You are on page 1of 25

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PAJAK

PADA KOTA CIREBON


Mohamad Fuad
ABSTRAKSI
Otonomi daerah yang telah berjalan selama ini secara umum sudah menunjukan kearah yang positip
meskipun masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki kinerjanya maupun kebijakannya. Salah
satu wewenang pemerintah pusat di era otonomi daerah adalah menentukan jumlah anggaran yang
digunakan untuk menjalankan proses pembangunan di daerah, tidak seluruh anggaran Pemda
diberikan oleh pemerintah pusat, harus ada upaya untuk menggali potensi pendapatan daerah dari
masyarakat, diantaranya adalah pajak.
Tulisan ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah agar pengelolaan pendapatan daerah
dikelola sacara baik dan benar yang mengacu kepada peraturan yang berlaku, sehingga tindakan
penyimpangan maupun manipulasi data bisa dicegah. Alat bantu yang digunakan untuk mencegah
hal tersebut adalah dengan membangun sistem informasi pajak, dengan harapan data atau informasi
yang disajikan tidak rangkap, konsisten, cepat dan mudah dalam menjalankannya, namun demikian
harus ada kemauan yang kuat dari pihak Dinas Pendapatan Daerah untuk menjalankan sistem
tersebut, salah satunya adalah dengan menjalankan program pelatihan pelatihan pada petugas.
Kata Kunci : Informasi, Pajak, Pendapatan, Sistem
Pendahuluan
Salah satu pesan Undang undang otonomi daerah, khususnya dibidang keuangan daerah1 adalah
diberikan kesempatannya kepada penyelenggara pemerintah untuk mengatur dan mengelola
keuangan khususnya dalam hal penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah. Hal ini merupakan
suatu tantangan disatu sisi dan merupakan ancaman disisi lain karena semua tergantung kreatifitas
dari masing masing penyelenggara pemerintahan daerah. Bagi daerah yang mempunyai potensi
sumber daya alam yang melimpah atau daerah yang mempunyai sumber sumber kegiatan ekonomi
yang maju maka hal ini merupakan suatu kesempatan emas namun bagi daerah yang miskin sumber
daya alam dan miskin sumber kegiatan ekonomi maka hal itu merupakan suatu ancaman, karena
sumber pendanaan yang diperoleh hanya dari kekuatan dana alokasi yang datangnya dari
pemerintah pusat.
Bidang yang sangat potensi dalam menyumbang penghasilan daerah adalah bidang pajak, bidang ini
mampu menggerakan proses pembangunan daerah dan proses penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan asli daerah mutlak dilakukan untuk meningkatkan
sumber pendapatan daerah baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi obyek pendapatan.
Untuk jangka pendek hal yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah dengan melakukan
intensifikasi terhadap objek atau sumber pendapatan daerah yang sudah ada melalui pemanfaatan
teknologi informasi, dengan melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau objek pendapatan
daerah maka akan meningkatkan produktivitas pendapatan asli daerah tanpa harus melakukan
perluasan sumber atau objek pendapatan baru yang memerlukan studi, proses dan waktu yang
panjang.
Sayangnya masyarakat kita belum seluruhnya sadar akan pentingnya pembayaran pajak, banyak
usaha usaha yang dilakukan oleh para pengusaha untuk menggelapkan kewajiban tersebut, hal ini

diperkeruh lagi dengan adanya sistem dan prosedur pemungutan pajak yang mendukung
penggelapan tersebut, sebagai contoh kita sering mengalami adanya Bill Cash yang dikeluarkan
oleh Hotel tidak teregistrasi dari Dinas Pendapatan Daerah, hal ini salah satu bentuk penghindaran
terhadap pajak, masih banyak lagi kasus yang terjadi dalam upaya untuk mengambil pajak, baik
dilakukan oleh pengusaha maupun petugas. Untuk itu dalam rangka mengurangi tingkat kebocoran
pajak maka perlu adanya Sistem Informasi yang mampu untuk mengelola data wajib pajak yang
akan dijalankan pada Dinas Pendapatan Daerah .
Dinas Pendapatan Daerah adalah bertanggung jawab atas pendapatan asli daerah, baik dalam
membuat perencanaan maupun perumusan kebijaksanaan umum. Dipenda dituntut untuk selalu
meningkatkan pendapatan asli daerah dengan melalui berbagai cara, diantaranya adalah dengan
selalu mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat atau dengan meningkatkan kinerja dari para
pegawainya dengan menciptakan mekanisme manajemen yang moderen. Salah satu indikasi
Manajemen moderen adalah dengan cepat dan tepatnya dalam menyajikan suatu informasi pada
suatu organisasi tersebut sehingga informasi yang diperlukan akan cepat didapatkan oleh pengguna
informasi tersebut.
Perancangan Sistem Informasi pajak yang dibahas disini hanya membahas tentang pengelolaan
jenis pajak hotel & restoran, pajak hiburan/tontonan dan pajak reklame. Jenis kegiatan pemungutan
pajak diawali dengan pendaftaran wajib pajak, penetapan sebagai wajib pajak, penetapan jumlah
pajak, penerimaan pembayaran pajak, pelaporan dan penagihan.
Teori
Sistem Informasi Manajemen
a Sistem
Suatu Sistem adalah jaringan kerja dari dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan data untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. (Jerry FirstGerald, Ardra F. FitzGerald, Warren D. Stallings Jr.p5)
Sistem adalah serangkaian metode, prosedur atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang
teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu ( Enit Squire, p1)
System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an
objective. ( Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan dengan maksud
untuk mencapai suatu tujuan). (Raymond McLeod, Jr. p14)
System is any group of components(functions, people, activities, event, and so on) that interface
with and complement one another to achieve one or more predefined goals. (Sistem adalah
kumpulan beberapa komponen(fungsi, manusia aktifitas, kejadian dan lain lain) yang
menjembatani dan melengkapi satu sama lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang
terdefinisi sebelumnya). (Larry Long P33)

b Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Gordon B. Davis, p28)
Informasi adalah suatu hasil dari kebijaksanaan analisis, manipulasi dan penyajian data dalam
sebuah kondisi yang akan meningkatkan proses pengambilan keputusan. (Larry Long, p10)
c Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kumpulan orang / mesin dari komponen komponen yang berinteraksi
untuk mendukung operasi, manajemen, dan kebutuhan-kebutuhan informasi untuk pengambilan
kebutuhan-kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan dari organisasi. (Whitten, Bentley
dan Ho, p40)
d Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan (Jogiyanto. HM.
P129)
e Perancangan / Desain Sistem
Perancangan / Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengurutan dari beberapa elemen terpisah kedalam suatu kesatuan yang
utuh dan berfungsi. (john Burch & Garry Grudnitski. P461)
Perancangan / Desain Ssitem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang
mesti harus dilakukan, tahap ini menyangkut menkonfigurasikan dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah intallasi dari sistem akan
benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada tahap akhir analisa sistem
(George M. Scott. P518).
Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut :
1.
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2.
Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
3.
Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4.
Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5.
Bentuk gambaran dapat berupa perncanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dan beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
6.
Termasuk menyangkut menkonfigurasikan komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem
f

