Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 9
405090012
Sekretaris
Kheluwis sutiady
405110024
Anggota
ellissa
405110066
Anggota
405110071
Anggota
Andryan kurniadi
405110139
Anggota
Acyuta ganakin
405110143
Anggota
Doddy renaldo
405110146
Anggota
405110117
Ketua
Bernard jonathan C
405110192
Anggota
Amelia Suciady
405110195
Anggota
405110228
Anggota
Bernardina chyntia
405110240
Penulis
MIND MAP
LO
LO1
LO2
LO3
LO4
LO5
LO6
LO7
LO8
LO9
FATTY LIVER
Fatty Liver
Pengumpulan lipid berlebihan di hepatosit
>5% dari berat hati
Sel hati dan ruang di hati diisi dengan
lemak sehingga hati menjadi sedikit
membesar, lebih berat, berminyak dan
berwarna kekuningan
Sering bersifat asimtomatik tetapi dapat
berkembang menjadi hepatitis atau sirosis
jika peyebab dasarnya tidak dihilangkan
Epidemiologi
Sebuah studi di Indonesia mendapatkan
prevalensi perlemakan hati nonalkoholik sebesar 30,6%.
Steatohepatitis non-alkoholik dapat
terjadi apda semua usia, termasuk
anak2.
Namun paling banyak terjadi paling
banyak pd dekade keempat dan kelima
kehidupan.
Predileksi : wanita > laki2.
Diagnosis
Fatty
Liver
patogene
sis
DM
Resisten
insulin
As.lema
k
obesita
s
HIT 1
Kerja mitokondria
Mitokondria
rusak
Stress
oxidative
Aktivasi sel stelata dan
sitokin
Nekrosis sel hati
berulang
Nekrosis >>
regenerasi
Fibroblast
HIT 2
SIROSIS
DIAGNOSIS
Steatosis: didominasi
makrovesikular,
melibatkan hingga 66%
dari lobulus
Degenerasi balon: kadang
terlihat di zona 3 hepatosit
Inflamasi lobular:
inflamasi akut tersebar
dan ringan (sel
PMN)kadang inflamasi
kronik (sel MN)
Inflamasi portal: tidak
ada / ringan
Grading
perlemakan
hati nonAlkoholik
Grade
2: sedang 33-66%
hepatosit terisi lemak
Steatosis: campuran
makrovesikular dan
mikrovesikular
Degenerasi balon: jelas
telihat dan terdapat di
zona 3
Inflamasi lobular: sel PMN,
fibrosis periselular,
Inflamasi portal: ringan
sampai sedang.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi
Infiltrasi lemak difus ekogenisitas
(hiperekoik, bright liver) dibanding ginjal
CT scan
Infiltrasi lemakgambar parenkim hati dngn
densitas rendak bersifat difus (bisa fokal)
MRI
Membedakan nodul akibat keganasan dari
infiltrasi fokal lemak di hati
Biopsi hati (Gold Standard)
Membedakan steatosis dari steatohepatitis
gambaran: steatosis, infiltrasi sel radang,
hepatocyte balloning dan nekrosis, nukleus
glikogen, Mallorys hyaline dan fibrosis
Pemeriksaan Laboratorium
Diferensial diagnosis
(NAFLD)
Cirrhosis
Malabsorption
Drug-Induced
Hepatotoxicity
Primary Biliary Cirrhosis
Hemochromatosis
Primary Sclerosing
Cholangitis
Hepatitis A
Protein-Losing Enteropathy
Hepatitis B
Vitamin A Toxicity
Hepatitis C
Wilson Disease
Terapi farmakologi
Antidiabetik dan insulin sensitizer
(mengurangi resistensi insulin)
Obat anti hiperlipidemia
Gemfibrozil menunjukan perbaikan ALT dan
konsentrasi lipid setelah pemberian 1 bulan.
