You are on page 1of 31

1

MODUL PELATIHAN
POSITIVE DEVIANCE /HEARTH
A RESOURCE GUIDED FOR SUSTAINAIBLY REHABILITATING
MALNUTRISHED CHILDREN
*Diadaptasi dari child survival collaborations and resource group
Nutrition working group, February 2003

LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA


JL. Ir.H.Juanda No.34, Ciputat, Tanggerang Selatan

2
MATERI PEMBELAJARAN
Tinjauan Umum Positif Deviance dan Pos Gizi
Positive deviance adalah sebuah pendekatan yang telah berhasil menurunkan angka kurang gizi.
PD membuat masyarakat mampu menurunkan angka kurang gizi yang ada saat ini dan
memcegah kurang gizi setelah menyelesaikan program ini.

Positive Deviance (Penyimpangan Positif)


PD/Heart adalah sebuah pendekatan yang berhasil menurunkan angka kurang gizi.
Pendekatan ini memungkinkan ratusan kelompok masyarakat untuk dapat mengurangi jumlah
anak kurang gizi saat ini dan mencegah terjadinya tahun-tahun kekurangan gizi setelah program
tersebut selesai dilaksanakan. Tujuan program PD/Heart:
1. Secara tepat memulihkan anak-anak kurang gizi yang diidentifikasi di dalam masyarakat
2. Memungkinkan keluarga mampu melakukan rehabilitasi kurang gizi secra berkelanjutan di
3.

rumah secara mandiri; dan,


Mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir di kemudian hari dalam
masyarakat tersebut, dengan mengubah norma-norma masyarakat mengenai perilakuperilaku perawatan anak, pemberian makan, dan perilaku perawatan anak sakit.
PD dan Pos gizi menggabungkan dua pendekatan yang telah terbukti sukses mengurangi

jumlah anak kurang gizi dan mempromosikan perkembangan anak yang normal di tingkat
masyarakat.
1. Pendekatan PD
PD didasarkan pada pemikiran bahwa beberapa pemecahan masalah terhadap
masalah yang ada di dalam masyarakat dan hanya perlu diketemukan. Karena perubahan
perilaku berjalan perlahan, sejumlah praktisi kesehatan masyarakat setuju bahwa pemecahan
masalah yang ditemukan dalam suatu masyarakatdapat lebih bertahan dibandingkan dengan
pemecahan masalah dari luar yang dibawa masuk ke dalam masyarakat tersebut. Proses PD

3
dan Pos gizi memanfaatkan kearifan lokalyang berhasil mengobatidan mencegah kekurangan
gizi dan menyebarluaskan kearifan tersebut ke seluruh masyarakat.
PD merupakan pendekatan yang berbasis pada kekuatan atas dasar keyakinan
bahwa dalam setiap masyarakat terdapat individu-individu tertentu yang dapat menemukan
cara-cara yang lebih baik untuk mencegah kekurangan gizi dibandingkan dengan individuindividu lain yang memiliki sumber daya dan menghadapi resiko yang sama. Melalui proses
yang dinamis yang disebut Positive Devance Inquiry, staf program mengajak masyarakat
untuk menemukan praktek-praktek unik yang berkontribusi pada keadaan gizi anak yang
lebih. Staf program dan masyarakat kemudian mendesain sebuah intervensi yang
memungkinkan keluarga-keluarga dengan anak yang menderita kurang gizi untuk belajar dan
mempraktekan hal-hal tersebut dan perilaku-perilaku lain yang lebih menguntungkan.
2. Pendekatan Pos Gizi
Pada pendekatan Pos Gizi , para kader dan ibu balita / pengasuh anak-anak kurang
gizi mempraktekan berbagai perilaku baru dalam hal memasak, pemberian makan,
kebersihan dan perawatan anak yang telah terbukti berhasil dalam merehabilitasi anak-anak
yang kurang gizi.
Berbagai perilaku terpilih (unik) tersebut berasal dari hasil penemuan penyelidikan
keluarga PD (Positive Deviance Inquiry)dan berbagai perilaku kunci yang dikemukakan oleh
para ahli kesehatan masyarakat. Para kader secara aktif ibu dan anak dalam proses
rehabilitasi dan pembelajaran dalam situasi yang menyenangkan sehingga keluarga-keluarga
tersebut dapat mempertahankan status gizi anak yang sudah baik di rumah. Kegiatan Pos gizi
terdiri dari rehabilitasi dan pendidikan gizi selama periode 20 hari yang diikuti dengan
kunjungan para kader ke rumah setiap ibu balita/pengasuh.
Pendekatan Pos gizi mempromosikan perubahan perilaku dan memberdayakan para
ibu balita/pengasuh untuk bertanggung jawab terhadap rehabilitasi gizi anak-anak mereka
dengan menggunakan pengetahuan dan sumber daya local. Setelah dua minggu diberikan
makanan tambahan berkalori tinggi, anak-anak menjadi lebih bertenaga dan nafsu makan
merekapun bertambah. Perubahan nyata yang terlihat pada anak, dengan disertai metode
belajar sambil bekerja, akan meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan ibu
balita/pengasuh dalam berbagai perilaku pemberian makan, merawat anak, kebersihan dan
perilaku perawatan anak (saat sakit). Adanya perilaku yang lebih baik, tanpa memperdulikan

4
latar belakang pendidikan sang ibu, akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pendekatan ini telah berhasil mengurangi angka kurang gizi pada kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran dengan cara membuat anggota masyarakat mapu untuk
menemukan dan mempraktekan perilaku unik dari keluarga PD dalam kegiatan harian Pos
Gizi.
PD dan Pos Gizi adalah alat mobilisasi masyarakat yang efektif, yaitu dengan cara
mendidik masyarakat untuk bekerja dengan melibatkan berbagai lapisan social masyarakat
tersebut, untuk bekerjasama mengatasi masalah dan menemukan pemecahan masalah dari
dalam masyarakat mereka sendiri.
Metode PD/Heart harus diadaptasi sesuai dengan kondisi setempat dan banyak
langkah-langkah yang fleksibel, namun beberapa hal yang esensial harus dilakukan untuk
menjamin metode in efektif. Berikut adalah pengalaman yang membuat program efektif:

Melakukan PD Inquiry (pencarian PD) di setiap masyarakat sasaran oleh anggota

masyarakat bersama-sama dengan sukarelawan


Menggunakan sukarelawan masyarakat untuk melakukan sesi Heart dan melakukan

kunjungan rumah
Sebelum sesi heart, anak diberikan obat cacing dan micro nutrient yang diperlukan

(seperti kapsul vit.A, dll)


Menggunakan pemantauan pertumbuhan (KMS) untuk mengidentifikasi anak kurang gizi

yang baru dan memantau perkembangan gizinya


Yakinkan para pengasuh membawa makanan / bahan lain (seperti bahan bakar, sayur-

mayur, dsb) selama sesi Heart


Merancang menu sesi Heart dengan bahan local yang terjangkau
Para pengasuh harus hadir setiap hari selama sesi heart
Lakukan sesi Heart selama 10-12 hari dalam waktu 2 minggu
Lakukan kunjungan rumah selama 10 hari setelah sesi heart selesai untuk meyakinkan

bahwa dalam waktu 20 hari telah membisakan perilaku-perilaku baru


Secara aktif melibatkan masyarakat selama proses.