Sistem Informasi Manajemen


SIM adalah kumpulan dari manusia dan sumberdaya modal didalam suatu organisasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen didalam kegiatan perancanaan dan pengendalian.
(Barry E. Cushing p.8)

SIM adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi
baik untuk kebutuhan manajerial maupun untuk kebutuhan operasi (George M. Scott. P66).

SIM adalah kumpulan dari berbagai sistem yang membantu dalam proses menajemen, operasional
dan kontrol dalam menyediakan informasi yang akan digunakan oleh para manager untuk
mengambil keputusan.
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah yang murni bersumber dari daerah. Menurut pasal
55, huruf a, Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974, penerimaan daerah terdiri atas: 1)pajak daerah,
2) retribusi aerah, 3) Bagian laba perusahaan Daerah, dan 4) Lain lain Usaha daerah yang sah.
Pendapatan Asli daerah dikelompokan ke dalam 5 (lima) kelompok penerimaan yaitu :
1.
Penerimaan daerah bersumber dari Pajak Daerah
Penerimaan Pajak daerah merupakan hasil pemungutan pajak asli daerah dan pajak negara yang
telah diserahkan kepada daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pajak Daerah menurut Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997,
ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelengagaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah.
Menurut undang Undang Replubik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas
undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak daerah dan retribusi
daerah, Pasal 2 Poin 2 menyebutkan bahwa Jenis jenis pajak kabupaten / kota terdiri dari :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.

Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Parkir
Pajak Pengambilan bahan galian golongan.
2.

Penerimaan daerah bersumber dari Retribusi Daerah

Retribusi daerah menurut Undang Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 adalah imbalan atas
pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung oleh seseorang atau badan atas jasa
pelayanan, pekerjaan, pemakaian barang, atau ijin yang diberikan oleh pemerintah daerah.
Sedangkan menurut Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000, yang dimaksud dengan Retribusi
Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah unuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Dengan diberlakukannya Undang Undang tersebut maka jenis jenis retribusi di Kabupaten/Kota
disesuaikan dengan jenis jenis jenis retribusi yang ditetapkan dalam Undang Undang tersebut.
Penggolongan retribusi terdiri atas tiga (3) kelompok yaitu :

i.

Retribusi Jasa Umum

Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah daerah
unutk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan.
ii.

Retribusi Jasa Usaha


Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah daerah dengan
menganut prinsip komersial karena pelayanan tersebut belum cukup disediakan oleh swasta.

iii.

Retribusi Perijinan Tertentu


Objek Retribusi Perijinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfatan ruang, penggunaan sumber daya alam,
barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungai kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan, sebagai contoh Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah, ijin mendirikan
bangunan, ijin gangguan, ijin trayek, dan seterusnya.
3.
Penerimaan daerah yang bersumber dari bagian laba perusahaan daerah
Bagian laba usaha daerah adalah salah satu sumber pendapatan asli daerah yang merupakan bagian
keuntungan dari suatu badan usaha milik daerah atas penyertaan modal yang telah dilakukan oleh
daerah pada badan usaha milik daerah yang bersangkutan.
4.
Penerimaan daerah yang bersumber dari penerimaan dinas-dinas
Dinas merupakan perpanjangan tangan dari Kepala Daerah mempunyai beberapa tugas diantaranya
adalah melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Dinas, melayani masyarakat dan melaksanakan
tugas pembantuan yang diserahkan kepadanya oleh Kepala Daerah. Dinas dinas yang tersebar di
seluruh Pemda memunyai peran yang berbeda namun demikian substansinya sama yaitu melayani
masyarakat, dinas yang mempunyai tugas langsung melayani masyarakat, yang nantinya
masyarakat membayar biaya administrasi kepada dinas yang bersangkutan yang akan dianggap
sebagai pendapatan asli daeah.
5.

Penerimaan daerah bersumber dari penerimaan lain-lain

Lain - lain pendapatan merupakan sumber pendapatan asli daerah diluar penerimaan pajak daerah,
retribusi daerah dan bagian laba usaha daerah. jenis jenis penerimaan yang merupakan sumber
penerimaan PAD dari lain lain pendapatan adalah sebagai berikut :
i.
ii.
iii.
iv.
v.

Hasil penjualan milik daerah


Penerimaan jasa giro
Sumbangan pihak ketiga
Penerimaan ganti rugi atas kekeayaan daerah
Dan lain lain

Local Area Network


Secara garis besar jaringan komputer di bagi menjadi 2 :
i. Jaringan terpusat :

Sistem komputer ini menggunakan CPU unutk melaksanakan semua tugas yang
diperintahkan kepadanya, hal ini berlaku baik unutk sistem yang digunakan oleh pemakai
maupun oleh beberapa pemakai
ii. Jaringan terdistribusi
Jaringan terdistribusi memberikan pemecahan masalah yang ditimbulkan dari sistem
jaringan komputer terpusat, karena sistem ini bisa menggunakan beberapa CPU yang bisa
saling berhubungan antara jaringan pusat maupun cabang sehingga pemrosesan suatu data
tidak dibebabnkan kepada satu CPU.
Tipe Jaringan :
1. Local Area Network
Local Area Network adalah beberapa komputer dan peralatan penunjang lainnya yang
berhubungan satu dengan lainnya yang dapat digunakan secara bersama maupun sendiri
(Tjahyadi Yuwono)
Local Area Network adalah jaringan sistem komputer yang lokasinya terbatas didalam
satu gedung/lokasi, satu kompleks gedung dan tidak menggunakan media komunikasi
umum seperti jaringan telepon (Lukas Tanutama dan Hosea Tanutama)
2. Wide Area Network
Wide area network adlah jaringan sejumlah sistem komputer yang lokasinya bisa
tersebar dalam lokasi yang sangat luas ( antar kota, antar propinsi, antar wilayah, dan
bahkan anatar negara bahkan antar benua) dengan menggunakan media komunikasi
umum seperti jaringan telepon, mesin fax, dan sebagai alat transmisinya adalah satelit.
Keuntungan LAN (Local Area Network)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pemakaian sumber daya yang ada


