Professional Documents
Culture Documents
HUKUM NAEGELE
Tgl
Bln
Thn
HPHT (Hari
13
06
2012
Siklus 28 hari +7
-3
+1
20
2013
+14
-3
+1
Pertama Haid
Terakhir)
Untuk Siklus 35
Hari
Contoh
Pemeriksaan Kebidanan
(Status Obstetrikus)
Dibagi dalam : 1. Inspeksi (periksa pandang)
2. Palpasi (periksa raba)
3. Auskultasi (periksa dengar)
Inspeksi :
- Muka : Kloasma gravidarum, edema
- Leher : Vena terbendung, kel. Gondok, kel. Limfe
- Dada : Buah dada (pigmentasi, putting susu, kolostrum)
- Perut : Asites, pigmentasi, gerak anak, kontraksi rahim,
striae gravidarum, bekas luka
- Vulva : Varises, tanda chadwick
- Anggota bawah : Varises, edema
Palpasi :
1. Menentukan besar rahim - tuanya kehamilan
2. Letak anak
Auskultasi
Stetoskop monoaural, Doptone
Bunyi terdengar :
a. Dari anak :
Bunyi jantung anak
Bising tali pusat
Gerakan anak
b. Dari ibu :
Bising rahim
Bunyi aorta
Bising usus
Pemeriksaan Dalam :
Pada hamil muda & usia 8 bulan, terutama primigravida
Persangkaan panggul sempit :
1. Primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir
2. Multigravida dengan riwayat obstetrik jelek
3. Kelainan letak pada hamil tua
4. Kelainan badan
5. Ukuran-ukuran luar sempit
Yang diperiksa 1.
: Konjugata diagonalis
2. Linea inominata
3. Sakrum
4. Dinding samping
5. Spina isiadika
6. Arkus pubis
Pemeriksaan tambahan :
1. Pemeriksaan Rontgen
2. Pemeriksaan biologis dan imunologis
3. Amnioskop
4. Amniosintesis
5. Pemeriksaan sitologis
6. Pemeriksaan ultrasonografi
Tanda-tanda mungkin :
Pembesaran, perubahan
bentuk & konsistensi
rahim
Perubahan pada serviks
Kontraksi Braxton Hicks
Balotemen
Meraba bagian anak
Pemeriksaan biologis
Pembesaran perut
Keluarnya kolostrum
Hiperpigmentasi
Tanda Chadwick
Amenore
Mual-muntah
Ibu merasa
pergerakan anak
Sering kencing
Perasaan dada berisi
& agak nyeri
TANDA LAINNYA:
TANDA-TANDA KEHAMILAN
Tanda pasti :
1. Terdengarnya
denyut
jantung janin melalui
auskultasi/ Doppler.
2. Gerak
janin
yang
dirasakan ibu mulai usia
gestasi 16-20 minggu
3. Gambaran USG yang
mengkonfirmasi adanya
kehamilan
1. Amenorhea
2. Perubahan
payudara
dan puting (tegang,
membesar dan sensitif)
3. Hiperpigmentasi
kulit
(kloasma
gravidarum,
linea nigra,
4. Pembesaran uterus
5. Mual muntah/ morning
sickness
6. Fatique
Tanda Chadwick:
kebiruan pada vulva,
vagina dan serviks.
Tanda Goodell:
perubahan konsistensi
serviks
Tanda Hegar:
pelunakan dan
kompresibilitas ismus
serviks
Tanda Piskacek:
pembesaran uterus
yang asimetris
Kontraksi Braxton
Hicks: terjadi akibat
peregangan
miometrium karena
pembesaran uterus;
ANTENATAL CARE
Dokter/ bidan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum (tanda vital, TB,
BB, jantung paru, payudara, dsb)
Pemeriksaan abdomen (inspeksi,
palpasi, auskultasi)
Pemeriksaan Obstetri (Leopold)
Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Hb, MCV, Gol. darah, hitung
jenis, GDS, HbsAg, HIV/ VDRL, antibodi
Rubella, urinalisis, feses lengkap) dan USG
Kehamilan dikatakan
normal, bila:
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetri
buruk (lahir mati, BBLR,
distosia persalinan, IUFD,
abortus berulang)
Ukuran uterus sesuai
kehamilan
Hasil pemeriksaan klinis
dan penunjang dalam
batas normal.