Perilaku-Perilaku Yang Dipromosikan Dalam Pendekatan PD/Heart


Perilaku-perilaku yang menguntungkan yang dipro,osikan dalam pendekatan PD/Heart ada 4
kategori: pemberian makanan, pengasuhan, kebersihan diri dan perawatan kesehatan (saat
anak sakit).

Pemberian makanan
Perilaku-perilaku yang baik termasuk pemberian makanan yang bervariasi kepada bayi
setelah 6 bulan dalam porsi kecil dalam keseharian sebagai tambahan dari ASI,
pemberian makanan secara aktif, pemberian makanan selama sakit dan pada masa
pemulihan, dan penganan anak dengan nafsu makan rendah.

Perilaku pengasuhan
Interaksi yang positif antara anak dengan pengasuh akan membantu perkembangan emosi
dan psikologis anak. Perilaku positive ini mencakup interaksi verbal yang sering
terhadapa anak, memberikan perhatian terhadap anak dan menunjukan kasih saying,
pembagian kerja yang memungkinkan memberikan pengasuhan yang tepat dan partisipasi
aktif dari ayah dalam pengasuhan. Hal-hal ini dan beberapa perilaku penasuhan

merupakan hal yang sangat penting dan seringkali terabaikan.


Praktek kebersihan diri
Kebersihan badan, makanan dan lingkungan memiliki peranana yang sangat penting
utnuk menjaga anak agar tetap sehat dan mencegah penyakit diare dan infeksi cacing.
Satu perilaku cuci tangan, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
sebelum menyiapkan makanan, serta sesudah buang air telah menjadi perhatian WHO
dalam kampanye untuk mencegah diare. Selain cuci tangan, para pengsuh juga di berikan
pengetahuan lain guna menjaga kebersihan diri, seperti mandi, memotong kuku, memakai

sandal, dll yang bias diadaptasi dengan mudah oleh para pengasuh.
Praktek perawatan anak
Disamping memberikan imunisasi lengkap terhadap anak, perawatan terhadap anak sakit
yang cepat dan pertolongan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang memiliki peranan
sangat penting pula untuk menjaga anak tetap sehat.

Perilku-perilaku diatas perlu dikaji dalam konteks budaya masyarakat dimana metode
PD/Heart akan dilaksanakan. Staf bekerja sama dengan mitra local mencari perilaku-perilaku
kunci dalam masing-masing masyarakat. Berikut adalah 16 praktek kunci keluarga yang
diadopsi oleh WHO dan Unicef untuk mTBS ( Manjemen Terpadu Balita sakit) untuk
menurunkan penyebab utama kesakitan dan kematian anak.
Pertumbuhan Fisik dan Mental

Pencegahan Penyakit

6
Menyusui anak secara eksklusif selama 6 Memberikan imunisasi lengkap kepada
bulan
Memulai memberikan makanan pada usia 6

anak sesuai jadwal (BCG, DPT, Polio dan

gizi sambil terus memberikan ASI samapai

kotoran anak-anak dengan aman, mencuci

campak) sebelum usia satu tahun


bulan dengan makanan kaya energy dan zat Membuang kotoran (manusia) termasuk

anak usia 2 tahun


Meyakinkan
naka
mikronutrien

dalam

tangan setelah BAB, sebelum menyiapkan


memperoleh
jumlah

makanan dan sebelum menyuapi anak


cukup Melindungi anak dari malaria (untuk

(terutama vit A dan zat besi) baik melalui


makanan maupun suplemen
Meningkatkan perkembangan social dan
mental

dengan

pengasuhan

memenuhi

kebutuhan

melalui

berbicara,

anak

daerah endemis) dengan memakai kelambu


Berperilaku secara tepat dalam mencegah
HIV/AIDS dan dalam merawat orang
dengan HIV/AIDS

bermain dan memberikan lingkungan yang


merangsang buat anak
Perawatan di Rumah yang Tepat

Pencarian perawatan

Terus memberikan makanan dan member Mengenali

saat

anak

sakit

dan

lebih banyak cairan, termasuk ASI kepada

membutuhkan perawatan dari luar rumah

anak, saat anak sakit


Memberikan perwatan terhadap infeksi

dan mencari pertolongan kepada pelayanan

yang tepat di rumah


Melakukan tindakan untuk mencegah dan
merawat terhadap luka dan kecelakaan di
rumah
Mencegah kekerasan terhadap anak dan
mengambil tindakan yang tepat bila hal
tersebut terjadi
Meyakinkan agar pria secara aktif terlibat
dalam pengasuhan anak dan kesehatan
reproduksi di rumah

yang tepat
Mengikuti nasihat para petugas kesehatan
mengenai perawatan, tindak lanjut dan

rujukan
Meyakinkan

setiap

wanita

hamil

mendapatkan pelayanan kehamilan secara


memadai
melakukan

termasuk

paling

pemeriksaan

sedikit

kehamilan,

vaksinasi TT dan dukungan dari keluarga


dan masyarakatnya mencari pertolongan
saat melahirkan dan selama nifas dan
menyusui

7
3. Perbedaan Pendekatan PD/Heart dari program Gizi Tradisonal
Intervensi gizi tradisional meliputi pemantauan pertumbuhan, konseling dan pemberian
makanan tambahan dan mikronutrient seperti vit.A. pendekatan tradisional terhadap
intervensi gizi cenderung mencari masalah-masalah yang perlu diatasi. Pendekatan PD/Heart
mencari perilaku-perilaku posiif dan kekuatan yang terdapat di masyarakat dan apa yang
adapat diandalkan masyarakat. Melihat pertanyaan-pertanyaan berikut yang biasanya
digunkan dalam pendektan tersebut menunjukan perbedaan.
Pendekatan Tradisional
Apa kebutuhan anda?
Apa masalahnya?
Apa yang dapat kami sediakan?
Apa yang kurang dari masyarakat?
Apa yang tidak tersedia disini?

Pendekatan Pd/Heart
Apa kekuatan yang anda punyai?
Apa yang berjalan disini?
Apa sumber daya anda?
Hal baik apa yan ada di masyarakat?
Apa yang dapat kita andalkan?

4. Kelebihan Dari Pendekatan PD/Heart


Ada beberapa keuntungan dari pendekatan Pd/Heart
a. Cepat
Pendekatan ini meyediakan solusi yang cepat yan dapat mengatasi masalah yang saat ini
dirasakan. Anak-anak perlu direhabilitasi sekarang. Itulah mengapa pemberi makanan
yang diawasi diadakan selama sesi heart. Para pengasuh/orang tua kemudian
melaksanakan praktek yang sama d rumah dan melaporkan pengalaman mereka selama
sesi Hearth. Dukungan tindak lanjut di rumah diberikan kapada pengasuh/orang tua dan
sukarelawan.
b. Terjangkau
PD/Hearth terjangkau dan keluarga tidak bergantung pada sumber daya dari luar untuk
mempraktekan perilaku baru. PD/hearth jauh lebih cost effective daripada menyediakan
tenaga kepada pusat rehabilitasi gizi atau investasi rumah sakit.
c. Partisipatif
Partisipasi masyarakat merupakan bagian vital dari kesuksesan pendekatan PD/Heart.
Masyarakat memainkan peran penting selama proses PD/Hearth, dari penemuan praktekpraktek dan strategi-strategi yang berhasil dalam masyarakat untuk mendukung
pengasuh/orang tua setelah sesi Hearth selesai.
d. Berkelanjutan
Pendekatan PD/Hearth berkelanjutan karena perilaku baru diinternalisasi dan terus
dilanjutkan setelah sesi Hearth selesai. Para pengasuh dan orang tua tidak hanya dilatih

