You are on page 1of 21

LAPORAN KASUS

GANGGUAN WAHAM MENETAP


Penyaji :
1.AtikYuswandari
2.DinniNurAfnita
3.InnadyaFemilia Sari
4.Rani novarianti
5.RisaFitria Sari

(Universitas Malahayati)
(Universitas Malahayati)
(Universitas Malahayati)
(Universitas Malahayati)
(Universitas Malahayati)

Pembimbing

: dr. Silvy A. Hasibuan, Sp.KJ

Hari / Tanggal

: 4 Januari 2016

Tempat

: RSUD Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai

I.

PENDAHULUAN
Gangguan jiwa merupakan gangguan yang terjadi pada pikiran, perasaan,
atau perilaku yang mengakibatkan penderitaan dan terganggunya fungsi seharihari.Salah satu gangguan jiwa yang secara spesifik terganggu isi pikirannya adalah
gangguan waham.Waham yang terjadi pada gangguan waham dapat bersifat
kebesaran, erotik,cemburu, somatic dan campuran. Prevalensi terjadinya gangguan
waham menetap di Amerika Serikat berdasarkan DSM-IV-TR adalah sekitar
0,03%, dimana angka ini jauh dibawah angka kejadian skizofrenia (1%) dan
gangguan mood (5%).Usia rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia
untuk onsetnya adalah berkisar antara 18 tahun sampai 90 tahun.1
Gangguan waham terjadi karena stress fisik atau psikologis pada orang
yang rentan dan mungkin dicetuskan oleh kematian pasangan, kehilangan
pekerjaan, pensiun, isolasi social, masalah keuangan, penyakit medis atau
pembedahan yang menimbulkan kecacatan, gangguan penglihatan, dan tuli.2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Definisi
Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan psikiatrik dimana gejala

yang utama adalah waham. Waham adalah keyakinan salah yang didasari pada
kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan
intelegensia pasien dan latar belakang cultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan
suatu alasan.1

2.2.

Epidemiologi
Pemeriksaan akurat tentang epidemiologi gangguan waham menetap

dihalangi oleh relatif jarangnya gangguan ini. Selain itu juga karena pasien dengan
gangguan waham menetap jarang mencari gangguan psikiater kecuali bila dipaksa
oleh keluarganya. Walaupun adanya keterbatasan tersebut, literatur mendukung
pendapat bahwa gangguan waham menetap, walaupun merupakan suatu gangguan
yang jarang namun memang ada dalam populasi dengan angka yang tidak tetap.1
Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika Serikat
berdasarkan DSM-IV-TR adalah sekitar 0,03%, dimana angka ini jauh dibawah
angka kejadian skizofrenia (1%) dan gangguan mood (5%).1,2 Insidensi tahunan
gangguan waham menetap adalah 1 sampai 3 kasus baru per 100.000 populasi,
yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan pertama pasien psikiatrik. Usia rata-rata
adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onsetnya adalah berkisar antara
18 tahun sampai 90 tahun.1 Namun, studi lain yang dilakukan di Spanyol pada
tahun 2008 berdasarkan rekam medis di suatu rumah sakit, mendapati 370 pasien
yang dirawat, didiagnosa dengan gangguan waham menetap, dimana ditemukan
rata-rata usia pesien-pasien

adalah 55 tahun. Wanita lebih sering menderita

gangguan waham menetap dengan rasio 3:1.2

2.3.

Etiologi

Etiologi dari gangguan waham menetap masih belum diketahui secara


pasti.1Terdapat beberapa sangkaan mengenai terjadinya gangguan waham menetap.
Data yang paling mendukung berasal dari keluarga yang melaporkan suatu
peningkatan prevalensi terjadinya gangguan waham menetap (4,8%), dimana
gangguan waham menetap lebih sering terjadi pada seseorang dengan riwayat
keluarga menderita penyakit yang sama atau menderita skizofrenia. Selain itu juga
terdapat teori biologikal yang menghubungkan kejadian gangguan wahan menetap
akibat adanya ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.3,4

2.4.

