Professional Documents
Culture Documents
diperkeruh lagi dengan adanya sistem dan prosedur pemungutan pajak yang mendukung
penggelapan tersebut, sebagai contoh kita sering mengalami adanya Bill Cash yang dikeluarkan
oleh Hotel tidak teregistrasi dari Dinas Pendapatan Daerah, hal ini salah satu bentuk penghindaran
terhadap pajak, masih banyak lagi kasus yang terjadi dalam upaya untuk mengambil pajak, baik
dilakukan oleh pengusaha maupun petugas. Untuk itu dalam rangka mengurangi tingkat kebocoran
pajak maka perlu adanya Sistem Informasi yang mampu untuk mengelola data wajib pajak yang
akan dijalankan pada Dinas Pendapatan Daerah .
Dinas Pendapatan Daerah adalah bertanggung jawab atas pendapatan asli daerah, baik dalam
membuat perencanaan maupun perumusan kebijaksanaan umum. Dipenda dituntut untuk selalu
meningkatkan pendapatan asli daerah dengan melalui berbagai cara, diantaranya adalah dengan
selalu mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat atau dengan meningkatkan kinerja dari para
pegawainya dengan menciptakan mekanisme manajemen yang moderen. Salah satu indikasi
Manajemen moderen adalah dengan cepat dan tepatnya dalam menyajikan suatu informasi pada
suatu organisasi tersebut sehingga informasi yang diperlukan akan cepat didapatkan oleh pengguna
informasi tersebut.
Perancangan Sistem Informasi pajak yang dibahas disini hanya membahas tentang pengelolaan
jenis pajak hotel & restoran, pajak hiburan/tontonan dan pajak reklame. Jenis kegiatan pemungutan
pajak diawali dengan pendaftaran wajib pajak, penetapan sebagai wajib pajak, penetapan jumlah
pajak, penerimaan pembayaran pajak, pelaporan dan penagihan.
Teori
Sistem Informasi Manajemen
a Sistem
Suatu Sistem adalah jaringan kerja dari dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan data untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. (Jerry FirstGerald, Ardra F. FitzGerald, Warren D. Stallings Jr.p5)
Sistem adalah serangkaian metode, prosedur atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang
teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu ( Enit Squire, p1)
System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an
objective. ( Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan dengan maksud
untuk mencapai suatu tujuan). (Raymond McLeod, Jr. p14)
System is any group of components(functions, people, activities, event, and so on) that interface
with and complement one another to achieve one or more predefined goals. (Sistem adalah
kumpulan beberapa komponen(fungsi, manusia aktifitas, kejadian dan lain lain) yang
menjembatani dan melengkapi satu sama lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang
terdefinisi sebelumnya). (Larry Long P33)
b Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Gordon B. Davis, p28)
Informasi adalah suatu hasil dari kebijaksanaan analisis, manipulasi dan penyajian data dalam
sebuah kondisi yang akan meningkatkan proses pengambilan keputusan. (Larry Long, p10)
c Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kumpulan orang / mesin dari komponen komponen yang berinteraksi
untuk mendukung operasi, manajemen, dan kebutuhan-kebutuhan informasi untuk pengambilan
kebutuhan-kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan dari organisasi. (Whitten, Bentley
dan Ho, p40)
d Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan (Jogiyanto. HM.
P129)
e Perancangan / Desain Sistem
Perancangan / Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengurutan dari beberapa elemen terpisah kedalam suatu kesatuan yang
utuh dan berfungsi. (john Burch & Garry Grudnitski. P461)
Perancangan / Desain Ssitem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang
mesti harus dilakukan, tahap ini menyangkut menkonfigurasikan dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah intallasi dari sistem akan
benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada tahap akhir analisa sistem
(George M. Scott. P518).
Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut :
1.
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2.
Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
3.
Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4.
Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5.
Bentuk gambaran dapat berupa perncanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dan beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
6.
Termasuk menyangkut menkonfigurasikan komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem
f
SIM adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi
baik untuk kebutuhan manajerial maupun untuk kebutuhan operasi (George M. Scott. P66).
SIM adalah kumpulan dari berbagai sistem yang membantu dalam proses menajemen, operasional
dan kontrol dalam menyediakan informasi yang akan digunakan oleh para manager untuk
mengambil keputusan.
