Professional Documents
Culture Documents
OUTLINE
Gambaran Proses Eliminasi Fekal
Faktor-faktor yang mempengaruhi
eliminasi fekal
Penyebab gangguan umum eliminasi
fekal
Pengkajian pada gangguan eliminasi
fekal
Diagnosa dan Penatalaksanaan
Keperawatan
Penatalaksanaan medis pada gangguan
eliminasi fekal
Review
Anatomy dan Fisiologi Pencernaan
Terdiri dari :
Mulut
Esofagus
Lambung
Usus Halus
Usus besar
Anus
Small Intestine
Panjang berkisar antara 5-7 meters,
dan luas area mencapai 7-10m2
Terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
Duodenum
Jejunum
Ileum
2.
Absorpsi nutrient:
Lemak : bagian atas Ileum
Karbohidrat dan Protein : Ileum
&
Jejunum
Garam : Ileum (& partially Colon)
Vitamin B12: terminal Ileum
app. 4 hours
Large Intestine
12-18 hours
Lanjutan . . .
Di rektum terdapat 2 macam refleks:
1. Reflek defekasi intrinsik
Distensi rektum ransangan pada fleksus
mesentikus gerakan peristaltikfeses sampai
anus sfingter internal relaksasi.
2. Reflek defekasi parasimpatis
Saraf rektum terangsang jaras spinal
dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid, rektum
intensifnya peristaltik relaksasi sfingter internal.
Akumulasi
massa
feses pd
kolon
desenden
Peristaltik
meningkat,
kontraksi pd
kolon desenden
& sigmoid
bertambah
Spingter ani
eksternus
terbuka
Feses
terdorong ke
rektum shg
dinding
rektum
mengembang
Spingter ani
internus
melemas
Pengeluaran
feses
(defekasi)
Menstimulasi
sistem saraf
simpatis pada
sakrum &
spinal cord
Feses
Normal
Abnormal
Warna
Dewasa: Cokelat
Bayi: Kuning
Konsistensi
Bentuk
Jumlah
Bau
Berbau tajam
Kandungan
sedikit
Perkemban
gan
Usia
Diet
Cairan
Aktivitas
Faktor
Psikologis
Kebiasaan
dan posisi
defekasi
Obatobatan
Prosedur
diagnostik
Anasthesia
dan bedah
Kondisi
patologi
Nyeri
Konstipasi
Flatulens
Diare
Impaksi
Hemoroid
Inkontinensi
a Fekal
Konstipasi
Diare
Diare adalah peningkatan jumlah
feses, dan pengeluaran fesess
yang tidak berbentuk atau cair
Agen penyebab diare yang
paling banyak ditemui adalah
Clostridium difficile (C. difficile)
Iritasasi
pada
kolon
dapat
meningkatkan
sekresi
mucus,
akibatnya feses menjadi encer
dan
klien
tidak
mampu
mengontrol hasrat untuk buang
air kecil.
Impaksi Fekal
Impaksi adalah kumpulann
feses yang mengeras didalam
rektum
Tanda dari
impaksi
adalah
ketidakmampuan klien untuk
mengeluarkan feses selama
beberapa hari, meskipun telah
mencoba untuk defekasi.
Feses yang memiliki konsistensi
cair yang berada lebih tinggi di
kolon, mengalir disekitar massa
yang mengalami impkasi
Inkontinensia Fekal
Merupakan ketidakmampuan untuk
mengontrol pengeluaran feses dan gas dari
anus
Kondisi fisik pada gangguan fungsi sfingter
anal menyebabkan inkontinensia. penyakit
neuromuscular, trauma spinalis dan tumor
pada otot sfingter anal eksternal
Kondisi yang dapat menyebabkan frekuensi,
pelepasan, volume yang banyak, tinja yang
encer.(penyebab diare) juga dapat menjadi
faktor predisposisi pada inkontinensia
Flatulens
Penumpukan/akumulasi gas pada lumen
intestinal yang tidak dapat keluar dan
menyebabkan peregangan dan distensi
usus
Flatulens dapat menyebabkan perut
terasa penuh, nyeri
Hemoroid
Hemoroid adalah keadaan Vena yang berada pada
lapisan rektum berdilatasi dan menggelembung.
Hemoroid dapat disebabkan oleh meningkatnya
tekanan vena karena klien mengedan terlalu keras
saat buang air besar, kehamilan, gagal jantung,
dan penyakit liver kronis
Pengkajian Keperawatan
Anamnesa
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Laboratorium
Uji
Diagnostik
Anamnesa
Keluhan
Utama
Riwayat
Keluarga
Data
Biografi
dan
Demografi
Faktor yang
mempenga
ruhi
eleiminai
Riwayat
Kesehatan
Obatobatan
Anamnesa
Fokus pada pola dan kebisaan eliminasi bowel
Lanjutan
Riwayat diet
Riwayat medikasi/pengobatan
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
Pemeriksaan
Normal
Abnormal
Datar
membulat(convex),
atau skapoid
(concave).
