
pengaliran.
Head total sistim perpompaan dinyatakan dengan satuan tinggi kolom
cairan dan dapat dihitung berdasarkan persamaan energi aliran, sebagai
berikut :

Head
1. Head Suction (Hs)

Ps Pa
Vs 2
Hs

Zs hls
,m

2
g

2. Head Discharge (Hd)

Pd Pa
Vd 2
Hd

Zd hld
,m

2g
3. Head Total Sistim Perpompaan (H)

Vd 2 Vs 2
H ( Hd Hs ) Y (
), m
2g
Pd Ps
Vd 2 Vs 2
H (
)Y (
),m

2g

Head Loss (hl)


Adalah kerugian head pada pipa, fitting dan valve
hl = hlp + hlf
Dimana :

Atau

Le V 2
hl = f
, m
D 2g

L V2
hlp = f .
, m
.
D 2g

Dimana

f = faktor gesekan

Lef = Panjang diekivalent

Untuk aliran laminair (Rn 4000), f = 64/Rn


Untuk aliran turbulan f = fungsi Rn dan (L-5)
Rn = Angka Reynold
= .V . D , = Viscositas (L 2), poise

= Kekasaran relatip permukaan dalam pipa(L-4)


= e/D

hlf = n . k. V

/ 2g , k = faktor gesekan (L 6)

Le = L + Lef, m
fitting, valve (L 8)

Head
ads y

c
p
te a
o
mn
mp
yg
ab
a
n
s te ms e

a
gn
dg
ta
ip u
u
e
h
baga

n
e
r s
a
oe
d
l s
y
hu
a
ba
n
e
ifu n g s ik a

id
g
r e
dn
ib
ag
a
s a
n
p a s ita s

n
g
r k
eb
ita u
n tu h

an,

Berdasarkan head system tersebut, dapat dirancangbangun konstruksi pompa


sesuai kebutuhan termasuk daya pompa.

h ire
td
s a
yn
d
s

Pada rancangbangun pompa, head sistim yang diperoleh dari hasil perhitungan
instalasi sama dengan head pompa atau head yang dibangkitkan pompa.

ju k a n h e

Q (m3/det)

te
mp
dm
ed
n
aa
g
,h p
a
ea
n

H-Q pompa

ime n u n

(m)

ib a wa h in

Titik operasi pada efisiensi terbaik

ra k
na
gn
in
bh
s
ta e
la
n a
gd
s
is
ua
s
ny
ma
ps
o
da
yapom pa.

Ga m b a r d

H-Q sistim

ae
P
p
B
d rm
o
a d
r a
h
p
itu s
.n a
c
g
te r m a s u k

Gambar dibawah ini menunjukan head sistim sebagai fungsi kapasitas.

Efisiensi over all


Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang berguna dengan daya yang
diberikan.
Efisiensi over all pompa terdiri dari efisiensi volumetrik, efisiensi hidrolik,
dan efisiensi mekanik, ditentukan berdasarkan dibawah ini
Tabel 4.2
3

A=

Qsl.n
1000

op

Multi Stage
5

7,5

10

12,5

15

25

35

50

0,60

0,68

0,725

0,75

0,77

0,80

0,82

0,84

Tabel 4.3

A=

Qsl.n
1000

op

Qsl
n

Single Stage
5

10

15

20

30

40

50

0,60

0,68

0,725

0,75

0,77

0,80

0,82

= Kapasitas (liter / detik)


= Putaran / menit

Daya
3. D a y a.
Daya adalah kerja setiap satuan waktu dengan unit satuan Kg.m/det, HP dan kW.
Pada instalasi perpompaan ada 3(tiga) daya yaitu :
- Daya Hydrolic (cairan) (Nh)
- Daya Pompa (Np)
- Daya Penggerak (Nd)

a. Daya Hydrolic (Cairan).


Daya hydrolik adalah daya yang dipunyai oleh cairan dapat dihitung sebagai
berikut :

Nh

QxHx
, HP
75

b. Daya Pompa (Np).


Daya pompa adalah daya poros yang diberikan pada cairan dihitung sebagai
berikut : Nh
QxHx

Np

op

75 x op

, HP

op = Efisiensi pompa

c. Daya Penggerak (Nd).


Daya penggerak adalah daya poros penggerak yang diberikan pada poros
pompa dihitung
Np
sebagai
: , HP
Ndberikut

trans

trans.= Efisiensi transmisi (%)

Net Positive Suction Head (NPSH)


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah head netto pada flange sisi masuk
suatu pompa centrifugal, setelah head positive yang menyebabkan cairan masuk
kedalam pompa dikurangi semua head negative termasuk tekanan penguapan
cairan yang menghalangi masuknya cairan tersebut.
Pengaruh terbesar pada NPSH adalah tekanan penguapan cairan (Pv) akibat
perubahan suhu.
NPSH ada dua macam, yaitu :
NPSHa
NPSHr

* Net Positive Suction Head Available (NPSHa)

Adalah NPSH yang diperoleh berdasarkan perhitungan instalasi dan kondisi sisi
isap (suction) yang ada di lapangan.
NPSHa secara matematik dihitung dengan rumus :

Ps Pv
NPSHa (
), m

Pa Pv
Vs 2
NPSHa (
) Zsl hls
,m
atau

2g

Dimana
Pv = tekanan penguapan cairan, kg/m2 abs.
- = untuk level cairan dibawah pompa

Net Positive Suction Head (NPSH)


* Net Positive Suction Head Requirement (NPSHr)
NPSHr adalah NPSH yang diperlukan atau NPSH yang dipunyai pompa
berdasarkan rancang bangun dan test yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Nilai NPSHr pada umumnya tertera di name plate atau data spesifikasi pompa.
Pelaksanaan test NPSHr dilakukan dengan cara :
- Menempatkan pompa pada ketinggian tertentu diatas permukaan cairan
(biasanya air).
- Pompa distart dengan kapasitas minimum, kemudian air ditambah secara
bertahap sehngga jarak pompa dengan permukaan air semakin dekat, sambil
dilakukan pengukuran meliputi :
> kapasitas (Q)
> tinggi angkat statis (Zsl)
> kerugian head (hls)
> kecepatan rata-rata cairan (Vs)

Net Positive Suction Head (NPSH)

Berdasarkan persamaan NPSHa untuk NPSHr dihitung sebagai


berikut :

Pa Pv
Vs 2
Zsl hls
NPSHr
,m

2g

- Untuk Zsl semakin dekat pompa maka hls semakin kecil, NPSHr
semakinbesar dan kapasitas (Q) semakin besar pula.
- Dengan demikian semakin besar kapasitas (Q) maka NPSHr
semakin, besar, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan kedua NPSH yaitu NPSHa dan NPSHr dapat disimpulkan
bahwa pompa akan beroperasi dengan baik bila dalam pemilihan /
rancang bangun memenuhi persyaratan dimana NPSHa > NPSHr.

Dalam rancangbangun/pemilihan pompa centrifugal berdasarkan grafik unjuk


kerja maka, agar pompa dapat beroperasi baik / stabil harga NPSHa > NPSHr.

NPSHr

NPSH
m

Daerah operasi stabil

Kritis

Operasi tidak
stabil
NPSHa

Q (m3/jam)
Grafik NPSHa & NPSHr sebagai fungsi Q

K A V I T A S I
Kavitasi adalah suatu proses mulai terjadinya gelembung uap / gas
didalam pipa suction hingga gelembung gas tersebut pecah saat
menumbuk impeler.
Secara umum kavitasi dimulai bila Ps = Pv untuk itu didalam sistim
perpompaan hal tersebut selalu dihindari dan diharuskan Ps > Pv.
1. Akibat dari terjadinya kavitasi adalah :
- Performance / unjuk kerja pompa menurun
- Rusak / cacatnya impeler
- Suara / operasi pompa berisik
- Getaran yang terjadi semakin tinggi
2. Penyebab terjadinya lavitasi :
- Naiknya suhu perpompaan sehingga PV > PS
- Head loss pada pipa suction terlalu besar, sehingga Ps < Pv
- Strainer / Filter tersumbat kotoran
- Putaran pompa lebih tinggi dari putaran desainnya, sehingga
kapasitas makin besar dan kecepatan cairan dalam static /
rotary part melebihi batas ijin sehingga cairan berubah phase

K A V I T A S I
3. Langkah langkah untuk memperkecil terjadinya kavitasi :
- Sisitim perpipaan suction harus dibuat stream line, hindarkan
belokan tajam dan elemen yang menghambat aliran.
- Usahakan aliran pada saat masuk impeler, smooth pada sisi ujung
pipa suction, hindarkan terjadinya vortex dan flow separation.
- Untuk suction dalam bejana bertekanan, usahakan minimum level
jauh diatas ujung pipa suction
- Mengarahkan cairan masuk pompa / impeler dengan guide vane,.
umumnya dipasang pada nozzle sisi suction terutama untuk overhung
impeller.
Dalam praktek supaya pompa dapat beroperasi dengan baik maka
langkah yang sering dilakukan adalah :
- Meletakkan pompa sedekat mungkin dengan permukaan cairan untuk
suction lift
- Meletakan pompa dibawah level cairan dengan sistim suction head
- Mengusahakan suhu perpompaan konstan, sehingga Pv tetap (tidak
berubah)
- Memilih pompa yang akan digunakan memiliki NPSHr sekecil mungkin
pada rate kapasitas operasi yang telah ditentukan.

Dalam Praktek / Actual


Meletakkan pompa sedekat mungkin dengan carian untuk sistim
suction lift
Zsl = 0,75 Zp dimana Zp = kemampuan angkat pompa, m

Pa Pv
Vs 2
hls
Zp
NPSHr , m

2g

Usahakan sistim suction head


Suhu perpompaan relatif konstan (PV tidak berubah)
Memilih pompa dengan NPSHr sekecil mungkin pada kapasitas
operasi dan pada efisiensi maksimum

Karakteristik Unjuk Kerja


Dalam praktek karakteristik pompa
centrifugal ada 3 jenis yaitu :
1. Karakteristik Utama
2. Karakteristik Sesungguhnya/Actual
3. Karakteristik Universal (Iso Efisiensi)

1. Karakteristik Utama
Hubungan antara head (H), kapasitas (Q), daya (N) dan efisiensi
overall ( op ) untuk putaran (n) yang bervariasi
Gambar
Karakteristik Utama

Titik operasi terbaik pada


(operating point) :
Putaran (n) = 1175 rpm
Efisiensi ( ) = 80%
Head (H)
= 30 MH20
Kapasitas (Q) = 6000 ltr/menit
Daya (N)
= 50 HP

Dalam hal ini berlaku hubungan :


Q = Q (n/n), H = H (n/n)2, N = N (n/n)3

2. Karakteristik
sesungguhnya
Hubungan antara head (H), daya (N) dan efisiensi overall

( op ) untuk
kapasitas (Q) yang bervariasi dengan diameter luar impeler (D2) dan
putaran (n) yang konstan.
Gambar
Karakteristik sesungguhnya
Dari Karakteristik diperoleh titik
operasi pompa terbaik pada :
Kapasitas (Q) = 58 ltr/detik
Head (H)
= 40 m H20
Daya (N)
= 40 HP
Efisiensi ( )
=78%
Putaran (n)
= 1450 rpm (konstan)

Dalam hal ini berlaku hubungan :


Dalam hal ini berlaku hubungan
Q = Q(D2/D2), H = H (D2/D2)2, N = N 2(D2/D2)3
3
Q = Q (D
2/D2), H = H (D2/D2) , N = N (D2/D2)

3. Karakteristik
Universal

Hubungan antara Head (H) dan


Kapasitas (Q), untuk berbagai
putaran (n) atau berbagai ukuran
garis tengah luar impeler (D2) pada
efisiensi yang sama (ISO Efisiensi)

Gambar
Karakteristik Universal

PTK AKAMIGAS - STEM

Karakteristik Unjuk Kerja


Berdasarkan karakteristik, maka didalam pemilihan dan
pengoperasian pompa centrifugal akan diperoleh beberapa
keuntungan :
1. Benar-benar tahu apakah pompa yang dipilih sudah
tepat atau cara pengoperasian sudah benar.
2. Bisa dipergunakan untuk menganalisa sewaktu pompa
mengalami kelainan-kelainan dalam operasinya.
3. Bisa diketahui dengan pasti perubahan yang terjadi bila
merubah besar-besaran lain pompa tersebut.
Contoh Karakteristik Unjuk Kerja Pompa Centrifugal Multi Impeller
sebagai berikut :

Contoh 1
AMA 100 40 KSB

= 1 kg / dm3

Contoh 2
Chemiekreiselpump
e CGA 150 - 400
Nach DIN 24256

= 1 kg / dm3

Contoh 3
Chemiekreiselpumpe
CGA 80 - 200
Nach DIN 24256

PEMILIHAN POMPA BERDASARKAN


KARAKTERISTIK UNJUK KERJA
POMPA AIR PENDINGIN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Parameter

Hasil
Perhitungan

AMA 100-40
KSB

CGA
150-400

Kapasitas (m3/jam)
Head
(m)
Efisiensi (%)
Daya
(kW)
NPSHa
(m)
Putaran (rpm)
Diameter luar
Impeller (mm)

110
52
60
26,5
3,5
1450

110
55
61
28
2r
1450
399

110
57
47
37
1.8 r
1470
405

CGA
80-200
110
57
70
24
3.5 r
2900
210

Berdasarkan 3 (tiga) jenis pompa dari penawaran yang masuk secara teknis mana yang
memenuhi kreteria untuk dipilih bila dibandingkan hasil perhitungan di lapangan

Spesifikasi Pompa Centrifugal

6m
3m

Spesifikasi Pompa Centrifugal

Karakteristik Pompa Centrifugal

Pengaturan Kapasitas Pompa


Dalam praktek sering terjadi perubahan unjuk kerja pompa
akibat perubahan kapasitas operasi.
Perubahan kapasitas dapat menyebabkan turunnya unjuk kerja
bila berlangsung lama pompa dapat rusak.
Pengaturan kapasitas ada dua cara / metoda

1. Metoda Kwantitatip (Putaran Pompa Tetap)


- Mengatur Discharge Valve
- Mengatur Suction Valve
- Memasang sistem by pass
2. Metoda Kwalitatip (Putaran Penggerak Variasi)
- Mengatur putaran pompa

1. Metode Kwantitatif.
Kelebihan dan kelemahan :

a.