Rongga panggul
PERSALINAN
Hodge
Bidang Hodge I: Bidang
pintu atas panggul, dengan
batas tepi atas simfisis.
Bidang Hodge II: Bidang
sejajar H-I setinggi tepi
bawah simfisis
Bidang Hodge III: Bidang
sejajar H-I setinggi spina
ischiadica
Bidang Hodge IV: Bidang
sejajar H-I setinggi ujung
bawah os coccygis
Situs
Letak memanjang
Letak melintang
Letak oblik
Presentasi
Posisi
1. Situs/Letak : Sumbu
panjang anak terhadap
sumbu panjang ibu
2. Habitus/Sikap : Letak
bagian-bagian anak satu
terhadap yang lain
3. Positio/Posisi : Letak salah
satu bagian anak tertentu
terhadap dinding perut
4. Presentatio/Presentasi :
yang menjadi bagian
terendah
PERSALINAN
Persalinan normal:
proses pengeluaran buah
kehamilan (bayi, plasenta
dan selaput ketuban)
usia gestasi aterm (>37
42 minggu)
persalinan spontan (dari
rahim ibu melalui jalan
lahir dengan tenaga ibu
sendiri (tidak ada
intervensi dari luar).
presentasi kepala (posisi
belakang kepala)
tidak lebih dari 18 jam
Tidak ada komplikasi
pada ibu maupun janin.
Kala I
Dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan
adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan
lengkap. Terdiri dari:
Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm (8
jam).
dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan
mendekati 4 cm
kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
diantara 20-30 detik
Berlangsung sekitar 8 jam
Fase aktif:
kontraksi di atas 3 kali/ 10 menit
lama kontraksi 40 detik dan mules
pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (10cm)
terdapat penurunan bagian terbawah janin
Berlangsung sekitar 6 jam (Kecepatan rata-rata
1cm/jam pada nulipara dan 1-2cm/jam pada
multipara).
Kala II
Dimulai pada saat
pembukaan serviks telah
lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih
sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin
juga sudah pecah/ baru
pecah spontan pada awal
Kala 2.
Rata-rata waktu untuk
keseluruhan proses Kala 2
pada primigravida 1,5 jam,
dan multipara 0,5 jam
Kala II lama: > 1 jam pada
multigravida; > 2 jam pada
primigravida
His: Amplitudo 60 mmHg,
frekuensi 3-4 kali / 10 menit
Kala III
Dimulai pada saat bayi telah lahir
lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
Berlangsung 30 menit.
Kala IV
Segera setelah lahirnya plasenta
hingga 2 jam post partum
Monitor pada kala IV
Memastikan bayi bernapas baik (4060x/ menit) dan suhu stabil (36.537.50C)
Masalah kala I:
Gangguan His/ Power:
Inersia uteri persalinan lama
Kontraksi uterus hipertonik
Inkoordinasi kontraksi uterus
Retensio Plasenta
Gangguan Passage
Distosia Bahu
Kala II lama
Disproprosi kepala-panggul
Gangguan Passenger
Malposisi, malpresentasi
Disproporsi kepala-panggul
DISTOSIA
Misalnya
presentasi
dahi,
presentasi bahu, presentasi muka,
presentasi bokong, anak besar,
hidrosefal, dan monstrum.
Kelainan jaringan
saluran reproduksi
lunak
dari
Etiologi
DISTOSIA BAHU
Suatu keadaan
diperlukan tambahan
manuver obstetrik oleh
karena dengan tarikan
biasa ke arah belakang
pada kepala bayi tidak
berhasil untuk melahirkan
bayi.