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah yang murni bersumber dari daerah. Menurut pasal
55, huruf a, Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974, penerimaan daerah terdiri atas: 1)pajak daerah,
2) retribusi aerah, 3) Bagian laba perusahaan Daerah, dan 4) Lain lain Usaha daerah yang sah.
Pendapatan Asli daerah dikelompokan ke dalam 5 (lima) kelompok penerimaan yaitu :
1.
Penerimaan daerah bersumber dari Pajak Daerah
Penerimaan Pajak daerah merupakan hasil pemungutan pajak asli daerah dan pajak negara yang
telah diserahkan kepada daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pajak Daerah menurut Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997,
ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelengagaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah.
Menurut undang Undang Replubik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas
undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak daerah dan retribusi
daerah, Pasal 2 Poin 2 menyebutkan bahwa Jenis jenis pajak kabupaten / kota terdiri dari :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Parkir
Pajak Pengambilan bahan galian golongan.
2.
Retribusi daerah menurut Undang Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 adalah imbalan atas
pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung oleh seseorang atau badan atas jasa
pelayanan, pekerjaan, pemakaian barang, atau ijin yang diberikan oleh pemerintah daerah.
Sedangkan menurut Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000, yang dimaksud dengan Retribusi
Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah unuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Dengan diberlakukannya Undang Undang tersebut maka jenis jenis retribusi di Kabupaten/Kota
disesuaikan dengan jenis jenis jenis retribusi yang ditetapkan dalam Undang Undang tersebut.
Penggolongan retribusi terdiri atas tiga (3) kelompok yaitu :
i.
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah daerah
unutk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan.
ii.
iii.
Lain - lain pendapatan merupakan sumber pendapatan asli daerah diluar penerimaan pajak daerah,
retribusi daerah dan bagian laba usaha daerah. jenis jenis penerimaan yang merupakan sumber
penerimaan PAD dari lain lain pendapatan adalah sebagai berikut :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Sistem komputer ini menggunakan CPU unutk melaksanakan semua tugas yang
diperintahkan kepadanya, hal ini berlaku baik unutk sistem yang digunakan oleh pemakai
maupun oleh beberapa pemakai
ii. Jaringan terdistribusi
Jaringan terdistribusi memberikan pemecahan masalah yang ditimbulkan dari sistem
jaringan komputer terpusat, karena sistem ini bisa menggunakan beberapa CPU yang bisa
saling berhubungan antara jaringan pusat maupun cabang sehingga pemrosesan suatu data
tidak dibebabnkan kepada satu CPU.
Tipe Jaringan :
1. Local Area Network
Local Area Network adalah beberapa komputer dan peralatan penunjang lainnya yang
berhubungan satu dengan lainnya yang dapat digunakan secara bersama maupun sendiri
(Tjahyadi Yuwono)
Local Area Network adalah jaringan sistem komputer yang lokasinya terbatas didalam
satu gedung/lokasi, satu kompleks gedung dan tidak menggunakan media komunikasi
umum seperti jaringan telepon (Lukas Tanutama dan Hosea Tanutama)
2. Wide Area Network
Wide area network adlah jaringan sejumlah sistem komputer yang lokasinya bisa
tersebar dalam lokasi yang sangat luas ( antar kota, antar propinsi, antar wilayah, dan
bahkan anatar negara bahkan antar benua) dengan menggunakan media komunikasi
umum seperti jaringan telepon, mesin fax, dan sebagai alat transmisinya adalah satelit.
Keuntungan LAN (Local Area Network)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis melakukan tinjauan langsung terhadap data yang terdiri dari data primer dan data sekunder,
meliputi Sisdur, Struktur Organisasi dan Dokumen yang digunakan, dengan cara melakukan
pendekatan dengan pihak-pihak yang terkait, khususnya dengan pihak pihak yang mempunyai
kepentingan dengan sistem informasi pajak tersebut. Harapan penulis adalah mampu
mengidentifikasi permasalahan dan juga sekaligus memberikan jalan keluarnya.
Jenis Data
1. Data pajak yang selama ini dikelola oleh masing masing seksi yang terlibat langsung
2. Jenis proses yang dilakukan pada masing masing seksi dengan formula yang telah
ditetapkan oleh peraturan yang berlaku.
3. jenis laporan yang dihasilkan oleh sistem yang didasarkan pada peraturan yang telah
ditentukan.