Manifestasi Klinis

1. Status Mental
a) Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa
bukti adanya disintegritas nyata pada kepribadian atau aktifitas harian.
Tetapi pasien mungkin terlihat aneh, pencuriga atau bermusuhan.1
b) Mood, Perasaan dan Afek
Mood pasien biasanya konsisten atau sejalan dengan isi waham.
Misalnya pasien dengan waham kejar akan curiga.1
c) Gangguan Persepsi
Menurut DSM-IV-TR, waham raba atau cium mungkin ditemukan
jika hal tersebut konsisten dengan waham.1
d) Pikiran
Gangguan isi pikiran berupa waham merupakan gejala utama dari
gangguan ini. Waham biasanya bersifat sistematis dan karakteristiknya
adalah dimungkinkan.1

2. Sensorium dan Kognisi


a) Orientasi dan Daya Ingat

Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya tidak memiliki


kelainan dalam orientasi, serta daya ingat dan proses kognitif lainnya tidak
terganggu.1
b) Pengendalian Impuls
Klinis harus memeriksa pasien dengan gangguan waham menetap
untuk menentukan ada atau tidak gagasan atau rencana melakukan
material wahamnya dengan bunuh diri, membunuh atau melakukan
tindakan kekerasan. Insidensinya tidak diketahui pada penyakit ini.1
3. Pertimbangan dan Tilikan
Pasien dengan gangguan waham menetap hampir seluruhnya tidak memiliki tilikan
terhadap konsisi mereka dan hampir seluruhnya dibawa ke rumah sakit oleh keluarga,
perusahaan atau polisi.1
4. Kejujuran
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya dalam
informasinya.1
2.5.

Tipe-Tipe GangguanWahamMenetap

Terdapat beberapa tipe pada gangguan waham menetap, yaitu :


1. Tipe Kejar (Persecutory Type)
Tipe ini adalah tipe gangguan waham menetap yang paling sering
dijumpai.1 Waham kejar mungkin sederhana atau terperinci dan biasanya
berupa tema tunggal atau sejumlah tema yang berhubungan, seperti
disekongkoli, dicurangi, dimata-matai, diikuti, diracuni, difitnah secara kejam,
diusik atau dihalang-halangi dalam menggapai tujuan jangka panjang. Hinaan
kecil dapat menjadi besar dan menjadi pusat sistem waham. Orang dengan
waham kejar seringkali membenci, marah, dan mungkin mereka melakukan
kekerasan terhadap orang lain yang diyakininya akan menyerang dirinya. Yang
membedakannya dengan tipe kejar pada skizofrenia adalah waham pada
gangguan waham menetap umumnya tersistematisasi, koheren dan dapat
dibenarkan secara logika. Seringkali orang dengan waham kejar menolak untuk
4