Mengatur discharge valve


+ Pelaksanaan sederhana
+ Tekanan suction relatip tetap (tidak cenderung kavitasi)
- Tekanan delivery turun

b. Mengatur suction valve


+ Tekanan discharge relatif tetap
- Cenderung terjadi kavitasi
c.

Mengatur sistim by pass


+ Tekanan suction dan discharge tetap
- Efisiensi volumetris turun secara cepat
- Pemakaian enersi berlebih

d. Mengatur putaran
+ Untuk penggerak dengan putaran variasi
- Untuk pompa proses sulit di lakukan

2. Metoda Kwalitatif
Pengaturan Head dan kapasitas dengan cara merubah putaran, untuk hal ini
maka digunakan penggerak yang putarannya dapat dirubah-rubah atau
variabel speed :
Contoh :
- Motor bakar
- Motor listrik dengan variabel speed regulator
Cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan :
+
Lebih sederhana
Peralatan yang diperlukan sangat komplek
Head dan kapasitas akan berubah secara keseluruhan.
n naik
H & Q naik
n turun H & Q turun, (sulit dilakukan untuk pompa proses)
Dalam hal tertentu metode kwalitatip sangat tepat digunakan seperti pada
pompa-pompa unit pemadam kebakaran yang harus movable (mobil unit),
sehingga akan mempermudah sistim operasional yang dapat disesuaikan
dengan tempat lokasi yang harus dipadamkan

Karakteristik Pipe Line


Karakteristik pipe line atau karakteristik head kapasitas sistem perpipaan.
Hpl = Hpls + Hpld, dimana : Hpls = head loss karena beda level (statis)
Hpld = head loss karena gesekan cairan
dengan pipa (dinamis)

H-Q system

H
Hpls

hld
Hpld
Pompa

Hpl=Hpld
Hpl

Hpls

hls

Gambar Karakteristik Pipe Line

Karakteristik Operasi
1. Single Operasi

n
n1 n >
2 2
n1

D2
D D >
2
2
D2

Putaran pompa berubah Diameter luar impeller b

1
2

1
4

Full open

u2
Q

u2 >
u1

Dynamic head
loss
Static head
loss

Viscositas cairan berubah Discharge valve diatu

H-Q
system

Beda static
head
Q
Level cairan (outlet) berubah

Discharge valve throttle

H-Q system

Beda static
head
Q
Level cairan (outlet) berubah dan valve discharge di throttle

Sistem Operasi
1. Operasi Seri
Pompa disusun secara seri dengan tujuan menaikkan head.
Syarat utama adalah Qp1 = Qp2

H
HB

B
D

HD

HA

Pompa seri HB=2 HA pada Q1


HD=2 HC pada Q2

HC

P1 = P2
Q1

Q2

2. Operasi Paralel
Pompa disusun secara paralel dengan tujuan untuk memperbesar
kapasitas.
Syarat utama adalah pressure delivery, Pd1 = Pd2

H
A

Pompa paralel
QB =paralel
2 QA
Pompa

P1 = P 2

QD = 2 QC
QA

QC

QB

QD

Kehandalan operasi pompa centrifugal (Pump Reliability)

Pada operasi sesungguhnya potensi tersebut tidak dapat


dihindarkan, bila empat tahap sebagai berikut tidak dipenuhi :
Pemilihan pompa yang sesuai
Instalasi pemasangan yang benar
Pengoperasian yang tepat
Pemeliharaan dan perbaikan tepat pada waktunya

Untuk itu perlu perhatian yang serius agar kehandalan operasi


dapat dipertahan - kan dan biaya operasi pompa sendiri lebih
efisien, meliputi :
Biaya awal untuk komponen utama
Biaya instalasi
Biaya operasi dan
Biaya pemeliharaan

Didalam process plant biaya tersebut menjadi penting karena


akan berkaitan secara langsung dengan harga jual produk.

Kehandalan operasi pompa centrifugal (Pump Reliability)

Pump Curve Sensitivity For


Pump Reliability

Kehandalan operasi pompa centrifugal (Pump Reliability)

Cara Pengoperasian Pompa Centrifugal


Semua ketentuan dan aturan mengoperasikan pompa, dapat mengikuti petunjuk dari Pabrik
pembuat, atau disusun sendiri disesuaikan dengan kondisi operasi unit atau plant yang ada
sebagai Standard Operating Procedure (SOP)

Persiapan

Periksa dan yakinkan pompa, penggerak dan instalasi dalam keadaan baik, tidak terdapat
benda / material yang dapat mengganggu operasi, terutama pada pompa yang selesai
diperbaharui
- Periksa pelumas dan sistim pelumasan
- Periksa pendingin dan sistim pendinginan
- Periksa sistim penunjang yang lain

Start
-- Buka suction valve dalam posisi terbuka penuh
- Jalankan unit penggerask, bila dengan rpm yang variable mulailah dengan rpm rendah
kemudian dinaikkan secara bertahap sampai rpm normal.
- Untuk beberapa saat amati bagian bagian yang kritis.
- Bila terjadi hal yang mencurigakan segera turunkan rpm atau matikan unit penggerak
kemudian periksa ulang dan lakukan tindakan perbaikan seperlunya.

Cara Pengoperasian Pompa Centrifugal

Pengamatan selama
- Amati kondisi operasi (tekanan, flow rate, temperature cairan dan rpm
operasi
penggerak)

- Cek pelumas dan sistim pelumasan


- Cek pendingin dan sistim pendinginan
- Cek getaran baik pompa dan unit penggerak
Lakukan hal tersebut secara periodik dan dicatat pada buku laporan operasi
harian

Stop
- Tutup discharge calve perlahan lahan
- Stop / matikan unit penggerak, bila rpm variabel turunkan secara bertahap

sampai dengan stop


Tutup suction valve
Tutup saluran pelumas dan pendingin
Buka drain valve (bila menggunakan mesin penggerak turbin uap)
Periksa baut baut pengikat dan seluruh sambungan bila diperlukan
Bersihkan lingkungan / area / lokasi dari material dan alat alat bantu
terutama untuk pompa yang selesai test run.

Trouble Shooting Pompa Centrifugal


No

Trouble Shouting

Pompa gagal untuk start

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Motor tidak berputar

1. Periksa sistim kelistrikan dan


perbaiki

2. Beban terlalu berat

1. Lepas kopling dan putar pompa


dengan tangan

3. Pengencangan gland
packing berlebihan

1. Periksa dan set ulang

4. Bearing rusak

1. Periksa dan ganti

5. Poros / shaft bengkok


terjadi kontak pada bagian
yang berputar

1. Periksa dan ganti

6. Terdapat benda / kotoran


dalam pompa

1.

Periksa dan bersihkan

Trouble Shooting Pompa Centrifugal


No
2

Trouble Shouting
Pompa tidak
menghasilkan
kapasitas dan tekanan
yang sesuai

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Arah putaran motor


terbalik

1. Periksa sistim kelistrikan dan


perbaiki

2. Putaran motor rendah

1. Periksa sistim kelistrikan dan


tukar phasa

3. Strainer banyak kotoran /


tersumbat

1. Periksa tekanan suction dan


bersihkan

4. Discharge valve tertutup


sebagian

1. Periksa tekanan, discharge


dan set ulang

5. Level cairan sisi suction


terlalu rendah

1. Periksa dan set ulang

6. Terjadi kavitasi

1.

Periksa dan set ulang


(suhu cairan)

Trouble Shooting Pompa Centrifugal


No
3

Trouble Shouting
Kebocoran cairan
lewat gland packing
berlebihan

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Penekan gland packing


kendor

1. Periksa dan set ulang

2. Shaft sleeve aus

1. Periksa dan perbaiki / ganti

3. Tekanan stuffing box


sangat tinggi

1. Periksa tekanan discharge


dan set ulang

4. Packing aus / rusak

1.

Periksa dan ganti

Trouble Shootin Pompa Centrifugal


No

Trouble Shouting

4.

Kebocoran cairan lewat


mechanical seal

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Tekanan stuffing box


sangat tinggi

1. Periksa tekanan discharge


dan set ulang

2. Mechanical seal rusak

1. Periksa keausan permukaan


kontak dan ganti
2.

Periksa rubber seal dan


ganti

Trouble Shooting Pompa Centrifugal


No
5

Trouble Shouting
Temperatur bearing
tinggi

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Pelumas / greas kurang /


out of spec

1. Periksa, tambah atau ganti

2. Miss alignment, Impeller


unbalance

1. Periksa dan set ulang

3. Beban thrust berlebihan

1.

Periksa dan set ulang

2. Periksa tekanan discharge


dan set ulang
4. Bearing rusak

1.

Periksa dan ganti sesuai


nomor seri

Trouble Shooting Pompa Centrifugal


No
6

Trouble Shouting
Vibrasi cenderung
tinggi

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Miss alignment

1. Periksa kopling dan set ulang

2. Impeller unbalance

1. Periksa dan set ulang

3. Bearing aus / rusak

1. Periksa dan ganti

4. Baut pondasi kendor

1. Periksa dan set ulang

5. Kavitasi

1. Periksa suhu cairan dan set


ulang
2. Periksa tekanan suction dan
set level cairan

6. Stress berlebihan pada


perpipaan

1. Periksa dan set ulang

Trouble Shooting Pompa Centrifugal


No
7

Trouble Shouting
Arus motor berlebih

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Putaran motor terbalik

1. Periksa sistim kelistrikan dan


perbaiki

2. Kapasitas pompa
berlebihan

1. Periksa tekanan discharge


dan flow meter, serta set
ulang pada rating operasi

3. Bearing motor aus /


rusak

1. Periksa dan ganti

4. Setting arus terlalu besar


/ tinggi

1. Periksa dan set ulang

Pemeliharaan Pompa Centrifugal


Pemeriksaan pendahuluan

Pemeriksaan pendahuluan dimaksudkan untuk memeriksa


pompa yang baru selesai dipasang atau pompa yang sudah
lama tidak dioperasikan, terlebih dahulu dilaksanakan
pemeriksaan pendahuluan.
Prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut :
- Pemeriksaan bagian hisap
- Pemeriksaan sistem kelistrikan
- Pemeriksaan kelurusan poros (alignment)
- Pemeriksaan minyak pelumas dan sistem pelumasan
- Pemeriksaan poros
- Pemeriksaan pipa alat pembantu
- Pemeriksaan priming
- Pemeriksaan temperatur awal
- Pemeriksaan arah putaran
- Pemeriksaan discharge valve

Pemeliharaan Pompa Centrifugal


Pemeriksaan dan pencatatan kondisi
operasi
Pemeriksaan dan pencatatan kondisi operasi dilakukan dalam keadaan
pompa telah beroperasi secara normal, hal ini dilakukan secara
periodik setiap hari selama pompa beroperasi.
Pemeriksaan dan pencatatan kondisi operasi meliputi :
- Pemeriksaan dan pencatatan tekanan suction dan tekanan
discharge.
-

Pemeriksaan dan pencatatan kebocoran melalui stuffing box.

Pemeriksaan dan pencatatan ampere, voltage bila penggerak motor


listrik

- Pemeriksaan dan pencatatan temperatur bearing, kondisi dan


jumlah

pelumas serta sistem pelumasan


- Bila ada ketidak sesuaian segera dianalisa dan diambil tindakan
langkah perbaikan

Pemeliharaan Pompa Centrifugal


Pelaksanaan pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan didasarkan atas petunjuk operasi dan
pemeliharaan dari pabrik pembuat atau berdasarkan SOP yang
dibuat sendiri sesuai dengan operasi unit atau plant.
Pemeliharaan
- Memeriksa
- Memeriksa
- Memeriksa
- Memeriksa
- Memeriksa

Harian :
tekanan suction dan tekanan discharge.
kebocoran stuffing box
arus listrik
kondisi dan sistem pelumasan
vibrasi

Pemeliharaan Bulanan :
- Memeriksa temperatur bearing
- Memeriksa kelurusan poros (alignment)

Pemeliharaan Pompa Centrifugal


Pelaksanaan pemeliharaan
Pemeliharaan tiga bulanan :
- Periksa pelumas
- Bersihkan rumah bantalan
- Penggantian minyak pelumas
Pemeliharaan enam bulanan :
- Memeriksa packing
- Mengatur gland packing
- Memeriksa mechanical seal
- Memeriksa kelurusan poros
Pemeliharaan Tahunan
- Memeriksa tingkat keausan
- Memeriksa tingkat korosi
- Memeriksa kondisi valve (suction &
discharge)
- Memeriksa kelurusan poros
- Memeriksa tahanan isolasi motor
Overhaul

KOMPRESSO
R

Dasar Pengertian Kompresor


Kompresor adalah peralatan yang digunakan untuk
menaikan tekanan dari fluida yang kompresibel
(dapat dimampatkan) seperti udara dan gas.
Kenaikan tekanan udara / gas yang dihasilkan
kompresor disebabkan adanya proses pemampatan
yang dapat berlangsung secara intermittent
(berselang) dan kontinyu.
Kompresor dapat beroperasi dengan tekanan masuk
dibawah atmosfer (vakum) sampai dengan tekanan
tinggi (positif) diatas atmosfer, sedangkan tekanan
keluar memiliki tingkatan dari tekanan atmosfir
sampai dengan tekanan tinggi diatas sepuluh ribu
pound per inchi kwadrat.