Analisa Data
Analisa terhadap jenis pajak tertentu yang mampu memberikan sumbangan kepada pemda
yang cukup tinggi. Diantara jenis pajak tersebut adalah : Jenis pajak hotel & restoran, Jenis
pajak hiburan, Jenis pajak reklame.
Pembahasan
Perancangan Sistem Informasi
Perancangan Berdasarkan Organisasi
Perancangan Sistem Informasi Pajak yang akan dibahas pada bagian ini adalah hasil dari analisa
prosedur-prosedur pajak daerah khususnya yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Cirebon,
diantaranya adalah Pajak hotel dan restoran, pajak hiburan dan tontonan, pajak air bawah tanah dan
pajak reklame yang selama ini berjalan masih secara manual. Komputer belum dapat digunakan
secara optimal sebagai pengolahan dan menangani transaksi pajak daerah, karena belum adanya
sistem informasi pajak daerah yang berbasiskan komputer. Maka pada kesempatan ini Penulis
berusaha untuk merancang sebuah Sitem Informasi Pajak yang berbasis komputer yang sesesuai
dengan kebutuhan pada Dinas Pendapatan Daerah.
Perancangan Sistem Informasi Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Cirebon ini
menekankan pada aspek penanganan data wajib pajak dan juga pemenuhan bagi kebutuhan
informasi pajak bagi pihak-pihak yang terlibat dengan sistem ini, dimana dirasakan bahwa dengan
penanganan yang masih manual, banyak penyelewengan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab, faktor distribusi informasi yang sering terlambat dan keakuratan data
tidak terjamin.
Kebutuhan akan penyajian informasi pajak di Dinas Pendapatan Daerah Kota Cirebon sangat cepat
dan akurat semakin dirasakan oleh berbagai pihak yaitu pihak dari staff Dinas Pendapatan daerah
maupun masyarakat lainnya, apalagi di era otonomi daerah, akuntabilitas publik sangat di tuntut
oleh masyarakat luas. Dinas Pendapatan Daerah Kota Cirebon mempunyai beberapa seksi yang
terlibat langsung dan paling dominan dengan teknis pemungutan pajak . antara lain
1.
b)
Menghimpun, mengolah data obyek dan subyek wajib pajak daerah melalui formulir
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
c)
Melaksanakan pemeriksaan lokasi / lapangan wajib pajak atas tembusan surat dinas dari
instansi
d)
Melakukan perencanaan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah
e)
Menyusun daftar induk wajib pajak daerah
Dalam melaksanakan tugasnya, seksi ini dibagi menjadi sub seksi pendaftaran, subseksi
pendataan dan subseksi dokumen dan data
2.
Seksi Penetapan
Seksi ini adalah seksi yang sangat penting pada Dinas Pendapatan Daerah karena
keterlibatannya langsung dengan operasional pemungutan Pajak. Seksi ini di Pimpin oleh
seorang kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas dalam hal :
Melakukan perhitungan penetapan pajak dan retribusi daerah
Melakukan perhitungan jumlah angsuran pemungutan / pembayaran/ penyetoran atas
permohonan wajib pajak dan retribusi daerah disetujui
Menerbitkan dan mendistribusikan serta menympan arsip surat perpajakan dan retribusi
daerah yang berkaitan dengan penetapan
Membantu melakukan perumusan SPPT PBB beserta DHPP PBB dan dokumen PBB
lainya yang diterbitkan oleh direktorat Jerndral Pajak, serta mendistribusikan kepada
para wajib pajak dan kepala unit lada yang terkait.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas di bidang tugasnya.
Seksi Penetapan dibantu oleh:
Sub seksi Perhitungan
Sub Seksi Perhitungan di kepalai Oleh kepala Seksi, mempunyai tugas membantu dan
bertanggung jawab kepada kepala Seksi Penetapan dalam hal:
1. Melaksanakan penelitian, penghitungan penetapan pajak dan Retribusi daerah
2. Melaksanakan penetapan secara jabatan pajak dan retribusi daerah
3. Melaksanakan penetapan tambahan pajak dan retribusi daerah
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penetapan dibidang tugasnya.
Sub seksi Penerbitan Surat ketetapan
Sub seksi Penerbitan Surat Ketetapan di pimpin oleh seorang kepala sub seksi, mempunyai
tugas dan membantu dan bertanggung jawab kepada kepala seksi penetapan dalam hal:
1. Membuat dan menerbitkan surat ketetapan Pajak (SKP), surat Keterangan Retribusi
(SKR), surat perjanjian Angsuran dan surat surat ketetapan pajak lainya.