Memungkinkan hubungan anatar sistem yang berbeda merek
Memungkinkan pengiriman file
Memungkinkan perbaikan kinerja
Mempunyai banyak terminal yang dihubungkan ke sistem
Memungkinkan ppertukaran informasi
Meningkatkan produktivitas
Melindungi investasi

Komponen Dasar LAN


1. Workstation
2. Server
3. NIC (Network Interface Card)
4. Cable
5. Operating System
Topologi Local Area Network
1. Ring
2. Bus
3. Tree
4. Star

METODOLOGI PENELITIAN
Penulis melakukan tinjauan langsung terhadap data yang terdiri dari data primer dan data sekunder,
meliputi Sisdur, Struktur Organisasi dan Dokumen yang digunakan, dengan cara melakukan
pendekatan dengan pihak-pihak yang terkait, khususnya dengan pihak pihak yang mempunyai
kepentingan dengan sistem informasi pajak tersebut. Harapan penulis adalah mampu
mengidentifikasi permasalahan dan juga sekaligus memberikan jalan keluarnya.
Jenis Data
1. Data pajak yang selama ini dikelola oleh masing masing seksi yang terlibat langsung
2. Jenis proses yang dilakukan pada masing masing seksi dengan formula yang telah
ditetapkan oleh peraturan yang berlaku.
3. jenis laporan yang dihasilkan oleh sistem yang didasarkan pada peraturan yang telah
ditentukan.
Analisa Data
Analisa terhadap jenis pajak tertentu yang mampu memberikan sumbangan kepada pemda
yang cukup tinggi. Diantara jenis pajak tersebut adalah : Jenis pajak hotel & restoran, Jenis
pajak hiburan, Jenis pajak reklame.
Pembahasan
Perancangan Sistem Informasi
Perancangan Berdasarkan Organisasi
Perancangan Sistem Informasi Pajak yang akan dibahas pada bagian ini adalah hasil dari analisa
prosedur-prosedur pajak daerah khususnya yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Cirebon,
diantaranya adalah Pajak hotel dan restoran, pajak hiburan dan tontonan, pajak air bawah tanah dan
pajak reklame yang selama ini berjalan masih secara manual. Komputer belum dapat digunakan
secara optimal sebagai pengolahan dan menangani transaksi pajak daerah, karena belum adanya
sistem informasi pajak daerah yang berbasiskan komputer. Maka pada kesempatan ini Penulis
berusaha untuk merancang sebuah Sitem Informasi Pajak yang berbasis komputer yang sesesuai
dengan kebutuhan pada Dinas Pendapatan Daerah.
Perancangan Sistem Informasi Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Cirebon ini
menekankan pada aspek penanganan data wajib pajak dan juga pemenuhan bagi kebutuhan
informasi pajak bagi pihak-pihak yang terlibat dengan sistem ini, dimana dirasakan bahwa dengan
penanganan yang masih manual, banyak penyelewengan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab, faktor distribusi informasi yang sering terlambat dan keakuratan data
tidak terjamin.
Kebutuhan akan penyajian informasi pajak di Dinas Pendapatan Daerah Kota Cirebon sangat cepat
dan akurat semakin dirasakan oleh berbagai pihak yaitu pihak dari staff Dinas Pendapatan daerah
maupun masyarakat lainnya, apalagi di era otonomi daerah, akuntabilitas publik sangat di tuntut
oleh masyarakat luas. Dinas Pendapatan Daerah Kota Cirebon mempunyai beberapa seksi yang
terlibat langsung dan paling dominan dengan teknis pemungutan pajak . antara lain
1.

Seksi Pendaftaran dan Pendataan


Seksi ini adalah seksi yang sangat penting pada Dinas Pendapatan Daerah karena
keterlibatannya langsung dengan operasional pemungutan Pajak. Seksi ini di Pimpin oleh
seorang kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas dalam hal :
a)
Melakukan pendaftran wajib pajak daerah melalui formulir pendaftaran

b)
Menghimpun, mengolah data obyek dan subyek wajib pajak daerah melalui formulir
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
c)
Melaksanakan pemeriksaan lokasi / lapangan wajib pajak atas tembusan surat dinas dari
instansi
d)
Melakukan perencanaan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah
e)
Menyusun daftar induk wajib pajak daerah
Dalam melaksanakan tugasnya, seksi ini dibagi menjadi sub seksi pendaftaran, subseksi
pendataan dan subseksi dokumen dan data
2.

Seksi Penetapan
Seksi ini adalah seksi yang sangat penting pada Dinas Pendapatan Daerah karena
keterlibatannya langsung dengan operasional pemungutan Pajak. Seksi ini di Pimpin oleh
seorang kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas dalam hal :
Melakukan perhitungan penetapan pajak dan retribusi daerah
Melakukan perhitungan jumlah angsuran pemungutan / pembayaran/ penyetoran atas
permohonan wajib pajak dan retribusi daerah disetujui
Menerbitkan dan mendistribusikan serta menympan arsip surat perpajakan dan retribusi
daerah yang berkaitan dengan penetapan
Membantu melakukan perumusan SPPT PBB beserta DHPP PBB dan dokumen PBB
lainya yang diterbitkan oleh direktorat Jerndral Pajak, serta mendistribusikan kepada
para wajib pajak dan kepala unit lada yang terkait.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas di bidang tugasnya.
Seksi Penetapan dibantu oleh:
Sub seksi Perhitungan
Sub Seksi Perhitungan di kepalai Oleh kepala Seksi, mempunyai tugas membantu dan
bertanggung jawab kepada kepala Seksi Penetapan dalam hal:
1. Melaksanakan penelitian, penghitungan penetapan pajak dan Retribusi daerah
2. Melaksanakan penetapan secara jabatan pajak dan retribusi daerah
3. Melaksanakan penetapan tambahan pajak dan retribusi daerah
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penetapan dibidang tugasnya.
Sub seksi Penerbitan Surat ketetapan
Sub seksi Penerbitan Surat Ketetapan di pimpin oleh seorang kepala sub seksi, mempunyai
tugas dan membantu dan bertanggung jawab kepada kepala seksi penetapan dalam hal:
1. Membuat dan menerbitkan surat ketetapan Pajak (SKP), surat Keterangan Retribusi
(SKR), surat perjanjian Angsuran dan surat surat ketetapan pajak lainya.
2. Mendistribusikan dan menyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi daerah
3. Membantu Direktorat Jendral Pajak dalam melakukan penyampaian dan penyimpanan
arsip SPPT PBB serta dokumen PBB lainya
4. Melaksanakan tugas lainya yang diberikan oleh kepala seksi Penetapan di bidang
tugasnya
Sub Seksi Angsuran
Sub seksi Angsuran di pimpin oleh seorang kepala sub seksi, mempunyai tugas dan membantu
dan bertanggung jawab kepada kepala seksi penetapan dalam hal:
1. Menerima surat permohonan angsuran pajak dn retribusi daerah
2. Melakukan penghitungan jumlah angsuran pemungutan/ pmbayaran/penyetoran atas
permohonan wajib pajak yang disetujui
3. Menyiapkan surat perjanjian anggaran dan surat
penolkan angsuran
pemungutan/pembayaran/penyetoran pajak dna retribusi daerah