Dasar Pengertian Kompresor


Kompresor secara umum digunakan untuk keperluan proses, transmisi
dan
distribusi udara / gas pada pabrik petrokimia, produksi migas, pengolahan migas
dan lain lain.
Pada industri migas khususnya hasil akhir kompresor dapat berupa :
* Udara

bertekanan yang dimanfaatkan untuk :


Penggerak instrumentasi (pneumatic)
Penggerak power tool
Keperluan proses pembuatan oxygen dan nitrogen

* Gas bertekanan yang dimanfaatkan untuk :


Injeksi sumur minyak

Keperluan proses pembuatan hydrogen, LPG, LNG dan CNG

Bahan bakar industri dan rumah tangga


Dipasaran terdapat berbagai kompresor dan penggerak yang berbeda beda,
jenis penggerak yang umum digunakan adalah :
Motor listrik
Motor bakar torak : Motor gas, Motor bensin dan Motor diesel
Turbin : Turbin uap dan Turbin gas

Klasifikasi Kompresor

Berdasarkan cara pemampatan dan aliran terhadap udara/gas dalam kompresor


dapat diklasifikasikan menjadi dua group :
1. Pemampatan dan aliran intermittent (berselang) :
Adalah pemampatan dan aliran terhadap udara/gas yang masuk sampai keluar
kompresor dilakukan secara periodik. Group kompresor ini sering disebut
Positive Displacement Compressor ( Kompresor Pemindah Positip).
Kompresor pemindah positip ada dua kelompok :
* Reciprocating Compressor ( Kompresor Gerak Translasi / bolak balik)
jenisnya :
- Piston Compressor ( Kompresor Torak ).
* Rotary Compressor ( Kompresor Gerak Berputar ) jenisnya :
- Sliding Vane, Liquid Liner, Helical Lobe/Screw dan Straight Lobe.
2. Pemampatan dan aliran kontinyu :
Adalah pemampatan dan aliran terhadap udara/gas yang masuk sampai keluar
kompresor dilakukan secara kontinyu/terus menerus. Ada dua kelompok :
* Dynamic Compressor ( Kompresor Dinamik ) jenisnya :
- Axial Flow, Radial Flow dan Mixed Flow
* Ejector

Klasifikasi Kompresor
Compressors

Intermittent
Flow

Continuous
Flow

Positive
Displacement

Dynamic

Reciprocating

Mechanical
Piston

Rotary

Sliding Vane
Liquid Liner
Helical Lobe
Straight Lobe

Radial Flow
(Centrifugal)

Ejector

Mixed Flow

Axial Flow

Pemilihan Kompresor
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan :
-

Kapasitas
Kondisi operasi (tekanan dan temperatur)
Jenis gas
Daya
Putaran per menit
Sistim penyekat kebocoran
Sistim pelumasan
Kemudahan servis / perawatan
Biaya / harga

Untuk mempermudah pemilihan, dibuat beberapa petunjuk


sederhana yang dikeluarkan oleh GPSA (Gas Processing Supplier
Association) berdasarakan data dari pabrikan yang sudah
terdaftar
pada Lembaga /Assosiasi tertentu (API).

KOMPRESOR UDARA

Gambar
Grafik Kapasitas Tekanan
Discharge untuk
Kompressor Udara

Table Air Compressor Range of Selection

Kompresor Gas
Psig

Inlet capacity, acfm

Gambar 3.1 Grafik Kapasitas - Tekanan


Discharge untuk Kompresor Gas

emilihan Type Kompresor Gas berdasarkan Daya dan T


Compressor Type

Approx. Maximum Power


BHP
kW

Approx. Max. Press.


Psig
kPag

Reciprocating

Over

100,000

690,000

Vane Type Rotary

(Twin Unit)

640

400

2,760

Helical Lobe Rotary

6,000

4,475

250

1,725

Centrifugal Dynamic

Over

35,000

26,000

5,000

37,920

Axial Flow Dynamic

Over

100,000

74,000

500

3,450

12,000 8,950

860

Jenis Casing Kompresor Centrifugal


berdasarkan Kapasitas, Tekanan dan Daya
Casing Type

Pressure
Psig

kPa

Capacity
cfm
m3/min

Power
BHP

kW

69

20,000

566

600*

448

A. Sectionalized
Usually Multistage

10*

B. Horizontally Split
Single Stage
(Double Suction)
Multi Stage

15*

103

650,000

18,408

10,000

7,560

1,000

6,900

200,000

5,664

35,000

26,110

C. Vertically Split
Single Split
(Double Suction)
Overhung
Pipeline
Multistage

30
207
1,200 8,275
5,500 37,900

250,000
25,000
20,000

7,080
708
566

10,000
20,000
15,000

7,460
14,920
11,190

* Based on air at atmospheric intake condition

Refer. Page 60

Vertically Split Casing

Horizontal Split Casing

Pipe Line Casing

Modular Casing

Bagian bagian dalam kompresor radial multi stage

Tabel Penggunaan Kompresor

Pemilihan Penggerak
Pemilihan terhadap penggerak kompresor secara umum
Dipengaruhi 2(dua)faktor :
1. Kondisi teknik, meliputi :
* Keperluan dan penggunaan kompresor
* Sumber energi yang tersedia
* Hubungan antara penggerak dan kompresor
2. Pertimbangan ekonomi, meliputi :
* Harga awal penggerak
* Pemakaian bahan bakar atau biaya untuk power
* Biaya instalasi/pemasangan
* Dampak terhadap lingkungan

Pemilihan Penggerak

Gambar
Pemilihan
Penggerak
Kompresor
Berdasarkan
Rpm vs Inlet
Capacity

Table Common Compressor drivers

BCF-G

B - Belted

B-G

B-G

C- G

C- G

I-G

..

C-G

Table General Characteristics of compressor drivers

Kompresor Reciprocating

Cylinder Group

KOMPRESOR RECIPROCATING
Dasar Pengertian :
Kompresor reciprocating merupakan salah satu jenis positive
displacement compressor dengan prinsip kerja memampatkan
dan mengeluarkan udara / gas secara intermittent (berselang)
dari dalam silinder.
Elemen mekanik yang untuk memampatkan udara / gas
dinamakan piston atau torak.
Tekanan udara / gas yang keluar merupakan tekanan
discharge yang dihasilkan oleh kompresor reciprocating .

KOMPRESOR RECIPROCATING
Kompresor reciprocating terdiri dari susunan komponen
mekanik yang mentransmisikan gerakan bolak balik kepada
torak yang bergerak bebas didalam silinder.
Pergerakan torak dalam silinder saat langkah expansi dan
suction bersamaan dengan gerakan valve suction terbuka yang
menyebabkan sejumlah udara/gas masuk kedalam silinder.
Demikian pada gerakan torak sebaliknya pada langkah
kompresi dan discharge bersamaan valve discharge terbuka,
sehingga terjadi pengeluaran udara/gas dari dalam silinder.

KOMPRESOR RECIPROCATING
* Prinsip kerja.

Prinsip kerja kompresor reciprocating dinyatakan sebagai diagram indikator yang


menunjukan perubahan pergerakan torak, posisi valve suction/discharge dan
menggambarkan perubahan tekanan dan volume dalam silinder.
Pada akhir langkah discharge,
seluruh udara/gas telah dikeluarkan
oleh torak dan posisi torak berada
di TMA.
Tekanan dalam clearance space
sama dengan tekanan discharge dan
torak siap bergerak untuk langkah
berikutnya.
Gambar disamping menunjukan
tekanan didalam silinder dan posisi
torak di TMA pada titik A.

Torak pada TMA, tekanan discharge A bar.

KOMPRESOR RECIPROCATING

* Expansion :

Saat torak mulai bergerak ke


belakang, udara/gas didalam
clearance space diekspansikan.
Tekanan didalam silinder turun ,
valve suction terbuka.
Garis A-B pada diagram
menunjukan pergerakan torak
dan penurunan tekanan.
Pembukaan valve suction
ditunjukan oleh titik B pada akhir
langkah ekspansi.
Gambar disamping menunjukan
langkah ekspansi dari titik A ke B
bar.

Langkah ekspansi dari titik A ke B bar.

KOMPRESOR RECIPROCATING

* Suction :

Selanjutnya torak terus


bergerak ke belakang, dan
udara/gas masuk kedalam silinder.
Tekanan dalam silinder relatif
konstan.
Gambar diagram p-v
menunjukan torak bergerak pada
satu arah sampai TMB pada titik C.
Akhir langkah suction ditunjukan
pada titik C.
Langkah suction, air/gas masuk
kedalam silinder dari titik B ke C.

KOMPRESOR RECIPROCATING

* Compression :

Sesaat kemudian torak mulai


bergerak ke depan (berlawanan
arah), udara/gas dimampatkan
(compression) dimulai pada titik
C dimana kedua valve suction
dan discharge tertutup.
Volume udara/gas mengecil dan
tekanan bertambah sampai
sedikit diatas tekanan
discharge.
Kondisi ini disebut langkah
kompresi dan pada diagram
ditunjukan oleh titik D.

Langkah kompresi dari titik C ke D.

KOMPRESOR RECIPROCATING

* Discharge :

Kemudian torak meneruskan


langkah menekan udara/gas
keluar melewati valve discharge,
langkah tersebut dinamakan
langkah discharge.
Selama langkah discharge,
tekanan udara/gas didalam
silinder relatif konstan.
Gambar disamping menunjukan
langkah discharge dari titik D
keA.
Langkah discharge dari titik D ke A.

Prinsip
Kerja

Diagram P
- V
Discharge End

Expansion

Compression

Suction

Discharge

KOMPRESOR RECIPROCATING
Siklus komplit diagram p v dari kompresor reciprocating ditunjukan pada
gambar dibawah ini :

A B : expansion
B C : suction

C D :compression
D A : discharge

Siklus komplit diagram p-v kompresor reciprocating.

Klasifikasi Kompresor Reciprocating


Kompresor reciprocating dikelompokkan berdasarkan :
1. Unit penggerak

: motor listrik, motor bakar torak, turbin uap

2. Tekanan discharge

: rendah, menengah, tinggi

3. Kecepatan torak (Rpm)

: rendah, menengah, tinggi

4. Konstruksi :
- Jumlah silinder

: Simplex, duplex, triplex

- Kedudukan silinder

: Tegak, mendatar, V

- Jumlah tingkat

: Single stage, multi stage

- Sistim pendinginan

: Udara, air, kombinasi

- Sistim pelumasan

: Non lubricating, Lubricating

5. Metode Kerja

: Single Acting, Double Acting

Klasifikasi Kompresor Reciprocating


Kompresor reciprocating dikelompokan berdasarkan :
1. Penggerak :
- Motor listrik
- Motor bakar torak (motor gas, motor bensin dan motor diesel)
- Turbin uap
2. Tekanan discharge :
- Tekanan rendah
- Tekanan menengah
- Tekanan tinggi
3.

Kecepatan torak/rpm :
- Kecepatan rendah
- Kecepatan menengah
- Kecepatan tinggi

: 200

500 Psig
: 500

2500 Psig
: 2500 48000 Psig

: 360 : 450 : 500

450 rpm
500 rpm
1000 rpm

Klasifikasi Kompresor Reciprocating


4. Jumlah silinder :
- Satu silinder (simplex)
- Banyak silinder : dua silinder (duplex), tiga silinder (triplex) dalam
satu rangka tersusun secara paralel
5. Susunan silinder : Silinder tegak (in line), mendatar (horizontal), type V
6. Jumlah tingkat (stage) :
- Satu tingkat (single stage )

: digunakan satu silinder atau banyak


silinder tersusun secara paralel
- Banyak tingkat ( multi stage) : digunakan banyak silinder tersusun
secara seri biasanya melewati cooler

7. Sistim pendinginan : menggunakan udara, air dan kombinasi


8. Sistim pelumasan silinder : tanpa pelumasan (non lubricating) ring
torak dari carbon dan dengan pelumasan
digunakan lubricator mekanik setiap silinder

5.

nnnn

Klasifikasi Kompresor Reciprocating


9. Metoda/cara kerja kompresi :
- Kerja tunggal (single acting) :
Kompresor yang bekerja untuk suction dan discharge pada satu sisi
ujung silinder dengan dua kali gerakan torak atau satu putaran poros
engkol menghasilkan satu kali discharge.

Single acting compressor

Klasifikasi Kompresor Reciprocating


-

Kerja ganda (double acting) :


Kompresor yang bekerja untuk suction dan discharge pada
kedua sisi ujung silinder, dengan dua gerakan torak atau satu
putaran poros engkol menghasilkan dua kali discharge.

Back stroke

Forward stroke

Double acting compressor

Bagian Utama Kompresor Reciprocating


Keterangan :
1. Frame
2. Crank shaft
3. Cross head guide
4. Connecting rod
5. Cross head
6. Cylinder
7. Piston and piston ring
8. Piston rod
9. Stuffing box
10. Compressor valve
11. Suction line
12. Discharge line
13. Cylinder liner
14. Clearance gas
15. Water jacket
16. Front/Rear cylinder
cover
17. Fly wheel

bar Bagian utama kompresor reciprocating

Bagian utama dan fungsi


1.

Frame :
Frame atau base plate berfungsi untuk
mendukung bagian kompresor di
atas pondasi.

2.

CrankShaft :
Crankshaft atau poros engkol berfungsi
untuk merubah gerak berputar/rotasi
menjadi gerak lurus bolak balik (translasi)

3.

Cross head guide :


Cross head guide berfungsi untuk tempat
kedudukan dan pengarah gerakan cross
head.

4.