2. Mendistribusikan dan menyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi daerah
3. Membantu Direktorat Jendral Pajak dalam melakukan penyampaian dan penyimpanan
arsip SPPT PBB serta dokumen PBB lainya
4. Melaksanakan tugas lainya yang diberikan oleh kepala seksi Penetapan di bidang
tugasnya
Sub Seksi Angsuran
Sub seksi Angsuran di pimpin oleh seorang kepala sub seksi, mempunyai tugas dan membantu
dan bertanggung jawab kepada kepala seksi penetapan dalam hal:
1. Menerima surat permohonan angsuran pajak dn retribusi daerah
2. Melakukan penghitungan jumlah angsuran pemungutan/ pmbayaran/penyetoran atas
permohonan wajib pajak yang disetujui
3. Menyiapkan surat perjanjian anggaran dan surat
penolkan angsuran
pemungutan/pembayaran/penyetoran pajak dna retribusi daerah
4.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala seksi penetapan di bidang tugasnya
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
2. Seksi Penagihan
Seksi ini di pimpin oleh seorang kepala seksi mempunyai tugas membantu dan bertanggung
jawab kepada kepla Dinas dalam hal:
1. Melakukan kegiatan penagihan dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan bendingsesuai dengan batas
kewenanganya
3. Mengumpulkan dan mengelola data sumber sumber penerimaan lainya diluar pajak dan
retribusi daerah
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas dibidang tugasnya
4.
5.
Diagram Konteks
Diagram ini menggambarkan secara umum hubungan antar komponen sistem informasi pajak yang
meliputi objek objek yang terlibat.
Wajib Pajak
SISTEM
INFORMAS
I
PAJAK
DIPENDA
GAMBAR 1
DIAGRAM KONTEKS
Keterangan :
q Wajib Pajak : Wajib pajak adalah orang atau lembaga yang mempunyai kewajiban
membayar pajak
q Sistem Informasi Pajak : adalah sistem yang mengelola data yang berasal dari wajib pajak
maupun membantu Dipenda dalam penyajian informasi.
q Dipenda adalah Dinas yang bertugas mengelola pungutan pajak di Pemerintah Daerah
Cirebon dengan jenis pajak pajak tertentu saja yang telah ditentukan oleh undang undang.
Diagram Hubungan
Diagram ini menggambarkan sistem sedikit lebih rinci dibandingkan dengan diagram
konteks, karena pada diagram ini melibatkan objek objek yang lain seperti data (dokumen).
PENDATAAN &
PENDAFTARAN
SKPD
SKPDT
SKPDN
SKPDKB
SKPDKB
T
PENETAPAN
Keterangan :
1. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SPTPD, adalah surat yang digunakan
oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut
Peraturan Perundang Undangan Perpajakan Daerah.
2. Surat Setoran Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh
wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah
atau ketempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
3. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SKPD, adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.
4. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang dapat disingkat SKPDKB, adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
5. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang dapat disingkat SKPDKBT,
adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditentukan.
6. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat
keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
7. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang dapat disingkat STPD, adalah surat untuk melakukan
tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
8. Surat keputusan Pembetulan adalah surat keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis,
keslahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan Perundang Undangan
Perpajakan/ Retribusi Daerah yang terdapat dalam surat ketetapan pajak daerah, Surat Ketetapan
pajak daerah Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayra, Suarat
Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Retribusi
Ddaerah, Surat ketetapan Retribusi Daerah Tambahan, Surat Tagihan Retribusi Daerah.
9. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat keputusan atas keberatan terhadap surat Ketetapan
Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil.
