You are on page 1of 38

Referat

Disfagia
Disusun Oleh : Caryn Miranda Saptari
Nim : 406138032
Pembimbing : dr. Nurlina, Sp.THT-KL
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung dan
Tenggorok

Anatomi

Anatomi Orofaring
Batas ujung bawah dari palatum mole dan superior
tulang hyoid inferior
Batas anterior dibentuk oleh inlet orofaringeal dan
pangkal lidah
Batas

posterior

dibentuk

oleh

otot-otot

konstriktor

superior dan media dan mukosa faring


Orofaring berhubungan dengan rongga mulut melalui
saluran masuk orofaringeal
Di inferior, terdapat sepertiga posterior lidah, atau
pangkal lidah, meneruskan perbatasan anterior orofaring
Pada dinding-dinding lateral orofaring terdapat sepasang
tonsil palatina di fosa anterior

Anatomi Hipofaring
Perbatasan

hipofaring

adalah

di

bagian

superior

terdapat tulang hyoid dan sfingter esofagus atas


Batas inferior otot krikofaringeus
Batas anterior hipofaring sebagian besar terdiri dari
inlet laring, yang meliputi epiglotis dan kedua lipatan
aryepiglottic dan tulang rawan arytenoid
Permukaan posterior dari kartilago arytenoid dan pelat
posterior

kartilago

krikoid

merupakan

perbatasan

anteroinferior dari hipofaring


otot

cricopharyngeus

membentuk

UES,

otot

ini

kontraksi tonik selama istirahat dan relaksasi saat


menelan untuk memungkinkan bolus makanan masuk
ke esofagus

Anatomi Esofagus
Esofagus

adalah

tabung

muskular

yang

menghubungkan faring dengan lambung, berukuran


panjang sekitar 8 inci
Sfingter

esofagus

bagian

atas

(UES)

sekumpulan

muskulus di bagian atas esofagus bersifat involunter,


digunakan ketika bernapas, makan, bersendawa, dan
muntah
Sfingter esophagus bagian bawah (Lower esophageal
sphincter/LES) sekumpulan otot pada akhir bawah dari
esofagus, yang berbatasan langsung dengan gaster
Ketika LES ditutup, mencegah asam dan isi gaster naik
kembali ke esofagus. Otot-otot LES tidak berada di
bawah kontrol volunter

Fisiologi Menelan
Dibagi dalam 3 fase, yaitu fase oral,
fase faringeal dan fase esofagal

Fase oral
Fase oral terjadi secara sadar
Makanan yang telah dikunyah dan bercampur dengan liur
akan membentuk bolus makanan
Bolus ini bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah
Kontraksi m. levator veli palatini mengakibatkan rongga
pada lekukan dorsum lidah diperluas palatum mole
terangkat dan bagian atas dinding posterior faring akan
terangkat pula bolus terdorong ke posterior karena lidah
terangkat ke atas terjadi penutupan nasofaring sebagai
akibat kontaksi m. levator veli palatini kontraksi m.
palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup
kontraksi m. palatofaring sehingga bolus makanan tidak
akan berbalik ke rongga mulut

Fase faringeal
Fase faringeal terjadi secara refleks pada akhir fase

oral yaitu perpindahan bolus makanan dari faring ke


esofagus
Faring dan laring bergerak keatas oleh kontraksi m.

stilofaring, m. salpingofaring, m. tirohioid dan m.


palatofaring Aditus laring tertutup oleh epiglotis
ketiga sfingter laring : plika ariepiglotika, plika
ventrikularis dan plika vokalis tertutup oleh kontraksi
m. ariepiglotika dan m. aritenoid obligus terjadi
juga penghentian udara ke laring bolus makanan
akan meluncur kearah esofagus, karena valekula dan
sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus

Fase esofagal
fase perpindahan bolus makanan dari esofagus
ke lambung
Dengan adanya rangsangan bolus makanan
pada akhir fase faringeal

relaksasi m.