Connecting rod :
Connecting rod adalah batang yang
menghubungkan antara crankshaft dan
cross head.
Berfungsi untuk meneruskangerakan/gaya
dari crankshaft ke piston rod melalui cross head.

5.

Cross head :
Cross head bagian yang menghubungkan
antara connecting rod dan piston rod.

6.

Silinder :
Silinder berfungsi tempat kedudukan
silinder liner dan jacket air.

Bagian utama dan fungsi


7.

Piston dan piston ring :


a. Piston :
Sebagai elemen yang menangani udara/gas
pada
proses expansi, suction, kompresi dan discharge
berlangsung.
b. Piston ring , terdiri dari :
- Ring pelumas berfungsi untuk menyalurkan
/mendistribusikan minyak pelumas secara
merata pada permukaan silinder liner.
- Ring kompresi berfungsi untuk menahan
kebocoran udara/gas selama
proses kompresi berlangsung.

8.

Piston rod :
Piston rod adalah batang piston yang
menghubungkan antara piston dengan cross head.
Berfungsi untuk meneruskan gaya dari connecting
rod kepada piston.

9.

Stuffing box :
Stuffing box adalah tempat kedudukan carbon ring
(sebagai penyekat kebocoran)

10. Compressor valve :


Compressor valve berfungsi untuk mengatur
pemasukan dan pengeluaran udara/gas kedalam /
keluar silinder.

Bagian utama dan fungsi


11. Suction line :
Suction line berfungsi sebagai saluran masuk
silinder.
12. Discharge line :
Discharge line berfungsi sebagai saluran keluar
silinder.
13. Cylinder liner :
Cylinder liner berfungsi sebagai lintasan
gerakan piston selama proses expansi, suction,
kompresi dan discharge.

17

14. Clearance gas :


Clearance gas adalah ruangan celah pada
bagian head end dan crank end dalam silinder
yang berfungsi untuk ruang kompresi udara/gas.
15. Water jacket :
Water jacket adalah ruangan pada silinder
untuk
sirkulasi air sebagai pendingin .
16. Front and rear cylinder cover :
Adalah tutup silinder bagian head end (front
cover) dan bagian crank end (rear cover) yang
berfungsi untuk menahan udara/gas tidak
keluar silinder.
17. Fly wheel :
Fly wheel (roda gila) berfungsi untuk
menyimpan
(sementara) dan memberikan energi pada saat
proses suction dan discharge.

16
16

KOMPRESOR RECIPROCATING

Spesifikasi
Material API 61

Data Spesifikasi Kompresor Reciprocating

Gambar Kompresor Torak Simplex


Double Acting Dua Tingkat

Data Spesifikasi Kompresor Reciprocating

Keunggulan Dan Kelemahan


1. Keunggulan
Memiliki flexibelitas yang besar untuk range kapasitas

dan tekanan
Mampu beroperasi pada tekanan tinggi
Mampu menghandle volume yang kecil
Tidak sensitive terhadap perubahan komposisi gas dan
density

2. Kelemahan
Banyak mekanisme yang bergerak
-

Diperlukan perawatan yang intensive

Diagram P-V Kompresor Torak


1. Diagram P-V Simplex Single Acting
Keterangan :
A B : Expansion
B C : Suction
C D : Compression
D A : Discharge

Gambar Diagram P-V Simplex Single Acting

2. Diagram P-V Simplex Double Acting

head
end
PRESSURE

crank
end

Increasing
rod
diameter

start
compression

start compression
at head end

at crank end
VOLUME

Gambar Diagram P-V Simplex Double Acting

3. Diagram P-V Kompresor Torak Bertingkat

Press
ure

2nd
stage

energy
profit

1st
stage

volume
Gambar Diagram P-V Kompresor Multi Stage

Perbandingan Daya Kompresor 1 Stage dan 2


Stage
3
2

P2 = P 3

C1st

C2nd

Q2 > Q3
1

Single Stage
4

P
Psia

T1 = T3

Qc1 = Qc2
r = P2/P1 = P4/P1

Saving Energy
3

Two Stage

P
Psia

4
C2nd
3

C1st

Q, icfm

Q, icfm

Pengaturan Kapasitas Kompresor Torak


1. Metode Kualitatif
- Mengontrol putaran dimana putaran penggerak
variable
2. Metode Kuantitatif
- On off service dengan pressure switch
(kompresor
daya kecil)
- Mengontrol suction valve
- Mengontrol clearance pocket
- Menggunakan unloader valve
- Menggunakan by pass atau blow off control
dimana putaran penggerak tetap (konstan)

Mengontrol Putaran

T/E

Gambar Pengaturan kapasitas dengan mengontrol putaran

Mengontrol Suction Valve

Gambar Mengontrol suction valve dan perubahan diagram P-V

Mengontrol Clearance Pocket

Gambar Mengontrol clearance pocket dan perubahan diagram P-V

Menggunakan Suction Unloader Valve

1. diaphragm piston
2. damping arrangement
3. pin unloader
4. pressure plate
5. unloader pin springs
6. valve plate

Gambar Suction valve unloader

Menggunakan by pass atau blow off control

Cara Pengoperasian Kompresor Reciprocating


Pemeriksaan dan persiapan :
Periksa dan yakinkan unit pengerak, kompresor dan seluruh
instalasi telah terpasang dan tersambung dengan benar.
Periksa seluruh bagian dalam keadaan bersih tidak
terdapat alat kerja, benda/ material atau kotoran yang
tertinggal / terselip sehingga dapat mengganggu operasi
terutama untuk unit yang selesai direparasi / di overhaul.
Periksa pelumas (telah terisi) dan sistem pelumasan.
Periksa pendingin dan sistem pendingin.
Periksa bahan bakar dan sistem bahar bakar termasuk
sistem pembakaran (bila penggerak motor bakar gas /
diesel) atau turbin uap.
Periksa sistem kelistrikan (bila penggerak motor listrik).
Periksa sistem kontrol / emergency termasuk instrument
Buka discharge dan suction valve kompresor.
Untuk kompresor gas lakukan purging dengan N2 dan
buang ke atm/flare.
Periksa ulang dengan check list dan unit siap dioperasikan.

Cara Pengoperasian Kompresor Reciprocating


*

Starting :

Operasikan unit penggerak, bila unit penggerak


dengan putaran variabel, mulailah dengan putaran
rendah kemudian dinaikkan secara bertahap sampai
dengan putaran normal.

Atur kedudukan unloader valve (3 5 step) sesuai


dengan operasi yang diinginkan.

Atur speed control governor disesuaikan dengan


beban kompresor .

Untuk beberapa saat amati pada bagian-bagian yang


kritis sampai dicapai operasi normal yang stabil.

Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan, periksa dan


turunkan putaran mesin atau unit penggerak,
kemudian lakukan pemeriksaan ulang dan laksanakan
tindakan perbaikan seperlunya.

Cara Pengoperasian Kompresor Reciprocating

Selama operasi :
- Periksa kondisi operasi kompresor tekanan, temperatur
gas pada sisi inlet, antar stage dan outlet.
- Periksa tekanan dan temperatur pelumas.
Periksa tekanan dan temperatur pendingin /
water jaket.
-

Periksa putaran.

- Periksa tekanan udara instrument


-

Periksa sistem kelistrikan

Periksa vibrasi melalui vibrasi monitor bila ada

Perihal tersebut diatas dilakukan secara periodik dan


direkam serta dicetak pada data sheet sebagai bahan
laporan.

Cara Pengoperasian Kompresor Reciprocating


Stop :
Bila putaran penggerak variabel turunkan putaran
secara bertahap sampai dengan idle position hingga
stop.
Tutup suction dan discharge valve kompresor, buka by
pass valve.
Tutup / stop sistem pendingin.
Tutup / stop sistem bahan bakar.
Stop sistem pelumasan.
Drain air pendingin mesin.
Periksa seluruh bagian, bersihkan dari kotoran-kotoran
selama operasi, lakukan perbaikan bila diperlukan.
Usahakan unit dalam keadaan siap untuk dioperasikan
kembali.

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating
No
1

Trouble Shooting
Kapasitas rendah/turun

Penyebab
1. Putaran turun rendah
2. Plate valve suction
terganjal kotoran/putus

Tindakan yang
dilakukan
1. Periksa putaran dan
naikkan
1. Periksa bersihkan
atau ganti

3. Filter kotor

1. Periksa pressure
drop/tekanan suction
2. Bersihkan atau ganti

4. Unloader valve
terganggu

1. Periksa dan setting


ulang

5. Stuffing box bocor

1. Periksa dan ganti


carbon ring

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating
No
2

Trouble Shooting
Temperatur discharge
Tinggi/naik

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Temperatur suction
naik

1. Periksa temperatur
gas masuk dan
segera koreksi.

2. Water jacket kotor

1. Inpeksi dan
bersihkan

3. Aliran media pendingin


kurang

1. Periksa dan besarkan


aliran media
pendingin

4. Kompresi ratio naik

1. Periksa dan setting


ulang.

Troubleshooting Operasi Kompresor Reciprocating


No
3

Trouble Shooting
Tekanan discharge
turun/rendah

Penyebab
1. Tekanan masuk rendah

2. Plate valve suction


terganjal kotoran/putus

Tindakan yang
dilakukan
1. Periksa dan setting
ulang
2. Filter kotor, periksa
dan bersihkan/ganti
1. Periksa & bersihkan
/ganti
2. Setting ulang spring
Valve

3. Unloader valve ter


ganggu

1. Periksa dan koreksi

4. Ring piston aus

1. Inspeksi bagian dalam


periksa clearance dan
ganti baru

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating

No
4

Trouble Shooting

Tekanan minyak pelumas


rendah

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Level minyak pelumas


pada tangki rendah

1. Periksa level dan


tambah pelumas

2. Filter pelumas kotor

1. Periksa pressure drop,


switch ke filter
cadangan dan
bersihkan/ganti

3. Regulator tekanan
pelumas diset rendah

1. Periksa dan setting


ulang/naikkan

4. Kebocoran yang
berlebihan pada main
bearing

1. Inspeksi, set clearance


bearing

5. Temperatur pelumas
terlalu tinggi

1. Periksa dan koreksi

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating

No

Trouble Shooting

Kebocoran pada seal


oli/scraper piston rod

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Scraper seal oli


cacat / rusak

1. Periksa dan ganti

2. Clearance tidak tepat

1. Periksa dan ganti

3. Piston rod aus/cacat

1. Periksa dan
perbaiki/ ganti.

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating
No
Trouble Shooting
Penyebab
6

Banyak deposit / carbon


pada valve

Tindakan yang
dilakukan

1. Catu pelumas berlebihan

1. Periksa dan koreksi

2. Temperatur silinder tinggi

1. Periksa kompresi ratio


dan koreksi
2. Periksa temperatur gas
masuk kompresor dan
koreksi
3. Periksa, pendinginan
dan koreksi

3. Pelumas terbawa dari


stage sebelumnya

1. Periksa oil eliminator


koreksi dan pasang
oil sparator

4. Pelumas off spec


1. Periksa dan ganti yang
sesuai/on spec

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating
No
7

Trouble Shooting
Noise dalam cylinder

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Lock nut piston longgar

1. Periksa dan koreksi

2. Piston menyentuh silinder

1. Periksa dan koreksi/


setting ulang clearance

3. Terdapat benda asing


dalam silinder (plate
valve putus atau benda
lain)

1. Inspeksi dan bersihkan

4. Unloader valve out of


position.

1. Periksa dan koreksi

Troubleshooting Operasi Kompresor


Reciprocating
No

Trouble Shooting
Noise dalam crank case

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Crank shaft bearing


clearance tidak tepat/
aus

1. Periksa dan koreksi /


ganti

2. Cross head shoes aus

1. Periksa dan koreksi


/ganti

3. Croos head bearing


clearance tidak tepat/
aus

1. Periksa dan
koreksi/ganti

4. Tekanan pelumas
Rendah

1. Periksa dan
koreksi/naikkan

5. Pelumas tidak sesuai

1. Periksa dan ganti

Pemeliharaan Kompresor Reciprocating


Pelaksanaan pemeliharaan selalu mengacu pada maintenance instruction
atau service manual yang dikeluarkan dari manufacture atau SOP yang
dibuat sendiri.
Secara umum pemeliharaan kompresor reciprocating adalah sebagai berikut
:

1.Pemeliharaan selama operasi


Selama 24 jam (periksa dan dicatat)
- Tekanan dan temperatur air pendingin (in/out)
- Tekanan dan temperatur minyak pelumas (in/out) serta level
- Putaran
- Tekanan dan temperatur gas masuk kompresor (sebelum filter)
- Perbedaan tekanan gas masuk / keluar filter
- Tekanan suction dan discharge setiap stage
- Temperatur gas / silinder (in/out) setiap stage
- Tekanan dan temperatur gas out going
- Periksa oil scraper ring
Bila ada kelainan lakukan perubahan.
Jaga kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan bersih

Pemeliharaan Kompresor Reciprocating


2. Pemeliharaan setelah 1 bulan atau 500 jam
Kompresor stop operasi dan lakukan :
- Periksa seluruh instalasi yang berkaitan dengan pemeliharaan 24 jam
operasi
- Drain air pendingin
- Drain minyak pelumas, periksa dan ganti baru
- Periksa dan bersihkan gas filter dan oil filter
- Periksa dan bersihkan valve suction dan discharge
- Periksa ring sistim sebagai berikut :

*
Untuk kompresor dengan pelumasan :
- Ukur keausan ring setelah kompresor mencapai 500 jam, 1000
jam
dan 2000 jam
- Bila keausan mencapai batas yang diijinkan lakukan pengganti
* Untuk kompresor tanpa pelumasan
- Ukur keausan ring dan putar posisi ring setelah kompresor
beroperasi mencapai, 175 jam, 500 jam dan 1000 jam
- Bila keausan mencapai batas yang diijinkan lakukan pengganti

Pemeliharaan Kompresor Reciprocating


3.