Hepatoprotektor
NAFDL
Obat-obatan yang melindungi hati
Ursodeoxycolic acid >> imunomodulator dan
sitoprotektif.Efektif untuk biokimia hati dan steatosis
S-adenosyl-methionine >> Antisteatosis
,antiinflamasi, antioksidan dan antifibrosis.Efektif
untuk memperbaiki biokimia,histologik,dan
echography steatosis hati.
a-Tocopherol >> antioksidan dan inhibitor TGFb.Efektif memperbaiki biokimia dan histologik hati
Metadoxine >> antifibrosis dan memperbaiki
konsentrasi hepatic glutathione
Sylimarin >> antioksidan dan antifibrosis
NAFDL
Obat-obatan yang mengurangi resistensi insulin
Thiozolidinedione >> meningkatkan sensivitas
insulin dengan mengikat PPAR-g pada faktor
transkripsi inti.
Troglitazone >> menurunkan kadar transaminase
pada pasien NASH yang obese,tetapi karena toksik
tidak digunakan lagi.
Rosiglitazone dan pioglitazone>> troglitazone
generasi kedua >> memperbaiki
transaminase,meningkatkan sensivitas reseptor
insulin,mengurangi steatosis dan meningkatkan
adiponectin serum.
Metformin >> memperbaiki sensitivitas
insulin,menormalkan kadar transaminase dan
mengecilkan hepatomegali.
Terapi gizi
KOMPLIKASI
Cirrhosis
Hepatoselular carsinoma
Epidemiologi
Konsumsi alkohol tinggi di sebagian besar
negara-negara Barat. Di AS,> 10% orang
bergantung pada alkohol.
Laki-laki : perempuan rasionya adalah
sekitar 2:1. Gangguan yang terjadi pada
pecandu alkohol, sering kali secara
berurutan, termasuk :
Perlemakan hati (> 90%)
Alcoholic hepatitis (10 to 35%)
Sirosis (10 sampai 20%)
Faktor Resiko
Kuantitas dan durasi penggunaan
alkohol (biasanya> 8 thn)
Jenis kelamin
Genetik dan sifat metabolik
Status Gizi
Faktor Resiko
Resiko meningkat nyata bagi peminum > 40 g/hari
Sirosis => konsumsi > 80 g / hari selama > 10 thn
Resiko sirosis sekitar 50% => konsumsi > 230 g/
hari selama 20 thn
Perempuan hanya membutuhkan 20-40 gram
alkohol berada pada risiko- dari yang untuk lakilaki.
Hanya beberapa pecandu alkohol kronis menderita
penyakit hati.
Variasi asupan alkohol tidak sepenuhnya
menjelaskan variasi dalam kerentanan, ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor lain juga terlibat.
Faktor Resiko
Jenis kelamin
perempuan lebih rentan terhadap penyakit hati
alkoholik karena memiliki lebih sedikit alkohol
dehidrogenase dalam mukosa lambung
Faktor genetik
penyakit hati alkoholik sering terjadi dalam
keluarga, ini menunjukkan pengaruh faktor
genetik
Status gizi
kurang gizi, terutama energi KEP, meningkatkan
kerentanan, seperti halnya diet tinggi lemak tak
jenuh dan obesitas.
Faktor-faktor lain
Faktor risiko lain termasuk akumulasi besi dalam
hati dan hepatitis C.
