Professional Documents
Culture Documents
(12020074052)
Marhaendra P.H.
(12020074058)
Kelas PB 2012
kebingungan jika mempekerjakan TKA tidak paham bahasa Indonesia, hal ini kembali lagi ke
bagian terdasar fungsi bahasa yaitu sebagai alat berkomunikasi.
Jika peluang membuka kelas BIPA yang lebih luas lagi maka akan bermanfaat bagi berbagai
pihak , begitu juga mahasiswa JBSI yang bisa diterjunkan secara langsung dengan
pembekalan yang telah diberikan oleh pengajar BIPA untuk mengajar di kelas BIPA tentu saja
hal ini bisa menggunakan mahasiswa tingkat akhir sebagai pengajar sekaligus untuk
menambah pengalaman dan jam terbang mengajar.
Akan tetapi BIPA JBSI ini dalam melihat kelangsungan hidupnya diperlukan suatu analisis
untuk mengethui seberapa kuat organisasi ini dalam mengarungi persaingan, tidak hanya
perlu adanya analisis kelemahan, dan potensi ancaman organisasi ini sekaligus juga
bagaimana mencari kesempatan untuk kelangsungan kedepannya. Analisis lingkungan BIPA
JBSI dapat dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT, dicetuskan oleh Albert Humprey,
analisis ini merupakan akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (ancaman).
Berbicara kekuatan (Strenghts) sebenarnya BIPA JBSI memiliki cukup banyak kekuatan,
seperti para pengajar BIPA yang sudah terlatih dan profesional, para dosen juga bisa
mengkader mahasiswa untuk mengajar di kelas BIPA, hal tersebut menjadikan tenaga
pengajar lebih bervariatif jadi untuk kualitas pengajar BIPA JBSI tidak perlu diragukan lagi
inilah salah satu kekuatan organisasi BIPA JBSI. Selain itu, di BIPA JBSI, para pengajarnya
mampu bekerja tim dengan baik, baik itu dengan sesama pengajar ataupun dengan mahasiswa
BIPA sendiri. Memang, sekarang telh banyak kelas bahasa asing khususnya oleh pihak
swasta. Pertumbuhan zaman yang mulai mengarahkan Indonesia sebagai negara yang
berpotensi untuk menjadi tujuan bagi warga negara lain. Jika dibandingkan dengan kelas
bahasa Indonesia untuk penutur asing yang diadakan oleh pihak swasta, di BIPA JBSI lebih
memiliki kualitas yang baik dimana para pengajarnya adalah para ahli di bidang bahasa
Indonesia, yaitu dosen JBSI Unesa. Dosen yang mengajar memiliki gelar sekurangkurangnya ialah S2, sehingga mereka memiliki kelebihan dibandingkan pengajar yang ada di
swasta. Untuk saat ini pun masih belum banya pihak negeri baik swasta yang memiliki kelas
berbahasa Indonesia khusus asing yang mampu memberikan prospek baik kedepannya seperti
BIPA JBSI.
Weaknesses (kelemahan) program BIPA JBSI ialah masih minimnya publikasi sehingga
untuk mahasiswa asing yang belajar cenderung hanya dari hasil kerja sama antara Unesa
dengan pihak-pihak terkait. Tidak hanya itu, pebelajar dengan jumlah terbatas menimbulkan
kurang pemanfaatan fasilitas dan pengajar yang lebih dari cukup untuk mengampuh lebih dari
satu kelas. Akan sangat hebat apabila di JBSI Unesa membuka lebih dari satu kelas sehingga
banyak mahasiswa penutur asing yang akan belajar di BIPA Unesa.
Opportunity (kesempatan) dari program BIPA Unesa ini sangat banyak sekali. Indonesia
mulai tahun 2015 telah memasuki pasar ASEAN, semua produk, jasa, dan tenaga kerja bebas
masuk dari berbagai nnegara ASEAN ke Indonesia begitu juga sebaliknya. Atas dasar bahwa
Indonesia merupakan negara berkembang yang berpotensi untuk menjadi negara maju,
banyak yang beranggapan bahwa di Indonesia akan sangat mudah untuk mencari pekerjaan.
Hal iniah yang harus menuntut para pekerja asing yang akan bekerja di Indonesia tersebut
untuk mengetahui dan bisa berbahasa Indonesia. Khusus kelas BIPA JBSI tentu akan
menyediakan kebutuhan tersebut demi memelajarkan bahasa Indonesia kepada calon-calon
pekerja asing tersebut sehingga mereka bisa berbahasa Indonesia dan bekerja di Indonesia.
Tidak hanya itu, bahasa Indonesia akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian di beberapa
negara, tidak hanya ASEAN, namun juga negara maju seperti Jepang, Korea, Amerika,
Prancis, dan lain-lain. maka dari itu pastilah ada orang asing yang ingin berbahasa Indonesia
sehingga mereka bisa mengajarkan bahasa Indonesia di Negara mereka sendiri. Disinilah
BIPA JBSI sangat berpotensi untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Threat (ancaman) untuk program BIPA JBSI ialah setelah Indonesia masuk di pasar bebas
ASEAN atau Dunia nantinya, pastilah bahasa Indonesia akan sangat dipelajari oleh orang
asing, tentunya hal ini akan menjadi lahan bisnis baru baik oleh pihak swasta ataupun negeri.
Akan banyak pendirian jasa pembelajaran bahasa Indonesia kepada penutur asing baik yang
legal maupun ilegal, namun demikian, BIPA JBSI akan tetap menjadi nomor satu karena telah
memiliki pengalaman dan kualitas yang tinggi.