You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN

1.
1.

Pengkajian
Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?


2.

Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya

Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis
apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien
untuk menanggulangi penyakitnya.
3.

Aktivitas/ Istirahat :

Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4.

Sirkulasi

Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada
kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
5.

Integritas Ego

Stress, ansietas
6.

Eliminasi

Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare


7.

Makanan / Cairan

Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
8.

Neurosensori

Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan


penglihatan.
9.

Nyeri / Kenyamanan

Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)


10. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

11. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
12. Pemeriksaan Diagnostik
a.
Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu
puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
b.

Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.

c.
Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,
serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi
daripada metode tanpa deproteinisasi.
d.
Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka
sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan
naik pada orang tua.
e.

Benda keton dalam urine.

f.
Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL,
LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody).

4.2

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doenges (2000), dan Brunner &
Suddarth (2002) ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.

2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan oral/ mual.
3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati
perifer).

4.3

Intervensi

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka perencanaan yang dilakukan adalah


sebagai berikut:
1.

Kekurangan volume cairan berhubuntgan dengan diuresis osmotik.

Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi


Kriteria Hasil :

Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer
dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan
kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :

Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik

Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul

Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas

Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa

Pantau masukan dan pengeluaran

Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang
dapat ditoleransi jantung

Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.

Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur

Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K).
Rasional :

Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.

Untuk mengetahui suara nafas

Untuk mengetahui perubahan frekuensi dan kualitas pernafasan klien

Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.

Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan
dari terapi yang diberikan.

Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.

2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan oral/ mual
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :

Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat

Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya

Intervensi :

Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.

Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang
dapat dihabiskan pasien.

Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan
makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.

Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan
segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.

Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.

Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit


lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.

Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.

Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.

Kolaborasi dengan ahli diet.

Rasional :

Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya)

Untuk mengetahui suara bising usus

Agar nutrisi klien terpenuhi

Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk


memahami nutrisi pasien.

Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda hipoglikemia

Untuk mengetahui gula darah klien

Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.

Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati
perifer).

Tujuan :
gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :

Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti
balut.

Kaji tanda vital

Kaji adanya nyeri

Lakukan perawatan luka

Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.

Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

Rasional :

Untuk mengetahui luka, adanya epitelisas, perubahan warna, edema , discharge dan
frekuensi ganti balut.

Untuk mengetahui TTV klien

Untuk mengetahui lokasi nyeri dan kualitas nyeri

Agar klien merasa nyaman

Untuk mengatur kecepatan dan keefektifan gula darah

Untuk mengurangi neuropati perifer

You might also like