Diagnosis distosia bahu
Kepala bayi sudah lahir,
tetapi bahu tertahan dan
tidak dapat dilahirkan
Maneuver Mc Robert
INDUKSI
Promotion of cervical
change secara
farmakologis atau cara lain
INDIKASI
Bila resiko melanjutkan
persalinan terhadap ibu dan
janin lebih besar daripada
resiko induksi dan
melahirkan
Janin: kondisi ekstrauterin
akan lebih baik daripada
intrauterin, atau kondisi
intrauterin lebih tidak baik
atau mungkin
membahayakan
Ibu: menghindari /
mencegah / mengatasi rasa
sakit atau masalah2 lain
yang dapat membahayakan
nyawa ibu
Induksi elektif
Induksi, dengan tidak adanya indikasi ibu dan
janin, tidak dapat dilakukan
Indikasi - Darurat
Korioamnionitis
INDUKSI PERSALINAN
Metode:
Surgikal
Melepaskan / memisahkan selaput kantong ketuban dari
segmen bawah uterus (stripping)
Manual (jari tengah/telunjuk)
Foley cathether
Memecahkan selaput kantong ketuban (amniotomi)
INDUKSI PERSALINAN
Keberhasilan tergantung pada skor pelvis
Skor 6 oksitosin, bila 5, serviks dimatangkan dulu
(prostaglandin/ kateter Foley)
Manajemen :
Induksi dengan oksitosin drip oksitosin dalam dekstrose
atau NaCl dinaikkan perlahan sampai his adekuat
Induksi dengan prostaglandin tempatkan tablet misoprostol
25 mcg di forniks posterior, dapat diulangi setelah 6 jam. Dosis
tidak melebihi 50 mcg/ kali atau lebih dari 4 dosis/ 200 mcg.
Induksi dengan alat: kateter foley tidak dilakukan bila ada
riwayat perdarahan, ketuban pecah, pertumbuhan janin
terhambat atau infeksi vagina.
Faktor
Skor
0
1-2
3-4
5-6
0-30
40-50
60-70
80
Station
-3
-2
-1 atau
0
+1 atau
+2
Konsistensi serviks
Kaku
Medium
lunak
Posisi serviks
Posterio
r
Ditenga
h
Anterior
UTEROTONIKA
1.Network SMaNC. Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline. Primary postpartum
haemorrhage. Queensland: Queensland Government; 2012.
PERSALINAN
DENGAN
VAKUM
Indikasi:
persalinan sulit dengan ibu masih bisa mengedan
Syarat:
Komplikasi
Janin: edema scalp, (hilang 1-2 hari), sefal hematom (hilang
3-4 minggu), aberasi dan laserasi kulit kepala serta
perdarahan intrakranial (sangat jarang).
Ibu: robekan jalan lahir
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Definisi
Perdarahan Antepartum adalah perdarahan yang
terjadi sebelum/setelah kehamilan 28 minggu.
Sebelum 28 minggu : abortus, mola hidatidosa,
KET
Setelah 28 minggu : plasenta previa, solusio
plasenta, vasa previa
ABORTUS
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
KLASIFIKASI ABORTUS
Sarwono (2008) membagi abortus menjadi beberapa
klasifikasi yaitu
1.
Abortus Spontan
2.
Abortus Imminens (keguguran mengancam)
3.
Abortus Incipiene (keguguran berlangsung)
1. Abortus incomplete
2. Abortus complete
3. Abortus infeksiosa dan abortus septik
KLASIFIKASI ABORTUS
Abortus spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis
atau ,medis untuk mengosongkan uterus. Disebut
juga keguguran (misscarriage)
1.
KLASIFIKASI ABORTUS
3. Abortus Insipiene (keguguran berlangsung)
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan <20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri.
Abortus ini dibagi lagi menjadi :
a. Abortus Incomplete : pengeluaran sebagian hasil
konsepsi dan masih terdapat sisa tertinggal di
uterus.