mencari bantuan.1 Seseorang dengan gangguan waham tipe ini akan mudah
marah, mudah tersinggung dan terkadang dapat bersikap agresif bahkan sampai
melakukan tindakan pembunuhan.5
2. Tipe Erotomania (Erotomanic Type)
Gangguan waham menetap tipe ini memiliki beberapa nama lain seperti
sindroma De Cleambault atau psychose passionelle.5 Pada tipe erotomanik,
waham inti adalah bahwa pasien dicintai mati-matian oleh seseorang, dimana
orang yang dibanyangkannya biasanya berasal dari strata status yang lebih
tinggi darinya, seperti bintang film atau atasan kerja, atau dapat pula seseorang
yang sudah menikah atau seseorang yang tidak mungkin digapai. 2 Pasien
dengan waham erotomanik adalah sumber gangguan bermakna terhadap
masyarakat.1
Onset gejala dapat mendadak dan kemudian menjadi kronis sehingga
seringkali menjadi pusat perhatian utama pada kehidupan seseorang yang
terkena. Usaha untuk berhubungan dengan objek waham, baik melalui telepon,
surat, hadiah, kunjungan bahkan mengawasi sampai mengikuti adalah sering.
Pasien yang terkena biasanya adalah wanita, meskipun didalam sampel
forensik sebagian besar adalah laki-laki. Orang yang terkena seringkali
ditemukan hidup menyendiri, menarik diri dari masyarakat, memiliki kontak
seksual terbatas dan memiliki level sosial rendah atau pekerjaan yang
sederhana. Angka kejadian gangguan waham tipe ini adalah 1-2%.3
3. Tipe Kebesaran (Grandiose Type)
Gangguan waham menetap tipe ini juga disebut megalomania. Bentuk
paling umum dari waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinya memiliki
wawasan atau bakat yang luar biasa tetapi tidak diketahui, atau membuat
penemuan penting, dimana pasien telah dibawa ke berbagai badan
pemerintahan seperti FBI. Waham yang lebih jarang adalah bahwa penderita
memiliki hubungan khusus dengan seseorang yang terkemuka atau isi waham
religius, dimana penderita menjadi pemimpin sekte religius.1
4. Tipe Cemburu (Jealous Type)

Gangguan waham menetap tipe ini juga dikenal dengan conjugal


paranoia dan sindroma Othello. Waham tipe ini lebih sering terjadi pada lakilaki daripada wanita. Waham ini jarang dijumpai, hanya sekitar kurang dari
0,2% dari semua pasien psikiatrik. Onsetnya seringkali mendadak dan
gejalanya akan menghilang hanya setelah perpisahan atau kematian
pasangannya.1 Waham cemburu dapat menyebabkan penyiksaan verbal dan
fisik yang bermakna terhadap pasangannya dan bahkan dapat menyebabkan
pembunuhan.5
5. Tipe Somatik (Somatic Type)
Waham tipe ini juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal
monosimptomatik. Perbedaan antara hipokondriasis dengan gangguan waham
menetap tipe somatik terletak pada derajat keyakinan yang dimiliki pasien
tentang anggapan adanya penyakit dalam dirinya. 1 Kesadaran pasien biasanya
baik dan gejala yang ditimbulkannya tidak berhubungan dengan penyakit
umum yang mendasarinya atau penyakit psikiatri lainnya. Waham tipe ini dapat
terjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba. Pada sebagian pasien, penyakitnya
tidak berulang meskipun derajat keparahan waham ini berfluktuasi. Kecemasan
dan kewaspadaan yang berlebihan adalah karakteristik dari waham ini. 5 Waham
yang paling sering diderita adalah infeksi (misalnya bakteri, virus, parasit),
dismorfofobia (misalnya bentuk yang tidak sesuai pada hidung, payudara),
waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut atau vagina, atau
waham bahwa bagian tubuh tertentu seperti usus besar, tidak berfungsi. Dapat
terjadi halusinasi taktil yang behubungan dengan tema waham, misalnya pasien
merasa ada merayap dibawah kulitnya.1
6. Tipe Campuran (Mixed Type)
Pasien menunjukkan lebih dari satu tipe waham diatas dan tidak ada
satu tema waham yang menonjol.2
7. Unspecified Type
Pasien menunjukkan tema waham yang tidak memenuhi salah satu
waham diatas. Sebagai contoh misidentifikasi sindroma, seperti sindroma

Capgras, yaitu keadaan yang dikarakteristikan dimana pasien percaya bahwa


anggota keluarganya telah di gantikan dengan seorang penipu ulung.2,5
2.6.

PedomanDiagnosis GangguanWahamMenetap
Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan

kriteria berdasarkan PPDGJ-III, yaitu4 :


1. Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling
mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun suatu system waham).
Harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi.

2. Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/full


blown (F32) mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa wahamwaham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapa tgangguan afektif itu.
3. Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.
4. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan
bersifat sementara
5. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran,
penumpulan afek, dsb.)

2.7.

Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang paling mendekati gangguan waham menetap adalah

skizofrenia tipe paranoid.1 Dimana yang membedakannya dengan gangguan waham

menetap adalah kualitas waham. Skizofrenia tipe paranoid memiliki pedoman


diagnostik sebagai berikut4 :
1.

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.


2. Sebagai tambahan :
a) Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :

Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,


atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming) atau bunyi tawa (laughing).

Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau


lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada, tetapi jarang
menonjol.

Waham dapat berupa hampir semua jenis, tetapi waham dikendalikan


(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity
(delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam
adalah yang paling khas.

b) Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala


katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
2.8.

Penatalaksanaan
Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita

gangguan waham menetap, yaitu :


1. Perawatan di Rumah Sakit
Pada umumnya pasien dengan gangguan waham menetap dapat diobati
atas dasar rawat jalan. Tetapi klinis harus mempertimbangkan beberapa hal.
Pertama, diperlukan pemeriksaan medis dan neurologis pada diri pasien untuk
menentukan apakah terdapat kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan
penyakit ini. Kedua, pasien perlu diperiksa tentang kemampuannya
mengendalikan impuls kekerasan yang mungkin berhubungan dengan waham.
Ketiga,

perilaku

tentang

waham

mungkin

secara

bermakna

telah

mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi didalam keluarga atau


pekerjaannya.1
2. Farmakoterapi
Antipsikotik telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai pengobatan
gangguan waham menetap. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa
Pimozide(Orap) mungkin efektif pada gangguan waham menetap tipe somatik. 1
Terapi kombinasi sering dilakukan, termasuk mengkombinasi obat antipsikotik
dengan antidepresan. Secara keseluruhan, penderita gangguan waham menetap
sangat berespon terhadap pengobatan (antipsikosit) yang diberikan, dimana
50% dilaporkan sembuh dari gejalanya, 90% menunjukkan adanya perubahan
dari klinisnya.1
3. Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi yang benar mengenai penyakit
pasien,

sehingga

diharapkan

keluarga

dapat

menerima

pasien

dan

mendukungnya ke arah penyembuhan. Memberitahukan kepada keluarga untuk


tidak memberikan tekanan emosional kepada pasien, Keluarga juga diharapkan
mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum obat, dan meminta
keluarga untuk lebih mendengarkan dan berkomunikasi dengan pasien. 3 Tanda
terapi yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial.1

2.9.

Prognosis
Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup

stabil. Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan waham menetap menjadi
skizofrenia. Kira-kira 50% psien pulih pada follow up jangka panjang, 20% lainnya
mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan pada
gejalanya.1
III. LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien

Laki-laki, 50 tahun, sudah menikah, Kristen, pendidikan terakhir SMU, Petani,


alamat rumah Pasar II Namu Trasi , datang ke Poliklinik Psikiatri RSUD Dr. R.M.
Djoelham Kota Binjai pada tanggal 30Desember 2015 diantar oleh Dokter
Puskemas, kesan terhadap keterangan dapat dipercaya.
2. Sebab utama (diperoleh alloanamnesis)
OS merupakan pasien konsulan dari bagian Poli Penyakit Dalam RSUD
Djoelham Binjai, dikarenakan penyakit lambung yang dideritanya tidak sembuhsembuh. OS sulit tidur dan tidak tenang dalam menjalani kehidupannya.
3. Keluhan Utama
OS sulit tidur dan sering merasa tidak tenang dalam menjalani kehidupannya,
OS juga merasa tidak bahagia semenjak berumah tangga dengan istri yang kedua
ini. OS juga merasa kecewa dengan ayahnya. OS juga merasa perut kembung,
berkeringat berlebihan, tangan kebas sejak 3 bulan ini. OS sudah berobat
kepenyakit dalam, keluhan berkurang bila minum obat. Namun OS yakin bahwa
istrinya yang pertama yang dinikahinya saat usia 25 tahun tidak suci lagi (tidak
perawan), sehingga OS merasa kecewa dan menceraikannya. Kemudian OS
menikah lagi pada umur 45 tahun dengan istri keduanya dan OS yakin juga istri
keduanya tidak suci lagi atau perawan. Tetapi OS memiliki dua orang anak yang
berumur dua dan lima tahun.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini dialami OS sejak 3 bulan yang lalu, dan berkurang bila hanya minum
obat, OS mengeluh sulit tidur, perut sering kembung, keringat berlebihan, dan
merasa tidak tenang menjalani hidupnya. OS kecewa terhadap orang tua dan
istrinya. Menurut OS dia yakin bahwa dia orang kaya yang semuanya serba ada
dan OS yakin bahwa dirinya dosen dan manager perusahaan, anaknya sekolah di
luar negeri, punya dokter pribadi. Namun setelah dikonfirmasi kepada istrinya
ternyata hal itu tidak benar, OS hanya tamatan SMA. Dan OS yakin semua
pembicaraan harus berbentuk wawasan ilmiah.
5. Riwayat Penyakit Sebelumnya
- OS pernah terjatuh dari pohon kelapa sekitar 1 tahun yang lalu, dari hasil
-

pemeriksaan normal.
OS menderitadispepsia.

10

6. Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Riwayat sewaktu di dalam kandungan dan dilahirkan : Sulit dinilai
Kesehatan fisik dan mental ibu sewaktu mengandung : Sulit dinilai
b. Riwayat masa bayi dan anak-anak
Pertumbuhan fisik
: Baik
Menyusui
: Sulit dinilai
Usia mulai jalan
: Sulit dinilai
Usia mulai berbicara
: Sulit dinilai
Simtom-simtom sehubungan dengan masalah perilaku yang dijumpai pada masa
kanak-kanak: Tidak ada
Kepribadian serta temperamen sewaktu anak-anak: Baik, Suka bergaul.

c. Riwayat Pendidikan
- Prestasi sewaktu sekolah dari SD sampai SMA sedang dan aktivitas sekolah
-

baik
Sikap terhadap teman dan guru baik.

d. Riwayat berhubungan dengan polisi atau penegak hukum


- Tidak ada

7. Riwayat Keluarga
a. Identitas orang tua
Identitas

Ayah

Ibu

Nama

Rajang Pandia Br

Br. Kaban

Usia

70tahun

66tahun

Pekerjaan

Petani

Petani

Pendidikan

Sarjana Muda

SD

Agama

Kristen

Kristen

Suku

Batak Karo

Batak Karo

Hubungan OS

Tidak peduli

Akrab

Kepribadian

Diktator, pemarah

Pendiam, penyayang

b. Saudara-saudara OS
OS anak satu dari tujuh bersaudara.
11

1. OS
2. Perempuan 47 tahun, hubungan dengan OS akrab.
3. Laki-laki 44 tahun, hubungan dengan OS kurang akrab.
4. Perempuan 41 tahun, hubungan dengan OS akrab.
5. Perempuan 39 tahun, hubungan dengan OS kurang akrab.
6. Perempuan 36tahun, hubungan dengan OS kurang akrab.
7. Perempuan33 tahun, hubungan dengan OS akrab.
8. Riwayat anggota keluarga yang menderita gangguan mental emosional
-

Tidak ada

9. Stressor psikososial
-

Masalahdenganprimary support group(OS mempunyai hubungan yang dingin


dan buruk dengan orang tua ( ayah) , sikap orang tua (ayah) yang dingin dan
acuh tak acuh terhadap OS, OS memiliki hubungan yang tidak harmonis
dengan istri pertama (sudah bercerai) dan istri kedua).

