Professional Documents
Culture Documents
OLEH
ANGGIT SETIAWAN
201315011
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SURAKARTA
2016
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ...........................................................
1.1 Latar Belakang ..
1.2 Rumusan Masalah .
1.3 Tujuan Penelitian ..
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Devinisi Pajak ..
2.2 Fungsi Pajak
2.3 Penggolongan Pajak ...
2.4 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
2.5 Objek Pajak Bumi dan Bangunan
2.6 Subyek PBB dan Tarifnya
2.7 Pengertian Intensifikasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di Indonesia, dominasi pajak sebagai pos penerimaan dalam negeri telah
terlihat sejak awal berdirinya republik ini. Bersuber pada APBN dari tahun
ketahun yang secara rutin dipublikasikan oleh departemen keuangan, diperoleh
informasi bahwa sejak Repelita 1 (kurun waktu 1969 sampai 1974) penerimaan
dari sektor perpajakan telah memberikan sokongan yang cukup signifikan, yaitu
diatas 50% dari total penerimaan dalam negeri. Memang ada periode ketika sektor
perpajakan hanya mampu menyumbang hingga 20% saja (Repelita III, kurun
waktu 1979 sampai 1984), namun tahun demi tahun berikutnya pajak kembali
podium
menjadi
primadona
penggalangan
dana
untuk
membiayai
penyelenggaraan pemerintahan.
Negara
Indonesia
mempunyai
corak
kehidupan
rakyat
dan
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dikemukakan,
maka
pokok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Devinisi Pajak
Menurut undang-undang nomor 28 tahun 2007 pasal 1 angka 1 :
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa ciri yang melekat
pada pajak yaitu :
1. Iuran atau kontribusi wajib rakyat kepada negara.
2. Dipungut oleh pemerintah berdasarkan undang-undang sehingga bersifat
memaksa.
3. Tanpa jasa timbal atau kontra-prestasi secara langsung yang dapat
ditunjuk.
4. Digunakan untuk membiayai pengeluaran umum sehubungan dengan
penyelenggaraan pemerintahan.
5. Pajak digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
2.2
Fungsi ini yang seharusnya ditonjolkan di negara kita sebagai bukti bahwa hasil
pajak yang dipungut benar-benar ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
3. Repricing (pengaturan harga)
mudah menyadarkan siapapun untuk secara suka rela merogoh koceknya dalamdalam untuk membayar pajak yang dengannya tidak mendapat imbalan apapun
secara langsung.
Dengan intensifikasi, fiskus mencermati apakah wajib pajak telah
melaporkan seluruh obyek pajak yang ada padanya dengan jumlah yang
sebenarnya. Titik beratnya adalah masalah teknis pemungutan pajak. Secara
umum dilakukan dengan penyuluhan, dengan beragam cara dan melalui berbagai
media. Secara khusus untuk wajib pajak tertentu, bisa dalam bentuk himbauan,
konseling, penelitian, pemeriksaan dan bahkan penyidikan apabila terdapat
indikasi adanya pelanggaran hukum. Kegiatan intensifikasi pajak dilakukan
dengan mengoptimalkan penerimaan pajak dari Wajib Pajak yang telah terdaftar
sebagai Wajib Pajak. Sasaranya adalah orang atau badan yang telah memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tentunya.
2.8 Dasar Pengenaan dan Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang
besarnya ditetapkan selama tiga tahun sekali oleh Menteri Keuangan , kecuali
untuk daerah tertentu ditetapkan selama tiga tahun sekali sesuai dengan
perkembangan daerahnya.
Pengertian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sesuai dengan UUPBB adalah
harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar ,
dan apabila tidak terdapat transaksi jula beli , Nilai Jual objek Pajak (NJOP)
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai
perolehan baru atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti.
pengenaan
pajak
adalah
Nilai
Jual
Kena
Pajak
(NJKP)
serendahrendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak.
Sedangkan besarnya terutang dapat dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak
dengan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
2.9 Kerangka Pikir
Intensif tidaknya pemungutan pajak (Self Assessment) dapat diukur
melalui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya,
Menurut Chaizi Nasuha (2004), dimana ada beberapa aspek yang menjadi tolak
ukur Kepatuhan Wajib Pajak yakni aspek psikologis dan aspek yuridis.
Hal ini berhubungan dengan beberapa teori dan konsep efektivitas, yakni
Pendekatan Efektivitas yaitu pendekatan Proses dan Pendekatan Sasaran.
Pendekatan proses dilihat dari Aspek psikologis yang terdiri dari Penyuluhan,
Pelayanan dan Pemeriksaan. Pendekatan Sasaran (Output) dilihat dari Aspek
yuridis yang terdiri dari Pendaftaran WP, pelaporan SPT, penghitungan pajak,
dan pembayaran pajak. Dimana aspek ini lebih mengukur sampai sejauh mana
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak.
2.1.1 Hipotesis
H1 : intensifikasi pemungutan pajak bumi dan bangunan di Dinas Kabupaten
Sukoharjo.
H2 : pengaruh kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.
BAB III
METODE PENELITIAN
atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya. Oleh karena itu penulis
menggunakan tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberi
gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu tentang
Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di Dinas Pendapatan.
Daerah Sukoharjo.
3.3 Unit Analisis
Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang diteliti.
Unit analisis dalam skripsi ini adalah organisasi dan masyarakat.
3.4 Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
Sekunder, Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari bahanbahan kepustakaan yang berupa peraturan perundang-undangan dan literaturliteratur lainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Narasumber atau Informan
Narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang
berpotensi untuk memberikan informasi tentang bagaimana Intensifikasi
Pemungutan PBB di Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu :
a) Unit Pelaksana Teknis Daerah PBB DISPENDA
b) Wajib Pajak
3.6
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dinas pendapatan daerah Sukoharjo
data
sekunder
dipergunakan
studi
kepustakaan,yang
DAFTAR PUSTAKA
Herry Porwono, 2010, Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi pajak, Erlangga
http://repository.unhas.ac.id diakses pada 2 januari 2016