4.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penetapan di bidang tugasnya

1. Seksi Pembukuan dan Pelaporan


Seksi ini di pimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas membantu dan
bertanggung jawab kepada kepla Dinas dalam hal:
1. Melaksanakan
pencatatan
mengenai
penetapan
dan
penerimaan
dari
pemungutan/pembayaranya penyetoran pajak dan retribusi daerah kedalam kartu wajib
pajak dan Retribusi daerah serta kedalam kartu pengawasan PBB (KPPBB 4) dan daftar
Himpunan pokok pembangunan (DHPP)
2. Melakukan pencatatan m,engenai penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta
penerimaan uang dari hsil pemungutan benda berharga kedlaam kartu Persediaan benda
Berharga
3. Mnyiapkan
laporan
realisasi
penerimaan
dan
tunggakan
pemungutan/pembayaran/penyetoran pajak dan retribusi daerah, menghitung realisasi
penerimaan pengeluaran dan sisa persediaan benda berharga secara bulanan , triwulan dan
tahunan serta realisasi penerimaan dan tunggakan pbb
4. Melakukan pembinaan teknis operasional, bimbingan dan petunjuk kepada semua unit
Kerja Daerah yang melaksanakan pemungutan Pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainya serta pemungutan PBB
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas di Bidang tugasnya.
Seksi ini dibantu oleh :
Sub seksi Pembukuan Penerimaan
Sub seksi Pembukuan Penerimaan dipimpin seorang Kepala Sub seksi yang mempunyai tugas
membantu dan bertanggung jawab kepada kepala seksi pembukuan dan pelaporan,
meliputi:
1. Mengadakan tata pembukuan secara sistematis dan kronologis mengenai penerimaan
pajak dan retribusi daerah
2. Menerima dan mencatat semua SKP, SKR dan surat surat ketetapan pajak lainya
3. Menerima dan mencatat semua SKP,SKR dan surat surat ketetapan pajak lainya yang
telah dibayar lunas
4. Mencatat penerimaan / pembayaran/penyetoran PBB serta perhitungan tunggakanya
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala seksi pembukuan dan pelaporan dibidang
tugasnya

1.
2.
3.
4.
5.

Sub seksi pembukuan persediaan dipimpin oleh seorang


Kepala Sub seksi yang
mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala seksi pembukuan dan
pelaporan, meliputi:
Mengadakan taa pembukuan secara sistematis dan kronologis mengenani persediaan
benda berharga
Menerima dan mencatat tanda terima benda berharga, bukti penerimaan benda berharga,
bukti pengeluaran/pengambilan benda berharga
Menerima dan mencatat bukti penerimaan hasil pengumpulan benda berharga
Menghitung dan merinci sisa persediaan benda berharga
Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi pembukuan dan pelaporan
dibidang tugasnya

Sub seksi Pelaporan


Sub seksi pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala Sub seksi yang mempunyai tugas
membantu dan bertanggung jawab kepada kepala seksi pembukuan dan pelaporan,
meliputi:
1. Membuat laporan secara periodik mengenai realisasi penerimaan dan tunggakan pajak
dan retribusi daerah serta PBB

2.
3.
4.

Menyiapkan laporan berkala mengenai realisasi penerimaan dan persediaan benda


berharga
Menyiapkan, menyusun laporan realisasi penerimaan dari sumber sumber penerimaan
lainya diluar pajak dan retribusi daerah
Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi pembukuan dan pelaporan
dibidang tugasnya

2. Seksi Penagihan
Seksi ini di pimpin oleh seorang kepala seksi mempunyai tugas membantu dan bertanggung
jawab kepada kepla Dinas dalam hal:
1. Melakukan kegiatan penagihan dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan bendingsesuai dengan batas
kewenanganya
3. Mengumpulkan dan mengelola data sumber sumber penerimaan lainya diluar pajak dan
retribusi daerah
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas dibidang tugasnya

Sub seksi penagihan


Sub seksi penagihan di pimpin oleh seorang kepala subseksi mempunyai tugas mambantu dan
beratanggung jawab kepada kepala seksi penagihan dalam hal:
1. Menyiapkan dan mendistribusikan surat surat yang berhubungan dengan penagihan
2. Mendokumentasikan surat ynag berhubungan dengan penagihan
3. Menyelenggarakan pekerjaan perhitungan, penelitian perhitungan dan penetapan pajak dan
retribusi daerah
4. Melaksankan pengaihan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penagihan dibidang tugasnya
Sub Seksi Keberatan
Sub seksi keberatan yang dipimpin oleh seorang kepala sub seksi mempunyai tugas membantu
dan bertanggung jawab kepada kepala seksi penagihan, dalam hal:
1. Menerima dan melayani surat keberatan dan surat permohonan banding atas materi
penetapan pajak dan Retribusi Daerah
2. Menyiapkan keperluan menerima atau menolak keberatan atas materi penetapan pajak dan
Retribusi Daerah
3. Merumuskan penyelesaian permohonan banding ke majelis pertimbangan pajak atas
materi penetapan pajak dan Retribusi Daerah
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penagihan dibidang tugasnya.
Sub seksi pengelolaan penerimaan sumber lainya
Sub Seksi Pengelolaan Penerimaan sumber lain-lain dipimpin oleh seorang kepala sub seksi
mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala seksi penagihan,
dalam hal:
1. Mengumpulkan dan mengolah data sumber sumber penerimaan lainya diluar pajak dan
retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
2. Melaksanakan penagihan atas tunggakan tunggakank pungutan pendapatan daerah lainya
sesuai dengan informasi yang diperoleh dari dinas dinas/Instansi yang bersangkutan
3. Melakukan pembinaan teknis administrasi dibidang pungutan/penerimaan pendapatan
daerah lainya sesuai dengan peraturan perundangan undangan yang berlaku, kepada dinas