Pemeliharaan setiap 2000 jam


-

Laksanakan pemeriksaan seperti pada 24 jam dan 500 jam


Periksa kebocoran pada stuffing box
Periksa oil scraper ring
Periksa cross head pin, bearing / bushing dan cross head guide
Periksa piston rod
Periksa unloader valve

4. Pemeliharaan setiap 4000 jam


- Laksanakan pemeriksaan seperti pada 24 jam, 500 jam dan 2000 jam
- Periksa dan kalibrasi safety devices / protective devices
- Bila ada hal hal yang perlu modifikasi segera dilaksanakan

5. Pemeliharaan setiap 8000 jam


- Laksanakan pemeriksaan seperti pada 24 jam, 500 jam dan 2000 jam
- Periksa clearance mainbearing, connecting rod bearing

6. Pemeriksaan setiap 10000 jam


- Laksanakan overhoul sesuai petunjuk maintenance instruction /
service
manual dari manufacture

Kompresor Rotary

KOMPRESOR ROTARY
Merupakan salah satu jenis kompresor pemindah positif dengan
prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan udara / gas
secara intermittent (berselang) dari dalam casing.
Pemampatan udara / gas dilakukan oleh elemen mekanik yang
bergerak berputar didalam casing.
Berdasarkan elemen mekanik yang memampatkan udara atau
gas dapat dibedakan berdasarkan bentuk / konstruksi :
1. Straight lobe

: - Root compressor

2. Helical lobe

: - Screw compressor

3. Sliding Vane
4. Liquid liner

Kompresor Root
Terdiri dari satu casing terdapat dua rotor
masing-masing rotor memiliki dua atau tiga
root/lobe, ditumpu oleh poros dan bearing.
Sebagai perantara berputarnya kedua poros
digunakan roda gigi yang dipasang pada
masing-masing rotor.
Salah satu poros dengan roda gigi
penggerak
dan lainnya sebagai idler.
Untuk masuk dan keluarnya udara/gas
dilengkapi dengan saluran masuk (suction)
dan
keluar (discharge).
Bagian utama :
- Rotor dari bahan cast aluminium alloy
atau cast steel
- Poros dari bahan carbon steel, alloy
steel/stainless steel
- Casing dari bahan cast iron/cast steel
- Saluran masuk dan keluar
- Susunan roda gigi
- Bearing

SHAFT

Bagan
Kompresor
Root

Kompresor Screw
Terdiri dari satu casing terdapat dua
atau tiga rotor screw yang yang
berputar ditumpu oleh poros dan
bearing.
Sistim penggerak rotor digunakan
perantara roda gigi yang terdapat pada
poros penggerak dan poros idler.
Kompresor screw ada 2 jenis yaitu Dry
dan Oil Flooded ( diinjeksikan oli
bersama udara/gas saat masuk).
Fungsi oli untuk :
- Pendingin udara/gas yang dikompresi
- Penyekat kebocoran antara screw dan
casing
- Pelumas antara screw
Oli dipisahkan di separator sisi
discharge

Keterangan :
1. Rotor screw
2. Poros
3. Casing
4. Susunan roda gigi
5. Bearing
6. Saluran masuk dan keluar
7. Water jacket

Bagan Kompresor Screw

Kompresor Sliding Vane


Terdiri dari satu casing dan satu
rotor
yang memiliki beberapa blade/vane
tersusun kearah radial dan bergerak
Sliding.
Kedudukan rotor dibuat eksentrik
dengan casing, sehingga saat rotor
berputar terjadi perubahan
area/luasan
casing yang dimanfaatkan oleh vane
sebagai pintu masuk dan keluar
udara /gas.
Bagian utama :
1. Rotor
2. Sliding Vane
3. Casing
4. Saluran masuk dan keluar

Bagan Kompresor
Sliding Vane

Kompresor Liquid Liner


Digunakan untuk menghandle gas-gas yang bersifat korosi, sebagai elemen
pemindah tidak digunakan dari metal tetapi digunakan air.
Kompresor liquid liner terdidi dari satu casing dan satu rotor yang ditumpu
oleh poros dan bearing.
Pada rotor dipasang beberapa blade forward, tidak sebagai elemen penghandle
gas, tetapi berfungsi memutar cairan yang terdapat disela-sela antara blade,
sehingga casing berbentuk elip.
Prinsip kerja kompresor liquid liner diuraikan sebagai berikut :
* Bila rotor berputar, air terlempar karena gaya centrifugal dan membentuk elip
sesuai dengan bentuk dinding casing sebagai pembatas.
* Gerakan cairan akan kembang-kempis (seperti kompresor torak) sehinga terjadi
perubahan volume dan tekanan disisi masuk dan keluar.
* Dengan demikian terjadi proses penghisapan dan penekanan melalui saluran
masuk dan keluar.
* Bila cairan yang digunakan air, maka gas akan bercampur dengan butir-butir air
yang terpercik, kemudian dipisahkan melalui separator.
* Agar level air dalam casing konstan diberi tambahan air dari luar (make up).
Gambar berikut menunjukan urutan prinsip kerja kompresor liquid liner.

KOMPRESOR ROTARY

Bagan kompresor
rotary

STOP

START

LIQUID LINER COMPRESSOR

PRODUKSI

KOMPRESOR ROTARY
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan :
- Aliran dan tekanan discharge yang dihasilkan lebih uniform
- Konstruksi lebih sederhana dan kompak
- Bobot relatif kecil (untuk kapasitas yang sama bila dibanding
kompresor reciprocating)
- Dapat dikopel langsung dengan unit penggerak.
- Getaran relatif lebih kecil
Kelemahan :
- Efisiensi volumetrik lebih rendah karena kebocoran antar rotor
dan
antara rotor dan casing lebih besar.
- Khusus untuk liquid liner compressor, gas yang dikompresi akan
bercampur dengan sebagian kecil air.

Kompresor Dinamik

Seal

Shaft

Casing

Sleeve
Bearing

Trust
Bearing
Eye Seal

Impeller Diffuser

Return Bend

Return Channel

Balance
Drum

KOMPRESOR DINAMIK
Prinsip Kerja :
Enersi mekanik dari susunan sudu yang bergerak berputar
(rotating element) diberikan pada udara / gas.
Di dalam rotating element enersi yang diberikan pada udara / gas
berupa enersi kecepatan dan tekanan.
Selanjutnya enersi kecepatan udara / gas dikonversikan menjadi
tekanan pada stationary element.
Dengan perubahan tekanan keluar lebih tinggi dari tekanan
masuk kompresor, maka volume udara / gas yang keluar menjadi
lebih kecil.
Proses perubahan kecepatan dalam rotating element dan
perubahan tekanan pada stationary berlangsung secara kontinyu.
Berdasarkan arah aliran ada 3 kelompok :
Axial flow compressor (kompresor axial)
Radial flow compressor (kompresor centrifugal)
Mixed flow compressor (kompresor mixed)

Kompresor Axial
Prinsip kerja kompresor axial diuraikan sebagai berikut :
Enersi mekanik dalam bentuk putaran rotor diberikan
kepada udara / gas.
Karena bentuk rotor air foil menyebabkan udara / gas
pada sisi depan rotor memiliki kecepatan tinggi dan
tekanannya rendah, sebaliknya pada sisi belakang rotor
kecepatan rendah dan tekanannya tinggi.
Dengan demikian akan terjadi aliran udara / gas dari
tekanan tinggi (sisi belakang rotor) menuju ke tekanan
rendah (sisi depan rotor).
Karena dibelakang rotor terpasang stator (celah sangat
kecil) maka udara / gas terhalang oleh stator sehingga
mengalir menuju rotor stator berikutnya sampai stator
yang terakhir dan berlangsung terus menerus.
Tekanan udara / gas semakin tinggi dan volume semakin
kecil dengan arah aliran sejajar sumbu poros.

PRINSIP KERJA KOMPRESOR AXIAL

Gambar
Arah Aliran dalam
Kompresor

Jenis Kompresor Axial


1. Jumlah tingkat (stage)
a. Banyak tingkat (multi stage)
2. Type inlet guide vane
a. Fixed guide vane
b. Variable guide vane

Penggunaan dan Karakteristik Kompresor Axial

Kompresor axial banyak digunakan untuk mensupply


kebutuhan udara pembakaran pada turbin gas.

Karakteristik dari kompresor axial adalah kapasitas yang


dihasilkan besar tetapi tekanannya rendah.

Bagian Utama Kompresor Axial

1. Bagian yang statis


- Compresor casing
- Suction dan discharge
nozzle
- Guide vane
- Stator assembly
- Diffuser
2. Bagian yang dinamis
- Shaft
- Rotor assembly
- Seal
- Elemen peluncur
(bearing)

Gambar Komponen Utama

Gambar Konstruksi Stator

Gambar Konstruksi Rotor

Axial Compressor

Axial Compressor

Kompresor Radial
Prinsip kerja kompresor radial dapat diuraikan sebagai
berikut :
Enersi mekanik dari impeling element (impeller) yang
berputar diberikan pada udara / gas.
Didalam impeller terjadi gaya centrifugal dan karena
perbedaan jari jari sisi masuk dan keluar impeller maka
enersi kecepatan udara / gas bertambah.
Selanjutnya enersi kecepatan dari udara / gas dirubah
menjadi enersi potensial / tekanan didalam diffuser
dengan cara memperlambat laju kecepatan udara / gas
dan berlangsung terus menerus.
Enersi potensial tekanan udara / gas yang keluar dari
kompresor merupakan tekanan discharge kompresor.
_ Dengan arah udara / gas keluar kompresor tegak lurus
poros.

Kompresor Radial

BLADES

EYE

Gambar Arah Aliran dalam Kompresor Radial

Kompresor Radial

Kompresor Radial

Kompresor Radial

Kompresor Radial

Jenis Kompresor Radial


Ditinjau berdasarkan :
1. Jumlah tingkat (stage)
-

Satu tingkat (single stage)


Banyak tingkat (multi stage)

2. Type inlet guide vane


-

Fixed guide vane


Tanpa /variabel guide vane

Penggunaan dan Karakteristik Kompresor Radial


Kompresor radial dipilih terutama untuk keperluan operasi dengan
kapasitas dan tekanan tinggi.
Penggunaan secara umum untuk :

Distribusi / delivery gas


Proses gas
Booster kompresor

Bagian Utama Kompresor Radial

13

Gambar Bagian Utama Kompresor Radial

Keterangan :
1. Bagian Statis
1. Casing
2. Inlet wall
3. Guide vane
4. Eye seal
5. Diffuser
6. Return bend
7. Return channel
8. Diaphragm
2. Bagian Dinamis :
9. Seal
10. Shaft
11. Impeller
12. Bearing
13. Balancing drum /
disc

Fungsi Bagian Utama Kompresor Radial


1. Casing

Berfungsi sebagai pelindung dan pendukung


dari bagian bagian yang bergerak.
2. Inlet Wall

Inlet wall adalah dinding bagian sisi masuk,


terbuat dari material khusus yang tahan
terhadap erosi.
3. Guide Vane

pada

Guide vane adalah sudu pengarah terletak


sisi depan impeler (1st) berfungsi untuk
mengarahkan gas masuk tepat pada eye
impeler.

4. Eye Seal

Eye seal adalah penyekat bagian depan


impeler (1 st ) yang berfungsi untuk
menahan kebocoran gas / aliran balik gas.
5. Diffusor

Berfungsi untuk merubah enersi kinetik gas


menjadi enersi potensial
6. Return Bend

Belokan yang berfungsi untuk membelokkan


arah gas dari 1st ke 2nd dan stage
berikutnya.
7. Return Channel

Saluran aliran balik gas masuk ke stage


berikutnya.

Fungsi Bagian Utama Kompresor Radial


8. Diaphragma
Adalah rangkaian penyekat antara 1st dan 2nd dan
berikutnya.
9. Seal and sealing system
Adalah bentuk bentuk penyekat dan sistem
penyekat yang terdapat di kompresor yang
berfungsi untukmenahan agar gas tidak bocor antar
stage atau keluar ke atmosphir.
10. Shaft
Shaft atau poros transmisi berfungsi sebagai tempat
kedudukan impeler dan bearing serta meneruskan
daya dari penggerak ke impeler.
11. Impeler
Berfungsi untuk menaikan / menambah enersi kinetis
gas.
12. Bearing
Berfungsi untuk mendukung beban poros, impeler
kearah radial maupun aksial serta memperkecil
gesekan.
13 .Balancing Device/Drum
Berfungsi untuk memperkecil gaya aksial yang timbul
akibat operasi kompresor

13

Bagian bagian kompresor radial multi stage

Bagian bagian dalam kompresor radial multi stage

Bagian bagian dalam kompresor radial multi stage

Vertically Split Casing

Horizontal Split Casing

Pipe Line Casing

Modular Casing

Jenis casing kompresor radial

Vertical Split Casing

Compressor Disassembly

Compressor Disassembly

Component Check

Horizontal Split Casing

Component Access

Components Check

Components Access

Rotor Disassembly

Bentuk bentuk
Impeller

Rotor Assembly

Compressor Work Shop

Rotor Assembly

Fouling on impeller

Coated Charge

Rotor Check (NDT)

Kompresor Radial
Material Specification
Based on API Standard 617. the material specification for major component parts
represented as follows :

Data Spesifikasi Kompresor Centrifugal Dan Penggerak

Centrifugal Compressor
Specification

Data Spesifikasi Kompresor Centrifugal Dan Penggerak

Steam Turbine
Specification

Kelebihan dan Kelemahan


1. Kelebihan :
- Aliran discharge uniform dan kontinyu.
- Dipasaran tersedia range kapasitas dan tekanan dari kecil
sampai besar.
- Kapasitas dan tekanan mudah diatur (dengan discharge
valveatau putaran).
- Efisiensi overall tinggi (dibanding kompresor torak).
- Dapat lansung dihubungkan dengan unit penggerak.
- Biaya pemeliharaan rendah (dibanding kompresor torak).
2.

Kelemahan :
- Sensitif terhadap perubahan karakteristik/sifat gas yang
dihandle
- Diperlukan ketelitian dalam pemasangan.
- Biaya awal tinggi.

Pengaturan Kapasitas Kompresor Radial


1. Metode Kualitatif

- Mengontrol putaran dimana putaran


penggerak
variable
2. Metode Kuantitatif

- Mengatur Inlet Guide Vane


- Mengatur Discharge Valve
- Mengatur Suction Valve
- Mengatur By Pass Valve
dimana putaran penggerak tetap (konstan)

Pengaturan Kapasitas Operasi


Mengatur Putaran
Pengaturan kapasitas kompresor dengan mengatur putaran dapat
dilaksanakan bila putaran penggerak dapat diatur, seperti pada
motor gas, motor diesel, turbin uap dan turbin gas.
Dengan variabel putaran, akan merubah para meter yang lain dan
berlaku hubungan :
2

n1
n1
n1
,
H

H
,
N

1
1
n
n
n

Q1 Q

Keterangan :
Q, H, N, n
= Kapasitas, Head, Daya Kompresor dan putaran awal
(lama)
Q1, H1, N1, n1 =
Kapasitas, Head, Daya Kompresordan putaran
baru
Gambar berikut menunjukan pengaturan kapasitas dengan
mengatur putaran penggerak

Pengaturan Kapasitas Operasi


Mengatur Putaran

CAPACITY CONTROL OF CONSTANT SPEED COMPRESSOR USING


SUCTION PRESSURE CONTROLLER TO REGULATE SPEED

Pengaturan Kapasitas Operasi


Mengatur Inlet Guide Vane
Sistim pengaturan kapasitas dengan mengatur Inlet guide
vane di utamakan bila :
- Putaran penggerak kompresor tidak dapat diatur
- Kompresor dilengkapi dengan variable inlet guide vane
Mengatur inlet guide vane berarti mengatur arah gas masuk
kompresor dan luas lubang laluan gas masuk kompresor.
Perubahan arah gas masuk, bertujuan mempertinggi
efisiensi kompresor karena arah gas masuk kompresor lebih
sesuai (tidak terjadi olakan)
Sedang memperbesar luas lubang laluan gas masuk akan
menaikkan kapasitas kompresor.
Gambar berikut mengatur kapasitas dengan mengatur guide
vane.

Mengatur Inlet Guide Vane

CAPACITY CONTROL OF CONSTANT SPEED COMPRESSOR USING SUCTION


PRESSURE CONTROLLER TO POSITION GUIDE VANES

Mengatur Discharge Valve


Pada sistim ini adalah menempatkan valve pengatur kapasitas di bagian saluran
discharge. Guna menambah hambatan sistim. Pengaturan dengan discharge valve
memiliki ke kurangan yaitu :
Gas yang dijepit bertekanan tinggi
Perbandingan tekanan kompresi makin besar

CAPACITY CONTROL SYSTEM IN CONSTANT SPEED COMPRESSOR USING SUCTION


PRESSURE CONTROLLER TO POSITION THROTTLING VALVE IN DISCHARGE LINE

Mengatur Suction Valve


Pada sistim ini adalah menempatkan valve pengatur kapasitas di bagian saluran suction
guna menambah hambatan sistem.
Pengaturan kapasitas dengan mengatur suction valve lebih menguntungkan karena gas
yang dijepit bertekanan rendah.

CAPACITY CONTROL SYSTEM IN CONSTANT SPEED COMPRESSOR USING SUCTION


PRESSURE CONTROLLER TO POSITION THROTTLING VALVE IN SUCTION LINE

Mengatur By Pass Valve


Pada sistem ini adalah menempatkan valve pengatur kapasitas di bagian saluran
by pass dari saluran discharge ke saluran suction.
Pengaturan kapasitas dengan mengatur by pass valve memiliki kelebihan bahwa
perbandingan tekanan kompresor tetap, tetapi kapasitas delivery menurun.
Sedang kekurangannya adalah konsumsi daya untuk kompresor tetap besar.

CAPACITY CONTROL SYSTEM IN CONSTANT SPEED COMPRESSOR USING SUCTION


PRESSURE CONTROLLER TO POSITION CONTROL VALVE IN RECYCLE LINE

Karakteristik Unjuk Kerja Kompresor Centrifugal


Karakteristik unjuk kerja kompresor centrifugal merupakan gambar grafik yang menyatakan
hubungan antara kapasitas dengan head atau tekanan discharge, efisiensi, daya dan
putaran. Dalam hal ini yang digunakan sebagai dasar adalah proses kompresi politropik
sehingga parameter head, efisiensi dan daya dalam proses politropik.

Karakteristik Unjuk Kerja


Pada Putaran Tetap
Gambar disamping menunjukan
karakteristik unjuk kerja
kompresor centrifugal pada
putaran tetap. Karakteristik ini
menunjukan hubungan kapasitas
dalam cfm pada absis dengan
head politropik, efisiensi dan
daya (horse power) pada ordinat.
Grafik unjuk kerja biasanya
dibuat pada kondisi masuk yang
tetap seperti tekanan,
temperatur, MW dan k dari suatu
jenis gas.

Stability
Limit

Stability
Limit

Karakteristik Unjuk Kerja Kompresor Centrifugal


Karakteristik Unjuk Kerja
Pada Putaran Variabel
Gambar disamping menunjukan
karakteristik unjuk kerja
kompresor centrifugal pada
putaran variabel selain putaran
desain. Sehingga berlaku
hubungan :
1
1 2
1 3

n
n
n
, H 1 H
, N 1 N

Q 1 Q
n
n
n

Dengan putaran yang variabel


maka beban dan kondisi tekanan
kompresor berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan proses, yang
dibatasi oleh kemampuan
kompresor dan penggerak.
Secara umum dipilih operasi pada
efisiensi terbaik, sesuai
kapasitas, head dan daya yang
dibutuhkan kompresor.

Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem umumnya


ditunjukkan dalam hubungannya
kapasitas dan head yang terjadi
pada sistim perpipaan.

Dari gambar disamping pengaruh terbesar adalah kerugian head karena


gesekan dalam sistimperpipaan

Garis BA = Constant Pressure System


Garis CA = Part Fiction, Part static system
Garis DA = All fiction system

Karakteristik Operasi Seri


Kompresor centrifugal yang dioperasikan secara seri bertujuan
untuk mendapatkan tekanan / head yang tinggi.

Gambar
Karakteristik Operasi Secara Seri

Karakteristik Operasi Paralel


Kompresor centrifugal yang dioperasikan secara paralel
bertujuan untuk mendapatkan kapasitas yang lebih besar.

Gambar Karakteristik Operasi Secara Paralel

Surge, Stone Wall dan Stall

Operasi kompresor centrifugal


dibatasi oleh dua kondisi
yaitu kondisi surge dimana
kompresor beroperasi pada
kapasitas minimum (kritis)
dan kondisi stone wall dimana
kompresor beroperasi pada
kapasitas maksimum.

Gambar disamping
menunjukan karakteristik
operasi dengan batas garis
kondisi surge dan batas garis
kondisi stone wall untuk
berbagai putaran.

Surge, Stone Wall dan Stall


*

Surge

Surge merupakan batas kritis (minimum) kapasitas operasi


kompresor. Surge adalah peristiwa terjadinya aliran osilasi
yaitu terpisahnya aliran gas dalam kompresor baik didalam
bagian yang diam maupun bagian yang berputar sehingga
menyebabkan terjadi aliran balik dari discharge ke suction.
Surge pada kompresor centrifugal disebabkan oleh :
a. Kapasitas masuk kompresor dibawah batas yang diijinkan.
b. Kompresi ratio yang tinggi karena terhambatnya aliran
gas yang
keluar kompresor dan bertambahnya hambatan pada pipa
discharge.
Surge pada kompresor centrifugal ditandai dengan suara yang
gaduh, gemuruh, naiknya temperatur, turunya efisiensi dan
vibrasi yang tinggi.

* Surge
Surge menyebabkan kerusakan pada :
a. Labyrinth seal, impeler dan thrust bearing.
b. Unit penggerak.
Surge dapat terjadi selama start, operasi dan pada saat
menghentikan /stop kompresor centrifugal.
Untuk menghindarkan terjadinya surge, maka pada kompresor
centrifugal dilengkapi dengan peralatan pengendali anti surge
(anti surge control), sebagai berikut :
1. Control valve anti surge pada recycle line (penggerak
kompresor
putaran tetap)
2. Speed controller penggerak ( penggerak kompresor
putaran
variabel)
3. Kombinasi keduanya

Anti Surge Control ( The control valve in the recycle


Gambar
line) berkut menunjukan control valve anti surge pada recycle line. Control valve anti surge
akan beroperasi dengan cara diatur oleh flow controller yang mendeteksi jumlah aliran masuk
kompresor.
Flow controller biasanya di set-point diatas jumlah aliran yang menyebabkan terjadinya surge
(10% - 30%).
Bila jumlah aliran gas masuk kompresor berkurang lebih rendah dari set point maka flow
controller memberikan signal pada control valve untuk membuka, sehingga terjadi aliran gas
secukupnya kedalam pipa suction untuk mempertahankan jumlah aliran gas minimum diatas
set point

Constant
speed

The control valve in the recycle line

Anti Surge Control (The speed controller)


Pada kompresor yang variabel putaran, aliran gas masuk kompresor dapat menyebabkan surge pada
berbagai putaran (Refer gambar 4.56 dan gambar 4.60).
Set point pada flow controller akan diset ulang setiap kali terjadi perubahan putaran.
Hal tersebut dapat dilaksanakan secara otomatis dengan menggunakan speed controller yang
dipasang pada unit penggerak, sehingga setiap terjadi perubahan aliran masuk kompresor dibawah
set point akan merubah (menurunkan) putaran atau sebaliknya.
Gambar berikut menunjukan speed controller pada unit penggerak.

SURGE
CONTROL

The Speed
controller

Anti Surge Control (The control valve in the recycle line and
speed controller)

Sistim kombinasi untuk menghindari surge pada kompresor centrifugal yang putaran variabel dapat ditunjukan
seperti gambar berikut :
Prinsip kerja sistim sebagai berikut :
- Bila aliran masuk kompresor turun dibawah set point maka flow controller memberikan signal pada control valve
untuk membuka, sehingga terjadi aliran gas secukupnya ke pipa suction.
- Namun jika aliran gas belum mencukupi dan control valve sudah membuka 100 %, maka speed controller
memberikan respon untuk menurunkan putaran sampai diatas set point pada putaran tertentu sehingga surge
tidak terjadi.

Speed
Contr

Recycle line and speed controller

Stone Wall (Choke)

Stone wall atau choke adalah aliran maksimum yang mampu dihandle
kompressor pada putaran tertentu.
Pada saat persitiwa itu terjadi, maka kompresor tidak mampu
menghasilkan tekanan discharge yang melebihi tekanan hisapnya, dan
semua enersi yang diberikan oleh kompresor pada gas terbuang dalam
bentuk rugi-rugi seperti :
- Kerugian sirkulasi
- Kerugian shock, dll.
Pada batas itulah merupakan kapasitas optimum sebuah kompresor
centrifugal.
Stone wall terjadi ditandai oleh :
- Kecepatan gas keluar impeler sama dengan kecepatan suara (sonic)
- Terjadi negatif stalling incidence
Sedang penyebab terjadinya stone wall adalah :
- SG dan Mw gas secara tiba-tiba berubah sangat rendah
- Hambatan pada sistim perpipaan discharge berkurang
Stone wall tidak merusak kompresor dan relatif jarang terjadi sehingga
tidak diperlukan peralatan pengendali.
Untuk menghindari stone wall maka kompresor dioperasikan pada range
efisiensi yang tinggi dan pada putaran normal.

Stall

Stall dapat terjadi karena impeller kotor mengakibatkan penurunan static


pressure, sehingga lapisan batas dari aliran gas yang bergerak sepanjang
saluran, baik itu pada impeller, vane less diffuser maupun return bend, return
channel akan terhenti dan berbalik arah.

Hal ini akan menimbulkan olakan dan separasi pada dinding-dindingnya


seperti berikut ini.

Gambar Olakan dan Separasi aliran pada impeller

* Bila terjadi tidak terus menerus disebut Transitory Stall


* Bila terjadi secara penuh disebut Fully Developed Stall

Akibat dari stall :


Aliran tidak stabil, performance operasi kompresor beubah-ubah.
Bila berlanjut dapat menjadi surge yang dapat menyebabkan kerusakan lebih
fatal/berat.
Untuk menghindari terjadinya boundary layer yang semakin tebal dan tidak
beraturan dapat dilakukan dengan membersihkan impeler,diffuser dengan
cara mencuci menggunakan solvent atau detergent.

Fouling on impeller

Cara Pengoperasian
Semua ketentuan dan aturan pengoperasian kompresor
centrifurgal dapat mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat atau
disusun sendiri disesuaikan dengan kondisi operasi unit atau
plant yang ada sebagai standard operating procedure (SOP).
Untuk kompresor centrifungal dengan daya 1000 Hp biasanya
start dan stop, membuka menutup value, menghentikan
penggerak dan lain-lain dilaksanakan secara manual.
Sedang untuk unit kompresor centrifungal yang besar mempunyai
aturan start dan stop secara otomatis dengan menekan dan
melepas tombol yang ada pada panel kontrol.
Jika kompresor digerakkan oleh Turbin Gas, maka urutan untuk
menstart kompresor sering menjadi suatu kesatuan urutan start
Turbin Gas.

Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual

Beberapa hal yang menjadi prioritas sebelum start


kompresor Centrifungal.

Periksa level minyak pelumas dan sistem


seal oil kompresor dan crank case
penggerak dan tambah bila diperlukan.
Hidupkan pemanas oil bila disediakan
sampai suhu yang dierlukan.
Periksa level aliran dalam scrubber sisi
inlet kompresor dan drain jika level diatas
operasi normal.

Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual

Beberapa hal yang menjadi prioritas sebelum start


kompresor Centrifungal.
Periksa level minyak pelumas dan sistem seal oil kompresor
dan crank case penggerak dan tambah bila diperlukan.
Hidupkan pemanas oil bila disediakan sampai suhu yang
dierlukan.
Periksa level aliran dalam scrubber sisi inlet kompresor dan
drain jika level diatas operasi normal.
Jalankan fan pendingin (Cooler) gas atau buka valve saluran
air jika menggunakan heat exchanger shell and tube.
Periksa valve pada perpipaan sisi masuk dan keluar untuk
mengetahui gas mengalir dari sumber dan menuju keluar.

Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual
Prosedur untuk menjalankan (Starting) unit adalah sebagai berikut :
1. - Jika kompresor telah terisi udara (setelah perbaikan / over haul), lakukan purging memakai inert
gas ( N2) atau gas proses dengan membuka valve purging / suction pada sisi suction dan valve
vent pada saluran keluar untuk beberapa menit sehingga udara keluar dari sistem.
Setelah purging komplet di laksanakan tutup valve vent
Prosedur ini tidak selalu dilakukan bila kompresor tidak dalam perbaikan.
- Buka penuh valve pada saluran suction.
2. - Buka valve by pass pada saluran recycle (atau buka valve pengendali recycle)
3.

- Jalankan penggerak, jika menggunakan motor bakar atau turbin lakukan pemanasan awal
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Ketika penggerak dijalankan, gas akan
mengalir melalui kompresor dan cooler, dan melewati saluran recycle kembali ke scrubber
sisi suction
- Setelah pemanasan awal penggerak dilaksanakan, naikkan putaran secara bertahap
sampai putaran operasi normal dicapai

4.

- Buka valve discharge bersamaan dengan menutup valve recycle pada saluran by pass.
Atur sistem pengendali kapasitas dan / atau pengendali putaran penggerak agar kompresor
dapat beroperasi sesuai dengan kebutuhan.

Cara Pengoperasian
Prosedur Start Up Manual

START UP PROCEDURE

Cara Pengoperasian
Prosedur Shutdown Manual
Prosedur untuk shutown secara manual adalah sebagai berikut :
1.- Buka valve recycle (valve pengendali recycle) pada saluran
recycle.
2.- Matikan penggerak, bila putaran penggerak variable turunkan
putaran secara bertahap sampai putaran idle kemudian stop.
3.- Tutup valve discharge
4.- Jika kompresor masih bertekanan, tutup valve suction, valve
recycle dan buka valve vent.
Jika unit sudah berhenti beberapa waktu, stop fan after cooler atau
tutup aliran air ke heat exchanger. Selama cuaca dalam keadaan
dingin, pemanas minyak pelumas dan oil seal pada tanki penampung
tetap di nyalakan.

Cara Pengoperasian
Prosedur Shutdown Manual

SHUT DOWN PROCEDURE

Cara Pengoperasian
PERHATIAN

Untuk start up atau shutdown utamakan valve recycle


dibuka agar gas menyeimbangkan tekanan suction
dan discharge.
Pada start up hal tersebut sangat penting agar
kompresor tidak mendapat beban sehingga putaran
penggerak dapat dinaikkan mencapai putaran operasi.
Jika vave recycle ditutup ketika penggerak distart
kemungkinan akan shut down sebelum putaran
operasi karena beban lebih (over load).
Pembukaan valve recycle untuk mencegah terjadinya
surge selama start up dan shutdown.

Cara Pengoperasian
Start / Stop Secara Otomatis
Untuk unit kompresor centrifungal yang besar memakai sistem
start dan stop secara otomatis dan start up kompresor biasanya
menjadi satu dengan penggerak.
Pada sistem otomatis mempunyai waktu pengatur untuk
membuka atau menutup switch untuk peralatan start dan stop,
atau membuka dan menutup valve.
Disamping itu mempunyai urutan yang sudah disusun sesuai
dengan unit yang ada dan langkah-langkah yang perlu dilakukan
bila terjadi kegagalan start up sesuai dengan manual operasi atau
SOP.

Cara Pengoperasian
Pemeriksaan Rutin Selama Operasi
Pemeriksaan rutin selama operasi biasanya dilakukan setiap jam
dengan melihat kondisi operasi di lapangan maupun pada panel
pengendali, kemudian di catat pada log book sebagai data yang
dilaporkan.
Kondisi operasi yang dicatat meliputi berbagai suhu, tekanan,
level minyak pelumas dan seal oil, putaran dan vibrasi, serta
suara-suara yang mengindikasikan adanya kelainan pada unit
kompresor dan penggerak.
Bila terjadi suatu kondisi yang cenderung menyimpang dari
operasi normal, segera lakukan tindakan seperlunya bila perlu
dilaporkan ke tingkat yang lebih atas atau bagian yang terkait.

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No
1

Trouble Shouting
Kapasitas rendah
turun

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Putaran / turun rendah

1. Periksa putaran dan


naikkan

2. Recycle gas terlalu


banyak

1. Periksa kontrol surge/kontrol


recycle dan atur kembali
diatas titik surge.

3. Kompresi ratio tinggi


Tekanan suction turun
dan atau tekanan
discharge naik

1. Hitung ulang kompresi ratio


sampai yakin betul naik.
2. Tentukan penyebab tekanan
suction rendah atau tekanan
discarge tinggi
Lakukan pembetulan /
Koreksi
1. Periksa/inspeksi bagian
dalam dan perbaiki.

4. Impeller atau diffuser


cacat/kotor, kondisi ini
biasanya berlangsung
perlahan dalam jangka
panjang

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No

Trouble Shouting

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

Temperatur discharge
tinggi / naik

1. Temperatur suction naik

1. Periksa temperatur gas


masuk dan segera koreksi

2. Kompresi ratio
cenderung naik

1. Hitung ulang kompresi ratio


Tentukan penyebab dan
koreksi

3. Impeller atau bagian


dalam yang lain kotor
cacat.

1. Inspeksi bagian dalam dan


bersihkan/perbaiki

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No
3

Trouble Shouting
Tekanan discharge
turun / rendah

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1.

Putaran
turun/rendah tinggi

1. Periksa putaran dan


naikkan

2.

Temperatur inlet
terlalu tinggi

1. Periksa dan koreksi

3.

Impeller dan bagian


dalam cacat

1. Inspeksi dan perbaiki/ganti

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No
4

Trouble Shouting
Tekanan pelumas
rendah / turun

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1.

Level minyak
pelumas pada tanki
rendah

1.

Periksa level dan


tambah pelumas

2.

Regulator tekanan
pelumas di set
rendah

1.

Periksa dan setting


ulang/naikkan

3.

Pompa pelumas
rusak

1.

Operasikan pompa
cadangan
Perbaiki

4.

Temperatur
pelumas terlalu
tinggi

2.

1.

Lihat trouble
shooting

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No

Trouble Shouting

Temperatur pelumas

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1.

Pemanas dalam
tanki hidup terus

1.

Periksa dan perbaiki


setting temperatur

2.

Aliran media
pendingin dalam
cooler rendah

1.

Periksa dan naikkan


jumlah aliran media
pendingin

1.

Periksa temperatur inlet


dan outlet pelumas dan
media pressure droop
media pendingin, bila
pressure drop tinggi
lakukan pembersihan

terlalu tinggi

3.

Cooler kotor

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No
6

Trouble Shouting
Temperatur bearing
tinggi/naik

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1.

Sistim pelumas
terganggu

1.

Periksa, pompa pelumas


pipa, kondisi pelumas
perbaiki dan ganti.

2.

Putaran diatas
range

1.

Periksa putaran dan


turunkan.

1.

Periksa, lakukan
alignment

3.

Miss alignment

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No
7

Trouble Shouting
Sistim oil seal
terganggu

Penyebab
1.

Temperatur oil seal


tinggi

Tindakan yang
dilakukan
1.

Pemanas dalam tanki


bekerja terus.

2.

Periksa, perbaiki dan


swich off

3.

Aliran media pendingin


rendah, periksa dan
naikan

4.

Cooler oil seal kotor


dan bersihkan

Trouble Shooting Kompresor Centrifugal


No
8

Trouble Shouting
Getaran kompresor
cenderung naik

Penyebab

Tindakan yang
dilakukan

1. Misalignment

1. Periksa dan alignment ulang

2. Bearing cacat

1. Periksa dan ganti

3. Rotating part
unbalance
4. Putaran terlalu tinggi

1. Inspeksi dan balance ulang

5. Tegangan berlebihan
pada piping sistem
6. Baut pengikat kendor
7. Kompresor surging

1. Periksa dan set sesuai


range operasi
1. Periksa dan koreksi
1. Periksa dan kencangkan
1. Periksa anti surge control
dan koreksi/perbaiki
2. Periksa aliran inlet dan set
operasi.

Pemeliharaan

Pengertian Maintenance

Maintenance adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk


mempertahankan atau memperbaiki setiap peralatan agar tetap dalam
keadaan yang dapat diterima menurut standard yang ditetapkan pada
tingkat biaya yang wajar.
Klasifikasi Maintenance
Maintenance dapat diklasifikasiseperti ditunjukkan pada gambar 4.48
MAINTENANCE
dibawah ini.

UN PLANNED
MAINTENANCE

PLANNED
MAINTENANCE

PREVENTIVE
MAINTENANCE

PREDECTIVE
MAINTENANCE

EMERGENCY
MAINTENANCE

CLEANING

INSPECTION

SHUTDOWN
MAINTENANCE

MINOR
OVERHAUL

MAJOR
OVERHAUL

Corrective Maintenance

BREAKDOWN
MAINTENANCE

* Penjelasan :
- Planned Maintenance
Suatu pekerjaaan dalam bidang maintenance yang terencana dan terorganisir yang dilakukan dengan
melihat jauh kedepan menyangkut masalah pendapatan dan pengendalian.

- Un Planned Maintenance
Suatu pekerjaan dalam bidang maintenance yang tidak terencana dan tidak terorganisir yang dilakukan
karena kondisi-kondisi emergency dan break down.

- Preventive Maintennce
Suatu pekerjaan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu alat / fasilitas yang
didasarkan pada jam kerja atau kalender operasi

- Predictive Maintenance
Suatu pekerjaan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu alat / fasilitas yang
didasarkan pada hasil pengamatan atau pada kondisi monitoring atau hasil inspeksi.

- Running Maintenance
Suatu pekerjaan preventive atau predictive maintenance yang dilakukan dimana peralatan / fasilitas yang
bersangkutan dalam keadaan beroperasi.

- Shut Down Maintenance


Suatu pekerjaan preventive atau predictive maintenance yang hanya dilakukan dimana peralatan /
fasilitas
dalam kondisi tidak beroperasi / berhenti.

- Corrective Maintenance
Suatu pekerjaan yang ditunjukkan untuk memperbaiki suatu peralatan / fasilitas untuk dapat mencapai
standard yang dipersyaratkan atau bahkan melebihi standard yang ditetapkan

- Overhaul
Suatu pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan sebagian (minor) atau secara menyeluruh (mayor) terhadap
suatu peralatan / fasilitas sehingga mencapai standard yang dapat diterima.

Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan.
Tujuan pemeliharaan dapat ditinjau dari dua factor, yaitu :
1. Faktor Teknik
2. Faktor Ekonomi
1. Faktor Teknik .
Tujuan pemeliharaan adalah untuk :
- Menjaga peralatan dalam kondisi layak operasi, pada tingkat
kualitas yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan produk
- Mempertahankan peralatan selalu dalam fungsi produksi sesuai
rencana /
target yang telah ditetapkan baik kualitas dan kuantitas secara
efektif dan
efisien.
2. Faktor Ekonomi.
Tujuan pemeliharaan adalah untuk :
- Memperkecil biaya operasi dan biaya pemeliharaan
- Mengurangi penyimpangan- penyimpangan biaya diluar kewajaran
dalam
kegiatan operasi

Pemeliharaan
1. Pemeliharaan Rutin (Preventive/Predictive)
Pemeliharaan rutin dilaksanakan setiap hari, setiap minngu dan setiap bulan
dengan
tujuan mempertahankan kondisi operasi kompresor tetap dalam keadaan baik.

a. Pemeliharaan harian meliputi :


- Mengamati dan mencatat tekanan dan temperature minyak pelumas dan
Seal oil.
- Mengamati dan mencatat temperature metal bearing
- Mengamati dan mencatat temperature minyak pelumas keluar bearing
- Mengamati dan mencatat temperature seal oil keluar
- Mengamati dan mencatat kondisi air pendingin
- Mengamati dan mencatat vibrasi rotor radial
- Mengamati dan mencatat gap probe vibrasi
- Mengamati dan mencatat posisi gerakan rotor axial
- Mengamati dan mencatat tekanan balance piston
- Mengamati dan mencatat tekanan buffer gas
- Mengamati dan mencatat tekanan dan teperatur proses gas
- Mengamati dan mencatat flow rate proses gas
- Mengamati dan mencatat putaran kompresor
Lakukan inspeksi secara visual keliling unit kompresor.

