Professional Documents
Culture Documents
Penyaji:
Cindy Agustiani(2011-061-150)
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
Identitas Pasien
Nama
: Tn. Y
Usia
: 50 tahun
Status
: Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan
: Polisi
Alamat : Ciracas RT 001 RW 008, Jakarta Timur
Tanggal pemeriksaan
: 1 Mei 2013
Nomor Rekam Medis : 609448
Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan Utama :
Mata kiri dan kanan merah sejak 3 hari
sebelum berobat
Keluhan Tambahan :
Mata kiri dan kanan berair dan kelilipan,
nyeri, silau
Riwayat Keluarga
Menurut pasien, ada anggota keluarga
(ayah, istri, dan anak) yang tinggal
serumah dengannya, yang terlebih
dahulu mengalami keluhan yang sama
dengan pasien.
Status Generalis
Pemeriksaan Oftalmologi
Visus
OD
OS
5/6
5/6
Add +1,75 JI
Tekanan intraokuler
N / palpasi
N / palpasi
Ortoforia
Palpebra inferior
edema
Palpebra inferior
edema
Pemeriksaan Oftalmologi
OD
Konjungtiva:
Tarsal superior
Tarsal inferior
Bulbi
OS
Kornea
Jernih
Jernih
Jernih, kedalaman
sedang
Jernih, kedalaman
sedang
Pemeriksaan Oftalmologi
OD
OS
Iris
Warna coklat
Radier (+)
Kripta (+)
Warna coklat
Radier (+)
Kripta (+)
Pupil
Refleks cahaya
Langsung (+)
Tidak langsung (+)
Langsung (+)
Tidak langsung (+)
Lensa
Jernih
Jernih
Foto OD dan OS
Resume
Pasien laki-laki, usia 50 tahun, datang ke RS Polri dengan
keluhan mata kanan dan kiri merah sejak 3 hari sebelum
datang ke RS. Kedua mata terasa mengganjal seperti ada pasir
dan juga berair. Selain itu, pasien mengeluhkan adanya sedikit
nyeri dan silau pada kedua mata apabila terkena cahaya.
Kedua kelopak mata bawah bengkak disertai nyeri tekan dan
nyeri saat mata dipejamkan. Penglihatan pasien tidak
mengalami perubahan sejak munculnya keluhan. Pasien
menggunakan tetes mata Cendo Xitrol yang dibeli sendiri di
apotik, namun keluhan tidak membaik.
Sejak 2 tahun yang lalu, pasien menggunakan kacamata untuk
membaca dan juga kacamata minus karena kesulitan melihat
jauh dengan jelas. Riwayat penyakit lain disangkal oleh pasien.
Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien juga
mengalami keluhan serupa.
Resume
Pemeriksaan fisik ditemukan dalam batas
normal
Pemeriksaan oftamologi didapatkan:
VOD : 5/6 S-0,5 5/5
VOS : 5/6 S-0,5 5/5
Add +1,75 JI
Resume
Konjungtiva:
Tarsal superior OD
: hiperemis, folikel-folikel
Tarsal inferior OD
: hiperemis, folikel-folikel, bintik
perdarahan
Bulbi OD
: hiperemis
Tarsal superior OS
: hiperemis
Tarsal inferior OS
: hiperemis
Bulbi OS
: hiperemis, bercak perdarahan
Kornea ODS
tampak jernih
COA ODS tampak jernih dengan kedalaman sedang
Iris ODS berwarna coklat tua dengan radier + dan kripta +
Pupil ODS tampak isokor, bulat, dengan diameter 3mm
Refleks cahaya ODS langsung + dan tidak langsung +
Lensa ODS tampak jernih
Diagnosis
Diagnosis Kerja :
konjungtivitis hemoragik akut ODS
Penatalaksanaan
Edukasi untuk menjaga kebersihan diri dengan
mencuci tangan dan tidak menggosok-gosok
mata.
Medikamentosa :
Fluorometason 1mg/ml + Neomisin Sulfat 3,5 mg/ml
(C. Polynel) eye drops 4 dd gtt 1 ODS
Levofloksasin (LFX) eye drops gtt 1 setiap 2 jam ODS
Natrium klorida 4,4 mg + Kalium klorida 0,8 mg (C.
Lyteers) eye drops 4 dd gtt 1 ODS
Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanactionam
: Bonam
: Bonam
: Bonam
Anatomi
Konjungtiva :
membran
mukosa
yang
melindungi
palpebra dan bola
mata
Fungsi :
1.Memproduksi air mata
2.Melindungi
mata
dengan
mekanisme
pertahanan
Konjungtivitis (1)
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva
atau radang selaput lendir yang menutupi
belakang kelopak dan bola mata.
Berdasarkan
perjalanan
penyakitnya,
konjungtivitis dibagi menjadi 2 .
Akut : lama penyakit kurang dari 4 minggu
Kronis : lama penyakit lebih dari 4 minggu
Konjungtivitis (2)
Berdasarkan etiologinya, konjungtivitis dibagi
menjadi 2.