4.
5.

dinas / Instansi yang melaksanakan pungutan (melaksanakan penagihan pendapatan lain


lain)
Menyusun / membuat daftar realisasi penerimaan dari hasil penerimaan lain lain atas
dasar laporan bulanan/berkala
yang diterima
dari dinas dinas/Instansi
yang
menyelenggarakan pungutan
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penagihan dibidang tugasnya.

Diagram Arus Data ( Data Flow Diagram)


Diagram Arus Data ( Data flow diagram ) adalah sebuah model yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah sistem informasi secara logika, yang berfungsi memberikan uraian alur
data, pembagian system, serta hubungan antar objek yang terlibat dengan.

Diagram Konteks
Diagram ini menggambarkan secara umum hubungan antar komponen sistem informasi pajak yang
meliputi objek objek yang terlibat.

Wajib Pajak

SISTEM
INFORMAS
I
PAJAK

DIPENDA

GAMBAR 1
DIAGRAM KONTEKS
Keterangan :
q Wajib Pajak : Wajib pajak adalah orang atau lembaga yang mempunyai kewajiban
membayar pajak
q Sistem Informasi Pajak : adalah sistem yang mengelola data yang berasal dari wajib pajak
maupun membantu Dipenda dalam penyajian informasi.
q Dipenda adalah Dinas yang bertugas mengelola pungutan pajak di Pemerintah Daerah
Cirebon dengan jenis pajak pajak tertentu saja yang telah ditentukan oleh undang undang.

Diagram Hubungan
Diagram ini menggambarkan sistem sedikit lebih rinci dibandingkan dengan diagram
konteks, karena pada diagram ini melibatkan objek objek yang lain seperti data (dokumen).

PENDATAAN &
PENDAFTARAN

SKPD
SKPDT
SKPDN
SKPDKB
SKPDKB
T

PENETAPAN

Keterangan :
1. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SPTPD, adalah surat yang digunakan
oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut
Peraturan Perundang Undangan Perpajakan Daerah.
2. Surat Setoran Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh
wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah
atau ketempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
3. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SKPD, adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.

4. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang dapat disingkat SKPDKB, adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
5. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang dapat disingkat SKPDKBT,
adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditentukan.
6. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat
keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
7. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang dapat disingkat STPD, adalah surat untuk melakukan
tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
8. Surat keputusan Pembetulan adalah surat keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis,
keslahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan Perundang Undangan
Perpajakan/ Retribusi Daerah yang terdapat dalam surat ketetapan pajak daerah, Surat Ketetapan
pajak daerah Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayra, Suarat
Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Retribusi
Ddaerah, Surat ketetapan Retribusi Daerah Tambahan, Surat Tagihan Retribusi Daerah.
9. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat keputusan atas keberatan terhadap surat Ketetapan
Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil.
10. Pembukuan adalah suatu proses
pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau hutang, modal,
penghasilan dan biaiya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
diditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba pada
setiap tahun pajak

Diagram level
0 (zero)
Formulir SPTPD
Mengisi Formulir SPTPD

Formulir Pendaftaran

2
PENDATAA
N
WAJIB

WAJIB
PAJAK

Mengisi formulir
pendaftaran

MSPAT1B.DBF

Cetak Kartu
Data

MSPAT1A.DBF

PENDAFTARA
N WAJIB
PAJAK

3
ANALISA,
KETETAPAN
&

Daftar Wajib
Pajak

MSPAT03.DBF
MSPAT03.DBF

MSPAT02.DBF2.DBF

Cetak SKPD
Cetak SKPDT
Cetak SKPDKB
Cetak SKPDLB
Cetak SSPD
Cetak STPD
Cetak SKPDKBT

KETERANGAN
1 = SEKSI PENDAFTARAN
2 = SEKSI PENDATAAN
3 = SEKSI PENETAPAN
4 = SEKSI BKP
5 = SEKSI PEMBUKUAN & PELAPORAN
6 = SEKSI PENAGIHAN