Masalah ekonomi ( OS bekerja sebagai petani (berladang) dan OS beranganangan menjadi dosen dan manager perusahaan).

10. Riwayat penyakit fisik yang pernah diderita OS yang ada kaitannya dengan
kejiwaan
-

Tidak ada

11. Riwayat bunuh diri


-

Pernah, karena berselisih paham dengan ayahnya saat usia 30 tahun.

12. Riwayat penyalahgunaan zat


-

Tidak ada

12

PEMERIKSAAN PSIKIATRI KHUSUS


1. Gambaran Umum
a. Penampilan

: Seorang pria, sesuai umur, cara


berpakaian biasa, kesan dapat
mengurus diri,sikap tubuh biasa.

b. Tingkah lakudanaktivitaspsikomotor

: Normoaktif, cara berjalan biasa.

c. Sikap terhadap pemeriksa

: Kooperatif.

2. Pembicaraan
a. Isi Pembicaraan

: Kadang-kadang relevan dan kadang-kadang tidak


relevan

b. Arus pembicaraan

: Biasa.

c. Produktivitas

: Biasa.

d. Perbendaharaan bahasa

: Cukup.

3. Afek, mood dan emosi lainnya


a. Afek

: Inappropriate.

b. Mood

: Disforik.

4. Pikiran
a. Gangguan bentuk pikiran
- Umum

: RTA terganggu, psikosis (+)

- Spesifik

: Flight of ideas

Isi pikiran

: Waham sistematis (OS yakin istri pertama dan


keduanya tidak suci sebelum menikah, mempunyai
dokter pribadi, dan anaknya bersekolah diluar
negeri), waham kebesaran (OS ingin menjadi
seorang dosen dan manager perusahaan).

5. Mimpi

: Tidak ada.

13

Fantasi

: Tidak ada.

6. Persepsi
a. Halusinasi

: Tidak ada.

b. Depersonalisasi

: Tidak ada.

7. Sensorium
a. Alertness

: Compos mentis.

b. Orientasi
-

Orientasi waktu

:Baik (OS tahu hari apa saat diwawancarai).

Orientasi tempat

:Baik (OS tahu sedang berada di RS).

Orientasi personal

:Baik(OS kenal dengan yang menemaninya).

c. Konsentrasi

:Baik (OS mampu mengurangi


bilangan 7 dari 100 sebanyak 4x).

Kalkulasi

:Baik (OS tahu perkalian 3 x 1).

d. Daya Ingat
-

Daya ingat jauh

:Baik (OS ingat nama sekolah waktu SD).

Daya ingat agak lama

:Baik (OS ingat kapan Hari Kemerdekaan).

Daya ingat baru saja

:Baik (OS ingat sarapan apa tadi pagi).

Daya ingat segera

:Baik (OS bisa mengulangi angka135786).

e. Pengetahuan Umum

:Baik (OS tahu nama Presiden RI sekarang).

f. Pikiran abstrak

:Baik (OS tahu beberapa peribahasa).

8. Insight

: III (OS sadar akan penyakitnya tapi


melemparkan kesalahan pada orang lain).

9. Judgment
a. Sosial

: Baik (OS membantu jika ada


gotong royong di lingkungan).

b. Tes

: Baik (OS akan mengembalikan dompet


sesuai identitas dalam dompet jika
menemukan dompet yang terjatuh).

14

10. Kemampuan mengendalikan rangsangan diri dalam diri sendiri:


-

Baik.

