You are on page 1of 46

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mioma uteri merupakan suatu tumor


jinak yang tumbuh dalam otot uterus
dan
jaringan
ikat
yang
menumpangnya.
Mioma bisa menyebabkan gejala yang
luas termasuk perdarahan menstruasi
yang banyak dan penekanan pada
pelvis.

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
Umur
: 35 th
Suku/bangsa
: Melayu/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Guru
Alamat
: Bayung Lincir Indah RT 01

Suami
Nama
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
MRS
15.45 WIB

:
:
:
:
:

Tn. A
35 th
Melayu/ Indonesia
Islam
SLTA
: Swasta
: Bayung Lincir Indah RT 01
: 21 Oktober 2014, Pukul
(dari IGD)

Anamnesis

Keluhan Utama : nyeri pada perut bagian


bawah sejak 7 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit
Sekarang :

Sejak 7 bulan yang lalu, pasien mulai


mengeluh nyeri perut bagian bawah. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Perut sering mulesmules terutama saat menstruasi. Os merasa
lemas setiap saat menstruasi. Darah yang
keluar saat menstruasi terlampau banyak dari
biasanya. Menstruasi teratur, mual (-), muntah
(-). Dan pada saat itu os berobat dengan dr.
Panggayuh, Sp.OG dan diagnosis Mioma uteri.
1 minggu SMRS pasien mengeluh perut
semakin
bertambah
nyeri
dan
pasien
mengalami menstruasi selama 10 hari, 1 hari
ganti 3 pembalut, darah berwarna merah
kehitaman dan bergumpal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), PJK (-),
Malaria (-) tumor (-) Kista (-)
Riwayat penyakit Keluarga
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), PJK (-),
Malaria (-), tumor ()

Riwayat Obstetri

GPA : P2 A0
HPHT
: lupa
Menarche : Umur 15 tahun
Siklus haid
: teratur 30 hari
Dismenorrhea : (+)
Lama haid : 10 hari.
Riwayat Persalinan :
P1 : 2008, perempuan, hidup dan sehat
P2 : 2010,, laki-laki, hidup dan sehat.
Riwayat Perkawinan : Pasien menikah 1 kali, lama 7
tahun
Riwayat Kontrasepsi : pasien pernah menggunakan
alat kontrasepsi
KB suntik

Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign : TD
: 90/60 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
T
: 36,5 C
Tinggi badan
: 152 cm
Berat Badan
: 46 kg
Kulit : turgor dan elastisitas baik, tak tampak kelainan kulit
Kepala
: normochepal
Mata
: konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/Telinga
: tidak ada sekret, tidak ada perdarahan
Hidung
: tidak ada sekret, tidak ada perdarahan
Mulut
: bibir sianosis(-), lidah kotor (-), lidah tremor (-)
Leher
: pembesaran kelenjar tiroid (-) pembesaran KGB (-) struma
(-)

Dada

Inspeksi : bekas luka (-), retraksi (-)


Perkusi : sonor +/+
Palpasi : pengembangan dada simetris +/+
Vocal Fremitus (+) normal simetris
Auskultasi
:
Cor : BJ1 BJ2 reguler, murmur (-) gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi
: cembung, membesar
simetris, striae (-), venektasi (-)
Palpasi : tidak teraba massa
pembesaran hepar (-), nyeri tekan (+)
pembesaran Lien (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
Anggota Gerak: Akral hangat, edema
(-),varices (-)

Status Ginekologik
a. Pemeriksaan Luar
pertumbuhan
rambut pubis dbn, klitoris
dbn, labia mayora dan labia minora
simetris,
sikatriks (-), Edema (-),
inflamasi (-), perdarahan (-).
b. Inspekulo :
Tidak Dilakukan
c. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan.

Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (21 Oktober
2014)

WBC

: 4,5 H 10/ mm

RBC
HGB

: 3,36 10/ mm
: 4,9 g/dl

PLT
HCT
CT
BT

: 358 H 10/ mm
: 18,0 %
: 5 menit
: 3 menit

Diagnosis
Mioma Uteri + Anemia Berat
Penatalaksanaan

IVFD RL 20 gtt/i
Rencana Transfusi PRC 2 kantong / hari
Rencana Operasi Bila Hb > 10 gr/dl

Macam Operasi
: Laparatomi
Assisted Vaginal
Hysterektomi
Diagnosa Post Op : Post Op
hysterektomi a.i
Mioma Uteri