ABORTUS LAINNYA
Missed abortion (retensi janin mati):
Janin mati tertahan didalam kavum uteri tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih
2. Abortus habitualis
Keadaan dimana pasen mengalami keguguran
berturut-turut 3 kali atau lebih.
3.
Abortus provokatus
Terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum
janin mampu hidup, dibagi lagi menjadi
1.
ABORTUS
insipien
kompletus
Inkomplet
menutup
membuka
Ostium uteri
membuka
Hasil
konsepsi
Dalam
Seluruh
kavum uteri nya telah
keluar
Mengecil,
sehingga
perdarahan
sedikit
Tes urin
+ sampai
7-10 hari
iminens
menutup
Sebagian
Masih baik
telah keluar
Sesuai
dengan
umur
kehamilan
+
missed
menutup
mumi
Tidak
sesuai
umur
kehamilan
-
PENATALAKSANAAN
Abortus Insipiens :
- evakuasi
- kuretase bila perdarahan banyak
- Pasca tindakan perbaiki keadaan umum, pemberian
uterotonika, antibiotik profilaksis
Abortus Complete : tidak memerlukan tindakan khusus
atau pengobatan . Biasanya hanya diberi roborantia bila
pasien memerlukan.
Abortus Incomplete :
-evakuasi
-uterotonika
-Antibiotik
PENATALAKSANAAN
Abortus Iminens
MOLA HIDATIDIFORM
DEFINISI
Mola hidatidiform/
hidatidosa merupakan suatu
kondisi kehamilan di mana
ovum dan sperma yang
bertemu memiliki materi
genetik/ DNA yang
abnormal (seharusnya
ovum 23 X, dengan sperma
23 X atau 23 Y).
Mola Parsial
Mola parsial terjadi
apabila 1 ovum dibuahi
oleh 1 atau 2 sperma
yang mengalami
reduplikasi DNA hasil
sehingga hasil
konsepsinya menjadi
triploid atau tetraploid.
Kondisi mola parsial lebih
sering dijumpai dan
cenderung kurang
beresiko mengakibatkan
keganasan tropoblastik.
Karakteristik
Jaringan
Embrionik/
Fetal
Tidak
ditemukan
Hiperemesis gravidarum
Ditemukan,
tidak
sempurna
Pembengkaka Difus
n hidatidiform
vili korionik
Fokal
Hiperplasi
tropoblas
Fokal
Difus
Ditemukan
Inklusi
stroma
tropoblas
Ditemukan
Tidak
ditemukan
ULTRASONOGRAFI
Mola Komplit
Ditemukan gambaran
sarang lebah/ honeycomb
ataupun gambaran
menyerupai badai salju/
snowstorm (lihat gambar)
yang merupakan
karakteristik pembengkakan
vili korionik yang difus dan
vesikuler.
Mola Parsial
Ditemukan gambaran kistik
pada jaringan plasenta dan
pemanjangan diameter
transversa dari kantong
gestasional.
Pemeriksaan ginekologis
Inspekulo: fluksus sedikit
Pemeriksaan dalam: uterus
yang membesar, nyeri
goyang serviks +, nyeri pada
perabaan adneksa, kavum
douglas menonjol
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: Hb, Leukosit,
Hcg dalam serum, uji
kehamilan
USG: uterus membesar, tidak
ada kantung kehamilan,
kelainan adneksa (adanya
kantung kehamilan, massa
kompleks, cairan bebas
sampai ke kavum douglas)
Kuldosentesis: untuk
mengetahui adanya darah
dalam kavun douglas
Diagnosis laparoskopi
GAMBARAN KLINIS
PROGNOSIS
Kematian karena KET
cenderung turun dengan
diagnosis dini dan
persediaan darah yang
cukup. Akan tetapi bila
pertolongan terlambat
angka kematian dapat
tinggi.
