Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Periode postpatum atau pascapersalinan, sering juga disebut trimester
keempat kehamilan.Periode ini dikenal dengan masa nifas (puerperium).
Puerperium berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan
parous yang artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Masa ini
dimulai dari kelahiran plasenta sampai 6 minggu. 1Pada masa ini, terjadi
proses pengembalian organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum
kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, dimana prosesproses pada kehamilan berjalan terbalik. Berbagai macam sistem organ
memiliki waktu yang berbeda untuk proses ini, namun sebagian besar
mengalami pemulihan dalam kurun waktu 6 minggu.2
Periode pascapersalinan dibagi menjadi tiga periode puerperium yaitu
sebagai berikut.1,2
immediate
puerperium
yaitu
24
jam
pertama
setelah
baik.
late puerperium yaitu setelah 1 minggu sampai dengan 6 minggu
pascapersalinan. Pada periode ini perawatan tetap dilakukan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis
yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa
komplikasi. Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum
dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak
wanita, pemulihan adalah sesuatu yang pasti terjadi dan menjadi seorang ibu
adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa studi terbaru
mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang
terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui dan dapat
berlangsung dalam waktu lama1.
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis
pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status
kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan
standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari
potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan faktor-faktor yang
berhubungan dengannnya seperti obstetrik, anestesi dan faktor sosial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Masa Nifas
Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV)
sampai 42 hari.1
Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.2
c)
d)
Waktu
1-3 hari
Warna
Merah kehitaman
Ciri-ciri
Terdiri dari sel desidua,
verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum dan
Sanguilenta
3-7 hari
Putih bercampur
Serosa
merah
7-14 hari Kekuningan/
kecoklatan
sisa darah
Sisa darah bercampur lender
Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri
dari leukosit dan robekan
Alba
>14 hari
Putih
laserasi plasenta
Mengandung leukosit,
selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati.
efek
jangka
pendek. Akan
tetapi
menyusui
akan
sedangkan
serviks
tidak
berkontraksi,
sehingga
lain:
ligamentum
rotundum
menjadi
kendor
yang
Involusi Uteri
Berat Uterus
Diameter
Plasenta lahir
7 hari
Setinggi pusat
Pertengahan pusat dan
1000 gram
500 gram
Uterus
12,5 cm
7,5 cm
(minggu 1)
14 hari
simpisis
Tidak teraba
350 gram
5 cm
(minggu 2)
6 minggu
Normal
60 gram
2,5 cm
dalam
penurunan
dan
lokasi
TFU
harian,
terdapat
Sistem Perkemihan
Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang
c. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga
menyebabkan miksi.
Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun,
hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya
peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme
tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan diuresis
pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6
minggu.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin
menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca
partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadangkadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the
water metabolisme of pregnancy).
Resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginam
sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan
Sectio
Caesar. Sepuluh
persen
pasien
pasca
persalinan
menderita
10
Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa
11
menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk
kembali normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem
pencernaan, antara lain:
a. Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan
untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu
34 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron
menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari.
Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua jam
setelah melahirkan. Kecuali ada komplikasi kelahiran, tidak ada alasan
untuk menunda pemberian makan pada wanita pasca partum yang sehat
lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian awal.
b. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia
dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke
keadaan normal.
c. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini
disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal
masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem
pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
1) Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
2) Pemberian cairan yang cukup.
3) Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4) Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
12
5) Bila usaha di atas tidak berhasil dapat pemberian huknah atau obat
yang lain.
d. Konstipasi
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena
kurangnya makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan
defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya
mengalami perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan
merobek atau merusak jahitan jika ia melakukan defekasi. Jika penderita
hari ketiga belum juga buang air besar, maka diberi obat pencahar, baik
peroral ataupun supositoria.
2.3.4
Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan
13
14
dengan
terjadinya
perubahan
mekanis,
yang
dapat
15
linea alba serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini
sering terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan
otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan
kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami
diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk mengkaji lebar celah
antara otot rektus; memasang penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu),
dari area xifoid sternum sampai di bawah panggul; latihan transversus dan
pelvis dasar sesering mungkin, pada semua posisi, kecuali posisi
telungkup-lutut; memastikan tidak melakukan latihan sit-up atau curl-up;
mengatur ulang kegiatan seharihari, menindaklanjuti pengkajian oleh ahli
fisioterapi selama diperlukan.
f. Osteoporosis akibat kehamilan
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini
ditandai dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya
hendaya (tidak dapat berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau
menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang
buruk.
g. Disfungsi Dasar Panggul
Disfungsi dasar panggul, meliputi :
1) Inkontinensia urin
Inkontinensia urin adalah keluhan rembesan urin yang tidak disadari.
Masalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pasca
partum adalah inkontinensia stress.
Terapi : selama masa antenatal, ibu harus diberi pendidikan mengenai
dan dianjurkan untuk mempraktikan latihan otot dasar panggul dan
transversus sesering mungkin, memfiksasi otot ini serta otot
transversus selama melakukan aktivitas yang berat. Selama masa
pasca natal, ibu harus dianjurkan untuk mempraktikan latihan dasar
panggul dan transversus segera setelah persalinan. Bagi ibu yang tetap
16
17
b. ASI
Air susu ibu merupakan suspensi lemak dan protein dalam larutan
karbohidrat-mineral. Ibu yang menyusui dapat mengeluarkan 600 ml susu
perhari, dan berat badan ibu sewaktu hamil tidak memengaruhi kuantitas
atau kualitasnya. ASI mengandung asam amino esensial yang berasal
darah dan asam amino non-esensial sebagian berasal dari darah atau
disintesis di kelenjar mammae. Sebagian besar protein susu mengandung
-laktalbumin, -laktaglobulin, dan kasein. Asam lemak disintesis di
18
19
BAB III
PENUTUP
20
Kesimpulan
Masa nifas adalah masa setelah lahirnya hasil konsepsi sampai
pulihnya organ reproduksi seperti sebelum hamil. Pada masa ini banyak
terjadi perubahan yang dialami oleh wanita post partum. Pada sistem
reproduksi terjadi Involusi uterus, involusi tempat plasenta, perubahan
ligamen, perubahan pada serviks, keluarnya lokia, perubahan pada vulva,
vagina dan perineum. Terjadi juga perubahan pada sistem perkemihan seperti
kesulitan buang air kecil dan inkontinensia urin. Pada sistem pencernaan
terjadi
perubahan
nafsu
makan,
motilitas
organ-organ
pencernaan,
DAFTAR PUSTAKA
21
1.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
2.
Varney, Helen, Dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
3.
Mochtar R, Masa Nifas, dalam Sinopsis Obstetri, edisi ke-3, Jakarta : EGC,
2011 : 87-9
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
22