10. Pembukuan adalah suatu proses
pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau hutang, modal,
penghasilan dan biaiya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
diditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba pada
setiap tahun pajak
Diagram level
0 (zero)
Formulir SPTPD
Mengisi Formulir SPTPD
Formulir Pendaftaran
2
PENDATAA
N
WAJIB
WAJIB
PAJAK
Mengisi formulir
pendaftaran
MSPAT1B.DBF
Cetak Kartu
Data
MSPAT1A.DBF
PENDAFTARA
N WAJIB
PAJAK
3
ANALISA,
KETETAPAN
&
Daftar Wajib
Pajak
MSPAT03.DBF
MSPAT03.DBF
MSPAT02.DBF2.DBF
Cetak SKPD
Cetak SKPDT
Cetak SKPDKB
Cetak SKPDLB
Cetak SSPD
Cetak STPD
Cetak SKPDKBT
KETERANGAN
1 = SEKSI PENDAFTARAN
2 = SEKSI PENDATAAN
3 = SEKSI PENETAPAN
4 = SEKSI BKP
5 = SEKSI PEMBUKUAN & PELAPORAN
6 = SEKSI PENAGIHAN
6
MELAKUKA
N
PENAGIHAN
PAJAK
MSPAT06.DBF
5
PENCATATA
N
PEMBAYARA
MSPAT08.DBF
4
PENERIMAA
N
MSPAT07.DBF
MSPAT1A.DBF
MSPAT02..DBF
Masukan isi
formulir pendaftaran
wajib pajak
1.1
Pendaftaran
WP
1.2
Pemberian
Nomor
NPWPD
1.3
Pengisian
SPTPD
Kartu_data
Diagram level 1
b.
Pendataan
MSPAT1B.DBF
MSPAT02.DBF
Masukan isi
formulir
pendaftaran
wajib pajak
2.1
Pendataan
Ulang WP
2.2
Check
Nomor
NPWPD
2.3
Pengisian
SPTPD
Kartu_data
MSPAT02.DBF
3.1
Analisa
Kartu Data
Kartu
Data
MSPATSKPD.D
BF
3.2
Nota
Perhitungan
SKPS &
MSPAT06.DBF
tap
4.2
Lakukan Jurnal
Pembayaran
4.1
Penrimaan
Setoran Pajak
GAMBAR 8
Trans_ba
yar
MSPAT07.DBF
5.2
Ppencetakan
Data WP
5.1
Pengumpulan
Data
MSPAT06.DB
F
GAMBAR 9
MSPAT06.DBF
6.1
Pilih
Penunggak
6.2
Lakukan
Penagihan ke
Wajib Pajak
GAMBAR 10
Status
WP
KAMUS DATA
Laporan
Buku Pembantu Penerimaan Sejenis
NNo+buku_bantu.no_bukti+mspat1a.badan+buku_bantu.npwpd+
buku_bantu.bulan+buku_bantu.hotel+buku_bantu.hiburan+
buku_bantu.abt+buku_bantu.reklame .
Daftar Induk wajib Pajak
nNo + mspat1a.tglkukuh + mspat1a.nokukuh + mspat1a.tgltunjuk + mspat1a.notunjuk+
mspat1a.badan + mspat1a.alamat + mspat1a.npwpd
Daftar Realisasi Setoran
": "+Bulan + ": "+Tahun
nNo + mspat1a.badan + mspat1a.npwpd +mspat1a.alamat +realisasi_setor.sptpd
+realisasi_setor.bln_ini + realisasi_setor.bln_lalu + realisasi_setor.sd_bln_ini +
IIF(Jns_Pajak=1, "Hotel dan Restoran", IIF(Jns_Pajak=2, "Hiburan/Bioskop", IIF(Jns_Pajak=3,
"Air Bawah Tanah", "Reklame")))
Daftar Surat SKPD
nNo + mspat04_skpd.tglkirim + mspat02.skpd +
mspat1a.badan + mspat1a.Alamat
+mspat04_skpd.npwpd + mspat02.htpajak + mspat04_skpd.tglterima
Daftar Surat SKPDKB
"MASA PAJAK : "+Alltrim(Bulan) + "TAHUN : "+Tahun
nNo + mspat04_skpdkb.tglkirim + mspat02.skpdkb + mspat1a.badan + mspat1a.Alamat +
mspat04_skpdkb.npwpd + mspat02.htpajak + mspat04_skpdkb.tglterima
Formulir
q
q
q
Seksi Pelaporan
Seksi Penagihan
BKP
:
:
:
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2. Jarak antara workstation dengan Hub/Concentrator tidak lebih dari 100 meter sehingga
penggunaan kabel tidak terlalu banyak seperti topologi lainnya.