Tidak ada
pembesaran hati atau
limpa.
Kontur simetris.
Terdistensi
Ada pembesaran.
Asimetris, penonjolan
sekitar umbilukus,
inguinal, atau skar
kemungkinan ada
hernia atatu tumur.
Amati pegerakan
Peristaltis terlihat
Peristaltis yang
abdomen
pada orang yang
tampak pada orang
berhubungan dg
sangat kurus
normal menunjukkan
peristaltik.
usus. lesi,
Rektum. Pemeriksa daerah sekitar obstruksi
anus untuk
AUSKULTASI
Pemeriksaan
Normal
Abnormal
Auskultasi bising
Terdengar setiap
usus, gunakan
5-10 detik, sekitar
diafragma stetoskop. 5-35 x/menit.
Memberikan
informasi
pergerakan cairan
dan udara.
Asukultasi bunyi
vaskular,
menggunakan bel
stetoskop,
tempatkan pada
aorta, arteri renal,
PERKUSI
Pemeriksaan
Normal
Abnormal
Bunyi tumpul yang
pada area yang luas,
berhubungan dengan
keberadaan cairan
atau tumor.
PALPASI
Pemeriksaan
Palpasi ringan, untuk
mendeteksi massa,
area spasme
muskular/ kekakuan,
dan area yang nyeri.
Palpasi dalam, untuk
menentukan ukuran
dan bentuk organ dan
massa abdomen.
Normal
Empuk(tenderness),
abdomen relax dan
halus, tegangan
konsisten.
Abnormal
Tenderness dan
hipersensitif.
Terdapat massa
dangkal.
Tegangan meningkat
pada area tertertu.
Pemeriksaan Laboratorium
Complete
blood count
Fungsi Bilier:
Bilirubin total,
Indirect, direct,
Amilase, lipase,
alkalin Pospat
Fungsi Hati :
AST, ALT
Elektrolit
Cancer
Marker
CEA
Fecal occult
blood test
(FOBT)
Darah Samar
Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen Feses
Darah Samar
Pemeriksaan Diagnostik
Uji Invasif
Implikasi
Keperawata
n
Upper
Gastrointestinal
Series/Barium
swalow
Tujuan
Memvisualisasikan perjalanan
barium yang ditelan ke dalam
saluran gastrointestinal
Untuk mendeteksi striktur,
ulcer, tumor, polip, hiatal
hernia, dan gangguan
motilitas
Implikasi Keperawatan
Pastikan status NPO klien 6-8
jam sebelum prosedur
dilakukan
Klien dianjurkan tidak merokok
sebelum prosedur
Pemberian laxative dan
manajemen cairan bagi klien
setelah prosedur
Pengkajian abdomen dan
Lower Gastrointestinal
Series/Barium Enema
Tujuan
Visualisasi posisi, pergerakan, dan
pengisian kolon
Untuk mendeteksi tumor,
diverticula, stenosis, obstruksi,
inflamasi, ulcerative colitis, dan
polip
Implikasi keperawatan
Klien menjalani diet clear liquid 2
hari sebelum prosedur
NPO klien pada pagi hari saat
prosedur akan dilakukan
Pemberian laxative, larutan
pembersih lambung, dan enema
sore hari sebelum tes dilakukan
Bersihkan area rektum sebelum
prosedur lalu masukkan barium
melalui rektum
Monitor feses klien, berikan cairan
yang adekuat dan laxative setelah
Upper Endoscopy
Tujuan
USG
Tujuan
Implikasi keperawatan
CT Scan
Tujuan
Visualisasi struktur abdomen 3
dimensi
Menunjukkan ada tidaknya
massa abnormal
Implikasi keperawatan
Status NPO klien 2-4 jam
sebelum prosedur dilakukan
Diet clear liquid pagi hari
sebelum tes dilakukan
Amati jika terdapat alergi oleh
penggunaan media kontras
klien
Tujuan
Pemeriksaan noninvasif
menggunakan magnet dan
gelombang radio untuk
menghasilkan gambar dari
bagian dalam tubuh.
Implikasi keperawatan
NPO 4 sampai 6 jam sebelum
pemeriksaan.