Infeksius
Bakteri
Virus
Parasit
Jamur
Non infeksius
Konjungtivitis (2)
Manifestasi Klinis :
Hiperemia konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva)
Lakrimasi
Akibat adanya perasaan seperti ada benda asing, pedih,
panas.
Eksudasi
Gejala pada konjungtivitis akut.
Karakteristik eksudat tergantung dengan etiologinya.
Konjungtivitis (3)
Membran dan pseudomembran
Merupakan reaksi dari konjungtiva terhadap infeksi
yang berat atau terhadap toksin.
Terbentuk dari nekrosis jaringan epitel. Apabila
dapat dibersihkan dengan mudah tanpa
menimbulkan perdarahan disebut pseudomembran.
Apabila meninggalkan bekas perdarahan pada
permukaan epitel setelah dibersihkan disebut
membran.
Granulasi
Flikten
Adenopati preaurikular
Pada konjungtivitis bakteri, tidak ditemukan adenopati
preaurikular sama sekali.
Konjungtivitis (4)
Metode pemeriksaan dengan menggunakan
slit lamp. Dapat dievaluasi mengenai injeksi
vaskular,
sekret,
pembengkakan
konjungtiva, dan sebagainya.
Eversi kelopak mata
Untuk melihat apakah terdapat folikel, papil, membran,
benda asing
Dapat
dilakukan
conjunctival
smear
untuk
mengidentifikasi patogen. Sampel epitel konjungtiva
kemudian diletakkan di kaca preparat, kemudian
diwarnai dengan perwarnaan Giemsa atau Gram.
Konjungtivitis (5)
Konjungtivitis bakteri
: granulosit dengan PMN
dan bakteri
Konjungtivitis virus : limfosit dan monosit
Konjungtivitis klamidia
: limfosit, sel plasma,
leukosit, badan inklusi intrasel
Konjungtivitis alergi: eosinofil, limfosit
Konjungtivitis jamur
: hifa
Virus
Bakteri
Klamidia
Alergik
Gatal
Minimal
Minimal
Minimal
Hebat
Hiperemia
Generalisata
Generalisata
Generalisata
Generalisata
Berair
Banyak
Sedang
Sedang
Sedang
Eksudasi
Minimal, air
Banyak
(purulen,
mukopurulen
)
Banyak
Minimal
Adenopati
preaurikule
r
Sering
Jarang
Hanya
sering pada
konjungtivitis
inklusi
Tidak ada
Pada
kerokan
dan
eksudat
yang
dipulas
Monosit
PMN,bakteri
PMN, sel
plasma,bada
n inklusi
Eosinofil
Berhubung
an dengan
sakit
Terkadang
Terkadang
Tidak pernah
Tidak pernah
Demam faringokonjungtiva
Keratokonjungtivitis epidemik
Konjungtivitis virus herpes simpleks
Konjungtivitis Newcastle
Konjungtivitis hemoragik akut
Konjungtivitis virus Coxsackie
moluskum
Varicella
PEMBAHASAN
Mata tidak
kotor
Mata merah,
visus normal
Mata kotor
atau belek
Hematoma subkonjungtiva
Konjungtivitis
Infeksius
o Bakteri
o Virus
Demam faringokonjungtiva
Keratokonjungtivitis epidemik
Konjungtivitis virus herpes simpleks
Konjungtivitis Newcastle
Konjungtivitis hemoragik akut
Konjungtivitis virus Coxsackie
o Parasit
o Jamur
Non infeksius
oIritasi persisten
oAlergi
oToksik
oBagian dari kelainan lainnya (Sindrom
Stevens-Johnson)
Teori
Manifestasi Konjungtivitis virus :
Gatal minimal
klinis
Hiperemia umum
Lakrimasi banyak
Eksudat minimal
Adenopati
preaurikular sering
ditemukan
Mungkin terdapat
kemosis konjungtiva
Kadang-kadang
disertai dengan sakit
tenggorok, demam
Manifesta
si klinis
Teori
Konjungtivitis
hemoragik akut :
Perdarahan
subkonjungtiva yang
dimulai
dengan
ptekia
Penularan
dapat
melalui
kontak
langsung dari orang
ke orang atau secara
tidak
langsung
melalui alat optik
yang tercemar
Teori
Visus
tidak
mengalami
perubahan
sejak
munculnya gejala
Palpebra
inferior
ODS
tampak edema
Konjungtiva:
Tarsal superior OD: hiperemis,
folikel-folikel
Tarsal
inferior
OD
:
hiperemis,
folikel-folikel,
bintik perdarahan
Bulbi OD : hiperemis
Tarsal
superior
OS
:
hiperemis
Tarsal
inferior
OS
:
hiperemis
Bulbi OS : hiperemis,
bercak perdarahan
PCR dan pulasan Giemsa
Teori