krikofaring introitus esofagus terbuka dan


bolus makanan masuk ke dalam esofagus
sfingter berkontraksi lebih kuat melebihi tonus
introitus

esofagus

saat

istirahat

sehingga

makanan tidak akan kembali ke faring

Gerak bolus makanan di esofagus bagian atas


masih dipengaruhi oleh kontraksi m. konstriktor
faring inferior pada akhir fase faringeal bolus
makanan akan didorong ke distal oleh gerakan
peristaltik esofagus
Pada

akhir

fase

esofagal,

sfingter

esofagus

bagian bawah akan terbuka secara refleks ketika


dimulainya peristaltik esofagus servikal untuk
mendorong bolus makanan ke distal. Selanjutnya
setelah bolus makanan lewat, maka sfingter ini
akan menutup kembali untuk mencegah refluks
dari lambung

DISFAGIA
Definisi

Keluhan

kesulitan

menelan

(disfagia) merupakan salah satu gejala


kelainan atau penyakit di orofaring dan
esophagus.

Keluhan

terdapat

gangguan

menelan

dan

ini

timbul

gerakan

gangguan

bila

otot-otot

transportasi

makanan dari rongga mulut ke lambung

Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi
atas :
Disfagia mekanik

Timbul bila terjadi penyempitan lumen esophagus.

Penyebab utama disfagia mekanik adalah sumbatan


lumen esophagus oleh massa tumor dan benda asing.

Penyebab

lain

adalah

akibat

esophagus,

striktur

lumen

penekanan

lumen

esophagus

peradangan

esophagus,
dari

mukosa

serta

luar,

akibat

misalnya

pembesaran kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelenjar


getah bening di mediastinum, pembesaran jantung, dan
elongasi aorta

Disfagia motorik
Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh kelainan
neuromuscular

yang

berperan

dalam

proses

menelan.

Lesi di pusat menelan di batang otak, kelainan


saraf otak n. V, n. VII, n. IX, n. X dan n. XII,
kelumpuhan otot faring dan lidah serta gangguan
peristaltic esophagus dapat menyebabkan disfagia.

Penyebab utama dari disfagia motorik adalah


akalasia, spasme difus esophagus, kelumpuhan
otot faring dan skleroderma esophagus

Disfagia oleh gangguan emosi


Keluhan disfagia dapat juga timbul bila
terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa
yang berat.
Kelainan
histerikus

ini

dikenal

sebagai

globus

Berdasarkan lokasinya, disfagia dibagi atas


Disfagia orofaringeal
Disfagia

orofaringeal

mengosongkan

bahan

dari

adalah
orofaring

kesulitan
ke

dalam

kerongkongan
Diakibatkan oleh fungsi abnormal dari proksimal ke
kerongkongan.
Pasien

mengeluh

kesulitan

memulai

menelan,

regurgitasi nasal, dan aspirasi trakea diikuti oleh


batuk

Disfagia esophageal
Disfagia

esophagus

adalah

kesulitan

transportasi makanan ke kerongkongan.


Hal ini diakibatkan oleh gangguan motilitas
baik atau obstruksi mekanis

Patogenesis
Keberhasilan

mekanisme

menelan

ini

tergantung dari beberapa faktor :


Ukuran bolus makanan
Diameter lumen esophagus yang dilalui bolus
Kontraksi peristaltik esophagus
Fungsi sfingter esophagus bagian atas dan

bagian bawah
Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah

Integrasi fungsional yang sempurna


akan terjadi bila system neuromuscular
mulai dari susunan saraf pusat, batang
otak,

persarafan

sensorik

dinding

faring dan uvula, persarafan ekstrinsik


esophagus serta persarafan intrinsic
otot-otot esophagus bekerja dengan
baik,

sehingga

berjalan lancar

aktivitas

motorik

Kerusakan pusat menelan dapat menyebabkan


kegagalan aktivitas komponen orofaring, otot
lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian
atas.
Oleh karna otot lurik esophagus dan sfingter
esophagus

bagian

atas

juga

mendapat

persarafan dari inti motor n. vagus, maka


aktivitas peristaltic esophagus masih tampak
pada

kelainan

esophagus

di

bagian

otak.

