You are on page 1of 3

Oleh Endang Yuniarti 141411009

Pada praktikum kali ini dilakukan proses pembuatan sel immobilisasi serta evaluasi
kinerja sel immobilisasi dalam reaktor kolom. Metoda ini dapat memberikan keuntungan,yaitu
dapat membentuk sel yang dapat menghasilkan produk dengan tetap berada dalam reaktor
dengan jalan membatasi ruang geraknya atau dijerat dalam suatu matriks, yaitu beads.
Penggunaan immobilisasi sel ini juga dapat mengurangi wash out pada laju alir yang tinggi,
menyebabkan kestabilan genetik, juga menyediakan perlindungan terhadap kerusakan sel.
a. Pembuatan Media
Langkah pertama yaitu pembuatan media aktivasi yang terdiri dari bacto pepton, ekstrak
ragi, glukosa, dan aquades. Media aktivasi yang digunakan mengandung nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan selama pertumbuhan bakteri seperti pepton berfungsi sebagai sumber nitrogen yang
merupakan komponen penyusun protein sel dan asam nukleat; ekstrak ragi (yeast extract)
berfungsi sebagai sumber vitamin (thiamin, riboflavin, niasin, piridoksin,dan asam pantotenat),
sebagai growth factor, substrat, sumber asam amino tunggal, sumber peptida, dan sumber
nitrogen; glukosa berfungsi sebagai sumber karbon yang akan dirombak dan digunakan untuk
membangun massa sel, proses metabolisme, dan membentuk produk, glukosa akan masuk ke
dalam

sel

dan

digunakan

sebagai

persediaan

energi

yang

dibutuhkan

dalam

perkembangbiakannya. Media aktivasi ini lalu disterilkan terlebih dahulu. Kemudian


memasukkan bakteri Saccharomyces cerevisiae dengan cara memasukkan jarum ose pada tabung
reaksi yang telah berisi biakan Saccharomyces cerevisiae (yang telah ditambah 5ml air garam
steril) di permukaan saja agar bakteri Saccharomyces cerevisiae dapat larut dalam air garam
steril, lalu menuangkan ke erlenmeyer yang berisi media aktivasi. Setelah dimasukkan ke dalam
media aktivasi, bakteri ditumbuhkan dengan cara menginkubasinya dalam inkubator selama 2-3
jam pada suhu 30oC. Saat pembuatan inokulum, setiap proses dilakukan secara aseptis. Hal ini
harus dilakukan dengan tujuan agar tidak ada mikroorganisme dari luar yang masuk ke dalam
media aktivasi yang dapat mengakibatkan media terkontaminasi.
Lalu dibuat media produksi yang terdiri dari glukosa (sumber karbon), (NH4)2SO4,
KH2PO4 (sebagai sumber fosfor), MgSO4.7H2O sebagai sumber Mg, dan etanol. Media produksi
ini berfungsi sebagai laju alir dalam reaktor kolom. Setelah terbentuk media produksi lalu
disterilisasi. Lalu membuat garam steril (untuk dituangkan dalam tabung reaksi agar bakteri
berpindah ke media aktivasi), larutan CaCl2, dan natrium alginat 8%. Natrium alginat ini

kemudian dipasteurisasi pada suhu 70-80oC selama 10 menit. Pasteurisasi merupakan suatu
bentuk sterilisasi yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak diinginkan tanpa
merusak komponen komponen yang terdapat dalam natrium alginat tersebut. Alginat merupakan
polimer porous alami yang digunakan sebagai matriks pendukung. Larutan CaCl2 berfungsi
untuk menstabilkan beads yang dibuat dan memperkuat dinding beads.
b. Pembuatan Beads
Pembuatan beads dilakukan dengan cara mencampurkan natrium alginat dengan dengan
media aktivasi berisi bakteri kemudian memasukkan ke dalam larutan CaCl 2 dengan cara
menyuntikkan tetes demi tetes. Beads kemudian akan terbentuk dengan sendiri. Beads yang
terbentuk diusahakan berbentuk bulat sempurna, berwarna coklat, dan dinding beads akan
mengeras dalam larutan CaCl2. Beads yang dihasilkan dalam percobaan yaitu berbentuk bulat
sempurna, berwarna coklat kekuningan dan terdapat beberapa beads yang terapung dalam larutan
CaCl2.
Reaksi yang terjadi dalam pembentukkan beads ini adalah :
2 Na-alginat + CaCl2

Ca-alginat + 2NaCl

Berdasarkan literature,beads yang dapat digunakan yaitu beads yang mengendap


dibawah,sedangkan beads yang dihasilkan dari praktikum banyak yang terapung diatas. Hal ini
dikarenakan ketika penyuntikan, banyak udara masuk ke dalam beads yang terbentuk.
c. Evaluasi Kerja Reaktor Kolom
Beads dimasukkan ke dalam reaktor kolom yang sudah dicuci dengan alkohol hingga
memenuhi reaktor. Kemudian media produksi dalam labu erlenmeyer dialirkan ke dalam reaktor
kolom melalui selang tetes demi tetes. Lalu mengatur variasi laju alir tetesan pada pompa
peristaltik dan mengukur indeks bias,briks dan alkoholnya. Diperoleh data sebagai berikut :
No

Laju
1

Alir(rpm)
1
2
3

Indeks Bias
2

Brix
2

Alkohol
1
2
3

1,338

1,338

1,3385

3,8

3,6

10,9

11,1

10,8

11

8
1,338

5
1,338

1,3385

3,8

3,9

3,6

10,4

10,6

10,4

13

8
1,338

8
1,338

1,3391

3.6

3.6

3.8

10.6

10.8

11.4

Indeks bias merupakan perbandingan (rasio) antara kelajuan cahaya di ruang hampa
terhadap kelajuan cahaya di dalam bahan sedangkan brix adalah jumlah zat padat semu yang
larut (dalam gr) setiap 100 gr larutan. Alat yang digunakan untuk mengukur nilai brix dan indeks
bias adalah refraktometer. (Risvan, 2011)
Berdasarkan literature, semakin besar laju alir, semakin kecil nilai brix yield
alkoholnya,dan semakin besar nilai indeks biasnya. Dalam percobaan yang telah dilakukan, nilai
brix dan alkohol diplot dalam grafik antara laju alir(rpm) terhadap %brix dan alcohol. Dalam
grafik tersebut, menunjukkan bahwa semakin besar laju alir yang diberikan, semakin kecil nilai
brix yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan literature yang ada yaitu semakin besar laju alir
semakin kecil nilai brixnya. Begitupula dengan nilai indeks bias sesuai dengan literature, dalam
data percobaan semakin besar laju alir semakin tinggi indeks biasnya dan dalam literature
seharusnya semakin besar laju alir semakin tinggi nilai indeks biasnya(Yekta dan Zorlu,2000) .
Sedangkan dalam grafik antara laju alir terhadap %alkohol, kurva cenderung naik turun namun
relative naik. Hal ini sesuai dengan literature dimana semakin besar laju alir yang diberikan,
%alkohol yang dihasilkan akan semakin banyak. Sementara itu, berdasarkan data pengamatan
yang didapat dapat disimpulkan bahwa semakin kecil laju alir maka kontak yang terjadi akan
lama tetapi maksimal. Semakin besar laju alir maka kontak yang terjadi akan cepat tetapi hasil
yang diperoleh akan kurang maksimal.

You might also like