Professional Documents
Culture Documents
Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet
haploid. Genom sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22
diantaranya merupakan otosom, sisanya merupakan kromosom genital.
Pada oosit, kromosom genital senantiasa memiliki notasi X, sedangkan
pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi
fertilisasi antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya,
terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi genom yang digunakan untuk
zigot adalah 46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat
beberapa perkecualian, antara lain: sel darah merah dan keratinosit
memiliki genom nuliploid. Hepatosit bergenom tetraploid 4nC, sedang
megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom poliploid
hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi hingga
menghasilkan ribuan sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel terjadi
sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan sel,
yang lazim disebut sebagai endomitosis. sel menjadi lengkap, Jan
Evangelista Purkyn melakukan pengamatan terhadap granula pada
tanaman melalui mikroskop. Teori sel kemudian dikembangkan pada
tahun 1839 oleh Matthias Jakob Schleiden dan Theodor Schwann yang
mengatakan bahwa semua makhluk hidup atau organisme tersusun dari
satu sel tunggal, yang disebut uniselular, atau lebih, yang disebut
multiselular. Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya, di
dalam sel terjadi fungsi-fungsi vital demi kelangsungan hidup organisme
dan terdapat informasi mengenai regulasi fungsi tersebut yang dapat
diteruskan pada generasi sel berikutnya.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa
untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masingmasing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan
sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.
[sunting] Perkembangan sel
Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana
organisme multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari
sebuah sel embrio diploid hasil dari fusi haploid oosit dan spermatosit
yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel
embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk
terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang
berjalannya tahap perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi
menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi sel progenitor yang hanya
memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja,
dengan kapasitas unipoten.
Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu
proses pembelahan sel, diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap
membran sel,
sitoplasma, dan
mitokondria (kondriosom)
retikulum endoplasma
Sel bakteri
Sel bakteri
sangat kecil.
hewan.
Mempunyai
bentuk yang
tetap.
Mempunyai
dinding sel [cell
wall] dari
selulosa.
Mempunyai
plastida.
Mempunyai
bentuk yang
tetap.
Mempunyai
dinding sel [cell
wall] dari
lipoprotein.
Tidak
mempunyai
plastida.
Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan
meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini
sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.