Penatalaksanaan post
op

IVFD RL 30 gtt/i
Injeksi ceftriaxon 3x1 gr
Injeksi gentamisin
Injeksi deksametason 3x1 amp
Injeksi ondansentron
Pronalges rectal 3x1

FOLLOW UP
23/10/2014
S: Nyeri pada kaki, lemas (+)
O: KU : sakit sedang

TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Mioma Uteri + Anemia Berat
P : IVFD RL 20 gtt/i

Transfusi PRC 2 kolf

As. Mefenamat tab 3x1


As. Folat tab 3x1

FOLLOW UP
24/10/2014
S: O: KU : sakit sedang

TD : 90/70 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Mioma Uteri + Anemia Berat
P : IVFD RL 20 gtt/i

Transfusi PRC 1 kolf

As. Mefenamat tab 3x1


As. Folat tab 3x1

FOLLOW UP
25/10/2014
S: O: KU : sakit sedang

TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Mioma Uteri + Anemia Berat
P : IVFD RL 20 gtt/i
As. Mefenamat tab 3x1
As. Folat tab 3x1
SF Tab 2x1

FOLLOW UP
26/10/2014
S: Nyeri pada uluhati, mual (-), muntah (-)
O: KU : sakit sedang

TD : 140/90 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Mioma Uteri + Anemia Berat
P : Observasi KU dan TTV
As. Mefenamat tab 3x1
As. Folat tab 3x1
B- Complex

FOLLOW UP
27/10/2014
S: Nyeri pada uluhati, mual (-), muntah (-)
O: KU : sakit sedang

TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Mioma Uteri + Anemia Berat
P : Observasi KU dan TTV
Mucogard 3x1
Paracetamol tab 3x1

FOLLOW UP
28/10/2014
S: O: KU : sakit sedang

TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Mioma Uteri + Anemia Berat
P : Observasi KU dan TTV
Mucogard 3x1
Paracetamol tab 3x1

FOLLOW UP
30/10/2014
S: O: KU : sakit sedang

TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Post Op Mioma Uteri
P : Ceftriaxone
Metronidazole
ketopropen

FOLLOW UP
31/10/2014
S: Nyeri pada luka operasi, muntah (-)
O: KU : sakit sedang

TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/i

RR : 20 x/i
S : 36,5 oC
A: Post Op Mioma Uteri
P : Ceftriaxone 2x1
Metronidazole 3x1
ketopropen 3x1

TINJAUAN PUSTAKA

Mioma uteri adalah tumor jinak


miometrium uterus dengan konsistensi
padat kenyal, batas jelas, mempunyai
pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter
atau multipel. Tumor ini juga dikenal
dengan
istilah
fibromioma
uteri,
leiomioma uteri, atau uterine fibroid.

Klasifikasi Mioma Uteri


Lokasi
Cervical (2,6%) umumnya tumbuh ke
arah vagina menyebabkan infeksi
Isthmica
(7,2%)
lebih
sering
menyebabkan nyeri dan gangguan
traktus urinarius
Corporal (91%) merupakan lokasi paling
lazim dan seringkali tanpa gejala

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai


dengan lokasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
:

Mioma Uteri Submukosa


Mioma
submukosa
dapat
tumbuh
bertangkai
menjadi
polip,
kemudian
dilahirkan melalui saluran serviks
Mioma Uteri Subserosa
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri
dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat
pula sebagai satu massa yang dihubungkan
dengan uterus melalui tangkai.

Mioma Uteri Intramural


Disebut
juga
sebagai
mioma
intraepitelial. Biasanya multipel apabila
masih kecil tidak merubah bentuk
uterus,
tetapi
bila
besar
akan
menyebabkan uterus berbenjol-benjol,
uterus bertambah besar dan berubah
bentuknya

Epidemiologi

Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada


2,39 11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat.
Tumor ini paling sering ditemukan pada
wanita umur 35 45 tahun (kurang lebih
25%) dan jarang pada wanita 20 tahun
dan wanita post menopause.
Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah
hamil atau hanya hamil 1 kali

Faktor Risiko

Usia penderita
Hormon endogen (Endogenous
Hormonal)
Riwayat Keluarga
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Makanan
Kehamilan
Kebiasaan merokok

Manifestasi Klinis
Gejala klinis tergantung letak
mioma, besarnya, perubahan
sekunder dan komplikasi
Perdarahan uterus abnormal.
Rasa nyeri

Efek penekanan.
Abortus Spontan dan infertilitas.