Relaksasi

bawah

terjadi

sfingter
akibat

perenggangan langsung dinding esophagus

Diagnosis
Pemeriksaan fisik untuk disfagia meliputi :
Selama pemeriksaan fisik, mencari mekanisme
oral-motor dan laring. Pengujian n.V tengkorak
dan n.VII-XII sangat penting untuk menentukan
apakah bukti fisik disfagia orofaringeal ada
Pengamatan
penutupan

langsung
rahang,

penutupan

bibir,

mengunyah

dan

pengunyahan, mobilitas lidah dan kekuatan,


elevasi

palatal

dan

laring,

kepekaan oral diperlukan

air

liur,

dan

Periksa tingkat kewaspadaan dan status


kognitif pasien, karena dapat berdampak
pada keselamatan menelan dan kemampuan
untuk belajar langkah-langkah kompensasi
Disfonia dan disartria adalah tanda-tanda
disfungsi motor struktur yang terlibat dalam
mulut dan faring menelan
Periksa

rongga

mulut

dan

integritas mukosa dan gigi

faring

untuk

Periksa langit-langit lunak untuk posisi dan


kesimetrisan

selama

fonasi

dan

beristirahat
Evaluasi

elevasi

faring

dengan

menempatkan 2 jari di laring dan menilai


gerakan selama menelan volunter. Teknik
ini membantu untuk mengidentifikasi ada
atau tidak adanya hambatan mekanisme
pelindung laring

Refleks

muntah

yang

ditimbulkan

oleh

menyentuh mukosa faring dengan spatula


lidah.

Pengujian

sangat

untuk

membantu,

refleks

tetapi

muntah

tidak

adanya

refleks muntah tidak selalu menunjukkan


bahwa

pasien

tidak

mampu

menelan

dengan aman.
Auskultasi

servikal

evaluasi

klinis

kekuatan

dan

menjadi

pasien

bagian

disfagia.

kejelasan

suara,

dari

Menilai
waktu

episode apnea, dan kecepatan menelan

Menilai fungsi pernafasan juga sangat penting. Jika


kekuatan pernapasan batuk atau kliring tenggorokan
tidak memadai, risiko aspirasi meningkat
Langkah terakhir dalam pemeriksaan fisik adalah
pengamatan

langsung

dari

tindakan

menelan.

Minimal, menonton pasien sementara dia minum air.


Jika memungkinkan, menilai makan pasien berbagai
tekstur makanan.
Sialorrhea, inisiasi menelan tertunda, batuk, atau
kualitas

suara

serak

basah

atau

mungkin

menunjukkan masalah. Setelah menelan, mengamati


pasien selama 1 menit atau lebih untuk melihat
apakah respon batuk tertunda hadir

Tes untuk Disfagia


Endoskopi atau esophagoscopy, tabung
dimasukkan
membantu
kerongkongan,

ke

kerongkongan

mengevaluasi
dan

untuk
kondisi

mencoba

untuk

membuka bagian-bagian yang mungkin


tertutup
Manometry esofagus, tabung dimasukkan
ke

dalam

perut

untuk

mengukur

perbedaan tekanan di berbagai daerah

X-ray leher, dada, atau perut dapat


diambil.
Barium x-ray, gambar bergerak atau
video

x-ray

diambil

dari

kerongkongan saat menelan barium,


yang terlihat pada x-ray

Disfagia Orofaringeal
Terjadi

ketika

mekanisme

orofaringeal

dalam proses menelan yang dalam keadaan


normal menjamin perjalanan lengkap bolus
dari mulut ke kerongkongan dan secara
bersamaan melindungi jalan napas, menjadi
terganggu
Aspirasi pneumonia, malnutrisi, dan kualitas
hidup berkurang dapat terjadi akibat OPD