3. Mudah melakukan penyambungan karena menggunakan kabel UTP dan active Hub
4. Mudah menambahkan node kedalam network dengan langsung menambah concentrator
Dengan memilih topologi star sebagai konfigurasi network yang akan dipasang pada Dinas
Pendapatan Daerah, bukan berarti topologi tersebut tidak mempunyai kelemahan. Kelemahan
yang ada pada topologi tersebut adalah :
1. Sukar mendeteksi bila terjadi gangguan kabel (putus atau gangguan binatang)
ditempat yang susah dijangkau. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan pengecekan
secara rutin.
2. Jarak jangkau yang sedikit lebih pendek dari pada jarak jangkau kabel koaksial
Pada awal terbentuknya Local area Network didasrkan pada 3 kebutuhan antara lain :
1. Data Sharing
Pemakaian sebuah file data secara bersama sama oleh beberapa pemakai. Sebagai contoh
adalah pemakaian file master MSPAT1A.DBF ini hampir dipakai pada setiap modul.
2. Connectivity
Hubungan antara satu komputer dengan komputer lain yang mamapu dilakukan dengan
baik.
3. Pararel Distributed Processing
Pemrosesan data secara pararel dan terdistribusi pada masing masign unit komputer
Gambaran spesifikasi dalam pemilihan Hardware adalah :
1. Untuk server dibutuhkan hardisk dan memori yang besar karena pada server data akan
disimpan dan didistribusikan ke seluruh user yang memerlukan.
2. Untuk workstation , memerlukan hardisk dan memori berkapasitas yang lebih kecil
dari server karena lalu lintas data tidak terlalu sibuk sedangkan kapasitas data tidak
terlalu tinggi .
3. Ethernet Card, untuk rancangan jaringan pada Dinas Pendapatan Daerah mempunyai
keuntungan utama yaitu kecepatan prosesnya melebihi topologi jaringan yang lain.
4. Pemilihan kabel UTP sebagai kabel penghubung jaringan ditinjau dari beberapa segi
yang dapat menguntungkan Dinas Pendapatan daerah antara lain:
- Harga lebih murah
- Mudah dalam penyambungan Conector
- Jarak jangkauan yang cukup panjang (100 Meter).
Penentuan penempatan hardware jaringan pada lokasi yang tepat, juga akan memudahkan
jaringan pada Dinas Pendapatan Daerah. Adapun penempatan hardware tersebut adalah:
1. Server ditempatkan pada Dinas Pendapatan Daerah diruangan bagian data. Hal ini akan
mempermudah dalam melakukan control sistem sehingga kecil kemungkinan pihak
pihak tertentu untuk melakukan hal yang tidak diinginkan.
2. Penempatan letak kabel diatur sesuai dengan format kabel listrik sehingga dalam
penelusuran kerusakan kabel dapat dilakukan dengan mudah
3. Tiap-tiap kabel diberi nomor untuk lebih memudahkan pelacakan apabila terjadi
gangguan kabel.
Setelah menentukan hardware dan penempatan
melakukan perancangan sebagai berikut:
hardware
tersebut maka
penulis dapat
1. Pertama server akan dihubungkan dengan AKTIVE HUB dengan terdiri dari 12 saluran.
2. Disini penulis menyediakan 2 aktive Hub/ Conector dengan perincian koneksinya, adalalh
sebagai berikut:
- Hub 1 (yang berhubungan dengan server) dihubungakan dengan Hub ke 2
dengan menggunakan kabel UTP karena jarak yang pendek (90 meter)
Konfigurasi Perangkat Lunak yang dipergunakan Dinas Pendapatan Daerah Microsoft
windows NT dengan 15 User digunakan sebagai operating sistem. Alasan penulis memilih
operaing sistem ini adalah adanya keamanan data yang lebih ketat, multi sharing, dan
mempunyai standarisasi dalam melakukan hubungan dengan sistem lainnya.
Didalam perancangan suatu sistem pengolahan data pajak secara terdistribusi melalui Local
Area Network, salah satu yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus adalah
sistem keamanan yang digunakan pada Local Areal Network. Keuntungan dari sistem
keamanan ini adalah untuk memelihara integrasi data yang disimpan pada Local Areal
Network tersebut. Sistem keamanan pada Local Areal Network yang akan diterapkan pada
sistem informasi pajak melalui Local Areal Network pada Dinas Pendapatan daerah dibagi
menjadi beberapa tingkat antara lain:
1. Login dan Passwort Security
Ini merupakan keamanan tigkat pertama yang digunakan untuk mengakses Local Areal
Network, user harus memasukan nama user yang aktif untuk menambah lapisan
keamanan digunakan password.