6
MELAKUKA
N
PENAGIHAN
PAJAK
MSPAT06.DBF

5
PENCATATA
N
PEMBAYARA

MSPAT08.DBF

4
PENERIMAA
N

MSPAT07.DBF

Diagram level 1 Pendaftaran dan pendataan


a.
Pendaftaran

MSPAT1A.DBF

MSPAT02..DBF

Masukan isi
formulir pendaftaran
wajib pajak

1.1
Pendaftaran
WP

1.2
Pemberian
Nomor
NPWPD

1.3
Pengisian
SPTPD

Kartu_data

Diagram level 1
b.
Pendataan

MSPAT1B.DBF

MSPAT02.DBF

Masukan isi
formulir
pendaftaran
wajib pajak
2.1
Pendataan
Ulang WP

2.2
Check
Nomor
NPWPD

2.3
Pengisian
SPTPD

Kartu_data

Digram level 1 Penetapan

MSPAT02.DBF

3.1
Analisa
Kartu Data

Kartu
Data

MSPATSKPD.D
BF

3.2
Nota
Perhitungan
SKPS &

Diagram Level 1Penerimaan Setoran Pajak

MSPAT06.DBF
tap
4.2
Lakukan Jurnal
Pembayaran

4.1
Penrimaan
Setoran Pajak

GAMBAR 8

Trans_ba
yar

Diagram Level 1 Pembukuan dan Pelaporan

MSPAT07.DBF
5.2
Ppencetakan
Data WP
5.1
Pengumpulan
Data
MSPAT06.DB
F
GAMBAR 9

Diagram Level 1 Penagihan

MSPAT06.DBF

6.1
Pilih
Penunggak

6.2
Lakukan
Penagihan ke
Wajib Pajak

GAMBAR 10

Status
WP

KAMUS DATA
Laporan
Buku Pembantu Penerimaan Sejenis
NNo+buku_bantu.no_bukti+mspat1a.badan+buku_bantu.npwpd+
buku_bantu.bulan+buku_bantu.hotel+buku_bantu.hiburan+
buku_bantu.abt+buku_bantu.reklame .
Daftar Induk wajib Pajak
nNo + mspat1a.tglkukuh + mspat1a.nokukuh + mspat1a.tgltunjuk + mspat1a.notunjuk+
mspat1a.badan + mspat1a.alamat + mspat1a.npwpd
Daftar Realisasi Setoran
": "+Bulan + ": "+Tahun
nNo + mspat1a.badan + mspat1a.npwpd +mspat1a.alamat +realisasi_setor.sptpd
+realisasi_setor.bln_ini + realisasi_setor.bln_lalu + realisasi_setor.sd_bln_ini +
IIF(Jns_Pajak=1, "Hotel dan Restoran", IIF(Jns_Pajak=2, "Hiburan/Bioskop", IIF(Jns_Pajak=3,
"Air Bawah Tanah", "Reklame")))
Daftar Surat SKPD
nNo + mspat04_skpd.tglkirim + mspat02.skpd +
mspat1a.badan + mspat1a.Alamat
+mspat04_skpd.npwpd + mspat02.htpajak + mspat04_skpd.tglterima
Daftar Surat SKPDKB
"MASA PAJAK : "+Alltrim(Bulan) + "TAHUN : "+Tahun
nNo + mspat04_skpdkb.tglkirim + mspat02.skpdkb + mspat1a.badan + mspat1a.Alamat +
mspat04_skpdkb.npwpd + mspat02.htpajak + mspat04_skpdkb.tglterima

Daftar Surat SKPDLB


"MASA PAJAK : "+Alltrim(Bulan) +"TAHUN : "+Tahun
nNo + mspat04_skpdlb.tglkirim + mspat02.skpdlb + mspat1a.badan + mspat1a.Alamat +
mspat04_skpdlb.npwpd + mspat02.htpajak + mspat04_skpdlb.tglterima
Daftar Surat SKPDN
"MASA PAJAK : "+Alltrim(Bulan) + "TAHUN : "+Tahun
nNo +mspat04_skpdn.tglkirim + mspat02.skpdn + mspat1a.badan + mspat1a.Alamat +
mspat04_skpdn.npwpd + mspat02.htpajak + mspat04_skpdn.tglterima
Daftar Surat Teguran
"BULAN : "+Alltrim(Bulan) + "TAHUN : "+Tahun
nNo + srt_tegur.tglkirim + srt_tegur.no_surat + mspat1a.badan + mspat1a.alamat +
srt_tegur.npwpd
Surat Penetapan, Penerimaan dan Tunggakan Perjenis
"BULAN : "+Alltrim(Bulan)+" TAHUN : "+tahun
mspat02.ayat+db_tpad.terima+mspat06.pokok+mspat02.tsetoran - mspat06.pokok
Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah
m.bulan+m.tahun
kd_ayat+db_tpad.terima+Target+Bln_Ini+pad_bln.bln_lalu+sd_bln_ini+persen+sisa

Formulir

Surat Pengukuhan Wajib Pajak


m.noform+m.tanggal
m.merk+m.alamat+m.npwpd+m.pemilik+m.alamat2+m.sbgKukuh+m.tgl+m.tglkukuh+m.nama
_ttd+m.pangkat+'NIP : '+m.kd_nip
Kartu Pengenal Wajib Pajak
"No. Reg. : "+Alltrim(m.reg)+ ": "+m.merk+": "+m.alamat+":
"+m.npwpd+m.nama_ttd+m.pangkat+'NIP : '+m.kd_nip
Kartu Data Air Bawah Tanah
"Tahun Pajak : "+mspat1a.tahun+": "+mspat1a.merk+": "+mspat1a.alamat+":
"+mspat1a.pemilik+": "+mspat1a.alamat2+": "+mspat1b.Jenair+":
"+mspat1b.lksair+mspat1b.tanggal+mspat1b.pokok3+mspat1b.tsetoran3
Pajak Hiburan
"Masa Pajak : "+mspat1a.tahun + ": "+mspat1a.merk + ": "+mspat1a.alamat + ":
"+mspat1a.pemilik + ": "+mspat1a.alamat2 + db_jnshib.nama_hiburan + mspat1b.jml_kursi +
mspat1b.tjkbiasa + mspat1b.tarif1 + mspat1b.tarif2 + mspat1b.tarif3 + mspat1b.mesin +
mspat1b.tarif_game + mspat1b.rata_keg + mspat1b.kelas1 + mspat1b.Karcis1 + mspat1b.tarif1
+ mspat1b.tamu1 + mspat1b.Kelas2 + mspat1b.Karcis2 + mspat1b.tarif2 + mspat1b.tamu2
+mspat1b.Kelas3 + mspat1b.Karcis3 + mspat1b.tarif3 + mspat1b.tamu3 + mspat1b.jtonbias +
mspat1b.tarif1 + mspat1b.tarif2 + mspat1b.tarif3 +nNo + mspat1b.tanggal + mspat1b.bulan +
mspat1b.pokok2 + mspat1b.tsetoran2
Kartu Pajak Data Hotel dan Restoran

"Tahun Pajak : "+mspat1a.tahun + ": "+mspat1a.merk + ": "+mspat1a.alamat + ":