kecelakaan serebrovaskular merupakan


penyebab
pneumonia

kasus

terbanyak,

aspirasi

dan

merupakan

penyebab umum kematian pada pasien


ini
Patofisiologinya adalah salah satu dari
dua kategori yang saling terkait:
1) kelainan transfer bolus
2) kelainan perlindungan jalan napas

Kelainan

transfer

bolus

dapat

dikelompokkan lagi ke dalam yang


disebabkan oleh:
1) Kegagalan pompa orofaringeal
2) gangguan koordinasi oral/faring
3) obstruksi aliran keluar faring

Dampak yang Timbul Akibat


Ketidaknormalan Fase Oral
Keluar

air

liur

(drooling

sialorrhea)

yang

disebabkan gangguan sensori dan motorik pada


lidah, bibir dan wajah
Ketidaksanggupan membersihkan residu makanan di

mulut dapat disebabkan oleh defisiensi sensori pada


rongga mulut dan/atau gangguan motorik lidah

Karies gigi yang mengakibatkan gangguan


distribusi saliva dan meningkatkan sensitivitas
gigi terhadap panas, dingin dan rasa manis
Hilangnya rasa pengecapan dan penciuman
akibat keterlibatan langsung dari saraf kranial
Gangguan

proses

mengunyah

dan

ketidaksanggupan memanipulasi bolus


Gangguan mendorong bolus ke faring
Rasa tersedak oleh batuk pada saat fase faring

Disfagia Fase Faringal


Dibagi dalam 3 tahap :
Tahap pertama dimulai segera setelah
timbul reflex menelan
Fungsi

dari

tahap

pertama

untuk

membantu bolus masuk ke faring dan


mencegah masuknya bolus ke nasofaring
atau kembali ke mulut

Fase kedua, terjadi proses fisiologis berupa


:
Kontraksi otot faring dengan peregangan ke
atas
Penarikan pangkal lidah kearah depan untuk
mempermudah pasase bolus
Elevasi laring karena kontraksi otot hyoid tepat
di bawah penonjolan pangkal lidah
Adduksi pita suara asli dan palsu
Penutupan epiglottis kearah pita suara

Tahap

tiga,

bolus

melewati

sfingter

keadaan

relaksasi

akan

terdorong

krikofaring
dan

dalam

masuk

ke

esophagus
Dampak

ketidaknormalan

pada

fase

faringal adalah chocking coughing dan


aspirasi

Gejala Disfagia
Orofaringeal
Ketidakmampuan untuk
menjaga

bolus

dalam

rongga mulut
Kesulitan

(gargly

Suara serak
Suara

bindeng

(nasal

speech) dan disartria

Ketidakmampuan untuk

Batuk
sebelum,

memulai menelan
Regurgitasi nasal

berkumur

voice) setelah makan

mengumpulkan bolus di
belakang lidah

Suara

saat

menelan:

selama,

setelah menelan

Berat badan menurun

Pneumonia berulang

atau

Diagnosis kelainan disfagia


fase oral dan fase faring
Videofluoroskopi Swallow Assesment
(VFSS)
Flexible

Endoscopy

Swallowing ( FEES)

Evaluation

of

Disfagia Esofageal
Disfagia

esofagus

mengacu

pada

sensasi

makanan menempel atau terasa mengganjal


pada pangkal tenggorokan atau dada

Penyebab Umum dari Disfagia


Esofagus

Akalasia

GERD

Proses Penuaan

Eosinofilik

Spasme difus

esofagitis

Striktur esofagus

Scleroderma

Tumor

Terapi radiasi

Benda Asing
Cincin esofagus

You might also like