8
bagaimana merehabilitasi anak yang kurang gizi, tetapi bagaimana meneruskan tanpa
henti upaya rehabilitasi tersebut di rumah. Keterampilan yang dipraktekan menjadi
kebiasaan bahkan anak-anak yang lebih muda akan memperoleh keterampilan untuk
meneruskan PD/Heart, hanya dengan sumber daya local, jika perlu.
e. Asli
Karena solusinya berakar local, kemajuan diperolehsecara tepat tanpa banyak sumber
daya dari luar. Pendekatan ini dapat diterapkan secara luas, karena para penyimpang
positif (orang-orang yang memiliki perilaku unik yang baik) hamper selalu ada di
masyarakat.
f. Dapat diterima secara budaya
Karena Hearth didasarkan pada perilaku asli dalam onteks social, etnis, bahasa dan
agama dari masing-masing masyarakat, maka jelas hal ini akan tepat dari segi budaya.
g. Berdasarkan pada perubahan perilaku (tidak pada penambhan pengetahuan)
Tiga langkah dalam proses perubahan perilaku yang tercakup dalam pendekatan ii:
Penemuan penyimpang positif
Demonstrasi (sesi Hearth)
Mengerjakannya (sesi Hearth dan di rumah)
TOPIC I : PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCE (PENYIMPANG POSITIF)
Topik
: Pendekatan Positive Deviance
Waktu
: 75 menit
Jumlah Peserta
: 30 peserta
Tujuan Pemebelajaran Umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta memahami arti penting mengatasi malnutrisi secara dini
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta:
- Mampu menyebutkan pengertian malnutrisi dan cara mengukurnya
- Mampu menyebutkan sebab-sebab malnutrisi
- Dapat menyebutkan perbedaan pendekatan PMT tradisioanl dan PD
- Dapat menyebutkan tujuan
- Dapat menyebutkan kelebihan pendekatan PD
Metode:
Suasana I : (waktu 10 menit)
-

Fasilitator menanyakan apa yang ketahui mengenai kurang gizi dan penyebab kekurangan

gizi
Fasilitator menyimpulkan, melengkapi dan menjelaskan tentang pengertian malnutrisi dan
penyebab kekurangan gizi pada anak

9
Suasana 2 : (waktu 15 menit)
-

Fasilitator menayakan kepada para peserta mengenai program PMT yang biasa dilakukan

untuk mengani masalah kekurangan gizi


Fasiliatator menyimpulakan dan melengkapi jawaban peserta
Diskusi kelas untuk menjawab apakah cara-cara PMT seperti diatas dapat mengatasi masalah
kurang gizi dengan tuntas? Buatlah daftar mengenai kekurangan dan kelebihan program
PMT yang biasa dilakukan

Suasana 3 : (waktu 15 menit)


-

Fasilitator menjelaskan mengenai pendekatan positif Deviance dengan cara replay: dua atau

tiga orang peserta (yang sudah memiliki anak) secara sukarela


Fasilitator menanyakan kepada para sukarelawan tersebut tentang apa yang baiasa mereka
lakukan

Suasana 4 : (waktu 20 menit)


-

Fasilitator menjelaskan cara kerja pendekatan Devians Positif

Suasana 5 : (waktu 15 menit)


-

Fasilitator meriew tentang apa yang telah dipelajari pada sesi ini dan menyimpulkan
Fasilitator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mendiskusikan hal baru yang
ada pada pendekatan Positif Deviance

10

TOPIK 2: LANGKAH-LANGKAH DALAM PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCE


Topik

: langkah-langkah dalam pendekatan Positive Deviance

Waktu

: 45 menit

Jumlah peserta: 30 orang


Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta memahami langkah pendekatan Positif Deviance
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan:
-

Menyebutkan langkah-langkah dalam pendekatan Positif Deviance


Menjelaskan maksud dari masing-masing langkah pendekatan Positif Deviance

Metode:
Suasana 1: ceramah dan tanya jawab (waktu 45 menit)
-

Fasilitator menjelaskan langkah-langkah kunci dan hasil-hasil yang akan dicapai setiap step

dalam melaksanakan pendekatan Positif Deviance


Tanya jawab

Materi Pembelajaran
Langkah-langkah kunci dalam Positif Deviance:
1. Putuskan apakah pendekatan Positif Deviance/Hearth layak bagi masyarakat yang dituju

11
Hasil. Pengukuran komponen-komponen kunci untuk keefektifan program baik di dalam
masyarakat maupun organisasi pelaksana dan keputusan yang didasrkan pada informasi yang
cukup apakah akan memulai pendekatan PD/Hearth.
2. Memulaai mobilisasi masayarakat dan memilih serta melatih sumebr daya manusianya
Hasil. mendukung masyarakat melalui identifikasi dan keterlibatan pengambil keputusandan
individu-individu yang memiliki pengaruh, pembentukan dan atau penguatan komite
kesehatan desa (organisasi kader kesehatan desa), identifikasi dan pelatihan bagi para
pengelola PD/Hearth.
3. Menyiapkan Positive Deviance Inquiry
Hasil. Kesadaran mengenai praktek-praktek yang ada yang mempengaruhi status gizi dan
perkembangan anak, Wealth ranking dari keluarga dan pengukuran data dasra gizi untuk
mengidentifikasi anak yang kurang gizi dan penyimpangan positif
4. Melakukan Positif Deviance Inquiry
Hasil. Identifikasi perilaku-perilaku kunci dalam pemberian makanan, pengasuhan,
kebersihan diri dan perawatan anak untuk diajarkan selama sesi Hearth berdasarkan hasil
kunjungan rumah kepada keluarga-keluarga penyimpang positif.
5. Mendesain sesi Hearth
Hasil. Jawal 12 hari sesi Hearth (berbasis rumah) dengan menu-menu yang sehat dan pesanpesan pendidikan kesehatan yang efektif
6. Melaksanakan sesi Hearth dengan anak-anak yang menderita kurang gizi beserta orang
tua/pengasuhnya
Hasil. Terjadi pemulihan terhadap anak-anak yang menderita kurang gizi dan meningkatkan
pengetahuan dan mempraktekan perilaku-perilaku baru.
7. Perkuat dan dukung perilaku baru melalui kunjungan tindak lanjut
Hasil. Peserta mempraktekan perilaku-perilaku baru ditingkat rumah tangga
8. Ulangi sesi Hearth bilamana diperlukan
Hasil. Mayoritas anak sembuh/terehabilitasi dan tumbuh dengan baik
9. Perluas program PD/Hearth kepada masyarakat yang lain
Hasil. Masyarakat yang lebih luas merehabilitasi anak kurang gizi
Keberlanjutan perlu dibangun dan terencana sejak dari permulaan dan tidak sekedar dilekatkan
setelah sesi Hearth selesai. Monitoring dan evaluasi sangat penting dilakukan pada setiap
langkah-langkah diatas.