2. Trustee Security
Merupakan tingkat keamanan setelah login dan password Security. Tingkat keamanan
ini digunakan untuk menentukan hak istimewa user untuk bekerja didalam satu
directory, hak tersebut seperti membaca file mengupdate file, membuka file, mendelete
file.
3. Directory Security
Merupakan tingkat keamanan yagn mengatur hak hak user untuk menggunakan
directory terlepas dari hak hak yang diberikan oleh Trustee Security membatasi hak
user untuk menghapus atau menulis file didalam program directory security dapat
digunakan untuk membatalkan hak-hak untuk menggunakan directory individu.
4. Atribute Security untuk file
Merupakan tingkat keamanan untuk menentukan apakah file file atau directory tertentu
dapat dirubah, dari keempat tingkat keamanan yang dirancang pada Dinas Pendapatan
Daerah tersebut dapat diringkas. Menjadi dua bagian atau dua tipe keamanan jaringan
yaitu:
i.
Batasan untuk User
Keamanan tingkat pertama adalah Proteksi password, yaitu membutuhkan
pemasukan password bila hendak mengakses jaringan
ii.
Perancangan komponen komponen (hardware dan Softwere) yang akan digunakan untuk
mendukung pengoperasian dari Sistem Informasi Pajak di Dinas Pendapatan Daerah, adalah
sebagai berikut:
Server
Prosessor
: Pentium II
q Memory
: 128 Mega
q Kapasitas Hardisk : 20 Gbyte
Work Station
q Berbagai merk
q Prosessor
: Pentium I
q Kapasitas RAM
: Minimal 64 M
q Kapasitas Hardisk
: 4 Gbyte
Network Interface Card
q Server
: 3 Com Etherlink III (Type : 3C509 TP,16 bit)
q Workstation
: 3 Com Etherlink III (Type : 3C509 TP,16 bit)
Network Operating Sistem
q MS Windows NT (Max 50 User)
Topologi
q Gabungan Star dan Bus
Kabel Penghubung (Link )
q Star -> UTP
Peralatan Penunjang
q Active Hub/Konsenstrator (3 Com, Type 10 BT dengan 12 Port).
q
Kesimpulan
1. Sistem Informasi Pajak sebagai alat untuk mengelola sumberdaya informasi pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Cirebon pada dasarnya sudah pernah dilakukan oleh instansi
tersebut namun karena mengalami kerusakan selama kurang lebih dua tahun lamanya.
Sehingga akrivitas pemungutan pajak secara administrative dilakukan secara manual, hal
tersebut yang membuat informasi yang dihasilkan mengandung beberapa unsure rekayasa
yang dilakukan oleh para wajib pajak maupun para petugas Dinas pendapatan daerah kota
cirebon.
2. Dinas Pendapatan Daerah, khusunya dalam hal ini adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah
memandang bahwa data dan informasi adalah sebagai sumberdaya yang harus dikelola
dengan professional, karena mengabaikan sumberdaya tersebut, akuntabilitas terhadap
publik sulit diwujudkan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan clean government pada
era otonomi daerah.
3. Dengan adanya Sistem Informasi pajak seluruh data dan infromasi mengenahi pajak daerah,
akan selalu dapat dimonitor dan dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Top Manajemen
dalam pengambilan keputusan.
1. Transaksi dalam proses pemungutan pajak daerah akan dilakukan secara cepat, tepat dan
akurat juga akan memperkecil resiko penyelewangan, dengan demikian sistem ini mampu
meningkatkan pendapatan asli daerah.
2. Penggunaan local area network sangat membantu dalam proses distribusi data yang
memungkinkan penggunaan sistem informasi pajak secara bersama sama sehingga dalam
satu waktu mampu menyelesaikan beberapa tugas.
3. Dengan fasilitas pengamanan data dari sistem informasi pajak ini dan juga sistem keamanan
data dari software yang digunakan untuk operasi jaringan pada local area network
(Microsoft Windows NT dan Microsoft Visual Foxpro Versi. 5)
PUSTAKA
George H. Bodnar, William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba
Empat.
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta : STIE YKPN.
Mcleod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat.
Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi pendekatan terstruktur
teori dan praktik aplikasi bisnis. Edisi kedua Yogyakarta : Andi Offset.
Ninik Widiyanti. 1996 . Manajemen Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta