You are on page 1of 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

O DENGAN
HEMMORHAGE POST PARTUM DI RUANG
KEBIDANAN RSUD M. ZEIN PAINAN

Oleh

Kelompok IV (Empat) Kebidanan :


1. Alpian Rodison
2. Amelia Florida
3. Delwisnovriaty
4. Dia Trisnawati
5. Tiya Monica Baminda
6. Megiko Putra
7. Rivo Syaputra
8. Lasmaria Apolos
9. Richi Sefni Hernova
10. Lola Arista
11. Nuriya Hafni
12. Rizka Rahmayanti Nura
13. Titia Febrianita
Mengetahui
Pembimbing Klinik

Mengetahui
Pembimbing Akademik

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH
2014

BAB I

TINJAUAN TEORITIS
A. DEFENISI
Hemoragi postpartum adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml
dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (PWilliam, 1981)
Hemoragi postpartum adalah kehilangan darah lebih dari 500ml
selama dan atau sampai 28 hari postpartum / akhir puerperium
(Doengoes,2001)
Hemoragi postpartum adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml
setelah melahirkan pervaginam atau 1000 ml setelah SC.
B. ETIOLOGI
Penyebab umum hemoragi postpartum adalah sbb:

Atonia uteri

Retensi sisa plasenta

Laserasi jalan lahir

Tumor pada uterus dan servik

Komplikasi medis seperti devisiensi vitamin K

C. FAKTOR RESIKO

Riwayat sebelumnya
a. Grand multipaa
b. Riwayat hemoragi postpartum
c. Defek koagulasi

Berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran


a. Vesika urinaria penuh
b. Trauma kelahiran (foecep, SC, manipulasi intra uteri)
c. Anastesi

D. KLASIFIKASI

Berdasarkan waktu terjadinya (Reeder & Martin)


Hemoragi Postpartum Awal
Hemoragi yang terjadi 24 jam postpartum. Penyebab utamanya
adalah atonia uteri dan traktus genitalia
Hemoragi Postpartum Lambat
Hemoragi yang terjadi setelah 5 sampai 15 hari postpartum

Berdasarkan banyaknya kehilangan darah


Kehilangan darah 15-20 % (750-1250 ml)
Kehilangan darah 25-35 % (1250-1750 ml)
Kehilangan darah 35-50 % (1800-2500 ml)

E. PATOFISIOLOGI
Laserasi jalan lahir yang dapat mengakibatkan kerusakan integrasi
dinding pembuluh darah, sehingga terjadi robekan dinding pembuluh
darah dan menyebabkan hemoragi.
Tumor pada uterus dan servik dapat menyebabkan penekanan
jaringan dan dinding pembuluh darah sekiter tumor dan meningkatkan
tekanan daerah pembuluh darah yang tertekan.Hal ini menyebabkan
pengikisan endotel pembuluh darah kerusakan integritas dinding
pembuluh darah, sehingga menyebabkan hemoragi.Disamping itu tumor
dapt menmyebabkan hemoragi karena menyebabkan terganggunya
kontraksi uterus dan proses penjepitan pembuluh darah oleh otot polos
uterus.
Atonia uteru merupakan kekurangan tonus otot uterus untuk
berkontraksi. Sehingga kontraksi pembuluh darah dan penjepitan
pembuluh darah terganggu. Hal inilah yang menyebabkan hemoragi.
Retensi fragmen atau pecahan plasenta yang merupakan sisa
miometrium dapat menyebabkan hemoragi, karena dapat menyebabkan
gangguan kontraksi uterus dan penyempitan pembuluh darah.

Pemberian anastesi dapat menekan SSP, sehingga menyebabkan


relaksasi otot polos uterus dan menurunkan proses penjepitan pembuluh
darah. Hal inilah yang menyebabkan hemoragi.
Jika vesika urinaria penuh dapat mengangkat uterus sehingga dapat
menghalangi kontraksi uterus dan penjepitan pembuluh darah.Inilah yang
mengakibatkan hemoragi.
Pada grand multipara terjadi peregangan serat otot uterus berulang
kali.

Sehingga

menyebabkan

flacid

serat-serat

otot

yterus

dan

terganggunya kontraksi uterus.


Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan penggunaan dalam jangka
waktu yang lama dapat membunuh flora usus normal yang membantu
pengaktifan vitamin K dan menurunkan faktor pembekuan darah, sehingga
proses pembekuan darah terganggu.
Defisiensi vitamin K yang menyebabkan penurunan faktor
pembekuan darah dan defek koagulasi dapat menyebabkan terganggunya
proses pembekuan darah.Sehingga mudah terjadi hemoragi.
Bila terjadi hemoragi menyebabkan menurunnya volume darah,
jumlah eritrosit dan hemoglobin. Sehingga menyebabkan penurunan
volume O2 dalam darah.Hal ini dapat menstimulasi kemoreseptor di pusat
pneumotaksis dorsal para brakialis pons superfisial yang dapat
menyebabkan hiperventilasi alveolar dan terjadi takipnoea. Dan juga da[at
menstimulasi kemoreseptor dan hipotalamusarea preoptik medial yang
dapat menyebabkan takikardi.Apabila hal ini berlangsung lama dapat
menyebabkan hipertrofi ventrikel,sehingga menurunkan tekanan pengisian
sirkulasi, venous return dan cardiac output.Karena aliran koronertidak
memedai, maka ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
terhadap miokardium meningkat. Gangguan miokardium akibat iskemik
dan nekrosis fokal memperberat kerusakan miokardium.Sehingga terjadi
infak miokard dan syok hemoragic.Apabila tidak ditanggulangi akan
menyebabkan kematian.

Apabila sirkulasi ginjal menurun dan dapat menstimulasi


baroreseptor yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah.Hal ini
menyebabkan penurunan GFR dan output urins sampai terjadinya
oliguri.Disamping

itu

pengurangan

aliran

darah

ginjal

dapat

mengakibaykan nekrosis epitel glomerulus dan membran basalis atau


nekrosis korteks.Bila membran basalis rusak maka akan terjadi regenerasi
sel secara acak yang sering kali mengakibatkan sumbatan atau obstruksi
glomerulus ditempat nekrosis yang dapat mengakibatkan deskuamasi dari
serl-sel tubulus yang nekrotik dan materi protein lainnya yang kemudian
membentuk silinder-silinder dan menyumbat lumen tubulus. Kemudian
terjadi inflamasi seluler tekanan intra tubulus meningkat sehingga tekana
filtrasi glomerulus menurun yang mengakibatkan obstruksi tubulus,hingga
terjadinya gagal ginjal akut.
Jika perfusi ke sel menurun, maka terjadi metabolismeanaerob
yang meningkatkan produksi piruvat dan asam laktat dan pembentik asetil
Ko A.Ini menghasilkan benda-benda keton sperti aserton,asetoasetic acid
butiric acid, Benda0benda keton bersirkulasi ke dalam aliran darah
(ketonemia)yang akan menyebabkan asidosis metabolik.Denganterjadinya
asidosis

metabolik

kemoreseptor

pons

dan

medula

oblongata

terrsimulasi.Sehingga menyebabkan hiperventilasi alveolar dan terjadi


pernafasan kusmaull.
Penurunan sirkulasi O2 ke otak menyebabkan anoksia sel otak. Hal
ini mengakibatkan metabolisme anaerob yang meningkatkan produksi
piruvat dan asam laktat. Kemoresep[tor akan teransang yang menyebabkan
terjadinya sensitivitas nosiseptor.Akibatnya terjadi sakit kepala, letargi,
kebingungan dan gangguan konsentrasi.

F. MANIFESTASI KLINIS
Takipnoea, dispnoea
Kulit pucat dan dingin
Shok hipovolemik
Pernafasan kusmaull
Sakit kepala, letargi, bingung, gangguan konsentrasi
Oliguria
G. AKIBAT LANJUT
Infark miokard
Gagal ginjal akut
Syok hemoragi
Kematian
H. MANAJEMEN TERAPI
Mengontrol

perdarahan

dan

mencegah

terjadinya

stroke

hipovolemik.
Cari sumber perdarahan dan mencegah kehilangan darah.
Bila terjadi trauma pada jalan lahir diperlukan perbaikan bedah.
Pemberian oksitosin, metil ergonavin /prostaglandin untuk
pengobatan hemoragi postpartum lambat.
Sisa plasenta dikeluarkan dan dibersihkan.
Jika klien sadar dan oksitosin menurun maka diperlukan pemberian
oksitosin.
Sonografi dapat mengeluarkan sisa plasenta yang menyebabkan
perdarahan ,bila perdarahan berlanjut dan berulang maka curet
dapat dilakukan.
Antibiotik spektrum luas dapat diberikan jika terjadi infeksi

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Golongan darah
Menentukan Rh, golongan ABO, dan pencocokan silang

Jumlah darah lengkap


Menunjukkan

penurunan

hemoglobin/hematokrit

dan

atau

peningkatan jumlah sel darah putih.

Urinalisis
Jumlah Urin 0,5 1 cc/kg BB/jam
PH : 4,5 7,5
Bau fruit odor (normal : bau amonia)

Profil koagulasi
Peningkatan degardasi kadar prodok fibrin/ produk spilt fibrin
(FDP/FSP),penurunan kadar fibrinogen, masa tromboplastin
parsial diaktivasi,mas tromboplastin parsial (APTT/PTT),masa
protrombin pada adanya KID (Koagulasi Intravaskuler Diseminata)

Sonografi
Menentukan adanya plasenta tertahan

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A.

Pengkajian
Pengkajian dasar data klien
a.

aktiviras/ istirahat
melaporkan kelelahan

b.

sirkulasi
riwayat anemia kronis, riwayat defek koagulasi kongenital/ insidensial

c.

integritas ego
mungkin cemas, ketakutan, dan khawatir

B.

Hemoragi postpartum awal


Sirkulasi
Perubahan tekanan darah dan nadi
Pelambatan isi kapiler
Pucat, kulit lembab atau dingin
Perdarahan vena gelap dari uterus secara eksternal(plasenta tertahan)
Perdarahan vaginal berlebihan, atau rembesan dari insisi sesari atau
episiotomi, rembesan dari kateter intravena, sisi injeksi intramuskular,
atau

kateter

urinarius,

perdarahan

gusi(tanda-

tanda

koagulasi

intravaskular diseminata/ KID )


Eliminasi
Oliguria
Nyeri/ ketidaknyamanan
Sensasi nyeri terbakar/ robekan(laserasi), nyeri vulva/vagina/pelvis.
Nyeriuterus lateral, nyeri panggul, nyeri tekan abdominal ( atoni uterin,
fragmen plasenta tertahan )

Keamanan
Sakit kepala, letargi, bingung, gangguan konsentrasi
Seksualitas
Pembesaran uterus lunak dan menonjol, sulit dipalpasi, perdarahan merah
terang dari vagina, bekuan-bekuan besar dikeluarkan dari masase uterus
(atonia uterus)
Uterus kuat, kontraksi baik dan agak menonjol
Fundus uteri terinversi, mendekat pada kontak atau menonjol melalui os
eksternal (inversi uterus )
Kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi uterus ( gestasi
multipel, polihidramnion, maksomia), abrupsio plasenta, plasenta previa.
C.

Hemoragi postpartum lambat


Sirkulasi
rembesan kontiniu atau perdarahan tiba-tiba
tampak pucat, anemik
Nyeri/ ketidaknyamanan
Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan)
Keamanan
Sakit kepala, letargi, bingung, gangguan konsentrasi
Seksualitas
Tinggi fundus dan badan uterus gagal kembali pada ukuran dan fungsi
sebelum kehamilan ( subinvolusi)
Leukoria mungkin ada
Terus terlepasnya jaringan

D.

Pemeriksaan Diagnostik
Golongan darah
Menentukan Rh, golongan ABO, dan pencocokan silang

Jumlah darah lengkap


Menunjukkan penurunan Hb/ Ht dan atau peningkatan jumlah sel darah
putih
Urinalisis
jumlah urin 0,5-1 cc/kg BB/ jam
pH : 4,5-7,5
Bau fruit odor (normal bau amonia)
Profil koagulasi
Peningkatan degradasi kadar produk fibrin/ produk split fibrin , penurunan
kadar fibrinogen (FDP/ FSP), masa tromboplastin parsial diaktivasi, masa
tromboplastin parsial (APTT/ PTT), masa protrombin memanjang pada
adanya KID
Sonografi
menentukan adanya plasenta tertahan

E. Diagnosa Keperawatan
a.

Kekurangan volume cdairan b.d kehilanmgan vaskuler yang


berlebihan

b.

Perubahan perfusi jaringan b.d hipovolemia

c.

Resiko penurunan curah jantung b.d gangguan sirkulasi

d.

Resiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringan, penurunan Hb,


prosedur invasi
2

e.

Gangguan pola nafas b.d uptake O yang rendah

F.

Rencana Keperawatan
1. Diagnosa

: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler yang


berlebihan

Tujuan

: volume cairan adekuat

Kriteria hasil

: Tanda- tanda vital stabil, pengisian kapiler cepat,


sensorium cepat, haluaran urin dan berat jenis adekuat
9

Intervensi

Rasional

Mandiri
1. Kaji dan catat jumlah, tipe, dan

Perkiraan kehilangan darah, arterial

sisi perdarahan, timbang dan hitung

versus vena dan adanya bekuan- bekuan

pembalut ,simpan bekuan dan

membantu membuat dignosa banding

jaringan untuk dievaluasi oleh

dan menentukan kebutuhan penggantian

dokter

(satu gram peningkatan berat pembalut


sama dengan

1 ml kehilangan darah

2. Kaji lokasi uterus dan derajat


kontraktilitas uterus. Dengan

Derajat kontraktilitas uterus membantu

perlahan masase penonjolan uterus

dalam diagnosa banding. Peningkatan

dengan salah satu tangan sambil

kontraktilitas miometrium dapat

menempatkan tangan kedua tepat

menurunkan kehilangan darah.

pada diatas simpisis pubis

Penempatan satu tangan diatas simpisis


pubis menengah kemungkinan inversi
uterus selama masase

3. Perhatikan hipotensi dan


takikardi, pelambatan pengisian

Tanda- tanda ini menunjukkan

kapiler atau sianosis dasar kuku,

hipovolemik dan terjadinya syok.

membran mukosa dan bibir

Perubahan TD tidak dapat dideteksi


sampai volume cairan telah menurun
hingga 30% - 50%. Sianosis adalah
tanda akhir dari hipoksia

4. Pantau masukan dan haluaran :


perhatikan berat jenis urin

Bermanfaat dalam memperkirakan luas/


signifikasi kehilangan cairan. Volume

10

perfusi/ sirkulasi adekuat ditunjukkan


dengan haluaran 30-50 ml/ jam atau
lebih besar
5. lakukan tirah baring dengan kaki
ditinggikan 20 sampai 30 derjat dan Perdarahan dapat menurunkan atau
tubuh horizontal

menhentikan reduksi aktivitas.


Pengubahan posisi yang tepat
meningkatkan aliran balik vena,
menjamin persediaan darah ke otak dan
organ vital lainnya yang lebih besar

6. Berikan lingkungan yang tenang


dan dukungan psikologis

Meningkatkan relaksasi, menueunkan


ansietas dan kebutuhan metabolik

Kolaborasi
1.

Beri infus cairan isotonik/


elektrolit. Berikan darah

Untuk meningkatkan volume sirkulasi

lengkap atau produk darah

dan mencegah pembekuan

2. Diagnosa

: Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan


hipovolemia ditandai derngan pengisian kapilari refill
lambat, kulit dingin, atau lembab, penurunan produksiASI

Tujuan

: Perfusi jaringan kembali normal

Kriteria hasil : TD, nadi,Hb/ Ht dalam batas normal, pengisian kapiler


cepat, fungsi hormonal normal ditunjukkkan dengan
suplai ASI adekuat untuk laktasi dan mengalami kembali
menstruasi normal
Intervensi

Rasional

Mandiri
1. Perhatikan Hb/ Ht sebelum dan

Nilai bandingan membantu menentukan

setelah kehilangan darah, kaji status

beratnya kehilangan darah

11

nutrisi, tinggi dan berat badan


Luasnya keterlibatan hiposis dapat
3.

Pantau tanda vital, catat derajat


dan durasi episode hipovolemik

dihubungkan dengan derajat dan durasi


hipotensi peningkatan frekuensi
pernafasan dapat menunjukkan upaya
untuk mengatasi asidosis metabolik
Perubahan sensorium adalah indikator
dini hipoksia

4.

Perhatikan tingkat kesadaran


dan perubahan perilaku

Pada kompensasi vasokontriksi dan


pirau organ vital, sirkulasi pada

5.

Kaji warna dasar kukun,

pembuluh darah perifer menurun, yang

mukosa mulut, gusi dan lidah,

mengakibatkan sianosis dan suhu kulit

perhatikan suhu kulit

dingin
Kerusakan atau keterlibatan hipofisis
anterior menurunkan kadar prolaktin

6.

Kaji payudara setiap hari,.

mengakibatkan tidak adanya produksi

Perhatikan ada tidaknya laktasi/

ASI menurunkan jaringan payudara

perubahan ukuran payudara


Memaksimalkan ketersediaan O2 untuk
Kolaborasi

transfer sirkulasi ke jaringan

1.

Memudahkan pemberian O2

Berikan terapi O2 sesuai


kebutuhan

2.

Pasang jalan nafas, pengisap


sesuai indikasi

12

G.

IMPLEMENTASI

Setelah
intervensi ditentukan, selanjutnya adalah pengolahan dan
perwujudan dari rencana tersebut berdasarkan rencana askep yang tepat. Dalam
hal ini, perawat dapat melaksanakan secara langsung atau mendelegasikan pada
tenaga kesehatan lain yang dapat dipercaya.
H.

EVALUASI
Dari tindakan keperawatan
a.
TTV dan hasil laboratorium kembali normal
b.
Klien dan keluarga mengerti dengan komplikasi dan pengobatan
c.
Klien dan keluarga mampu mengungkapkan perasaan
d.
Nyeri berkurang
e.
Ansietas dan ketakutan berkurang

13

BAB III
ASKEP KASUS

I. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama Inisial

: Ny. O

Umur

: 40 tahun

Jenis kelamin

: perempuan

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Alamat

: Tarusan

b. Identitas keluarga klien


Nama

: Ny. N

Umur

: 45 tahun

Agama

: Islam

c. Diagnosa Dan Informasi Medik Yang Penting Waktu Masuk


Tanggal Masuk

: 12 April 2014

No. MR

: 167289

Ruang Rawat

: Kebidanan

Diagnosa Medik

: G4P3A0H3 gravid 36-37 minggu + plasenta


previa + HPP

Yang Merujuk

: Ny. N

Alasan Masuk

: Keluar darah dari kemaluan sejak pagi hari

14

d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluar darah dari kemaluan sejak pagi hari, membasahi 1 helai kain.
Darah berwarna merah terang, serta nyeri pinggang menjalar ke ariari. TFU 4 jari dibawah fx.
2.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Tidak ada keluhan. Pernah SC sebelumnya satu kali.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit DM, penyakit jantung, penyakit hipertensi dan penyakit
epilepsy.
e.

Riwayat Haid
1.

Pertama haid

: tidak diketahui

2.

Siklus

: setiap bulan 1x

3.

Banyak

: normal

4.

Warna

: merah, kalau hari terakhie

berwarna merah
Kehitaman

f.

g.

5.

Bau

: -

6.

Dismenorea

: kadang-kadang

Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


G

: 4

: 3

: 0

: 3

Riwayat persalinan
Jenis persalinan

: SC

Ditolong oleh

: dr. Muslim Nur, Sp. OG

Jenis kelamin bayi

: laki-laki

Panjang dan BB

: 50 cm dan 2700 gr

APGAR skor

: 6
15

Lama persalinan

Kala I

jam

menit

Kala II

jam

menit

Kala III

jam

menit

Kala IV

jam

menit

Berapa lama ketuban pecah sebelum anak lahir

h.

Keadaan air ketuban

Jumlah air ketuban

Komplikasi persalinan

: - ibu

: HPP

Data keluarga berencana


Pernah ikut kb/tidak : tidak
Rencana KB sekarang :

i.

j.

Data psikologis
Kehamilan yang lalu

: diinginkan

Kehamilan yang lahir sebelumnya

: diinginkan

Dukungan suami untuk menyusui

: ada

Interaksi antara ibu dan anak serta suami

: baik

Data spiritual
Pasien mengatakan kalau ia beragama islam dan mengerjakan
shalat 5 waktu, klien mengatakan takut dengan keadaannya dan
merasa tidak nyaman.

k.

Data sosial ekonomi


Klien mengatakan penghasilannya cukup untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari bersama anak-anaknya.

l. Aktivitas sehari-hari
Dapat menolong diri sendiri : (+)
Ditolong dengan bantuan minimun

: (+)

Dapat ditolong dengan bantuan maksimum : (-)

16

Nafsu makan

: normal

Makan/minum

: makan 3x sehari

Istirahat dan pola tidur: 9 jam


Personal hygiene

: kurang bagus

Di rumah sakit:
Aktivitas sehari-hari klien ditolong oleh keluarga. Nafsu makan
klien di RS sedikit berkurang dimana klien hanya makan
setengah posi habis. Waktu tidur klien di RS 7 jam.
m.

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum

o Kesadaran : compos mentis


o TD

: 110/70 mmHg

o Nadi

: 90x/ menit

o Suhu

: 36,2 0C

o R

: 22x/menit

Rambut

: rambut bersih, tidak berketombe

Kulit

: bersih

Muka
o Konjungtiva

: anemis

o Sklera

: ikterik

o Mulut

: mukosa bibir kering

o Gigi

: lengkap

o Bibir

: kering

Buah dada/mamae
o Simetris

17

o Aerola berwarna merah kecoklatan


o Papaila mamae: menonjol, bersih
o ASI

: ada dan lancar

o Pembengkakan : tidak ada


Perut
o Dinding abdomen

: kendor

o Tinggi fundus uteri

o Posisi uterus

o Kontraksi

o Kandung kemih

: penuh

o Luka operasi

: ada, bekas SC, keadaan luka kerin,


heacting belum diangkat.

Genetalia
o Kebersihan

: kurang bersih

o Perineum

Lochea
o Rubra-sanguilenta
o Hemmoroid

: ada

o Varises

: tidak ada

Eleminasi
o BAK

: ada

o BAB

: ada

18

Ekstremitas

n.

o Reflek patella

: ada

o Edema

: ada

Data penunjang
o Data laboratorium
Hb: 9,2 gr%

urine: albumin: (-)

Leukosit: 7200/mm
Gol. Darah: O
o.

Pemeriksaan diagnostik
o Pemeriksaan USG

p.

Program terapi dokter


o Obat oral: asmet 3x1, Sf 2x1, vit. C 3x1, metro 3x500
o Obat parenteral: ceftriaxone 2x1, gentamicin 2x1, B1+Vit. C 2x1,
transamia 2x1, vit. K 3x1, metronidazole 3x1

q.

Catatan tambahan: (-)

Padang, 16 April 2014


Dilengkapi oleh

19

Kelompok IV

20

ANALISA DATA

N
o
1

Data

Etiologi

Masalah

DO :

Perdarahan

kekuranga

Klien tampak berkeringat dingin

pervaginam

Mukosa mulut klien tampak pucat

cairan

dan kering

tubuh

Keluar darah dari vagina

TD :110/70mmHg

N : 90x/i

volume

S : 36,2C
R:

22x/i
DS :
-

Klien

mengatakan

pandangannya

berkunang-kuynang
2

Klien mengatakan keluar dara sejak

pagi tadi
DO :

hipovolemik

Perubahan

Ekstremitas teraba dingin

perfusi

Penurunan produksi ASI

jaringan

Perlambatan pengisian kapiler

DS :
-

Klien

mengatakan

tangan

dan

kakinya dingin

21

DO :

Ancaman

Klien terlihat gelisah

perubahan

Klien terlihat lemah

status

DS :
-

Klien

Ansietas
pada

kesehatan/kematian
mengatakan

takut

dengan

keadaannya
-

Klien mengatakan tidak nyaman


dengan keadaannya.

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam


2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemik
3. Ansietas

berhubungan

dengan

kesehtan/kematian

22

ancaman

perubahan

pada

status

RENCANA KEPERAWATAN

No
1.

Dx. Kep

Rencana
Intervensi

Tujuan
Mencegah

Kekurangan

1. Tidurkan pasien

Rasional
-

dengan kaki lebih

disfungsional

dengan posisi kaki

tinggi akan

bleeding dan

lebih tinggi

meningkatkan fernous

berhubungan

memperbaiki

sedangkan badan

return dan

dengan

volume cairan

tetap terlentang

meningkatkan darah

volume

perdarahan
pervaginam

cairan

KH:

Dalam 2x24

ke otak dan organ lain

2. Monitor TTV

perubahan TTV

jam volume

terjadi bila

cairan

perdarahan semakin

terpenuhi

berat

3. onitor inteke dan


output

perubahan output
merupakan tanda
adanya gangguan

4. lakukan masase
uterus

fungsi ginjal

untuk merangsang
kontraksi uterus dan
membangtu pelepasan
plasenta untuk
mencegah terjadinya
infersio uteri

5. berikan infus
atau caairan

untuk merangsang
kontraksi uterus dan

intravena

mengontrol
perdarahan

6. berikan
uterotonika

2.

Perubahan perfusi TTV dan gas

1. Monitor TTV

23

Memantau perubahan

darah dalam batas

jaringan

normal

berhubungan
dengan
hipovolemik

TTV
2. Catat perubahan

KH:

Vasokontriksi di

warna kuku,

jaringan ferifer

dalam 2x24 jam

mukosa bibir,

berkurang

perfusi jaringan

lidah, suhu

menimbulkan sianosis

teratasi

3. Kaji ada atau

Perfusi yang jelek

tidaknya produksi

mengakibatkan

ASI

produksi prolaktin
dalam produksi ASI
terlambat

4. Tindakan

Untuk mengetahui

kolaborasi monitor

tanda hipoksia

kadar gas darah

dijaringan serta untuk

dan Ph lalu

meminimalkan

berikan terapi O2

transfusi sirkulasi
jaringan

24

3.

Klien dapat

Ansietas
berhubungan

1.

mempengaruhi rasa

rasa

terhadap

cemasnya

KH:

Persepsi klien

psikologis klien

perdarahan pasca

pada berkurang/hilang

status

mengungkapkan

dengan ancaman cemasnya/dapat


perubahan

Kaji respon

persalinan
2.

Kaji respon

mempengaruhi

fisiologis klien

Ansietas teratasi

Perubahan TTV

perubahan pada

kesehtan/kematia

respon fisiologis

n
3.

25

Bantu klien

Ungkapan perasaan

mengidentifikasi

dapat mengurangi

rasa cemas

rasa cemas

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
16 April
2014

DX I, II, III
Kekurangan
volume

Implementasi
Evaluasi
Memposisikan
kaki S :Klien mengatakan

klien lebih tinggi dari masih

cairan

badannya,

berhubungan
dengan
perdarahan

sedangkan

badan tetap telentang


-

Memonitor TTV

Memantau intake dan

pervaginam

Memberikan
bolus

klien

tampak

gelisah

tujuan

tercapai belum teratasi

injeksi

Intervensi

sesuai dengan
dilanjutkan

order dokter
Memantau TTV

Perubahan perfusi -

S : Klien mengatakan

Mengobservasi warna dingin dan berkeringat


mukosa bibir, lidah dan

berhubungan

suhu

dengan

O : klien tampak mulai


membaik

Suhu: 36C

hipovolemik

lemah

Mengatur tetesan infus implementasi


sesuai order dokter

jaringan

dan

A : Setelah dilakukan

output pasien
-

pusing

A : Setelah dilakukan

Mengatur

O2

yang implementasi tujuan

diberikan sesuai order tercapai sebagian


dokter

P : Intervensi

dilanjutkan

Melepas
Ansietas
berhubungan

kateter

yang

terpasang pada klien


Membantu
klien S : Klien mengatakan
mengatasi

26

rasa rasa cemasnya mulai

dengan ancaman

cemasnya

dengan berkurang

perubahan

mengajarkan

tekhnik O : klien tampak rileks

pada

nafas dalam

status
kesehtan/kematia

Mengkaji

A : Setelah dilakukan
respon

psikologis klien pasca

tercapai sebagian

persalinan
-

Mengkaji

implementasi

respon P:Intervensi

fisiologis klien dengan dilanjutkan


memnatu
TTV

27

perubahan

tujuan

You might also like