Tidak ada benda-benda
logam, termasuk benda
logam pada pakaian,
Sigmiodoscopy
Tujuan
Colonoscopy
Tujuan
visualisasi usus besar dengan
menggunakan endoskop fleksibel
yang dimasukkan melalui rektum
Implikasi keperawatan
Klien menjalani diet clear liquid 24
jam sebelum tes dan NPO di
pertengahan malam sebelum
prosedur
Larutan pembersih lambung
diberikan pada malam hari sebelum
prosedur dilakukan
Pemberian sedasi pada klien
sebelum prosedur
Posisikan klien ke arah kiri dengan
menekuk lutut
Monitor tanda vital klien untuk
mengamati respon vasovagal yang
menimbulkan hipotensi dan
bradikardia
Beritahukan klien bahwa flatus dan
keram akan terjadi beberapa jam
setelah tes dan darah mungkin akan
keluar
1. Diagnosa Keperawatan
Konstipasi
Diare
Bowel Incontinence
Risiko gangguan kekurangan cairan
Risiko gangguan integritas kulit
Kurang pengetahuan
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet
2. Asupan cairan
Intake: 2000-3000 cc perhari (sesuai toleransi)
Hindari: cairan yang terlalu hangat atau
terlalu dingin, kafein dan minuman
berkarbonasi
3. Aktivitas/latihan
4. Tindakan Pencegahan:
Management stres
Hindari kebiasaan minum alkohol dan merokok
Diskusikan kebiasaan defekasi
Modifikasi lingkungan
Jaga privasi klien
Ajarkan posisi BAB yang baik
Monitor integritas kulit
Monitor vital sign dan tanda-tanda dehidrasi
Digital Stimulation
Penatalaksanaan Medis
Farmakologi
Surgery
Farmakologi
Analges
ik
Laksatif
Menjalankan
fungsi
antiinflamasi
dan
mencegah
produksi
Analgesik Opioid
Opioid
Konstipasi
pada
usus
halus
dan
besar,
dan
Adjavu
Medikasi
yang
dikemabngakan
memiliki
Antidepresan
jenis
trycyclic
antidepressant
Laksatif
Laksatif
yaitu
melunakan
dan
obat
pencahar
mencairkan
yang
feses.
dapat
Laksatif
Klasifikasi
Contoh
Kerja
Bulk
Psyllium
Derivate
forming
hydrophilic
selulosa
polisida
(pembentuk mucilloid
dengan
massa)
mengembangkan
(Metamucil)
Pendidikan pasien
cairan
usus abdomen
dan
flatus
yang
dan abnormal.
merangsang peristaltic.
Preparat
Magnesium
Mengubah
konsistensi Laksatif
magnesium
tidak
salin
hidroksida
untuk
jangka
Klasifikasi
Contoh
Kerja
Pendidikan Pasien
Lubrikan
Minyak
mineral
digunakan
bersamaan
vitamin
dan
memperlambat
pengosongan lambung.
Stimulant
Bisakodil
(Dulcolax) dengan
saraf
merangsang
sensorik
meningktakan
menyebabkan
Hindari
susu
atau
Klasifikasi
Pelunak feses
Contoh
Dioktil
Kerja
sodium Melunakan
sulfosuksinat
memperlambat
(Colace).
pengeringan
memungkinkan
Pendidikan Pasien
dan Dapat
dengan
aman
feses; pasien
oleh
gangguan
memasuki feses
Preparat osmotic.
digunakan
anoreksia).
waktu
elektrolit (Colyte)
untuk
dengan
cepat
dan yang
menimbulkan diare.
lama
menggunakan dengan
aman karena preparat
ini produk volume
besar.
kembung
terjadi.
Mual
dan
dapat
Enema
Enema Pembersih
Enema pembersih digunakan untuk mengeluarkan feses
selama pembedahan, sebelum pemeriksaan diagnostic dan
keadaan konstipasi atau impaksi. Volume maksimum yang
dianjurkan adalah (1) Bayi 150 - 250 ml, (2) Toddler 250 350 ml,
(3) Anak usia sekolah 300 500 ml, (4) Remaja 500 750 ml, (5)
Dewasa 750 1000 ml.
Enema lainnya
Enema
karminatif
Diberikan
terutama untuk
mengeluarkan
flatus.
Enema retensi
Memasukan
minyak
atau
obat kedalam
reklum
dan
kolon sigmoid.
Melembutkan
feses
dan
melubrikasi
rectum
serta
saluran
anus
sehingga
memungkinkan
pengeluaran
feses.
Enema Aliran
Balik
Digunakan
cairan 100-200
ml yang
dimasukan
melalui rectum
dan kolon
sigmoid
sehingga
menstimulasi
peristaltic.
Proses ini
diulang
sebanyak 5-6
kali sampai
flatus
Pengembalian
cairan elektrolit
Oralit
BB x 25-35 ml
Sodium 2-3
meq/100ml
H2O/hari
Pottasium 1-2
meq/100ml/hari
Invasive
Anoma
ly
sfingte
r
Stoma
Sphincteropl
asty
Sementara
Atrifical
bowel
sphincter
Permanen
Ileostomy
Perbedaan types of
ileostomies
Permanent ileostomy
end ileostomy
Temporary ileostomies
end ileostomy
loop ileostomy
Colostomy
Closed-end bag
Open-end bag
Temporary colostomies
sigmoid colostomy a.m. Hartmann
loop transverse colostomy
divided transverse colostomy
Perawatan Stoma
Thank You
dinawa