12
TOPIC 3 : PUTUSKAN APAKAH PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCE/HEARTH
LAYAK BAGI MASYARAKAT YANG DITUJU
Topic

: Putuskan apakah pendekatan positive deviance/hearth layak bagi


masyarakat yang dituju

Waktu

: 30 menit

Jumlah peserta

: 8 orang

Tujuan pembelajaran umum


Peserta memahami pertimbangan untuk mengaplikasikan positive deviance
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan:
-

Mampu menyebutkan bahan pertimbangan untuk mengaplikasikan pendekatan positive

deviance
Mampu menjelaskan ha;-hal yang harus diperhatikan dari tiap bahan pertimbangan untuk
mengaplikasikan pendekatan positive deviance

Metode:
Suasana 1: ceramah dan tanya jawab
-

Fasilitator menjelaskan langkah pertama dalam pendekatan Hearth

Materi Pelmbelajaran
Langkah pertama: Menentukan apakah PD/Hearth cocok untuk anda
A. Kondisi Umum
Pendekatan PD/Hearth paling cost effective di dalam masyarakat dimana sedikitnya 30 %
anak menderita kurang gizi (termasuk kurang gizi ringan, sedang, dan berat). Karena
pendekatan ini mensyaratkan tingkat partisipasi masyarakat yang cukup tinggi, pendekatan

13
ini mungkin tidak terlalu cocok jika prevalensinya kurang dari 30%. Metode yang digunakan
untuk menentukan, didasarkan pada standar BB per umur (KMS).
Jika jumlah anak yang malnutrisi rendah, pertimbangkan kemungkinan bahwa tidak semua
anak telah tercatat. Pencatatan dari rumah ke rumah dalam hal ini penting dilakukan untuk
memastikan jumlah anak yang malnurtrisi.
Ketersediaan bahan makanan local yang terjangkau: harus tersedia bahan makanan local,
PD/Hearth tidak cocok untuk daerah yang kekurangan bahan makanan untuk jangka waktu
yang lama atau sumber makanan berasal dari program bantuan pangan. Ini dapat dilakukan
dengan:
-

Melakukan survey pasar informal


Mengunjungi pasar local untuk mengecek ketersedian pangan dan harganya
Musim panen/pangan
Mengukur ketersedian pangan di tingkat keluarga

Sebaran rumah : PD/Heath cok untuk dimana letak antara rumah relative berdekatan karena
para pengasuh dapat menghadiri sesi Hearth harian tanpa menambah jam untuk berjalan kaki.
Kedekatan juga mempermudah bagi sukarelawan untuk sering melakukan kunjungan rumah.
Urban/rural : pengalaman menunjukan bahwa pendekatan PD/Hearth dapat diterapkan di
perkotaan atau di pedesaan. Diperkotaan, bahan makanan dibeli.
Keberadaan Program Bantuan Pangan
PD/Hearth dimaksudkan untuk memanfaatkan pengetahuan dan sumber daya local untuk
mengatasi masalah kurNG GIZI. PENYEDIAAN BAHAN MAKANAN dari luar dalam
bentuk bantuan pangan dapat mengacaukan tujan PD dalam memanfaatkan bahan makanan
local. Namun demikian Negara-negara yang menerima program bantuan pangan sangat
penting untuk menemukan cara-cara yang kreatif untuk memanfaatkan bahan makanan
tersebut yang tidak merusak tujuan PD/Hearth.
Selama fase pencarian (PDI) mungkin akan terlihat beberapa keluarga memanfaatkan
makanan dengan cara yang lebih baik disbanding yang lain. Mungkin mereka menyiapkan
makanannya dengan rasa yang lebih enak atau menjualnya untuk membeli bahan makanan
lain. Saat program bantuan pangan selesai, maka fase pencarian harus dilakukan untuk

14
mencari cara mengatasi kurang gizi dengan tanpa tergantung dari bahan makananan bantuan
tersebut.
Pengungsi
PD/Hearth bukan merupakan pendekatan yang baik untuk proyek yang diperuntukkan untuk
para pengungsi. Namun demikian, pendekatan PD/Hearth dapat menjadi alat yang efektif
untuk mengetahui strategi-strategi dan keterampilan unik beberapa individu keluarga dalam
menghadapi situasi ini.
Masyarakat yang tidak memiliki lahan atau masyarakat tersebar
Masyarakat seperti ini tidak stabil, tetapi menyimpang positif dalam masyarakat itu ada.
Startegi yang berkombinasi dnegan komponen income generating untuk mendukung
keamanan pangan keluarga diperlukan.
Keberadaan program pengembangan dan kesehatan masyarakat
Ada beberapa program kesehatan masyarakat yang bekerja secara sinergis dengan
pendekatan PD/Hearth untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi anak-anak. Penting
untuk mengetahui status program-program tersebut saat ini dan buat keputusan dalam hal
kaitan dengan tujuan program dan sumber daya yang tersedia. Bilamana mungkin, program
harus mempertimbangkan pelaksanaan aktivitas kesehatan atau berpartner dengan organisasi
lain yang dapat melaksanakan:
- Program imunisasi
- Suplementasi gizi (mikronutrient)
- Pemberian obat cacing
- System rujukan ke fasiitas kesehatan bagi anak sakit
Upaya-upaya

gizi dapat diintegrasikan dengan sejumlah program seperti pertanian,

keamanan pangan, peningkatan ekonomi, air dan sanitasi. Jika MTBS ada, PD?Hearth dapat
melengkapi pesan-pesan pendidikan kesehatan dan mendapatakan manfaat dari pengukuran
masyarakat, klasifikasi (penyakit), pengobatan dan system rujukan. Malnutrisi merupakan
penyebab dan sekaligus merupakan dari masalah-masalah kesehatan masyarakat yang lain
dan tidak dapat dilihat dari indikato kesehatan masyarakat seperti angka kesakitan diare dan
kematian akibat pneumonia dan malaria.
System untuk mengidentifikasi dan menelusuri angka kekurangan gizi

15
Program-program berikut bermanfaat di dalam masyarakat yang punya komitmen untuk
melaksanakan PD/Hearth dan menjaga angka malnutrisi pada level yang endah. Penting
sekali untuk mengukur apakah program-program ini atau berpartner dengan organisasi yang
dapat menyediakan sumber daya atau ahli.

Kemauan untuk memulai atau meneruskan program promosi monitoring


pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan dimaksudkan untuk memonitor status gizi anak
setiap saat. Program ini akan mengidentifikasi anak-anak yang malnutrisi yang
memerlukan sesi hearth dan anak-anak yang tidak dapat menjaga tingkat pertumbuhan

yang tidak memadai setelah mengikuti sesi hearth.


Pencatatan anak. Pencatatan anak berbasis masyarakat diperlukan untuk menjangkau
setiap anak dalam usia yang diprioritaskan (0-3 tahun) dan mendapatkan informasi status

gizi tingkat komunitas.


Pelaporan statistic vital (kelahiran, kematian dan imigrasi). Agar dapat menelusuri
stiap anak, dan mauknya anggota masyarakat baru naik dari kelahiran baru maupun
migrasi, pengumpulan informasi kejadian-kejadian vital perlu dilakukan. Jika data tidak
tersedia, pemerintah desa harus memiliki kemauan untuk menerapkan system
pegumpulan data-data tersebut.