"+mspat1a.pemilik + ": "+mspat1a.alamat2 + db_jnshotel.nama_hotel + mspat1b.golkamar1 +
mspat1b.tarifkamar1 + mspat1b.jumkamar1 + mspat1b.golkamar2 + mspat1b.tarifkamar2 +
mspat1b.jumkamar2 +mspat1b.meja + mspat1b.kursi + mspat1b.kunjungan + mspat1b.register2
+ mspat1b.buku2 +mspat1b.buku2 + mspat1b.tanggal + mspat1b.bulan + mspat1b.tsetoran1 +
mspat1b.pokok1
Kartu Data Pajak Reklame
"Tahun Pajak : "+mspat1a.tahun + ": "+mspat1a.merk + ": "+mspat1a.alamat + ":
"+mspat1a.pemilik + ": "+mspat1a.alamat2 +no + db_jnsrek.jenis + msrek.lks_pasang +
msrek.jdl_rek + msrek.panjang + msrek.lebar + msrek.tinggi + msrek.jumlah + msrek.batas1 +
msrek.batas2
Daftar Wajib Pajak
"" + mspat1a.merk + mspat1a.alamat + mspat1a.npwpd + mspat1a.pemilik + date()
Nota Perhitungan Pajak Daerah
mspat02.bulan + mspat02.tahun + mspat02.nonota + mspat1b.nospthotel +mspat1a.alamat +
mspat1a.badan + db_tusaha.nm_usaha + mspat02.ayat + db_tpad.terima + mspat02.htpajak +
mspat02.setoran + mspat02.Tsetoran+abs(mspat02.setoran-mspat02.Tsetoran) +
mspat02.kenaikan +mspat02.denda + mspat02.bunga + abs(mspat02.setoranmspat02.Tsetoran)+mspat02.kenaikan+mspat02.bunga+mspat02.denda +
Terbilang(abs(mspat02.setoranmspat02.Tsetoran)+mspat02.kenaikan+mspat02.bunga+mspat02.denda) + db_tusaha.nm_usaha
+ mspat02.ayat + db_tpad.terima + mspat02.dasar + mspat02.tariff +MSPAT02.Tsetoran +
mspat02.kenaikan + mspat02.denda + mspat02.bunga + abs(mspat02.setoranmspat02.Tsetoran)+mspat02.kenaikan+mspat02.bunga+mspat02.denda +
Terbilang(abs(mspat02.setoranmspat02.Tsetoran)+mspat02.kenaikan+mspat02.bunga+mspat02.denda)
Daftar Penerimaan Pembayaran PHR
'"Tanggal : "+Dtoc(m.tanggal)'Urut+ npwpd + db_tusaha.nm_usaha + tahun + jumlah
SKPD
mspat02.bulan +mspat02.tahun + mspat02.skpd + ": "+mspat1a.badan + ": "+mspat1a.alamat +
": "+mspat02.npwpd + mspat04_skpd.jatuh_temp + no + mspat02.ayat + db_tpad.terima +
mspat02.tsetoran + mspat02.tsetoran + mspat06.bunga + mspat06.kenaikan + tot_setoran
Terbilang(tot_setoran) "Cirebon, "+crTgl( mspat04_skpd.tglkirim) + " : "+mspat02.npwpd + " :
"+mspat1a.badan + " : "+mspat1a.alamat
Rancangan Jaringan (Local Area Network) Sebagai Pendukung system Informasi
Konfigurasi Jaringan
Konfigurasi jaringan adalah susunan jaringan dengan lokasi dan kebutuhan suatu
perusahaan/organisasi. konfigurasi jaringan harus sesuai dengan lokasi dan kebutuhan Dinas
Pendapatan daerah dalam hal ini yang tepat adalah topologi Star dengan Ethernet Card.
Alasan Penulis memilih topologi adalah :
1. Jumlah workstation yang akan dipasang pada Dinas Pendapatan daerah cukup banyak,
namun yang terintegrasi dengan sistem informasi pajak hanya 7 workstation, dengan
rincian sebagai berikut sebagai berikut :
q Seksi Pendaftaran dan Pendataan :
2 Unit
q Seksi Penetapan
:
2 Unit

q
q
q

Seksi Pelaporan
Seksi Penagihan
BKP

:
:
:

1 Unit
1 Unit
1 Unit

2. Jarak antara workstation dengan Hub/Concentrator tidak lebih dari 100 meter sehingga
penggunaan kabel tidak terlalu banyak seperti topologi lainnya.
3. Mudah melakukan penyambungan karena menggunakan kabel UTP dan active Hub
4. Mudah menambahkan node kedalam network dengan langsung menambah concentrator
Dengan memilih topologi star sebagai konfigurasi network yang akan dipasang pada Dinas
Pendapatan Daerah, bukan berarti topologi tersebut tidak mempunyai kelemahan. Kelemahan
yang ada pada topologi tersebut adalah :
1. Sukar mendeteksi bila terjadi gangguan kabel (putus atau gangguan binatang)
ditempat yang susah dijangkau. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan pengecekan
secara rutin.
2. Jarak jangkau yang sedikit lebih pendek dari pada jarak jangkau kabel koaksial
Pada awal terbentuknya Local area Network didasrkan pada 3 kebutuhan antara lain :
1. Data Sharing
Pemakaian sebuah file data secara bersama sama oleh beberapa pemakai. Sebagai contoh
adalah pemakaian file master MSPAT1A.DBF ini hampir dipakai pada setiap modul.
2. Connectivity
Hubungan antara satu komputer dengan komputer lain yang mamapu dilakukan dengan
baik.
3. Pararel Distributed Processing
Pemrosesan data secara pararel dan terdistribusi pada masing masign unit komputer
Gambaran spesifikasi dalam pemilihan Hardware adalah :
1. Untuk server dibutuhkan hardisk dan memori yang besar karena pada server data akan
disimpan dan didistribusikan ke seluruh user yang memerlukan.
2. Untuk workstation , memerlukan hardisk dan memori berkapasitas yang lebih kecil
dari server karena lalu lintas data tidak terlalu sibuk sedangkan kapasitas data tidak
terlalu tinggi .
3. Ethernet Card, untuk rancangan jaringan pada Dinas Pendapatan Daerah mempunyai
keuntungan utama yaitu kecepatan prosesnya melebihi topologi jaringan yang lain.
4. Pemilihan kabel UTP sebagai kabel penghubung jaringan ditinjau dari beberapa segi
yang dapat menguntungkan Dinas Pendapatan daerah antara lain:
- Harga lebih murah
- Mudah dalam penyambungan Conector
- Jarak jangkauan yang cukup panjang (100 Meter).
Penentuan penempatan hardware jaringan pada lokasi yang tepat, juga akan memudahkan
jaringan pada Dinas Pendapatan Daerah. Adapun penempatan hardware tersebut adalah:
1. Server ditempatkan pada Dinas Pendapatan Daerah diruangan bagian data. Hal ini akan
mempermudah dalam melakukan control sistem sehingga kecil kemungkinan pihak
pihak tertentu untuk melakukan hal yang tidak diinginkan.
2. Penempatan letak kabel diatur sesuai dengan format kabel listrik sehingga dalam
penelusuran kerusakan kabel dapat dilakukan dengan mudah

3. Tiap-tiap kabel diberi nomor untuk lebih memudahkan pelacakan apabila terjadi
gangguan kabel.
Setelah menentukan hardware dan penempatan
melakukan perancangan sebagai berikut:

hardware

tersebut maka

penulis dapat

1. Pertama server akan dihubungkan dengan AKTIVE HUB dengan terdiri dari 12 saluran.
2. Disini penulis menyediakan 2 aktive Hub/ Conector dengan perincian koneksinya, adalalh
sebagai berikut:
- Hub 1 (yang berhubungan dengan server) dihubungakan dengan Hub ke 2
dengan menggunakan kabel UTP karena jarak yang pendek (90 meter)
Konfigurasi Perangkat Lunak yang dipergunakan Dinas Pendapatan Daerah Microsoft
windows NT dengan 15 User digunakan sebagai operating sistem. Alasan penulis memilih
operaing sistem ini adalah adanya keamanan data yang lebih ketat, multi sharing, dan
mempunyai standarisasi dalam melakukan hubungan dengan sistem lainnya.
Didalam perancangan suatu sistem pengolahan data pajak secara terdistribusi melalui Local
Area Network, salah satu yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus adalah
sistem keamanan yang digunakan pada Local Areal Network. Keuntungan dari sistem
keamanan ini adalah untuk memelihara integrasi data yang disimpan pada Local Areal
Network tersebut. Sistem keamanan pada Local Areal Network yang akan diterapkan pada
sistem informasi pajak melalui Local Areal Network pada Dinas Pendapatan daerah dibagi
menjadi beberapa tingkat antara lain:
1. Login dan Passwort Security
Ini merupakan keamanan tigkat pertama yang digunakan untuk mengakses Local Areal
Network, user harus memasukan nama user yang aktif untuk menambah lapisan
keamanan digunakan password.
2. Trustee Security
Merupakan tingkat keamanan setelah login dan password Security. Tingkat keamanan
ini digunakan untuk menentukan hak istimewa user untuk bekerja didalam satu
directory, hak tersebut seperti membaca file mengupdate file, membuka file, mendelete
file.
3. Directory Security
Merupakan tingkat keamanan yagn mengatur hak hak user untuk menggunakan
directory terlepas dari hak hak yang diberikan oleh Trustee Security membatasi hak
user untuk menghapus atau menulis file didalam program directory security dapat
digunakan untuk membatalkan hak-hak untuk menggunakan directory individu.
4. Atribute Security untuk file
Merupakan tingkat keamanan untuk menentukan apakah file file atau directory tertentu
dapat dirubah, dari keempat tingkat keamanan yang dirancang pada Dinas Pendapatan
Daerah tersebut dapat diringkas. Menjadi dua bagian atau dua tipe keamanan jaringan
yaitu:
i.
Batasan untuk User
Keamanan tingkat pertama adalah Proteksi password, yaitu membutuhkan
pemasukan password bila hendak mengakses jaringan

ii.

Batasan untuk file directory


Hak hak user dibatasi jika hendak m,engakses file-file atau directory tertentu.

Perancangan komponen komponen (hardware dan Softwere) yang akan digunakan untuk
mendukung pengoperasian dari Sistem Informasi Pajak di Dinas Pendapatan Daerah, adalah
sebagai berikut:

Server
Prosessor
: Pentium II
q Memory
: 128 Mega
q Kapasitas Hardisk : 20 Gbyte
Work Station
q Berbagai merk
q Prosessor
: Pentium I
q Kapasitas RAM
: Minimal 64 M
q Kapasitas Hardisk
: 4 Gbyte
Network Interface Card
q Server
: 3 Com Etherlink III (Type : 3C509 TP,16 bit)
q Workstation
: 3 Com Etherlink III (Type : 3C509 TP,16 bit)
Network Operating Sistem
q MS Windows NT (Max 50 User)
Topologi
q Gabungan Star dan Bus
Kabel Penghubung (Link )
q Star -> UTP
Peralatan Penunjang
q Active Hub/Konsenstrator (3 Com, Type 10 BT dengan 12 Port).
q

Kesimpulan
1. Sistem Informasi Pajak sebagai alat untuk mengelola sumberdaya informasi pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Cirebon pada dasarnya sudah pernah dilakukan oleh instansi
tersebut namun karena mengalami kerusakan selama kurang lebih dua tahun lamanya.
Sehingga akrivitas pemungutan pajak secara administrative dilakukan secara manual, hal
tersebut yang membuat informasi yang dihasilkan mengandung beberapa unsure rekayasa
yang dilakukan oleh para wajib pajak maupun para petugas Dinas pendapatan daerah kota
cirebon.
2. Dinas Pendapatan Daerah, khusunya dalam hal ini adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah
memandang bahwa data dan informasi adalah sebagai sumberdaya yang harus dikelola
dengan professional, karena mengabaikan sumberdaya tersebut, akuntabilitas terhadap
publik sulit diwujudkan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan clean government pada
era otonomi daerah.
3. Dengan adanya Sistem Informasi pajak seluruh data dan infromasi mengenahi pajak daerah,
akan selalu dapat dimonitor dan dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Top Manajemen
dalam pengambilan keputusan.
1. Transaksi dalam proses pemungutan pajak daerah akan dilakukan secara cepat, tepat dan
akurat juga akan memperkecil resiko penyelewangan, dengan demikian sistem ini mampu
meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Penggunaan local area network sangat membantu dalam proses distribusi data yang
memungkinkan penggunaan sistem informasi pajak secara bersama sama sehingga dalam
satu waktu mampu menyelesaikan beberapa tugas.
3. Dengan fasilitas pengamanan data dari sistem informasi pajak ini dan juga sistem keamanan
data dari software yang digunakan untuk operasi jaringan pada local area network
(Microsoft Windows NT dan Microsoft Visual Foxpro Versi. 5)
PUSTAKA
George H. Bodnar, William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba
Empat.
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta : STIE YKPN.
Mcleod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat.
Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi pendekatan terstruktur
teori dan praktik aplikasi bisnis. Edisi kedua Yogyakarta : Andi Offset.
Ninik Widiyanti. 1996 . Manajemen Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta

You might also like