You are on page 1of 17

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Materi
1. Pendahuluan :
a. Sinyal, sistem dan proses sinyal: elemen dasar sistem DSP dan keuntungan proses

2.

3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

sinyal digital dibandingkan analog.


b. Klasifikasi sinyal
c. Konsep frekuensi pada sinyal waktu kontinous dan waktu diskrit
d. ADC dan DAC
Sinyal waktu diskrit dan sistem
a. Sinyal dan sistem waktu diskrit
b. Analisis sistem waktu invariant linier waktu diskrit
c. Sistem waktu diskrit dijelaskan dengan persamaan differensial
d. Implementasi sistem waktu diskrit
e. Korelasi dari sinyal waktu diskrit
Transformasi z
Analisa frekuensi dari sinyal dan sistem (deret fourier)
DFT (Discrete Fourier Tranform)
Efisiensi komputasi dari DFT :Fast Fourier Transform(FFT)
Implementasi dari sistem waktu diskrit
a. Struktur sistem FIR
b. Struktur sistem IIR
c. Struktur dan analisis sistem state space
Perancangan filter digital
Sampling dan rekonstruksi sinyal

PENDAHULUAN
Pengolahan sinyal digital (PSD) merupakan bidang ilmu komputer yang berbeda yang mana
memiliki keunikan karena tipe data yang digunakan adalah sinyal. Pada beberapa kasus,
sinyal-sinyal tersebut berasal dari data seperti getaran seismic,gambar visual, gelombang
suara dll.
DSP adalah teknik, algoritma dan bentuk matematis yang digunakan untuk memanipulasi
data sinyal yang diubah dalam bentuk digital. Tujuan utama DSP adalah untuk mendapatkan
atau mengekstrak informasi yang dibawa oleh sinyal seperti meningkatkan kualitas gambar,
mengenal dan membentuk speech, kompresi data untuk penyimpanan dan lain-lain.
DSP mulai digunakan mulai tahun 1960 hingga 1970 ketika computer digital pertama
diperkenalkan. Pada masa itu komputer digital termasuk barang mahal sehingga penggunaan
dari DSP terbatas pada radar dan sonar sebagai sistem keamanan nasional, ekplorasi minyak,

ekplorasi space (permukaan bumi) dan gambar medis. Dengan adanya revolusi personal
komputer karena kemajuan dalam disain rangkaian elektronika yang terintegrasi dari MSI ke
VLSI kemudian ULSI dan terakhir nano technologi sehingga aplikasi-aplikasi DSP semakin
berkembang pesat dan dipublikasikan secara komersil contohnya telepon mobile, CD player,
electronic voice mail. Gambar 1 memperlihatkan aplikasi-aplikasi dengan menggunakan
DSP.

Gambar 1. Aplikasi pada DSP pada beberapa bidang.

Teori dan aplikasi DSP didukung oleh beberapa disiplin ilmu seperti teori komunikasi,
elektronika digital, elektronika analog dan lain-lain sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.

CARA KERJA DSP SECARA UMUM

OPERASI DASAR PADA DSP :


1. Spectral Analysis : mengetahui dan menganalisa spectrum frekuensi dari sinyal
(transformasi).
2. Synthesis : membangkitkan sesuatu seperti bunyi yang sederhana hingga suara
manusia.

3. Correlation : mencari hubungan kedekatan (keterkaitan) antara sinyal yang sama (auto
correlation) contohnya suaru manusia atau dua buah sinyal yang berbeda (cross
correlation) contohnya radar.
4. Control :proses input digital untuk menghasilkan output digital untuk mengontrol
suatu peralatan.

1.1. SINYAL DAN PENGOLAHAN SINYAL

Pengertian sinyal dari beberapa sumber antara lain :


Fungsi satu variabel atau lebih yang menunjukkan informasi dalam fisik fenomena
alam.
Sistem berupa arus data yang mengalir melalui jalur transmisi.
Suatu indikator yang digunakan sebagai alat komunikasi.
Suatu fluktuasi besaran listrik seperti tegangan, arus, kuat medan listrik yang
mengkodekan informasi.
Suatu impuls elektronik atau gelombang radio yang dikirim atau diterima.
Suatu besaran yang berubah-ubah.

