DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN UNSOED
NOMOR :......................... TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN UNSOED DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN UNSOED Menimbang:
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi; b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Universitas Airlangga dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Universitas Airlangga sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Universitas Airlangga; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan.
Mengingat:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
MEMUTUSKAN : Menetapkan : Kesatu:
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
PENDIDIKAN UNSOED TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN UNSOED
Kedua:
Kebijakan pelayanan Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Universitas Airlangga dilaksanakan oleh Direksi dan Manajer Pelayanan Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan Unsoed.
Ketiga:
Keempat:
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Purwokerto Pada Tanggal... November 2015 Direktur,
Drg. Arwita Mulyawati.,M.Hkes
NIP.19531205 198203 2 001
UNIVERSITAS AIRLANGGA RUMAH SAKIT
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
NOMOR : /UN3.24/2015 TENTANG : KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya. 2. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif. 3. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol. 4. Komunikasi dengan pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dalam konteks pribadi, budaya, dan kepercayaan agama masing-masing. 5. Fasilitas pengukuran nyeri pasien harus tersedia dalam bentuk skala nyeri dalam rekam medis. 6. Keluhan pasien tentang nyeri harus diperhatikan, tidak boleh langsung dianggap sebagai malingering (berpura-pura) dan dilanjutkan dengan pengukuran nyeri. 7. Pengetahuan pengukuran nyeri harus dipahami dan menjadi perhatian petugas kesehatan Rumah Sakit Universitas Airlangga. 8. Pengukuran nyeri harus dilakukan secara berulang untuk memastikan kenyamanan pasien dan membantu kesembuhan pasien. 9. Penatalaksanaan nyeri di Rumah Sakit Universitas Airlangga, mencakup nonfarmakologis danfarmakologis.