You are on page 1of 6

LAPORAN TUGAS MANDIRI

OLEOKIMIA PEMICU 3
KELOMPOK IX
OLEH
SHINTA WIDYASTUTI (130405069)

BIODIESEL
1. Bahan Baku Biodiesel
Biodiesel didefinisikan sebagai mono alkil ester dari asam lemak yang bersumber dari
minyak nabati dan lemak hewan. Sederhananya, biodiesel adalah produk yang
dihasilkan ketika minyak nabati atau lemak hewan yang direaksikan secara kimia
dengan alkohol untuk produksi alkil ester asam lemak. Katalis seperti kalium
hidroksida maupun natrium hidroksida dibutuhkan. Gliserol merupakan co-produk.
Minyak kedelai adalah bahan baku yang paling populer di Amerika. Kedelai
merupakan hasil pertanian utama dan subsidi pemerintah tersedia yang membuat
harga bahan bakar secara ekonomis menarik kepada konsumen yang ingin atau
membutuhkan bahan bakar berbasis non petroleum. Biodiesel dari kedelai kadangkadang sering disebut soydiesel, metil soyat, atau soy methyl esters (SME). Di Eropa,
kebanyakan biodiesel diproduksi dari minyak rapeseed dan disebut sebagai rapeseed
methyl esters (RME).
Biodiesel dapat juga dibuat dari bahan baku lain :
- Minyak nabati lain seperti minyak jagung, minyak canola (jenis edible oil dari
-

rapeseed), minyak kapas, minyak mustard, minyak sawit dan lain-lain.


Minyak limbah restauran seperti minyak goreng.
Lemak hewan seperti lemak sapi dan babi.
Semua minyak nabati dan lemak hewan mengandung molekul trigliserida primer

R1, R2 dan R3, menandakan adanya rantai hidrokarbon dari kelompok asam
lemak trigliserida. Pada bentuk bebasnya asam lemak memiliki struktur molekul
seperti berikut dengan R adalah rantai hidrokarbon yang banyaknya lebih dari 10
atom karbon.

(Gerpen, et all., 2004)


-

Rapeseed dan Canola


Rapeseed beradaptasi baik pada tanah yang kesuburannya rendah, tetapi
kandungan belerangnya tinggi. Dengan yield yang tinggi (40-50%), tumbuh
sebagai tanaman winter-cover memungkinkan pemanenan ganda dan rotasi
tanaman.
Rapeseed dan canola adalah bahan mentah yang penting untuk produksi biodiesel
di Eropa. Tetapi, ada keterbatasan teknologi untuk penaburan dan panen di
beberapa negara Amerika bagian Selatan dan Tengah terutama karena kekurangan
informasi yang cocok tentang penyerbukan, penanganan benih, dan penyimpanan
(benihnya berukuran sangat kecil dan membutuhkan mesin pertanian khusus).
Terlebih lagi, harga yang murah jika dibandingkan dengan gandum (kompetitor
utama untuk rotasi tanaman rapeseed dan canola) dan produksi yang rendah per
satuan luas dan memiliki fungsi yang terbatas.
Tepung rapeseed mempunyai nilai gizi yang tinggi, dibandingkan dengan kedelai
dan digunakan sebagai suplemen protein untuk hewan ternak.
Kadang-kadang canola dan rapeseed dapat dipersamakan canola (Canadian oil
low acid) ini merupakan modifikasi genetik rapeseed selama 40 tahun terakhir, di
Kanada untuk mengurangi kandungan asam eruic dan glukosinolat pada minyak
rapeseed yang mana menyebabkan ketidaknyamanan ketika dikonsumsi baik pada
hewan maupun manusia.
Minyak canola memiliki kualitas yang tinggi, dan jika digunakan bersama minyak
zaitun merupakan minyak pemasak yang baik karena membantu mengurangi
kadar kolesterol darah.