PLASENTA PREVIA
Plasenta yang
letaknya tidak
normal sehingga
menutupi sebagian
atau seluruh ostium
uteri internum
PEMBAGIAN :
1. Plasenta previa totalis :
Seluruh ostium internum tertutup oleh
plasenta (lebih sering terjadi)
2. Plasenta previa lateralis :
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis :
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan
plasenta
Plasenta pre
serviks
Lateral
Pembukaan >
Pembukaan
Perdarahan
Amnion
Segmen bawah
Serviks
Perdarahan
Sebab-sebab :
Gejala :
Keadaan
endometrium kurang Perdarahan berulang
baik
Biasanya timbul
Misalnya pada :
- multipara
- mioma uteri
- kuretase berulang
- usia lanjut
setelah bl ke-7
(perdarahan terjadi
karena terlepas plasenta
dari dasarnya)
Plasenta letak rendah
robekan selaput
marginal
DIAGNOSIS
Anamnesa : - Perdarahan
- Nyeri/tanpa
- Predisposi
Pemeriksan :
Umum (tanda vital, konjuctiva)
Obstetrik
Penunjang (Hb)
Pemeriksaan :
Obstetrik
1. Pemeriksaan luar
2. Inspekulo
PENGELOLAAN
Ekspektatif :
Aktif :
Pervaginam : pemecahan ketuban,
Versi Braxton Hicks
Cunam Willett
Perabdominal
Pemecahan ketuban :
Pengelolaan plasenta letak rendah,
plasenta previa marginalis dan plasenta
previa lateralis yang menutupi ostium <
0,5 bagian
Menghentikan perdarahan karena :
uterus retraksi sehingga kepala anak
menekan plasenta
Tidak terjadi pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim
Seksio sesarea :
Mempersingkat lamanya perdarahan
Mencegah terjadinya robekan servik dan
SBR
Tergantung faktor :
1. Keadaan ibu dan anak
2. Besarnya pembukaan
3. Jenis plasenta previa
4. Paritas
Cara mana pun yang dipilih persediaan
darah yang cukup sangat menentukan
SOLUSIO
PLASENTA
Terlepasnya plasenta
sebagian atau seluruhnya
(yang letaknya normal)
Nama lain :
Abruptio placentae
Ablatio placentae
Accidental haemorrhage
Premature separation of
the normally implanted
placenta
Perdarahan
Tersembunyi :
Pelepasan
biasanya
inkomplit
Sering disertai
toxaemia
Hanya 20%
Perdarahan keluar :
Biasanya
komplit
Jarang
disertai
toxaemia
80%
dari solusio
plasenta
Perdarahan tersembunyi
Perdarahan keluar
Sebab-sebab :
Hipertensi esensial
Preeklamsi
Tali pusat pendek
Trauma
Tekanan rahim pada vena cava inferior
Uterus yang membesar (hidramnion, gemelli)
Predisposisi : usia lanjut, multiparitas, defisiensi,
asam folat
Gejala :
Perdarahan disertai nyeri
Anemi dan syok
Rahim keras dan nyeri
Perdarahan
Syok
karena hypofibrinogenaemi
Prognosis
Untuk anak
Untuk ibu
penanggulangan
perdarahan
Tergantung : besarnya bagian plasenta yang
Pengelolaan
Umum :
Pemberian darah cukup
Pemberian O2
Pemberian antibiotika
Pada syok yang berat diberi
kortikosteroid dalam dosis tinggi
Pengelolaan
Khusus :
1. Terhadap hypofibrinogenaemi
2. Merangsang diurese
Pengelolaan
Obstetris :
Pemecahan ketuban
b.
c.
Seksio Sesarea
d.