B. Komitmen Masyarakat
Merupakan syaratvital terhadap pendekatan PD/Hearth. Jika pimpianan atau tokoh
masyarakat tidak terlibat dalam proses ini, usaha ini sebaiknya tidak dilakukan. Hal-hal
berikut sangat berkontribusi menentukan keberhasilan tidaknya program:
Keberadaan pimpinan atau tokoh masyarakat yang memiliki komitmen
Adanya komite kesehatan desa, sekelompok orang yang peduli terhadap masalah

kesehatan di desa
Adanya para kader yang potensial di masyarakat

C. Komitmen dari Agen Pelaksana


Jika tidak ada komitmen baik dari manajemen maupun staf terhadap pendekatan ini, maka
tidak disarankan melaksanakan metode ini. Program tidak menitikberatkan investasi yang
besar terhadap infrastruktur melainkan pada proses dan meluncurkan konsep kedalam
bergerak. Karenanya aspek sumber daya manusia menjadi penting dan menjadi pertimbangan
utama sebelum memulai program ini.

16

TOPIC 4: MEMOBILISASI MASYARAKAT DAN MEMILIH SERTA MELATIH


SUMBER DAYA MANUSIANYA
Topic
: Mobilisasi masyarakat dan memilih serta melatih Sumber Daya Manusianya
Waktu
: 30 menit
Jumlah Peserta : 30 pesrta
Tujuan pembelajaran Umum
Peserta memahami langkah kedua pendektan Positive Deviance (mobilisasi masyarakat, seleksi
dan melatih SDM)
Tujuan pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan:
- Mampu menjelaskan langkah mobilisasi masyarakat
- Mampu menjelaskan proses seleksi dan melatih SDM
Metode:
Suasana 1: Ceramah dan tanya jawab
-

Fasilitator menjelaskan langkah kedua dalam pendekatan PD/Hearth


Tanya jawab

Materi Pembelajaran

17
Langkah kedua: Mobilisasi masyarakat, menseleksi dan melatih SDM
A. Mobilisasi masyarakat
PD/Hearth adalah program yang dijalankan masyarakat dimana sangat diperlukan partisipasi
aktif masyarakat. Karena prosesnya memerlukan penemuan sendiri oleh masyarakat dan
kemudian bertindak, maka pelaksanaan PD/Hearth tidak akan berhasil tanpa partisipasi atau
dukungan masyarakat.
- Temui pimpinan dan tokoh-tokoh masyarakat
Diskusikan mengenai situasi kesehatan di masyarakat, khususnya balita. Evaluasi apakah
ada minat / perhatian masyarakat mengenai kondisi gizi di masyarakat. Apakah menjadi
prioritas utama? Kelompok umur berapa yang paling rawan? Balita? Batita? Di bawah 2
tahun? Apakah masyarakat menganggapnya sebagai masalah? Apakah masyarakat
memahami hilangnya potensi anak apabila anak menderita kurang gizi? Menampilkan
data kesehatan / gizi setempat dengan cara yang dapat dipahami seringkali menjadi
-

motivator yang bagus untuk bertindak!


Melakukan orientasi program dengan orang-orang kesehatan setempat. Identifikasi dan

libatkan mereka untuk mengkoordinasi upaya-upaya PD/hearth.


Memobilisasi komite kesehatan desa (semacam perkumpulan kader), berdayakan mereka

agar mampu untuk:


Mensupervisi para kader
Mengelola sesi Hearth
Merencanakan dan mengevaluasi hasil
Memonitor vital event (kematian, kelahoran, perkawinan, dsb)
Menunjukan dampak Hearth
Mengelola promosi dan memonitoring pertumbuhan anak
B. Menseleksi dan melatih SDM
Pelatihan merupakan jantung atau inti dari pendekatan PD/Hearth. Para staf, sukarelawan,
kader, komite kesehatan desa dan semuanya perlu disiapkan untuk mampu melakukan proses
PD/Hearth agar memiliki dampak terhadap pengentasan malnutrisi. Sesi Hearth sendiri yang
dilakukan para ibu merupakan pelatihan untuk melibatkan para ibu dalam merehabilitasi gizi
anak-anak dan mempelajari perilaku yang baru untuk menjaga agar anak-anak tetap sehat.
Pendekatan dalam pelatihan merupakan salah satu tentangan terbesar. Pendekatan masyarakat
telah ada di dalam masyarakat itu sendiri. Hal ini memerlukan perubahan peran dari yang
selama ini ada: dari guru ke murid, dari pelatih kepada yang dilatih. Para sukarelawan
PD/Hearth harus belajar dari para orang tua / pengasuh dan staf harus belajar dari para

18
sukarelawan itu. Ini mengubah paradigm tentang bagaimana mengajar keluarga kurang
mampu di Negara-negara berkembang.

TOPIC 5: MENYIAPKAN POSITIVE DEVIANCE INQURY


Topic
: Menyiapkan Positve deviance inqury (langkah ke 3)
Waktu
: 120 menit
Jumlah peserta
: 30 peserta
Tujuan pembelajaran umum
Peserta memahami langkah ketiga pendekatan positive deviance (menyiapkan positive deviance
inquiry)
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah sesi ini, peserta diharapkan:
- Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam mengerjakan positive deviance inquiry
Metode
Suasana 1: ceramah (20menit)
-

Fasilitator menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam menyiapkan positive deviance

inquiry
Tanya jawab

Suasana 2: Group work (20 menit)


-

Peserta dikelompokan berdasarkan asla desa. Peserta yang tidak mewakili desa akan dibagi

sesuai dengan jumlah kelompok desa


Kerja kelompok akan menentukan kelompokumr sasaran

Suasana 3: Group work (20 menit)


-

Kerja kelompok untuk menyiapkan survey dasar gizi

Suasana 4: Group work (20 menit)


-

Kerja kelompok untuk survey ranking kesejahteraan

19
Suasana 5: Group work (20 menit)
-

Kerja kelompok penyiapan pertemuan

Suasana 6: Group work (20 menit)


-

Kerja kelompok penentuan penyimpang positif

Suasana 7: Group work (20 menit)


-

Kerja kelompok pelatiahan SDM (ditingkat desa)

Materi
Langkah ketiga: menyiapkan Positive Deviance Inquiry
Positive deviance inquiry adalah alat survey komunitas untuk menemukan para orang
tua/pengasuh penyimpang positif (orang-orang yang memiliki perilaku positif)
Yang berhasil atau mempraktekan hal-hal yang kita inginkan yang dapat ditiru oleh yang lain
untuk mengatasi masalah-masalah di masyarakat. Dalam PD/Hearth ini difokuskan terhadap
praktek-prakteek untuk menurunkan angka kurang gizi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum mengerjakan Positive Deviance Inquiry adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

Menentukan target kelompok umur


Melakukan survey dasar gizi
Melkukan analisa situasi
Melakukan survey ranking kesejahteraan
Menyelenggarakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan upan balik terhadap

hasil survey, mengenalkan metode PD/Hearth dan menetapkan tujuan


f. Mengidentifikasi para penyimpang positif
g. Melatih dan menyiapkan tim pelaksana Positive Deviance Inquiry
Langkah-langkah dilakukan dalam waktu 1-3 minggu, harus dilakukan secepatnya karena
malnutrisi akan menyebabkan kerugian yang cepat. Hasilnya akan lebih baik jika dilaksanakan
tim multi disiplin.
a. Menentukan target kelompok umur