Kedelai
Kedelai adalah leguminosa berasal dari Asia Barat. Berdasarkan pada kondisi
lingkungan dan variasi genetik, tanaman ini menunjukan ketinggian yang
beragam. Negara yang memproduksi kedelai dalam jumlah besar yakni Amerika
Serikat, Brazil, Argentina, dan India.
Produksi biodiesel dari kedelai menghasilkan sub produk yang berharga di
samping gliserin : makanan dari kedelai dan pelet (digunakan sebagai makanan

ternak) dan tepung (yang mana mengandung lesitin dengan konsentrasi tinggi).
Hasil panen biji berkisar antara 2000-4000 kg/hektar. Karena kandungan biji kaya
dengan protein maka minyak kedelai juga banyak mengandung protein sebesar
18%.
-

Minyak Sawit
Sawit adalah tanaman tropis yang dapat tumbuh mencapai tinggi 20-25 m dengan
siklus hidup 25 tahun. Produksi penuh dicapai pada 8 tahun sejak penanaman. Dua
jenis minyak dihasilkan dari buah : minyak sawit dari serabut dan minyak kernel
sawit yang didapat dari inti buah (setelah ekstraksi minyak, kernel sawit
digunakan sebagai pakan ternak). Beberapa varietas denagn yield minyak tinggi
telah dikembangkan. Indonesia dan Malaysia merupakan negara utama penghasil
minayk sawit.
Permintaan internasional untuk minyak sawit telah meningkat secara tetap pada
beberapa tahun belakangan, minyak ini digunakan untuk memasak, dan sebagai
bahan baku produksi margarin, dan sebagai aditif untuk produk mentega dan roti.
Perlu diingat bahwa minyak sawit murni berbentuk semi-padatan pada suhu
ruangan (20-22 C) dan pada banyak aplikasi minyak ini dicampur dengan minyak
lain dan terkadang dihidrogenasi parsial.

Bunga Matahari
Biji bunga matahari merupakan benar-benar buah kulit ari yang tak dapat
dimakan mengelilingi biji yang di dalam inti. Keunggulan terbesar dari bunga
matahari terletak pada kualitas yang sangat bagus dari edible oil yang diekstrak
dari bijinya. Dipandang dari segi kandungan gizi, rasa dan aroma sangat disukai.
Terlebih lagi, setelah ekstraksi minyak, sisa dari ampasnya dipakai sebagai pakan
ternak. Perlu diperhatikan bahwa minyak biji bunga matahari kandungan asam
linoleat yang rendah dan karena itu dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Bunga matahari beradaptasi dengan baik terhadap kondisi lingkungan yang
merugikan dan tidak membutuhkan peralatan pertanian yang khusus serta dapat
digunakan untuk rotasi tanaman dengan kedelai dan jagung. Perolehan minyak
yang dihasilkan dari jenis sekarang ini mencapai 48-52%.

Kacang Tanah
Kualitas kacang tanah sangat dipengaruhi kondisi cuaca selama pemanenan.
Kacang tanah terutama digunakan untuk konsumsi manusia, pembuatan selai
kacang tanah dan sebagai bahan untuk panganan dan makanan olahan. Kacang

tanah dengan kualitas rendah digunakan untuk produksi minyak dimana


permintaan pasar internasional tetap. Minyak kacang tanah digunakan untuk
pencampur dan pencita rasa pada industri makanan olahan. Tepung sisa, setelah
ekstraksi minyak, mengandung protein dengan kadar tinggi dan digunakan sebagai
pakan ternak dalam bentuk pelet.
-

Flax
Flax adalah tanman beriklim sedang, dengan bunga berwarna biru. Linen dibuat
dengan benang dari batang dan minyaknya dihasilkan dari bijinya disebut minyak
linseed digunakan pada industri cat. Biji flax memiliki nilai gizi bagi konsumsi
manusia karena flax adalah sumber asam lemak tidak jenuh (PUFA) yang
dibutuhkan untuk kesehatan manusia. Sebagai tambahan ampas sisa, setelah
ekstraksi minyak digunakan sebagai pakan ternak.
Tanaman ini dapat tumbuh pada rentang suhu dan kelembaban yang luas, tetapi
suhu tinggi dan curah hujan yang banyak tidak meningkatkan produksi biji dan
serat. Biji flax mengandung minyak sekitar 30-48% dan kandungan proteinnya
berkisar antara 20-30%. Perlu diperhatikan bahwa minyak linseed kaya dengan
asam lemak tak jenuh yakni asam linoleat yang kadarnya 40-68% dari total
kandungan asam lemak.