METABOLISME ALKOHOL
dan PATOFISIOLOGI FATTY
LIVER
Alcohol Metabolism
Pathaway
http://img.medscape.com/article/705/411/705411-fig1.jpg
46
MANIFESTASI KLINIK
Gejala biasanya muncul pada usia 30-40thn-an
Fatty liver
Sering asimptomatik. 1/3 ps pembesaran liver, smooth, &
biasanya (-) tenderness
Alcholic hepatitis
Fatigue, demam, ikterus, nyeri RUQ, tender hepatomegaly,
terkadang (+) hepatic bruit
Sirosis
Sirosis terkompensasi dapat asimptomatik. Liver biasanya <<,
ketika liver >> pikirkan kemungkinan fatty liver & hepatoma
Gejala bervariasi mulai dari tanda alcholic hepatitis hingga tanda
komplikasi cth: portal HT
47
DIAGNOSIS
49
50
Penatalaksanaan
Mengurangi berat badan (jika obesitas
atau kelebihan berat badan)
Mengikuti diet seimbang dan sehat
Meningkatkan aktivitas fisik
Menghindari alkohol
Menghindari obat-obatan yang tidak perlu
51
PROGNOSIS
Fatty liver & alcoholic hepatitis tanpa fibrosis reversible
apabila diikuti dg << asumsi alkohol
Penghentian alkohol sama sekali sembuh dalam 6mg (fatty liver)
52
53
KOMPLIKASI
Pada alkoholik tahap akhir, penyebab
langsung kematian adalah:
Gagal hati
Perdarahan masif saluran cerna
Infeksi (Pada pasien yang rentan)
Sindrom hepatorenal setelah serangan
hepatitis alkoholik
Karsinoma hepatoselular (3%-6% kasus)
54
LO KOMPLIKASI
DEFINISI
Sirosis Hepatis penyakit hati
kronik yang mengakibatkan kerusakan
sel hati dan sel tersebut digantikan oleh
jatingan parut sehingga terjadi
penurunan jumlah jaringan hati
normal
Epidemiologi
>40% pasien sirosis asimtomatik
Di Amerika 360 per 100.000
penduduk
Di Indonesia 4,1% dalam 1 tahun
(th. 2004, Yogyakarta), 4% (819)
dalam 4 tahun (Medan)
KLASIFIKASI
Secara
Klinis
Sirosis hati
kompensata
Sirosis hati dekompensata
Makronodular
Sirosis
Hati
Secara
konvension
al
Berdasarka
n etiologi
dan
morfologis
Mikronodular
Campuran mikro dan
makronodular
Kriptogenik dan post hepatitis
(pasca nekrosis)
Alkoholik
Biliaris
Kardiak
Metabolik, keturunan, dan terkait
obat
Histologi sirosis
Fibrosis
Regenerating Nodule
ETIOLOGI
1. Hepatitis virus type B and C
2. Alcohol
3. Metabolic (hemokromatosis idiopathic, Wilson disease,
deficiency alpha 1 anti tripsin, galaktosemia, tirosinemia
congenital, DM, hoarding collagen disease)
4. Kolestasis chronicles / bilier cirrhosis secondary intra and
extra hepatic
5. Obstructs flow vena hepatic (Peny.vena occlusive, Budd
Chiari syndrome, Perikarditis constrictive, heart pains right)
6. Interference immunologist
7. Toksik and drugs (mtx, INH, Metildopa)
8. Obesity
9. Malnutrition
10. Idiopathic
Etiologi Sirosis
PENYAKIT INFEKSI
Bruselosis
Ekinokokus
Skistosomiasis
Toksoplasmosis
Hepatitis virus (hepatitis
B, hepatitis C, hepatitis
D, sitomegalovirus)
Alkohol
Arsenik
Obstruksi bilier
Penyakit perlemakan hati
non alkoholik
Sirosis bilier primer
Kolangitis sklerosis primer
PENYAKIT KETURUNAN
DAN METABOLIK
Defisiensi alpha1-antitripsin
Sindrom fanconi
Galaktosemia
Penyakit gaucher
Penyakit simpanan glikogen
Hemoktomatosis
Intoleransi fluktosa herediter
Tirosinemia herediter
Penyakit Wilson
DEFINISI
Sirosis Hepatis penyakit hati
kronik yang mengakibatkan kerusakan
sel hati dan sel tersebut digantikan oleh
jatingan parut sehingga terjadi
penurunan jumlah jaringan hati
normal
Epidemiologi
>40% pasien sirosis asimtomatik
Di Amerika 360 per 100.000
penduduk
Di Indonesia 4,1% dalam 1 tahun
(th. 2004, Yogyakarta), 4% (819)
dalam 4 tahun (Medan)
KLASIFIKASI
Secara
Klinis
Sirosis hati
kompensata
Sirosis hati dekompensata
Makronodular
Sirosis
Hati
Secara
konvension
al
Berdasarka
n etiologi
dan
morfologis
Mikronodular
Campuran mikro dan
makronodular
Kriptogenik dan post hepatitis
(pasca nekrosis)
Alkoholik
Biliaris
Kardiak
