You are on page 1of 3

Arteriovenous malformation spinal

Konsep
Arteriovenous spinal malformasi (AVMS) terbentuk pada saat embrional. Dengan alasan
yang belum di ketahui arterivenous malformasi terbentuk tepatnya pada saat akhir trimester
pertama pembentukan janin dimana pembentukan arteri dan vena gagal berdifensiasi dengan
baik. Dan ini tetap ada hingga kehidupan dewasa(Izquierdo dkk, 1991).

AVMS

merupakankelainan dari sekelompok pembuluh darah yang mengalami malformasi dari arteri dan
vena yang berada di parenkim spinal baik secara langsung dan taklangsung (zy). AVMS
berimbas
Adam 2012 dalam jurnalnya menyebutkan bahwa gejala AVMS dapat timbul sejak ahir
hingga dewasa muda. Kerusakan spinal biasanya disebabkan oleh perdarahan akut intrameduler
atau subarachnoid, kongesti vena dan jarang disebabkan oleh perdesakan masa. AVMS lebih baik
di terapi secara endovaskular daripada operasi(Heldner dkk 2012) .
Patofisiologi dan Klasifikasi
Patofisiologi dan gejaola yang timbul tergantung dari tipe dari AVMS. Aliran yang tinggi
dari AVMS dapat terjadi iskemik sampai perdarahan. Sedangkan aliran yang lambat dapat terjadi
kongesi dan dapat menyebabkan kompresi spinal dan iskemia.
Menurut Ansen dan Spetzler dalam Talib dkk 2013 AVMs terbagi dalam 4 tipe
berdasarkan letaknya :
Tipe 1 : Yang paling sering 60% yaitu tipe AVMS yang memiliki satu sambungan Arteri dan
Vena dengan saraf spinal. Biasannya terdapat di region thoracolumbal. Pasien biasanya
timbul gejala karena terdapat kongesti, hipertensi, hipoperfusi, edema & hypoxia.
Biasanya ditemukan pada laki-laki dengan usia 50-80 tahun.
Tipe 2 : AVMS Glomus. Terdiri dari sekelompok nidus arteri dismorfik didalam segmen yang
pendek. Nidus ini biasanya terdapat pada intrameduler dan tidak jarang pada sambungan
servikothorakal. Ini memiliki prevalensi 20% dari keseluruhan AVMS. Dilaporkan
memilik mortalitas sebesar 17.6%. setelah perdarahan pertama akan terjadi perdarahan

berulang sebanyak 10% dalam 1 bulan dan 40% dalam 1 tahun. Mekanisme vascular
steal flow dan efek masa dapat menyebabkan myelopati dan radikulopati. Ini biasanya
terjadi pada usia 24 tahun.
Tipe 3 : Juvenile AVMS ini sangat jarang terjadi. Berasal dari satu atau lebih keterlibatan dari
arteri vena intra dan ekstradural spinal. Pada jaringan spinal cord didapatkan AVM
interspace. AVMS ini memiliki nidus intrameduller yang dapat mencapai seluruh canalis
spinalis pada segmen yang terlibat.
Tipe 4 : Fistula preampullary arteriovenous (AVF).
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
a. Bruit pada jalur spinal Intradural AVM
b. Hiperreflek pada bagian bawah segmen AVMS
c. Terganggunya Saddle sensory Dural AVF dengan gangguan gait
Pemeriksaan penunjang menggunakan MRI dengan MR angiografi dan sangat berguna untuk
melihat adanya AVMS. Spinal angiografi selektif merupakan Gold standard dari diagnosis
definitive(Thalib dkk 2013).
Terapi
Terapi dilakukan oleh ahli bedah saraf, radiologis saraf intervensi, dan neurologis.
AVMS diterapi dengan material embolisasi cair

pada tipe 2-4 dan jarang menggunakan

coil(Heldner dkk 2012;Thalib dkk 2013). Operasi ini memiliki resiko terjadinya perdarahan
spinal(Heldner dkk 2012).

Daftar Pustaka
Talib SH. Pole S. Rahul S. Shreyas D. Krishna K Spinal Arteriovenosus malformation in
cervical Area (A Case report with brief review of literature) Journal of Dental and Medical
Science 2013 PP 40-43 7: 1 40-43.
Izquierdo JM. Sanz F. Trigueros F Spinal Arteriovenous malformation Neurocirugia
1991; 2 : 224-226.
Heldner MR. Arnold M. Nedeltchev K. Gralla J. Beck J. Fiscer U. Vascular Dieases of
the spinal cord : A review. 2012 Current Treatment Option in neurology DOI 10.10007

You might also like