Pemeliharaan
b. Pemeliharaan Mingguan meliputi :
- Mengukur jumlah kebocoran seal oil yang terkontaminasi
- Mengamati dan mencatat tekanan dan posisi valve pengendali
sistim
pelumasan
- Mengamati dan mencatat perbedaan tekanan pada filter gas
proses dan
sistim pelumasan
- Cek kebocoran gas proses
c. Pemeliharaan Bulanan meliputi :
- Lakukan pengambilan contoh dan lakukan analisa terhadap minyak
pelumas dan seal oil
- Hal tersebut diatas berlaku untuk gas proses.
- Lakukan analisa unjuk kerja compressor
- Lakukan pengurasan air dan kotoran/endapan dari bawah reservoir
- Lakukan test terhadap pompa cadangan/auxiliary dan emergency
- Bersihkan dan ganti filter udara untuk instrument pengendali
- Periksa tekanan pengendali accumulator
- Periksa perlengkapan safety

Pemeliharaan
2. Overhaul Tahunan
Overhaul tahunan adalah pemeliharaan yang dititik beratkan pada hasil
pemeriksaan bulanan terhadap bagian kompresor.
Tujuan overhaul tahunan adalah untuk mencegah kerusakan lebih fatal dan sebagai
data informasi yang digunakan untuk perencanaan overhaul minor dan major.

3. Overhaul Minor
Overhaul minor secara umum dilakukan setelah kompresor beroperasi mencapai
25000 jam.
Pekerjaan overhaul minor dilakukan dengan menghentikan kompresor, baik
membuka casing utama atau tidak untuk memeriksa bagian dalam casing dan rotor
serta komponen yang lain, sesuai petunjuk buku manual.

4. Overhaul Major
Overhaul major dilakukan setelah kompresor beroperasi mencapai 50000 jam.
Pekerjaan overhaul major dilaksanakan dengan membuka bagian kompresor dan
memeriksa secara detail seluruh bagian kompresor meliputi casing, rotor, difusor,
balance piston, bearing, sealing sistem, lubricating system dan perlengkapan
penunjang operasi.
Pada pekerjaan ini dilakukan pengukuran, pengetesan dan penggantian terhadap
bagian-bagian yang rusak dengan suku cadang yang standard.

FAN & BLOWER

Fans & Blowers


Dasar Pengertian :
Fan dan Blower merupakan peralatan mekanik yang digunakan
untuk mengkompresi / mengalirkan sejumlah udara / gas secara
kontiyu dengan memberikan energi pada udara / gas tersebut
melalui impelling yang berputar, sehingga mengakibatkan adanya
Perubahan energi kinetis udara / gas menjadi energi tekanan.
Ditinjau dari energi tekanan discharge yang dihasilkan, maka fan
dan blower dapat dibedakan sebagai berikut :
- Fan

: menghasilkan beda tekanan antara discharge dan


suction sebesar 2 Psig

- Blower : menghasilkan beda tekanan antara discharge dan


suction sebesar > 2 10 Psig
Sedang untuk beda tekanan lebih besar dari > 10 Psig dapat
dilaksanakan menggunakan Kompresor.

Fans & Blowers


Penggunaan fan dan blower sangat luas, khususya untuk Industri
Migas banyak digunakan untuk :
- Exhausting / Induced draft pada cerobong boiler dan
furnace
- Air inlet/ / forced draf pada boiler
- Shoot blower pada boiler
- Air cooled pada proses heat exchanger dan cooling tower
- Dryer pada proses
- Simply ventilating pada gedung atau ruangan kimia untuk
safety
Sebagai penggerak yang sering digunakan :
- Motor listrik
- Motor bakar torak
- Turbin uap atau turbin gas

Fans & Blowers


Klasifikasi

FAN - BLOWER

Axial Fan Blower

Centrifugal Fan Blower

Tube Axial Fan Blower

Radial Blade

Vane Axial Fan Blower

Forward Curved Blade

Backward Curved Blade

Air Foil Blade

Fans & Blowers


Pemilihan dan Penggunaan
Dipasaran sangat banyak rancang bangun dan jenis fan blower,
karena setiap pabrik pembuat memproduksi berbagai jenis
kompresor dan memiliki karakteristik operasi yang berbeda.
Untuk itu diperlukan guide / petunjuk yang praktis dalam memilih
jenis fan blower.
Pemilihan fan blower akan dipengaruhi beberapa factor :
- Jenis fluida yang dihandle
- Kondisi operasi (tekanan dan temperature)
- Kondisi lingkungan
- Sistim operasi (berselang atau kontinyu)
Sedang besarnya daya akan tergantung dari :
- Kapasitas dan tekanan discharge, yang diperlukan

Fans & Blowers


Pemilihan Fan dan Blower

Gambar 1.2 Grafik Pemilihan Fan - Blower

Fans & Blowers

Penggunaan
secara umum

Fans & Blowers Axial


Prinsip kerja dari fan blower axial adalah aliran
udara / gas yang masuk dan keluar sejajar dengan
poros.
Ditinjau dari bentuk aliran udara / gas yang terjadi
didalam fan blower, dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Tube axial fan blower
2. Vane axial fan blower

Fans & Blowers Axial


1. Tube Axial Fan - Blower
Bentuk aliran udara / gas didalam collector dan keluar fan blower berbentuk
spiral, karakteristik dari tube axial fan blower adalah sebagai berikut :
- Dirancang untuk kapasitas discharge dari kecil sd besar
- Untuk tekanan medium
- Aliran didalam collector berbentuk spiral
Konstruksi atau bagian utama tube axial fan blower terdiri dari :
1. Propeller
2. Cylinder collector
3. Penggerak (motor listrik)

2
3

Gambar Tube Axial Fan - Blower

Fans & Blowers Axial


2. Vane Axial Fan Blower
Bentuk aliran udara / gas didalam collector dan keluar fan blower berbentuk lurus,
karakteristik dari vane axial fan blower adalah sebagai berikut :
- Dirancang untuk range kapasitas dari kecil sampai dengan besar
- Untuk tekanan discharge diatas 20 inchi water coloumn (wc)
- Dilengakpi dengan guide vane (fixed atau adjustable)
- Aliran didalam collector berbentuk lurus
Konstruksi atau bagian utama vane axial fan blower terdiri dari :
1. Propeller
2. Guide vane
3. Cylinder collector
4. Penggerak (motor listrik)
2
4

Gambar Vane Axial Fan - Blower

Fans & Blowers Axial


Konstrusi yang lain dari axial fan blower adalah menggunakan fan yang
posisinya blade dapat diatur atau sering disebut dengan adjustable blade.
Konstruksi dari axial fan blower adjustable blade sebagai berikut :

Gambar Axial Fan Blower dengan Adjustable Blade

Fans & Blowers Axial

Gambar Axial Fan Untuk Induced Draft

Gambar Axial Fan Untuk Forced Draft

Fans & Blowers Axial


Konstruksi Pemasangan Fan Blower axial

Pemasangan fan blower axial sangat dipengaruhi oleh lokasi yang tersedia dan
sistim instalasi yang ada.
Secara umum pemasangan fan blower axial dapat dilaksanakan dengan cara :
1. Ceeling suspended, dipasang menggantung pada langit langit
2. Floor mounted, dipasang di lantai bawah diatas pondasi atau plat form
3. Duct work supported, dipasang langsung didalam saluran (ducting) dengan
menggunakan penyangga/support

Gambar Ceeling Suspended

Gambar Floor Mounted

Gambar Duct Work Supported

Fans & Blowers Axial


Hubungan antara Fan Blower dan Penggerak
Sedang hubungan antara fan blower dengan penggerak dapat dilaksanakan
menggunakan :
1. Kopling, bila dikehendaki putaran fan blower sama dengan putaran
penggerak (motor listrik).
2. Belt / V belt, bila putaran fan blower sama atau tidak sama dengan
putaran putaran penggerak (motor listrik).

Gambar Hubungan dengan Belt / V belt

Fans & Blowers Centrifugal


Prinsip kerja fan blower centrifugal
adalah aliran udara / gas masuk sejajar
poros dan keluar tegak lurus poros, maka
sering disebut radial flow.
Pada fan blower centrifugal elemen
yang berputar terdiri dari beberapa sudu
(blade) yang tersusun berjajar pada suatu
disc dan dipasang didalam casing yang
berbentuk volute (scroll).
Ditinjau dari bentuk / arah lengkungan
sudu terhadap arah putaran, fan blower
centrifugal dibagi empat jenis yaitu :
- Radial blade
- Forward curved blade
- Backward curved blade
- Air foil blade

Gambar Tipe tipe Sudu Fan Blower


Centrifugal

Fans & Blowers Centrifugal

Gambar Air Foil


Backward Curved Blade

Gambar Tipe
Scroll Casing

Fans & Blowers Centrifugal


1. Radial Blade (Sudu Radial)

Karakteristik dari sudu radial adalah :


- Dirancang untuk berbagai macam penggunaan seperti pneumatic conveying sampai dengan
exhausting process, baik untuk udara / gas
- Mempunyai tekanan tinggi pada putaran tinggi
- Sudu memiliki tendensi self cleaning
- Kurang cocok untuk ventilasi
Menurut konstruksinya sudu radial ada empat jenis :
1. Open type (a)
- Digunakan untuk berbagai keperluan
- Self cleaning
2. Closed on one side (b)
- Digunakan untuk udara /gas yang berpartikel
3. Rim type (c)
- Sangat cocok untuk menghandle udara / gas yang kotor
4. Back plate type (d)
- Sangat cocok untuk draft ( forced / induced draft)
- Kurang cocok untuk menghandle udara / gas yang mengandung partikel kasar

Gambar Berbagai Tipe Sudu Radial

Fans & Blowers Centrifugal


2. Forward Curve Type
Karakteristik dari sudu forward adalah:
- Mempunyai kapasitas yang besar
- Umumnya dipakai pada putaran rendah dibanding tipe
yang lain)
- Operasinya relatip kurang tenang karena
memiliki kecederungan semakin besar kapasitas maka
tekanan discharge semakin tinggi, sehingga tenaga
penggerak yang diperlukan semakin besar pula
- Secara umum digunakan untuk induced draft boiler
Gambar a menunujukkan forward curve wheel
3. Backward Curve Type
Karakteristik dari sudu backward adalah :
- Perubahan kapasitas akan mempengaruhi
tekanandischarge yang dihasilkan begitu pula
terhadap tenaga penggerak
- Operasi lebih tenang
- Banyak digunakan untuk ventilating, forced draft pada
boiler dan cooling tower
Gambar b menunujukkan backward curve wheel

a)

b)

Fans & Blowers Centrifugal


4. Air foil Backward
Air foil backward inclined merupakan
penyempurnaan dari backward blade, dimana
penampang blade berbentuk air foil sehingga lebih
stream line.
( - ) Pressure

(+)
Pressure

Keuntungan bentuk profil air foil adalah :


- Aliran lebih halus, tidak turbulen
- Operasi lebih stabil
- Efisiensi tinggi karena bentuk yang stream line
- Menaikkan unjuk kerja
Penggunaan backward air foil blade sama dengan
backward inclined.
Gambar disamping menunjukkan bentuk backward
air foil wheel.

Gambar Backward air foil wheel

Fans & Blowers Centrifugal


5. Fan Blower Centrfugal Tubular
Adalah fan blower centrifugal yang
dipasang didalam saluran (ducting)
dimana aliran udara / gas yang masuk
keluar memiliki arah sejajar poros.
Pada fan blower tipe ini dilengkapi
dengan conversion vane yang digunakan
untuk merubah arah aliran udara /gas
dari radial ke axial.
Fan blower centrifugal tubular
dirancang untuk menghasilkan perubahan
kenaikkan tekanan discharge dengan
range yang lebar terhadap kapasitas yang
dihasilkan.
Gambar dibawah menunjukkan bagan dari
konstruksi fan- blower centrifugal tubular.

Gambar Fan Blower Centrifugal Tubular

Fan blower centrifugal tubular secara


umum digunakan untuk :
- Building ventilation
- Air conditioning
- Humidifying
- Drying
- Supply combustion air

Fans & Blowers Centrifugal


Karakteristik Unjuk Kerja
Karakteristik unjuk kerja adalah grafik
yang menggambarkan hubungan beberapa
parameter yaitu inlet volume (Acfm),
discharge pressure (Psig) dan input
horsepower (HP).
Pada fan blower centrifugal masing
masing tipe sudu memiliki karakteristik
unjuk kerja yang berbeda beda.
Untuk memilih jenis yang tepat sesuai
kebutuhan operasi dapat ditunjukkan
seperti pada gambar disamping
Karakteristik Unjuk Kerja Untuk Tiap Jenis
Sudu

Fans & Blowers Centrifugal


Perhitungan Unjuk Kerja
Parameter unjuk kerja fan blower meliputi :
- Kapasitas
- Daya

1. Kapasitas
Kapasitas adalah sejumlah volume udara / gas yang dihasilkan setiap satuan waktu
Kapasitas fan blower dapat dihitung dengan persamaan :

Q = A x V, ft3/menit
Keterangan :
A = luas penampang saluran, ft2
= /4. D2 , ft2
D = garis tengah saluran/ ducting, ft
V = kecepatan aliran udara/ gas, ft/menit
= untuk udara 90 ft/det (maksimum)
= untuk gas 60 ft/det (maksimum)

Fans & Blowers Centrifugal


Daya
Daya adalah kerja yang dilakukan setiap satuan waktu
- Daya Udara/Gas Horse Power (AHP / GHP)
AHP / GHP

QxHx
, HP
12 x 33000

Keterangan :
Q = kapasitas yang dihasilkan, ft3/menit
H = perbedaan tekanan (discharge suction), inchi kolom air
= berat jenis udara/gas, lb/ft3
12 = angka konversi 1 ft = 12 inchi
33000 = angka konversi 1 HP = 33000 lbf.ft
- Daya Fan/Blower (FHP/ BHP)
FHP/ BHP = AHP/m , HP

THANK YOU

You might also like