Metabolik, keturunan, dan terkait
obat
Histologi sirosis
Fibrosis
Regenerating Nodule
ETIOLOGI
1. Hepatitis virus type B and C
2. Alcohol
3. Metabolic (hemokromatosis idiopathic, Wilson disease,
deficiency alpha 1 anti tripsin, galaktosemia, tirosinemia
congenital, DM, hoarding collagen disease)
4. Kolestasis chronicles / bilier cirrhosis secondary intra and
extra hepatic
5. Obstructs flow vena hepatic (Peny.vena occlusive, Budd
Chiari syndrome, Perikarditis constrictive, heart pains right)
6. Interference immunologist
7. Toksik and drugs (mtx, INH, Metildopa)
8. Obesity
9. Malnutrition
10. Idiopathic
Steatosis
Sirosis pasca
nekrosis
Hati mengerut,
berbentuk tidak
teratur, dan terdiri dari
nodulus sel hati yang
dipisahkan pita fibrosis
Hepatitis
alkoholik
Hipoksia
sentrilobu
lar
Alkohol +
destruksi
hepatosit
berkepanjangan
Ukuran hati
mengecil,
bernodul,
mengeras
Sirosis
alkoholik
Infiltrasi
netrofil
Berkontra
ksi
Acetaldehydeprotein
adducts
Cedera
Fibrosis
perivenular
Pembentuk
an kolagen
Nodulus
Radikal
bebas
Regener
asi
Septa
jaringan
ikat di
periportal
&
perisentral
Mengelilingi
massa kecil sel
hati
ikasi
Hepatitisvirus
Alkoholisme
Nekrosis
parenkhim hati
Ruang parumenyemp
Pembentukan jaringan ikat
Mual
Nafsu makan <
kelemahan otot
Cepat lelah
Hiperten
siportal
Varisesesohagus
Asites
Penekandiafragmakesadaran
Tekanan meningkat
Pembuluhdarahpecah
Perubn. Nutrisi
aktifitas
Ensefalopati
Hematemisis/melena
Ggn perfusi jaringan
Ruang paru
menyempit
Sesak
nafas
Kerusakan
komunikasi
MANIFESTASI KLINIS
TEMUAN KLINIS
Pean rasio estradiol/testosteron
bebas
Spider angio
maspiderangiomata
(spider telangiektasi)
Eritema palmaris
Hipoalbunemia
Kuku Muchrche
Kontraktur Dupuytren
Peningkatan androstenedion
: Ginekomastia
: Menstruasi cepat
berhenti
Splenomegali
Asites
Hipertensi porta
Caput medusae
Bilirubinemia (>3mg/dl)
Ikterus
Warna urin seperti teh
Tanda lain
Hati membesar atau mengecil
Jari gada
Asterixis-bilateral (dorsofleksi tangan)
Demam subfebril akibat nekrosis hepar
Batu pada vesica fellea akibat hemolisis
Pembesaran kelenjar parotis akibat sekunder infiltrasi lemak, fibrosis,
dan edema
SPIDER
TELANGIEKTASI
erytema palmaris
Diagnosis Banding
PEMERIKSAAN LAB.
Pemeriksaan laboratik :
Hematologi : darah lengkap, PPT
Biokimia : bilirubin, AST/ALT, alkali fosfatase,
gamma GT, albumin dan globulin, bila ada
asites, diperiksa ureum, kreatinin, dan
elektrolit.
Pemeriksaan penunjang :USG, CT scan bila
USG kurang jelas, biopsy hati bila diagnostic
lain belum jelas, EEG pada penderita dengan
kecurigaan ensefalopatia hepatik.
KOMPLIKASI.
Edema dan ascites
Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
Perdarahan dari Varices-Varices
Kerongkongan (esophageal varices)
Hepatic encephalopathy
Hepatorenal syndrome
Hypersplenism
Hepatopulmonary syndrome
Kanker Hati (hepatocellular carcinoma)
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :
1. Simtomatis
2. Supportif, yaitu :
a. Istirahat yang cukup
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang;
misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan
vitamin
c. Pengobatan berdasarkan etiologi
Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat
dicoba dengan interferon. Sekarang telah
dikembangkan perubahan strategi terapi bagian
pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah
mendapatkan, pengobatan IFN seperti :
a) kombinasi IFN dengan ribavirin
PENGOBATAN
c) terapi dosis IFN tiap hari
Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri
dari IFN 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB
1000-2000 mg perhari tergantung berat
badan(1000mg untuk berat badan kurang
dari 75kg) yang diberikan untukjangka
waktu 24-48 minggu.