Histerektomi
PERDARAHAN PASCASALIN
PERDARAHAN
Etiologi
PASCASALIN DINI
Atonia uteri
Perlukaan jalan lahir
Retensio plasenta/ sisa plasenta
Gangguan pembekuan darah
Kriteria diagnosis
Perdarahan banyak
Umumnya kontraksi rahim baik, kecuali pada robekan
rahim
Sisa plasenta
Perdarahan
Kontraksi baik
Pada pemeriksaan teraba sisa plasenta
Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin, hematokrit
Faktor pembekuan darah
Waktu perdarahan
Masa pembekuan
Trombosit
fibrinogen
Pengelolaan
Segera setelah diketahui perdarahan pascasalin,
tentukan ada syok atau tidak, bila ada segera berikan
transfusi darah, infus cairan, kontrol perdarahan dan
berikan oksigen
Bila syok tidak ada, atau keadaan umum telah optimal,
segera lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi
PENGELOLAAN (LANJUTAN)
Oksotosin
Dosis lanjutan
Ulangi 0,2 mg IM
setelah 15 menit.
Bila masih
diperlukan beri
IM/IV setiap 2 -4
jam
400 mg 2 4 jam
setelah dosis awal
Dosis maksimal
per hari
Total 1 mg atau 5
dosis
Indikasi kontra
Pemberian IV
Preeklamsi, vitium
Nyeri kontraksi
Ergometrin
misoprostol
PONED
No.
Langkah
Keterangan
No.
Langkah
Keterangan
1.
2.
Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan Selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri akan
darah.
dapat menghalangi kontraksi uterus secara baik
3.
4.
5.
Berikan Metil ergometrin 0,2 mg intramuskular/ intra vena Metil ergometrin yang diberikan secara intramuskular akan
mulai bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi
uterus
Pemberian intravena bila sudah terpasang infus sebelumnya
6.
Berikan infus cairan larutan Ringer laktat dan Oksitosin 20 Anda telah memberikan Oksitosin pada waktu penatalaksanaan
IU/500 cc
aktif kala tiga dan Metil ergometrin intramuskuler. Oksitosin
intravena akan bekerja segera untuk menyebabkan uterus
berkontraksi.
Ringer Laktat akan membantu memulihkan volume cairan yang
hilang selama atoni. Jika uterus wanita belum berkontraksi
selama 6 langkah pertama, sangat mungkin bahwa ia
mengalami perdarahan postpartum dan memerlukan
penggantian darah yang hilang secara cepat.
7.
8.
9.
10.
Lakukan laparotomi :
Pertimbangan antara lain paritas, kondisi ibu,
Pertimbangkan antara tindakan mempertahankan uterus dengan jumlah perdarahan.
ligasi arteri uterina/ hipogastrika atau histerektomi.
Retensio Plasenta
Penyulit
Syok ireversibel
D.I.C
Sindroma Sheehan
Etiologi
Sisa plasenta
Kriteria diagnosis
Perdarahan berulang
Pemeriksaan fisik, kadang kadang pasien febris, nadi
cepat dan syok
Pemeriksaan obstetri, fundus uteri masih tinggi,
subinvolusi
Uterus lembek dan nyeri tekan bila ada infeksi, teraba
ada sisa plasenta dalam kavum uteri
Pemeriksaan penunjang
Pengelolaan
Penyulit
Uterotonika
Antibiotika berspektrum luas
Transfusi darah bila perdarahan banyak
Kuretase, bila tidak berhasil lakukan histerektomi
Syok ireversible
Lama perawatan`
Bila dapat diatasi selama 5 6 hari
Bila dilakukan tindakan operatif 7 10 hari
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS KERJA
segera Pucat
Lemah
Menggigil
Tali
pusat
putus
akibat
berlebihan
Inversio uteri akibat tarikan
Perdarahan lanjutan
Plasenta
atau
sebagian
selaput Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus Tertinggalnya sebagian plasenta atau
(mengandung pembuluh darah) tidak tidak berkurang
ketuban
lengkap
Perdarahan segera (P3)
Inversio uteri
Sub-involusi uterus
Anemia
Nyeri tekan perut bawah dan pada Demam
uterus
Perdarahan
Lokhia mukopurulen dan berbau
Tatalaksana
plasenta manual
kompresi bimanual
ergometrin 0,2mg IM
Tatalaksana:
HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Penebalan endometrium akibat
penambahan/pembesaran kelenjar endometrium
merupakan prekursor dari keganasan endometrium
Wanita pasca menoupose (50-60 thn) dengan
perdarahan uterus yang banyak, lama, dan sering
(< 21 hari)
Perdarahan uterus yang tidak teratur pada wanita
menopause, atau menjelang menopause.