Mikroalga
Mikroalga memiliki potensi yang besar untuk produksi biodiesel karen aminyak
yang dihasilkan dapat mencapai dua kali jumlah minyak yang dihasilkan bahan
baku lain. Kandungan minyak biasanya 20-50%, walaupun pada beberapa spesies
dapat mencapai lebih dari 70%. Tetapi, tidak semua mikroalga cocok untuk
produksi biodiesel.
Kadar CO2 yang tinggi, air, cahaya, nutrien dan garam mineral dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikrolaga. Proses produksi berlangsung di kolam ataupun reaktor

fotobiologis.
(Romano dan Sorichetti, 2011)
2. Proses Transesterifikasi dengan Katalis Basa
Selama proses transesterifikasi, alkohol bereaksi dengan minyak trigliserida yang ada
di dalam minyak nabati, lemak hewan atau biodiesel daur ulang dan gliserin. Reaksi
ini membutuhkan panas dan katalis basa kuat seperti kalium hidroksida atau natrium
hidroksida. Beberapa jenis bahan baku membutuhkan perlakuan pendahuluan sebelum
melalui proses tranesterifikasi. Bahan baku dengan kadar asam lemak bebasnya
kurang dari 4%tidak membutuhkan perlakuan pendahuluan. Tetapi, bila kadar asam

lemak bebas dalam bahn baku melebihi 4% maka dilakukan proses esterifikasi secara
asam terlebih dahulu. Pada tahap perlakuan pendahuluan bahn baku direaksikan
denagn alkohol (biasanya metanol) dengan kehadiran asam kuat (seperti asam sulfat)
utnuk mengubah asam lemak bebas menjadi biodiesel. Trigliserida yang tersisa
dikonversi menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi seperti biasa (Uriarte,
2010).
3. Proses Kontinu Pembuatan Biodiesel
Esterifikai Asam. Bahan baku minyak yang mengandung asam lemak bebas lebih
dari 4% biasanya diberi perlakuan proses esterifikasi dengan asam untuk
meningkatkan hasil biodiesel. Pertam-tama bahan baku disaring dan di pre-proses
untuk menghilangkan air dan kontaminan lainnya seperti padatan yang tidak
diinginkan. Minyak kemudian diumpankan ke esterifikasi asam. Katalisnya asam
sulfat dilarutkan dalam metanol lalu dicampur dengan minyak. Campuran dipanaskan
dan diaduk dan asam lemak bebasnya dikonversi menjadi biodiesel. Setelah proses ini
selesai, minyak dihilangkan kadar airnya dan diumpankan menuju proses
tranesterifikasi.
Transesterifikasi. Minyak nabati yang mengandung asam lemak bebas kurang dari
4% disaring dan dilakukan pre-proses untuk menghilangkan air dan kontaminan lain.
Minyak preteated diumpankan langsung menuju proses transesterifikasi bersama
produk dari proses esterifikasi. Katalis kalium hidroksida dilarutkan dalam metanol
kemudian dicampur dengan minyak. Jika proses esterifikasi digunakan maka katalis
basa tambahan dibutuhkan untuk menetralisasi kelebihan asam yang tersisa pada
proses esterifikasi. Setelah reaksi sempurna ko-produk utama yakni biodiesel dan
gliserin dipisahkan menjadi dua lapisan.
Pemulihan Metanol. Metanol biasanya segera dipindahkan setelah biodiesel dan
gliserin dipisahkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah reaksi balik. Metanol yang
dipulihkan, dibersihkan dan didaur ulang menuju awal proses.
Pemurnian Biodiesel. Setelah dipisahkan dari gliserin, biodiesel mengalami
serangkaian proses pembersihan untuk menghilangkan kelebihan alkohol, sisa katalis
dan sabun. Ini mencakup pencucian dengan air bersih. Produk biodiesel lalu
dikeringkan dan dikirim ke tangki penyimpanan. Jika dibutuhkan, produk biodiesel
dapat dilakuak pemurnian lebih lanjut dengan cara distilasi tambahan untuk
menghasilkan biodiesel dengan kualitas premium seperti tak berbau, tak berwarna
serta tanpa kandungan sulfur.
(Uriarte, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Gerpen, J. Van, B. Shanks, R. Pruszko, D. Clements, G. Knothe. 2004. Biodiesel
Analitycal Method. National Renewable Energy Laboratory. USA.
Romano, S.D dan P.A Sorichetti. 2011. Dielectric Spectroscopy in Biodiesel
Production and Characterization. Argentina.
Uriarte, Filemon A. 2010. Biofuels from Plant Oil. ASEAN Foundation. Jakarta.

You might also like