PEMERIKSAAN MEDIS
1. Pemeriksaan Interna
a. Status Presents
Vital sign
-

Sensorium

: Compos mentis

Tekanan darah

: 130/90 mmHg

Berat badan

: 68 kg

b. Pemeriksaan fisik
-

Kepala

: Dalam Batas Normal

Leher

: Dalam Batas Normal

Dada

: Dalam Batas Normal

Abdomen

: Dalam Batas Normal

Ekstremitas

: Dalam Batas Normal

c. Pemeriksaan neurologis

: Dalam Batas Normal

d. Pemeriksaan lain

: Tidak dilakukan pemeriksaan

RESUME
Laki-laki usia 55 tahun, sudah menikah dua kali, istri yang pertama bercerai
setelah 1 tahun pernikahan (tidak memiliki anak), usia pernikahan dengan istri yang
kedua 5 tahun dan memiliki 2 orang anak. OS sering merasa tidak tenang dalam
menjalani kehidupannya. OS juga merasa tidak bahagia dengan pernikahannya. OS juga
kecewa kepada orang tua nya, OS menginginkan kehidupan yang sempurna.

15

OS sulit tdur, merasa perut kembung, keringat berlebihan, tangan kebas.


Keluhan ini dirasakan OS sejak tiga bulan yang lalu. OS merupakan pasien rujukan dari
penyakit dalam.
Dari hasil pemeriksaan psikiatri khusus tampak tingkahlaku dan aktivitas
psikomotor normoaktif, cara berjalan biasa, isi pembicaraan kadang-kadang relevan dan
kadang-kadang

tidak

relevan,

arus

pembicaraan

biasa,

produktivitas

biasa,

perbendaharaan bahasa cukup. Afek inappropriate, mood disforik, gangguan bentuk


pikiran umumdijumpai RTA (+), psikosis (+) dan spesifik dijumpai flight of ideas.Isi
pikiran terdapat waham sistematis dan kebesaran, halusinasi tidak dijumpai, mimpi dan
fantasi tidak dijumpai,konsentrasi dan kalkulasi baik, judgment sosial baik,
pikiranabstrakbaik, insight III.

DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan waham menetap
2. Skizofrenia paranoid

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
-

Aksis I

Gangguanwaham menetap.

Aksis II

Gangguan kepribadiaan paranoid.

Aksis III

Dispepsia.

Aksis IV

Masalah dengan primary support group (keluarga),


Masalah ekonomi.

Aksis V

GAF 70 - 61 karena beberapa gejala ringan dan menetap,


disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
-

Risperidone 2mg 2 x tab/hari/oral

Kalxetin 10mg 1 x 1 tab/hari/oral (pagi)

16

2. Nonfarmakologi
-

Edukasi Keluarga OS.

PROGNOSIS
Ragu-ragu menuju buruk.

IV. DISKUSI
Telah diperiksa seorang laki-laki usia 50 tahun, sudah menikah, kristen,
tamat SMA dan bekerja sebagai petani.
Pada aksis I didiagnosis dengan gangguan waham menetap karena
memeneuhi kriteria diagnosis berdasarkan buku PPDGJ-III yaitu pada kasus ini
bahwa:4
1. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun suatu system waham). Harus
sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi.
2. Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/full
blown (F32).
3. Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.
4. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan
bersifat sementara.
5. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia.