20
Jika lembaga donor anda belum menentukan kelompok target, libatkan masyarakat dalam
menentukan kelompok ini. Karena sampai usia 6 bulan anak masih mendapatkan ASI
eksklusif, maka usia termuda adalah 7 bulan. Jika jumlah anak balita terlalu banyak, maka
prioritaskan usia 7 bulan sampai 3 tahun ini pertumbuhan lebih cepat dibandingkan yang
lainnya.
b. Melakukan survey dasar
Survey dasar ini dilakukan untuk mengidentifikasi anak-anak yang kurang gizi sekaligus
menjadi alat untuk memobilisir masyarakat. Semua anak di timbang. Pengukuran BB/TB
bagus untuk digunakan mengukur malnutrisi akut atau wasting. Namun demikian karena
ukuran BB/U lebih sensitive terhadap perubahan, maka ukuran ini yang akan dipakai
pendekatan PD/Hearth. Anak dikelompokkan dalam kategori gizi kurang ringan, sedang dan
berat (di KMS digambarkan dalam warna hijau kekuningan, kuning dan dibawah garis
merah). Jika KMS telah tersedia, maka data bulan terakhir dapat digunakan untuk keperluan
ini.
c. Melakukan analisa situasi
Pengetahuan mengenai situasi masyarakat saat ini penting untuk perencanaan program yang
baik. Sebagai tambahan data survey gizi dasar, data-data berikut penting untuk dikumpulkan:
Keadaan kesehatan umum: cakupan imunisasi, kejadian dan perawatan ISPA khususnya
pneumonia, diare, malaria, dan angka kecacingan pada anak; kekurangan vitamin A;

akses terhadap KB dan pelayanan KIA.


Tingkat dan penyebab kematian balita: termasuk data penyakit kematian dan sebab

kematiannya (karena terlambat memberikan pertolongan yang tidak baik atau yang lain)
Perilaku dan kepercayaan masyarakat: pemberian makanan (menyusui, saat mulai
member makanan bayi, dsb), kepercayaan ini sangat penting karena didalam metode ini
yang menjadi focus adalah perawatan ank sakit dan ketersediaan air bersih.

Pemahaman mengenai perilaku dan kepercayaan ini sangat penting, karena didalam metode
ini yang menjadi focus adalah perubahan perilaku untuk mengatasi kurang gizi.
d. Melakukan survey rangking kesejahteraan
Bersama dengan masyarakat membuat criteria tingkat kesejahteraan untuk menggolongkan
masyarakat membuat criteria tingkat kesejahteraan untuk menggolonkan masyarakat menurut
tingkat social ekonominya. Hal ini dapat berupa penggolongan sederhana, mampu dan
kurang mampu. Criteria ini akan spesifik untuk masing-masing masyarakat. Ada salah satu
contoh sederhana yang telah dipakai: di Guatemala (kaya: memakai sepatu, sedang: memakai

21
sandal, miskin: tidak memiliki sandal atau sepatu). Contoh pertanyaan yang dapat digunakan
dalam menetapkan criteria kesejahteraan:
- Bagaimana anda menggambar keluarga mampu dan kurang mampu?
- Bagaimana tempat tinggalnya?
- Pakaian apa yang biasa dipakai?
- Makanan apa yenag biasa dimakan?
- Siapa pengasuh utama anak-anak nya?
- Berapa biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan selama setahun?
- Apakah pekerjaan ibu dan bapak?
e. Menyelenggarakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan umpan balik terhadap
hasil survey, mengenalkan metode PD/hearth dan menetapkan tujuan.
Setelah selesai melakukan survey, selenggarakan pertemuan dengan masyarakat untuk
mendapatkan umpan balik, mengenalkan metode PD/hearth dan menetapkan tujuan yang
akan dicapai secara bersama-sama. Agendanya:
- Menyapaikan hasil survey, lakukan dengan cara yang menarik, gunakan grafik untuk
lebih memberikan gambaran yang jelas.
- Review (kajilah) tanda-tanda kurang gizi (baik fisik maupun psikologis)
- Bahaslah akibat-akibat kurang gizi baik jangka panjang maupun jangka pendek
- Kenalkan konsep metode PD/hearth
f. Mengidentifikasi para penyimpang positif
Setelah menyelenggarakan pertemuan, pimpinan desa/dusun bersama

kader

mengidentifikasi/mencari penyimpang positif yaitu anak-anak yang memiliki status gizi baik
dan identifikasi mereka-mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.buatlah seperti
table dibawah ini:

Anak gizi baik


Anak gizi kurang

Keluarga miskin
Anak (penyimpang positif)
Anak

Keluarga mampu
Anak
Anak (penyimpang positif)

Para kader harus mempertimbangkan para penyimpang positif adanya factor lain yang
mempengaruhi misalnya anak tersebut tunggal atau memiliki nenek yang kaya. Anak-anak
seperti ini tidak termasuk penyimpang positif. Penyimpang positif bukanlah:
- Anak yang gemuk/besar tapi saat ini kehilangan berat badannya
- Anak dengan latar belakang begging atau scavenging
- Anak pertama atau tunggal
- Memiliki saudara yang kurang gizi berat
- Memiliki masalah kesehata atau social
- Sedang ikut program PMT
- Bayi keil, bayi berat badan lahir rendah yang saat ini sedang mulai tumbuh baik
g. Melatih dan menyiapkan tim pelaksana positive deviance inquiry

22
Karena positive deviance inquiry merupakan jantung bagi metode PD/Hearth maka kader
harus terlatih dan disiapkan secara baik. Topic pelatihannya adalah sebagai berikut:
- Konsep metode PD/Hearth
- Tujuan positive Deviance
- Review perilaku pemberian makanan, perawatan dan pencarian pertolongan jika anak
-

sakit
Pengenalan metode pengumpulan data: checklist observasi dan wawancara semi

terstruktur
Pencatatan dan pelaporan
Petunjuk melaksanakan kunjungan rumah

Di dalam pelatihan keterampilan terpenting yang dipelajari adalah:


Keterampilan mengidentifikasi praktek-praktek yang dijalankan oleh keluarga sehingga

membuat keluarga tersebut memiliki anak yang baik atau kurang gizi
Keterampilan mengamati dan mewawancarai dengan penekanan pada probing dan
keterampilan mendengarkan

TOPIC 6: LANGKAH 4: MELAKUKAN POSITIVE DEVIANCE INQUIRY


Topic
: Melakukan positive deviance inquiry
Waktu
: 60 menit
Jumlah Peserta
: 30 peserta
Tujuan pembelajaran umum
Peserta memahamilangkah keempat dalam pendekatan positive deviance
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan:
-

Mampu menjelaskan empat kategori perilaku dasar yang diamati dalam sesi Hearth

Metode:
Suasana 1:
-

Fasilitator menjelaskan empat kategori perilaku dasar yang diamati dalam pendekatan Hearth
Tanya jawab

23
Materi
Langkah keempat: melakukan positive Deviance Inquiry
Positive deviance inquiry merupakan alat untuk menemukan praktek-praktek yang berhasil dari
para penyimpang positif. Ini merupakan kuncidari daya perilaku yang akan diajarkan selama sesi
Hearth. Jika anggota masyarakat tidak melihat sendiri apa yang tetangga mereka lakukan untuk
mencegah/ mengatasi kurang gizi, mereka tidak akan percaya bahwa ada praktek-praktek local
yang dapat mereka pelajari dan ikuti untuk mendapatkan hasil yang sama. Positive deviance
inquiry memberikan informasi untuk merancang menu-menu makanan dan isi dari pendidikan
kesehatan selama sesi Hearth.
Hal ini dapat dilakukan secara cepat oleh masyarakat sendiri, para kader dan staff yang dilakukan
dengan kunjungan rumah dan mengamati perilaku keluarga dan pengasuh anak. Pengumpulan
dan analisa datanya dapat dilakukan kurang dari satu minggu.
Ada empat kategori perilaku dasar yang diamati:
-

Praktek pemberian makanan (feeding practice): penggunaan bahan makanan tertentu yang

bergizi, frekuensi dan jumlah makanan


Praktek pengasuhan (caring practices): cara-cara keluarga dan anak berhubungan (asuhan

psikologis-sosial) dan rangsangan/pendidikan usia dini.