Secara matematis, sinyal merupakan fungsi dari satu atau lebih variabel bebas. Contoh :
S1(t) = 5t
S2(t) = 20t2
S(x,y) = 3x + 2xy + 10y2
Pada persamaan s1 dan s2 merupakan bentuk sinyal secara linier dan kuadrat yang memiliki
variabel bebas t sedangkan pada persamaan s(x,y) menggambarkan bentuk sinyal yang
memiliki 2 variabel bebas yaitu x dan y.
Pengolahan sinyal dibagi dua yaitu :
1. sinyal analog.
Sinyal analog merupakan pengolahan sinyal yang mana sinyal data dalam bentuk
gelombang kontinyu (terus menerus) dan membawa informasi dengan mengubah
karakteristik gelombang. Contoh : tegangan dan arus.
Karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan
frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus. Karena
gelombang sinus merupakan dasar untuk semua isyarat analog. Tiga variabel dasar
pada sinyal analog yaitu :
amplitudo adalah tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam 1 detik.
Phase/fase adalah besar sudut dari sinyal pada saat tertentu.
Sinyal analog disebarkan melalui gelombang elektromagnetik secara terus menerus,
yang banyak dipengaruhi oleh derau (noise).
2. Sinyal digital.
Sinyal digital merupakan pengolahan sinyal yang mana sinyal data dalam bentuk
pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan memiliki besaran dan
keadaan 0 dan 1. Karena memiliki dua keadaan 0 dan 1, sehingga tidak mudah

terpengaruh oleh noise. Sinyal digital juga biasanya disebut sinyal diskrit. Sistem
sinyal digital merupakan bentuk sampling dari sistem sampling dari sistem analog.
Digital pada dasarnya dikodekan dalam bentuk biner atau heksa. Besarnya nilai
sistem digital dibatasi oleh lebarnya/jumlah bit (bandwidth). Jumlah bit juga sangat
mempengaruhi nilai akurasi sistem digital.

Gambar 3. Gelombang sinus domain-waktu: (a) sinyal analog dan (b) sinyal
diskrit/digital.
Perbedaan sinyal analog dan digital
Sinyal analog
Besaran yang berubah dalam waktu atau dan
ruang yang memiliki nilai setiap nilai waktu
Sinyal data dalam bentuk gelombang sinus
kontinyu
Digunakan untuk voice
Transmisi data yang dapat dijangkau pada
pengiriman data cukup jauh
Mudah terpengaruh oleh noise

Sinyal digital
Hasil teknologi yang dapat mengubah
sinyal menjadi nilai 0 dan 1.
Sinyal data dalam bentuk gelombang
persegi atau pulsa
Digunakan untuk voice dan data
Transmisi data yang dapat dijangkau pada
pengiriman data relative dekat
Tidak mudah terpengaruh oleh noise

Representasi sinyal berdasarkan dimensinya dibagi menjadi


-

Dimensi-1 (contoh : sinyal audio),


Dimensi-2 (contoh : citra),
Dimensi-3 (contoh : video).

Elemen-Elemen Dasar Sistem DSP (Pengolahan Sinyal Digital)

Gambar 1. Pemrosesan Sinyal Analog

Gambar 2 Pemrosesan Sinyal Digital

Gambar 2 Pemrosesan sinyal digital dapat dilakukan terhadap sinyal Analog maupun Sinyal
Digital. Blok ADC mengubah sinyal analog menjadi digital sedangkan blok DAC mengubah
sinyal digital menjadi sinyal Analog.
Keuntungan Pemrosesan sinyal secara digital:

Untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal

analog.
Untuk media penyimpan digital dapat digunakan elemen memori: flash memory,

CD/DVD, hard disk.


Untuk menyimpan sinyal analog dapat digunakan pita tape magnetik.
Sinyal digital kebal terhadap noise, karena bekerja pada level tegangan logika 1 dan 0
Lebih kebal terhadap perubahan temperatur.
Lebih mudah memprosesnya, secara teori tidak ada batasannya, tergantung dari
kreativitas dan inovasi perancang.

Kelemahan sinyal digital:

Dapat Terjadi kehilangan informasi akibat pembulatan saat kuantisasi dan filtering saat

pembalikan kembali ke sinyal analog.


Diperlukan waktu proses yang lebih lama dibandingkan sinyal analog, perlu waktu
sampling dan rekonstruksi ulang.
SIMBOL OPERASI PENGOLAHAN SINYAL

2. Klasifikasi Sinyal
1. Sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu diskrit
Sinyal waktu kontinyu yaitu sinyal yang terdefinisi untuk setiap nilai pada sumbu waktu t,
dimana t adalah bilangan riil.
Sinyal waktu diskrit adalah sinyal yang terdefinisi hanya pada nilai waktu diskrit n, dimana n
adalah bilangan bulat.

Gambar 3 Sinyal Kontinyu Vs Sinyal Diskrit

2. Sinyal analog dan sinyal digital


Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa
informasi dengan mengubah karakteristik gelombang.
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan
yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.

Gambar 4 Sinyal Analog Vs Sinyal Digital

3. Sinyal riil dan sinyal kompleks


- Sinyal riil merupakan sinyal yang bersifat riil untuk semua variabel.
-

Sinyal kompleks merupakan sinyal yang mempunyai nilai yang kompleks, ada faktor
nilai imajiner.
Sinyal Riil :

Sinyal Komplek :

XR (n) = 2n Cost n

x(n) = 2n ejn

4. Sinyal deterministik dan sinyal random


Sinyal deterministik
adalah sinyal yang keseluruhan nilainya dapat ditentukan dengan suatu persamaan
matematis, contohnya sinyal sinus.
Sinyal random
mempunyai nilai random atau tidak diketahui dengan pasti untuk waktu yang diberikan,
contohnya noise tegangan pada penguat.