17

Pada aksis II didiagnosis gangguan kepribadian paranoid. 4 pada aksis III


didiagnosis dispepsia, karena OS mengeluh perut kembung dan tidak sembuhsembuh.
Pada aksis IV adanya Masalahdenganprimary support group(OS
mempunyai hubungan yang dingin dan buruk dengan orang tua ( ayah) , sikap orang
tua (ayah) yang dingin dan acuh tak acuh terhadap OS, OS memiliki hubungan yang
tidak harmonis dengan istri pertama (sudah bercerai) dan istri kedua). Masalah
ekonomi ( OS bekerja sebagai petani (berladang) dan OS berangan-angan menjadi
dosen dan manager perusahaan).4
Pada aksis V GAF 70-61 karena beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
Diagnosis banding yaitu skizofrenia tipe paranoid. Yang membedakan
skizofrenia dengan gangguan waham menetap adalah, pada waham menetap tidak
ada gejala skizofrenia, tidak terdapat halusinasi audiotorik, dan wahamnya sistematis
sedangkan pada skizofrenia paranoid terdapatnya waham bizzare (kacau).4
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu secara farmakologi diberikan
Risperidone 2 mg 2x tablet/hari/oral, Kalxetin 10 mg 1x1 tablet/hari/oral (pagi)
karena terapi pada gangguan waham menetap yang paling baik yaitu pemberian
terapi kombinasi sering dilakukan, termasuk mengkombinasi obat antipsikotik
dengan antidepresan. Secara keseluruhan, penderita gangguan waham menetap
sangat berespon terhadap pengobatan (antipsikosit) yang diberikan, dimana 50%
dilaporkan sembuh dari gejalanya, 90% menunjukkan adanya perubahan dari
klinisnya.1 Dan non farmakologinya edukasi keluarga yaitu memberikan informasi
dan edukasi yang benar mengenai penyakit pasien, sehingga diharapkan keluarga
dapat menerima pasien dan mendukungnya ke arah penyembuhan. Memberitahukan
kepada keluarga untuk tidak memberikan tekanan emosional kepada pasien,
Keluarga juga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol
minum obat, dan meminta keluarga untuk lebih mendengarkan dan berkomunikasi
dengan pasien.3
Prognosis pada OS ditulis ragu-ragu menuju buruk karena dikarenakan
kurangnya dukungan keluarga, dan berdasarkan teori kurang dari 25% semua pasien
gangguan waham menetap menjadi skizofrenia..1

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI,Sadock BJ, Grebb JA.Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry


Eleventh Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer, 2015.
2. Elvira SD, Hadisukanto G. Gangguan Depresi. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia, 2013;509 13.
3. Chopra, Shivani dan Raheel A. Khan. 2009. Delusional Disorder. Diunduh dari :
www.emedicine.com. Dibuka pada tanggal 3 Januari 2016.
4. Muslim R. Gangguan Waham Menetap. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-III Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2003;52-53.
5. Lowenstein ,Daniel H dan Brian K. Alldredge . 2005. Mental Health and Delusional
Disorder. Diunduh dari : www.webmed.com/schizophrenia/delusional-disorder.
Dibuka pada tanggal 3 Januari 2016.

19

Pertanyaan peserta pada saat presentasi :


1. Kenapa prognosisnya ragu-ragu menuju buruk ?
Jawab: berdasarkan sumber no.1 Kaplan bahwa Kurang dari 25% dari semua
pasien gangguan waham menetap menjadi skizofrenia. Kira-kira 50% psien
pulih pada follow up jangka panjang, 20% lainnya mengalami penurunan
gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan pada gejalanya. 1 pada
kasus ini dikarnakan dukungan keluarga yang kurang maka kami berkesimpulan
diagnose pasien ini buruk.
2. Diagnosis banding gangguan waham menetap dengan skizofrenia paranoid.
Kenapa di DD kan dengan itu ?
Jawab: karna pada kasus ini pasien memiliki gejala paranoid yang juga terdapat
pada gejala pada pasien skizofrenia paranoid yaitu seperti adanya waham
kebesaran. Tetapi berdasarkan sumber no.4 PPDGJ-III berdasarkan kriteria
diagnosisnya pada kasus ini lebih tepat kepada gangguan waham menetap,
karena :4
a. Terdapatnya waham pribadi yaitu waham kebesaran yang menetap
dan berlangsung selama 3 bulan, sedangan pada skizofrenia paranoid
waham kebesaran nya bersifat bizarre (kacau) selama 1 bulan.
b. Terdapatnya full blown yaitu depresi yang lengkap dimana pasien
berusaha untuk bunuh diri pada usia 30 tahun.

20

c. Tidak ada bukti penyakit otak


d. Tidak ada halusinasi audiotorik, sedangkan pada skizofrenia paranoid
terdapat halusinasi audiotorik.
e. Tidak adanya gejala-gejala skizofrenia.

21

You might also like