Praktek kebersihan diri (hygiene practices): mencakup kebersihan badan, makanan, dan

lingkungan
Praktek perawatan kesehatan (health care practices): cara-cara pencegahan penyakit,
perawatan anak sakit selama di rumah dan penggunaan pelayanan kesehatan.

Proses positive deviance inquiry adalah:


-

Cara baru untuk melihat persoalan lama; mencari cara penyelesaian yang berhasil saat ini.
Cara mengamati sesuatu yang nyata: si sekitar orang mempraktekan perilaku-perilaku yang

memungkinkan dilaksanakan oleh orang lain.


Mencari sesuatu yang tidak umum tetapi bagus, perilaku yang dapat diterima secara budaya

nantinya akan dapat menjadi hal yang umum


Berdasarkan perilaku-perilaku yang sehat, yang berhasil, bukan yang gagal
Didasrkan pada temuan sendiri oleh para kader yang mewakili masayarakat mereka.
Segera dan cepat, bukan proses yang rumit yang peuh dengan pengumpulan dan analisa data.
Didasarkan pada sample yang kecil (4-6 kunjungan rumah) daripada sample yang besar

24
-

Memfokuskan pengamatan pada cara-cara yang berhasil di masyarakat


Tidak pasif, pengamat menggunakan semua indera
Satu proses yang memobilisir masyarakat untuk mengatasi masalah

Material yang dibutuhkan:


-

Flipchart untuk merangkum temuan


Alat untuk menulis
Ringkasan informasi gizi tiap keluarga
Checklist pengamatan
Kuesioner semi terstruktur
Laporan temuan kunjungan rumah

TOPIC 7: LANGKAH 5: MENDESAIN SESI HEARTH


Topik

: mendesain sesi Hearth

Waktu

: 30 menit

Jumlah peserta

: 30 peserta

Tujuan Pembelajaran Umum


Peseta dapat mempersiapkan desain sesi Hearth (langkah ke 5 dalam positive deviance)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti sesi Hearth, peserta diharapkan:
-

Mapu menjelaskan cara merencanakan menu sesi hearth


Mampu menjelaskan cara merencanakan pesan dalam sesi hearth
Mampu menjelaskan dengan cara mendesain protocol sesi Hearth

Metode:
Suasana 1:
-

Fasilitator menjelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam mendesain sesi Hearth

Suasana 2:

25
-

Kelas dibagi dalam enam kelompok. Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan dan

membuat contoh perencanaan menu sesi hearth


Tanya jawab

Suasana 3:
-

Masih bekerja dalam kelompok seperti di atas, masing-masing kelompok diminta


mendiskusikan dan membuat contoh perencanaan kesan pesan kesehatan yang akan
disampaikan dalam sesi Hearth.

Suasana 4:
-

Masih bekerja dalam kelompok seperti di atas, masing-masing kelompok diminta


mendiskusikan dan membuat contoh desain protocol sesi hearth.

Materi
Langkah kelima: Mendesain sesi hearth
Sesi Hearth di rumah-rumah penduduk dalam masyarakat tersebut selama 12 hari dengan tidak
lebih dari 10 anak dan pengasuhnya. Pada setiap sesi hearth, para orang tua/pengasuh
menyiapkan makan yang mengandung zat tenaga yang tinggi, menyuapi anaknya sesuai dengan
petunjuk dari para kader. Mereka juga belajar mengenai gizi, pola asuh dan sebagainya.
Sesi harian Hearth ini biasanya berlangsung sekitar 2 jam, masing-masing sesi terdiri dari:
Mengatur tempat masak, menyuapi cuci tangan, penyiapan makanan, penyuapan makanan,
integrasi dengan pendidikan gizi dan kesehatan. Dalam langkah ini ditentukan:
a. Jadwal sesi Hearth
Jadwal sesi Hearth dibuat dengan criteria sebagai berikut:
- Pilih waktu yang paling cocok bagipara ibu/pengasuh sehingga tingkat kehadirannya
-

tinggi
Karena diharapkan anak tetap makan di rumah, maka pilih waktu antar waktu makan
(jadi, makanan di sesi hearth ini menjadi tambahan bagi anak-anak) misalnya sekitar

pukul 10.00 atau sore setelah waktu makan siang


b. Perencanaan menu sesi hearth

26
Makanan tambahan diperlukan untuk upaya pemulihan kurang gizi yang disajikan setiap hari
selama 12 hari sesi hearth. Menurut WHO, anak pada masa pemulihan mereka harus
diberikan 150-220 kalori per kg berat badan per hari. Jika kurang dari 130 kalori perhari,
pemulihan tidak mungkin terjadi. Sesi hearth ini setidaknya menyediakan 600-800 kalori
setiap hari dengan jumlah 25-27 gram untuk setiap anak. Dengan menu tersebut, perubahan
akan sangat erlihat dalam waktu 2 minggu.
Menu harus:
- Termasuk makanan kecil untuk anak yang tidak mengenyangkan selama menunggu
-

kegiatan memasak
Makanan khusus(makanan khas yang ditemukan dari penyimpang positif)
Penyiapan makanan yang bervariasi
Bahan-bahan yang digunakan harus yang tersedia di lingkungan setempat, tepat musim

dan terjangkau harganya


Gunakan bahan makanan yang kaya Vit.A, zat besi, gizi mikro lainnya
Gunakan juga sumber amkanan hewani jika memungkinkan

Buatlah menu berdasarkan temuan dari penyimpang positif, survey pasar setempat dan
analisa nilai gizi bahan makanan lokal
c. Merancang pesan pendidikan kesehatan dan gizi
Materi 9 pesan asuhan dini tumbuh kembang anak dapat digunakan dalam sesi ini. Sejumlah
perilaku positif yang ditemukan selama proses positive deviance inquiry juga harus dibahas.
d. Menentukan untuk tempat sesi hearth
Istilah hearth/rumah diambil dari kesukarelaan para kader menggunkan harta atau rumah
untuk membantu para ibu/pengasuh memulihkan anak-anak kurang gizi. Menggunakan
tempat yang sama selama sei 12 hari akan sangat membantu.
e. Mendesain protocol untuk sesi hearth
Pembuatan protocol perlu dilakukan bersama dengan masyarakat agar berpartisipasi dan
dukungan masyarakat tetap tinggi selama program. Protocol tersebut memuat:
- Penentuan batasan status gizi yang harus mengikuti sesi ini
- Penentuan batasan kapan dinyatakan lulus
- Penentuan beberapa sesi hearth yang dapat diikuti oleh setiap anak walaupun mungkin
dia belum lulus
f. Membuat rencana kegiatan tahunan setelah selesai, buatlah rencana tindak lanjutnya.
Pastikan setiap keluarga terus mendatangi Posyandu/taman Posyandu unutk memantau gizi
dan kesehatan anaknya.