Setelah disingkirkan adanya keganasan
Myoma uteri
Neoplasma jinak otot polos yang berasal dari
myometrium.
Perdarahan per vaginam, menorrhagia, Dismenore,
Berhubungan dengan infertilitas
Endometriosis
Kelainan ginekologi jinak di mana terdapat kelenjar
endometrium dan stroma di luar lokasi normal.
Dapat ditemukan di peritonium pelvis, ovarium,
septum rektovaginal, ureter, vesika, perikardium,
dan pleura
Endometriosis di myometrium dinamakan
adenomyosis
Klinis: nyeri pada pelvis, Dyspareunia
Tatalaksana: bedah, Non-bedahGonadotropinreleasing hormone agonists, Danazol,
Norethindrone, Gestrinone
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Definisi,
GRADE
Tingkat
Keterangan
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo
apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit , oliguria, aseton
tercium dalam hawa pernafasan.
PENANGANAN
KONTRASEPSI
KONTRASEPSI
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim
Akseptabilitas :cara kontrasepsi ini terus dipilih dan baru
ditinggalkan jika kehamilan ingin dicapai
Efektivitas : menilai jumlah kehamilan yang terjadi setelah
menggunakan kontrasepsi tersebut
KONTRASEPSI IDEAL
Dapat
dipercaya
Tidak menimbulkan efek yang mengganggu
kesehatan
Daya kerjanya dapat diatur menurut
kebutuhan
Tidak menimbulkan gangguan sewaktu
melakukan koitus
Tidak memerlukan motivasi terus-menerus
Mudah pelaksanaannya
Murah harganya (dapat dijangkau)
Dapat diteirma penggunaannya oleh
pasangan yang bersangkuta
METODE KB ALAMIAH
Pantang Berkala (Rhythm Method), Ogino-Knaus
Daur menstruasi
Wanita daur haidnya relatif teratur, masa subur : 48
jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah
ovulasi. (H-2 sampai H+1)
Kegagalan : terutama apabila wanita yang memiliki
siklus haid yang tidak teratur
METODE KB BARIER
KONDOM
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan
Efektif, praktis, murah & dapat dipakai secara
umum
Memberi dorongan bagi pria untuk berpartisipasi
dalam kontrasepsi
Dapat mencegah ejakulasi dini
Metode kontrasepsi sementara bila metode
kontrasepsi lainnya harus ditunda
DIAFRAGMA
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan
Segera dirasakan efektivitasnya
Dapat dikontrol oleh klien sendiri
Sebagai metode kontrasepsi sementara yang
baik setelah metode lain ditunda
Dapat mencegah kanker servix
SPERMISIDA
Kontrasepsi busa, tablet dan krim dapat efektif bila
digunakan dengan atau tanpa kontrasepsi lain
Kurang efektif Kegagalan (pemakaian benar?)
Harus menunggu sekitar 7 10 menit
Hanya efektif dalam 1-2 jam
METODE KB HORMONAL
Jenis :
Pil kombinasi
Pil sekunseal
Once a month pil
Pil mini
Morning after pil
Suntik KB
Depo provera (medroxyprogestin acetate)
Cyclofem (medroxyprogesteron acetate dan estrogen)
Noresterat (Norethindrone enanthate) derivat testosteron.
Implan
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah
menekan ovulasi membuat getah serviks menjadi kental
dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.
