Pondok Pesantren Miftahul Huda Kota Malang (1935 2014). Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dra. Siti Malikhah Towaf,M.A., Ph.D, (2) Dr. Abdul Latif Bustami, M.Si. Kata Kunci: Dinamika, Hisab Imkanurrukyah, Pondok Pesantren Miftahul Huda Kota Malang. Pondok Pesantren Miftahul Huda merupakan salah satu pesantren yang memiliki kepedulian terhadap disiplin Ilmu Hisab. Kepedulian ini diwujudkan dengan tetap menjadikan Ilmu Hisab sebagai metode penentuan awal bulan Hijriyah. Pondok Pesantren Miftahul Huda menggunakan metode Imkanurrukyah sebagai metode penentuan awal bulan Hijriyah. Ilmu Hisab sudah ada di pesantren ini ketika KH. Muhammad Yahya menjadi pengasuh tepatnya tahun 1935. Masyarakat di wilayah Kota Malang sudah mengakui bahwa hasil perhitungan hisab Pondok Pesantren Miftahul Huda bisa dipercayai keakuratannya. Namun banyak orang yang belum mengetahui bagaimana Ilmu Hisab bisa berkembang di sebuah pesantren yang pada umumnya akan menggunakan rukyah sebagai pedoman penentuan awal bulan Hijriyah. Berkaitan dengan itu maka perlu sebuah pembahsan mengenai sejarah dan dinamika Ilmu Hisab di Pondok Pesantren Miftahul Huda. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dinamika metode hisab Imkanurrukyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda, pemilihan metode hisab Imkanurrukyah, dan peran ilmu hisab dalam pengambilan keputusan hari besar Islam di Kota Malang . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis. Penelitian historis meliputi empat tahapan yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metode tersebut digunakan untuk menyusun fakta, mendeskripsikan, dan menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa metode ilmu hisab di Pondok Pesantren Miftahul Huda mengalami banyak perkembangan. Jika pada masa KH. Muhammad Yahya mengasuh hanya menggunakan Kitab Sullam Nayyirain sebagai pegangan utama. Memasuki tahun 1971 peran madrasah diniyah mampu menjadikan Ilmu Hisab semakin berkembang dengan banyaknya santri yang mampu menguasai ilmu ini. Tahun 2000 salah satu alumni berhasil membuat aplikasi untuk melakukan perhitungan secara komputerisasi dengan hasil lebih akurat dan lebih cepat. Tahun 2003 Salah seorang santri yang bernama Abu Bakar Shebly telah membuat ringkasan Kitab Sullam nayyirain menjadi sebuah buku panduan penghitungan hisab. Peran Pondok Pesantren Miftahul Huda dalam penentuan hari besar Islam di Malang juga cukup besar. Yang paling terlihat adalah pada saat proses penentuan 1 Ramadhan yang diadakan oleh gabungan Kementrian Agama Kota Malang dan Kabupaten Malang. Hasil perhitungan hisab Pondok Pesantren Miftahul Huda dijadikan salah satu acuan untuk melakukan rukyatul hilal. Hal ini dipengaruhi oleh hasil perhitungan Pondok Pesantren Miftahul Huda yang akurat, juga karena kharisma para masyayikh, serta alumni yang banyak tersebar di wilayah Malang Raya.