27
TOPIC 8: LANGKAH 6: MELAKSANAKAN SESI HEARTH DENGAN ANAK-ANAK
YANG MENDERITA KURANG GIZI BESERTA ORANG TUA/PENGASUHNYA
Topic

: melaksanakan sesi hearth dengan anak-anak yang menderita kurang gizi


beserta orang tua/pengasuhnya

waktu

: 30 menit

Jumlah peserta

: 30 peserta

Tujuan pembelajaran umum


Peserta memahami cara melaksanakan sesi hearth
Tujuan pemebelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan:
-

Mampu menyebutkan kegiatan-kegiatan dalam 12 hari sesi hearth

Metode :
Suasana 1:
-

Fasilitator menjelaskan cara melaksanakan 12 hari sesi hearth


Tanya jawab

Materi Pembelajaran
Melaksanakan sesi herath dengan anak-anak yang menderita gizi beserta orang tua/
pengasuhnya. Setelah persiapan diatas, lakukan sesi hearth selama 12 hari. Sesi hearth ini
bisanya berlangsung sekitar 2 jam: 1 jam untuk persiapan makanan dan memasaknya, jam
untuk menyuapi anak-anak dan jam lagi untuk bersih-bersih dan penyuluhan.
Masing-masing peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka mempelajari semua
keterampilan. Sebagian mungkin menyiapkan makanan, mencuci bahan makanan, memasak,
sebagian lain membersihkan anak-anak, memeriksa kebersihan kukunya, sebagian lagi
melakukan stimulasi dengan cara bermain dan bernyayi, dsb.

28
Hari-hari khusus selama sesi hearth
-

Pada hari 1 dan 12 : penimbangan anak, diawal dan diakhir 12 sesi hearth, anak-anak harus

ditimbang untuk mengetahui perkembangannya.


Pada hari ke 7
: sesi hearth libur dan para orang tua mempraktekan apa yang

mereka pelajari di rumah


Pada hari ke 11 : para orang tua/pengasuh diminta membawa bahan-bahan makanan yang
diperlukan untuk membuat makanan yang sehat untuk anak-anak mereka di rumah. Juga

diingatkan agar para pengasuh untuk membawa KMS pada hari ke-12 nanti.
Pada hari ke 12 : pada saat sesi terakhir, para orang tua/pengasuh akan menyiapkan
makanan sesuai yang akan mereka buat di rumah. Pada hari terakhir ini, semua anak juga
akan ditimbang, dilihat apakah mereka sudah lulus atau harus mengikuti kembali sesi hearth
pada bulan berikutnya.

Selama sesi hearth, monitoring harus dilakukan untuk meyakinkan kualitas sesi hearth yang
dilakukan oleh para kader dan membantu para kader jika menemui kesulitan yang muncul di
lapangan.
Setelah sesi hearth selesai, kunjungan rumah harus dilakukan kepada keluarga-keluarga selama 2
minggu sampai 1 bulan. Hal ini memantau apakah perilaku yang dipraktekan selama sesi hearth
dapat dipraktekan di rumah. Informasi ini penting sekali untuk tindak lanjut pada sesi hearth
berikutnya.

TOPIC 9: LANGKAH 7: PERKUAT DAN DUKUNG PERILAKU BARU MELALUI


KUNJUNGAN TINDAK LANJUT

29
Topik

: perkuat dan dukung perilaku baru melalui kunjungan tindak lanjut

Waktu

: 30 menit

Jumlah peseta

: 30 peserta

Tujuan pembelajaran
Peserta memahami langkah ke 7 dalam pendekatan Positive Deviance (perkuat dan dukung
perilaku baru melalui kunjungan tindak lanjut)
Metode
Suasana 1:
- Fasilitator menjelaskan langkah ke 7 dari sesi hearth
- Tanya jawab
Materi
Langkah ke 7: Mendukung perilaku baru
Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa setidaknya kita memerlukan waktu 21 hari
mempraktekan perilaku baru untuk selanjutnya berubah menjadi kebiasaan. Hearth ini
sebenarnya merupakan sesi 4 minggu (28 hari): yaitu 2 minggu praktek bersama dan 2 minggu
praktek di rumah dengan sewaktu-waktu dimonitor oleh para kader (melalui home visite).
Keluarga yang lain juga harus membantu memonitor tetangganya untuk selalu meneruskan
kebiasaan baik selama sesi hearth.
Hal yang paling meyakinkan dalam mengubah perilaku adalah perubahan yang terlihat pada
anak-anak. Setelah 2 minggu mengikuti sesi hearth, seoranga anak mulai sembuh dari kurang
gizi dan mulai senang bermain, hilang bengkak-bengkaknya, dan mulai naik berat badannya.
Para orang tua/ibu kemudian menghubungkan antara penyedian makanan ekstra dengan perbaiki
nafsu makan dan tingkat aktivitas anak yang meningkat.
TOPIC 10: LANGKAH 8: ULANGI SESI HEARTH BILAMANA DIPERLUKAN
Topik
: Ulangi sesi hearth bilamana diperlukan
Waktu
: 30 menit
Jumlah peserta
: 30 peserta
Tujuan pembelajaran
Peserta memahami langkah 8 dalam pendekatan positive deviance
Metode
- Fasilitator menjelaskan langkah ke 8 dalam pendekatan positive deviance
- Tanya jawab

30
Materi
Langkah ke 8: Ulangi sesi hearth bilamana diperlukan
Anak-anak yang tetap menderita kurang gizi setelah mengikuti sesi selama 2 minggu, maka di
undang kembali bulan berikutnya sampai mayoritas anak di masyarakat tersebut mencapai
kenaikan berat badan yang cukup.

TOPIK

11:

LANGKAH

9:

PERLUAS

PROGRAM

PD/HEARTH

KEPADA

MASYARAKAT YANG LAIN


Topik

: Program PD/hearth kepada masyarakat yang lain

Waktu
: 30 menit
Jumlah peserta
: 30 peserta
Tujuan pembelajaran
Peserta memahami langkah 9 dalam pendekatan positive deviance
Metode
- Fasilitator menjelaskan langkah ke 9 dalam pendekatan positive deviance
- Tanya jawab

Materi
Langkah ke 9: Perluas PD/Hearth
Dengan keberhasilan di kelompok kecil, perluasan pendekatan ini kepada tetangga, masyarakat
yang lebih luas.

TOPIC 12: PRAKTEK LAPANGAN


Topik

: Praktek lapangan

Waktu
: 240 menit
Jumlah peserta
: 30 peserta
Tujuan pembelajaran
Peserta terampil dalam melaksanakan langkah-langkah dalam pendekatan positive deviance

31
Metode
-

Praktek lapangan di masyarakat (Posyandu)


Tanya jawab tentang hasil praktek

Materi
Praktek di masyarakat (Posyandu)

You might also like