Diagnosis Banding

Adenomyosis.
Disfungsi hormonal.
Polips uterus (endometrial)

Penanganan konservatif

Cara penanganan konservatif dapat


dilakukan sebagai berikut :
1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis
secara periodik setiap 3-6 bulan.
2) Monitor keadaan Hb
3) Pemberian zat besi
4) Penggunaan agonis GnRH

Penanganan operatif

Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita


mioma uteri adalah :
1) Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan
penderita anemia
2) Nyeri pelvis yang hebat
3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa
(biasanya karena mioma berukuran kehamilan 12
minggu atau sebesar tinju dewasa)
4) Gangguan buang air kecil (retensi urin)
5) Pertumbuhan mioma setelah menopause
6) Infertilitas
7) Meningkatnya pertumbuhan mioma.

Jenis operasi yang dilakukan pada


mioma uteri dapat berupa :
1. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang
mioma tanpa pengangkatan rahim/uterus.
2. Histerektomi
Histerektomi
adalah tindakan operatif
yang dilakukan untuk mengangkat rahim,
baik sebahagian (subtotal) tanpa serviks
uteri ataupun seluruhnya (total) berikut
serviks uteri.

Komplikasi yang terjadi pada mioma uteri :

1. Degenerasi ganas.
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan
hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma; serta
merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.
2. Torsi (putaran tangkai).
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami
torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah
sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahanlahan, gangguan akut tidak terjadi.
3. Nekrosis dan infeksi.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi
yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah
padanya.

Prognosis

Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan


di masa yang akan datang tidak akan
dibahayakan
oleh
miomektomi,
walaupun
seksio
sesarea
akan
diperlukan setelah diseksi lebar untuk
masuk ke dalam rongga uterus

ANALISA KASUS

Pasien Ny. N, 35 th, datang ke RSUD Raden


Mattaher Jambi tanggal 21 Oktober 2014
pukul 15.45 WIB melalui IGD, mengeluh
nyeri pada perut bagian bawah sejak 7
bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang
timbul. Usia penderita merupakan salah satu
factor resiko mioma uteri, paling sering
ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita
20 tahun dan wanita post menopause.

Gejala klinis yang timbul tergantung


letak mioma, besarnya, perubahan
sekunder dan komplikasi. Hanya
35% - 50% penderita, mioma uteri
yang menimbulkan gejala klinis.
Kebanyakan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan ginekologi. pasien
mulai mengalami nyeri sejak 7
bulan yang lalu.

Keluhan nyeri yang dialami pasien


diikuti
dengan
keluar
darah
menstruasi yang banyak, 1 hari
pasien berganti 3 pembalut, darah
berwarna merah kehitaman. Saat
pemeriksaan
laboratorium
ditemukan kadar Hb pasien 4.9 gr/dl
menunjukkan
pasien
telah
mengalami anemia yang berat.

Peningkatan jumlah perdarahan menstrual


pada
penderita
mioma
dihubungkan
dengan
beberapa
faktor
seperti
peningkatan luas permukaan endometrium
disertai hiperplasia endometrium, atrofi
endometrium diatas mioma submukosum,
peningkatan vaskularisasi pada uterus dan
produksi prostaglandin. Perdarahan yang
berulang dan berlangsung lama dapat
mengakibatkan anemia.

Secara
teori
pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan
untuk
menegakkan
diagnose
yaitu Ultra Sonografi (USG),
untuk menentukan jenis tumor,
lokasi
mioma,
ketebalan
endometrium
dan
keadaan
adneksa dalam rongga pelvis.

Penanganan mioma uteri tergantung pada usia,


paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi
atas penanganan konservatif dan operatif.
Penangan konservatif dengan penggunaan
agonis
GnRH,
yang
bekerja
dengan
menurunkan
regulasi
gonadotropin
yang
dihasilkan oleh hipofisis anterior. Sedangkan
penanganan operatif dilakukan pada pasien
dengan kondisi tertentu, seperti yang terjadi
pada pasien ini yaitu menstruasi yang abnormal
yang menyebabkan penderita anemia, nyeri
pelvis yang hebat, dan pertumbuhan mioma.

Kemudian pasien dioperasi tanggal 29


Oktober 2014, jam 09.45 WIB, setelah
menjalani manajemen praoperatif.

You might also like