Sinyal Deterministik VS Sinyal Random


5. Sinyal ganjil dan sinyal genap
Sinyal x(t) atau sinyal x(n) dikatakan sebagai sinyal genap jika :
x(-t) = x(t)
x(-n) = x(n)
Sinyal x(t) atau sinyal x(n) dikatakan sebagai sinyal ganjil jika :
x(-t) = -x(t)
x(-n) = -x(n)

Sinyal Kontinu Genap dan Sinyal Diskrit Genap

Sinyal Kontinu Ganjil dan Sinyal Diskrit Ganjil


6. Sinyal periodik dan sinyal non-periodik
Sinyal periodik yaitu sinyal yang mengalami pengulangan bentuk yang sama pada selang
waktu tertentu. Secara matematis, sinyal waktu kontinyu dinyatakan periodik jika dan hanya
jika :
x(t+kT) = x(t)

untuk = - < t <

dimana :
k adalah bilangan bulat
T adalah perioda sinyal.
Sinyal waktu diskrit dinyatakan periodik jika dan hanya jika :
X(n+kN) = x(n)
dimana :
k adalah bilangan bulat.
N adalah perioda sinyal.

untuk = - < n <

Sinyal Periodik

Sinyal Non-Periodik

3. Konsep Frekuensi
Semua sinyal dalam pengolahan sinyal dapat didekati dengan model dasar sinyal sinus.
Suatu sinyal sinusoidal analog/kontinu dapat dinyatakan dengan persamaan matematik:
X(t) =A sin(t + ) atau
X(t) =A sin(2f + )
Dimana :
= frekwensi angular (radian/detik)
T = waktu
= fase (rad/det)
f = frekuensi (siklus/detik,Hz).
Bentuk sinyalnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

x(t) = 5 sin (4t)


x(t) = 5 sin (22t)
Dari sinyal diatas dapat diperoleh :
Frekwensi (F) = 2 Hz
Frekwensi angular () = 2 f = 4 rad/sec.
Amplitudo = 5
Periode =

1
F

= 0,5 =

1
2

detik

Sinyal sinusoidal diskrit dapat ditulis secara matematik sebagai berikut:


x(n) = A sin (n + )
Atau
x(n) = A sin (2 fn + )
Dimana :
Frekwensi Digital :
= Radian / sampling
f =

F
Fs

= Siklus/sampling

F = Frekwensi Sinyal Informasi (Frekwensi Sinyal Analog)


FS = Frekwensi Sampling atau Sampling Rate (sample/detik)
TS =

1
Fs

= Periode sampling / waktu sampling.

Bentuk Sinyal Diskrit

x(n) = 5 sin ( 0,2n )


2
20 n )

x(n) = 5 sin (2

Sehingga diperoleh :
= 0,2 Radian / sampling
f =

2
20

= 0,1 Siklus/sampling

10 waktu sampling/siklus

Contoh Soal 1 :
Suatu sinyal sinusoidal dengan frekwensi 2 Khz disampling setiap T S = 0,1,ms. Tentukan
frekwensi digitalnya !
Jawab :
F = 2 x 103 Hz,
TS = 10 ms = 1 x 10-4s
Sehingga FS =

=2

F
Fs

1
Ts

= 104 Hz

= 2

2000
10000

2
5

rad/sampling dan

f=

F
Fs

2000
10000

1
5

siklus/sampling.

Contoh Soal 2 :
Diketahui suatu sinyal diskrit pada gambar dibawah ini, tentukan berapa frekwensi informasi
dari sinyal tersebut.

Jawab :
Dari gambar diatas dapat dilihat terdapat 5TS untuk satu siklus gelomang penuh seperti yang
ditunjukan pada gambar dibawah ini :

Maka dapat diperoleh frekwensi digital sebagai berikut ini :


f=

1
S

siklus/sampling

f=

F
Fs

1
5

FS = 1500 Hz
F = FS . f = 1500 x

1
5

F = 300 Hz.

Contoh Soal 3 :
Diketahui suatu sinyal diskrit pada gambar dibawah ini,
Tentukan frekwensi sampling dari sinyal berikut :

Jawab :
Dari gambar diatas dapat dilihat terdapat 12TS untuk satu siklus gelombang penuh, Maka
dapat diperoleh frekwensi digital sebagai berikut ini :
f=

1
12

f=

F
Fs

siklus/sampling

1
12

FS = 120 Hz
FS =

F
f

FS = 1440 Hz.

120
1
12

You might also like