Sangat efektif untuk masa 3 tahun (untuk jenis 1 dan 2
batang) dan 5 tahun (untuk jenis 6 batang).
TRANSDERMAL
IUD
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai
cavum uteri
Mencegah sperma dan ovum bertemu
Jenis:
a.Lippes-Loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
Definisi
Tidak mampunya pasangan untuk hamil (apapun sebabnya)
setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa kontrasepsi
Primer belum pernah bisa hamil
Sekunder sebelumnya pernah hamil
Analisis sperma
Normozoospermia
Oligozoospermia
Astenozoospermia
Teratozoospermia
INFERTIL
CA CERVIX
Pembentukan
Zona Transformasi
dan perubahan
serviks sesuai
tahapan usia
Zona Transformasi/TZ
merupakan tempat
karsinoma skuamosa
serviks.
KANKER SERVIKS
Adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis
dan atau porsio).
Level Kompetensi Dokter Umum: 2
Epidemiologi di Indonesia: kedua setelah kanker
payudara
ETIOLOGI
HPV
(Human Papilloma Virus)
Terutama tipe risiko tinggi
memiliki kemampuan
untuk menonatifkan p53
dan pRb epitel serviks
berperan sebagai
penghambat
kelangsungan siklus sel.
PATOFISIOLOGI
Infeksi HPV
Tipe Infeksi
Kondisi
Infeksi
Gejala
Risiko
Progresi
Transien
Laten
Tanpa lesi
Produktif
LSIL
Rendah
Abortif
HSIL yang
cepat
berkembang
pada wanita
usia muda
Sedang
Laten
Tanpa lesi
Produktif
LSIL
berlangsung
lebih dari 2
tahun
Rendah
Abortif
HSIL
Tinggi
Persisten
PATOFISIOLOGI
Hubungan Seksual
HPV risiko tinggi
Infeksi persisten
HSIL
LSIL
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
Pap smear
Rekomendasi pelaksanaan skrining terkini:
Wanita < 21 tahun: tidak direkomendasikan
21 29 tahun: pemeriksaan sitologi setiap 3 tahun
30 65 tahun: pemeriksaan sitologi setiap 3 tahun
atau pemeriksaan sitologi ditambah dengan tes
HPV setiap 5 tahun (lebih dianjurkan)
> 65 tahun: tidak direkomendasikan skrining jika
skrining sebelumnya negatif dan tidak termasuk
kelompok berisiko tinggi.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
Kolposkopi
PEMERIKSAAN
Biopsi Cone
Prosedur diagnostik dan terapeutik
PEMERIKSAAN
PREVENSI
Vaksin Bivalen (HPV2) 16 & 18 (Cervarix)
Vaksin Kuadrivalen (HPV4) 6, 11, 16, 18 (Gardasil)
Diberikan sebelum aktif secara seksual dan diharapkan
memberikan perlindungan 70%
Rekomendasi vaksinasi:
Vaksinasi rutin dilakukan pada usia 11 12 tahun baik dengan HPV2 & HPV4.
HPV4 untuk anak laki-laki rutin pada usia 11 12 tahun.
HPV4 untuk laki-laki usia 9 26 tahun guna pencegahan kondiloma akuminata.
Definisi
Hipertensi Gestasional :
Preeklamsi :
Timbulnya proteinuria 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi kronik :
Eklamsi :
Sindrom HELLP
Tatalaksana
Hipertensi Kronik
Pencegahan PreEklampsia
PREEKLAMPSIA RINGAN
Diabetes pragestasional
atau overt diabetes atau
preexisting : ibu hamil yang sudah diketahui mengidap diabetes
sebelum kehamilan
Riwayat kadar gula tinggi dengan glukouri atau ketoasidosis
Kadar gula sewaktu 200 mg / dl dengan gejala trias
(polidipsi, poliuri dan berat badan turun yang tidak bisa
dijelaskan )
Kadar gula puasa 125 mg/dl
Tergantung Insulin
TATALAKSANA