b) terapi induksi IFN
Terapi induksi Interferon yaitu interferon
diberikan dengan dosis yang lebih
PENGOBATAN
3. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan
diberikan jika telah terjadi komplikasi seperti ;
1. Astises
- diet rendah garam :
- Diuretik
PENGOBATAN
3. Hepatorenal syndrome
menghindari pemberian Diuretik yang berlebihan
Penanganan secara konservatif dapat dilakukan
berupa : Ritriksi cairan,garam, potassium dan
protein
menghentikan obat-obatan yang nefrotoxic
4. Ensefalopati Hepatik
nutrisi khusus hati, yaitu Aminoleban Oral
asam amino penting lain seperti arginin,
histidin, vitamin, dan mineral.
PENGOBATAN
4.Ensefalophaty hepatic
Pasien diistirahatkan daan dpuasakan
- Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis
dan kalau perlu transfusi
- Pemasangan Naso Gastric Tube, hal ini
mempunyai banyak sekali kegunaannya yaitu :
untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan
es, pemberian obat-obatan, evaluasi darah.
- Pemberian obat-obatan berupa
antasida,ARH2,Antifibrinolitik,Vitamin K,
Vasopressin.,Octriotide dan Somatostatin
Kondisi Klinis
Energi/Non
(K.cal/Kg)
Sirosis
yang
dapat 25 - 35
1,0 1,2
mengkompensasi
komplikasi.
Intake yang tidak adekuat 35 - 40
1,5
dan malnutrisi
Ensepalopathy I - II
25 - 35
Pada
fase
transisi
0,5
diberikan
nabati. Suplemen
BCAA
Ensepalopathy III -IV
25 - 35
Jika menggunakan nutrisi parenteral , kalori non protein yang didalamnya terkandung
lemak dan glukosa sekitar 35 50 %.
HCC
Penyebaran HCC
Metastasis intrahepatik dpt melalui pembuluh
darah, saluran limfe atau infiltrasi langsung.
Metastasis ektrahepatik dpt melibatkan vena
hepatika, vena porta atau vena kava.
Dpt terjd metastasis pd varises esofagus dan di
paru.
Metastasis sistemik spt ke kelenjar getah bening
di porta hepatis tidak jarang terjd & dpt juga
sampai ke mediastinum.
Bila sampai ke peritoneum, dpt menimbulkan
asites hemoragik sudah memasuki stadium
terminal
Pemeriksaan Penunjang
Penanda tumor
Alfa-fetoprotein (AFP) adl protein serum
normal yg disintesis sel hati fetal, sel yolksac & sdkt sekali o/ sal.gastrointestinal fetal.
Rentang normal AFP serum = 0-20 ng/mL
Kadar AFP me pd 60-70% dr pasien HCC &
kadar >400 ng/mL. Hasil positif palsu dpt jg
ditemukan o/ hepatitis akut atau kronik dan
pd kehamilan.
Penanda tumor lain : des-gamma carboxy
prothrombin (DCP) atau PIVKA-2, yg kadarnya
me pd hingga 91% dr pasien HCC. Namun
jg dpt me pd def.vit K, hepatitis kronik aktif
atau metastasis karsinoma.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi abdomen
Terapi
Transplantasi hati
Memberikan kmgknan utk
menyingkirkan tumor dan menggantikan
parenkim hati yg mengalami disfungsi.
Biopsi hati
kesimpulan
Dari pemeriksaan yang dilakukan,
pria tersebut diduga mengalami
perlemakan hati kompensata , yang
disebabkan oleh konsumsi alkohol
dan kemungkingan riwayat penyakit
metabolic disease nya (obesitas,
HT,DM, hiperkolesterolemia.
Saran
Lakukan biopsi hati untuk
memastikan diagnosa sirosis
Lakukan perbaikan pola hidup
Melakukan terapi yang sesuai untuk
memperbaiki keadaan