Professional Documents
Culture Documents
Long Case
Pembimbing :
Preceptor Fakultas : dr. Agung Saprasetya Dwi L., M.Sc. PH
Preceptor Lapangan : dr. Sugeng Rahadi
Disusun Oleh :
Argarini Dian Pratama
G4A013084
Halaman Pengesahan
Laporan Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Long Case
Disusun Oleh :
Argarini Dian Pratama
G4A013084
Preseptor Fakultas
Preseptor Lapangan
: Tn. H
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
: Extended family
Tabel 1.1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No
Nama
Status
L/P
Usia
Pendidika
Pekerjaan
Ket
n
1.
2.
Tn. H
Ny. S
KK
Istri
L
P
62
57
3. Nn.Sr
Anak
P
22
4 An.B
Cucu
L
3
Sumber : Data Primer, Oktober 2014
SMP
SD
Buruh
IRT
SMA
-
IRT
-
Responden
Kesimpulan :
Keluarga Tn. H merupakan keluarga inti Extended Family. An.B
menderita diare akut tanpa dehidrasi.
A. Identitas Penderita
Nama
: An.B
Umur
: 3 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Status
: Belum menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pekerjaan
:-
Pendidikan
:-
:-
Alamat
Tanggal periksa
: 28 Oktober 2014
Pengantar
: Nenek
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan hari Selasa, tanggal 28 Oktober 2014.
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis oleh nenek pasien.
1. Keluhan Utama:
BAB cair sebanyak 5 kali dalam sehari
Keluhan Tambahan :
Mual, muntah 2x isi makanan dengan volume 1/2 gelas belimbing,
demam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Puskesmas I Sokaraja dengan keluhan BAB
cair sejak 3 hari yang lalu. Malam sebelum masuk IGD Puskesmas pasien
mengeluhkan BAB cair sebanyak 5 kali. BAB cair disertai lendir, berbuih,
berwarna kuning, lebih berbau daripada biasanya. Pasien merasakan rasa
tidak nyaman pada perutnya, mengeluh mual dan disertai dengan muntah
isi makanan dengan volume 1/2 gelas belimbing. Pasien menyangkal
adanya demam dan nyeri kepala. Pasien tidak berselera makan dan nafsu
minumnya biasa. Karena lemas pasien tidak beraktivitas dan hanya tiduran
saja.
Nenek pasien mengatakan ini sudah ketiga kalinya pasien
mengalami keluhan yang sama, keluhan tersebut sering timbul jika makan
makanan pedas dan asam. Nenek pasien mengatakan bila terkadang pasien
lupa untuk mencuci tangannya sebelum makan. Pasien merasa terganggu
dengan keluhan tersebut karena nafsu makan pasien menjadi menurun dan
pasien merasa lemas. Nenek pasien khawatir dengan penyakit tersebut
karena sebelumnya pasien sering mengalami keluhan yang sama. Nenek
pasien berharap penyakit pasien bisa segera disembuhkan sehingga pasien
bisa melakukan kegiatan sehari-hari lagi. Nenek pasien takut penyakit
yang di derita pasien semakin memburuk.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan yang sama
Penyakit jantung
: disangkal
Hipertensi
: disangkal
Diabetes
: disangkal
Asma
: disangkal
Riwayat operasi
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
Asma
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes
: disangkal
Tuberkulosis
: disangkal
e. Personal Habbit
Pasien gemar makan makanan warung yang tidk tertutup dan suka
makanan pedas.
f. Drug
g. Diet
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan lauk seadanya yang dimasak oleh
neneknya, nenek pasien mengakui seringkali tidak mencuci sayuran
yang akan dimasak.
6. Riwayat Psiko-Sosio-Ekonomi
Pasien merupakan anak balita yang aktif. Setiap harinya pasien
melakukan kegiatan di dalam rumah yaitu mengaji bersama dengan
kakeknya dan kegiatan di luar rumah yaitu bermain dengan teman-teman
nya. Pasien merupaka anak pertama dari pernikahan ayah dan ibunya yang
saat ini sudah bercerai, pasien dirawat oleh kakek dan neneknya
dikarenakan ibunya bekerja di luar kota. Penghasilan utama keluarga
pasien berasal dari kakek pasien yang bekerja sebagai buruh dan dirasa
kurang dapat mencukupi kebutuhan keluarga selama ini.
7. Riwayat Gizi
Pasien biasa makan 2-3 kali dalam sehari dengan nasi, sayur, dan
lauk pauk seperti tahu dan tempe. Pasien memiliki kebiasaan makan tidak
mencuci tangan dan gemar makan makanan pedas.
C. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama
b. Kulit
c. Kepala
d. Rambut
e. Mata
f. Hidung
g. Telinga
h. Mulut
i. Pernafasan
: BAK (N)
n. Ekstremitas
: Atas
Bawah
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Tampak lemas
2. Tanda Vital
a. Nadi
: 84 x /menit, regular
b. RR
: 22 x /menit
c. Suhu
: 37,3 oC
3. Status gizi
a. BB
: 13 kg
b. TB
: 87 cm
: Baik
4. Kulit
Warna kulit: sawo matang, sianosis (-), turgor kulit kembali cepat (< 1
detik), ikterik (-)
5. Kepala
Bentuk mesochepal, tidak terdapat luka, rambut tidak mudah dicabut
6. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), warna kelopak coklat
kehitaman, conjunctivitis (-/-)
7. Telinga
Sekret (-/-), deformitas (-), pendengaran berkurang (-)
8. Hidung
Napas cuping hidung (-), sekret (-/-), epistaksis (-), deformitas (-)
9. Mulut
Bibir sianosis (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), tremor lidah (-)
10. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), Faring hiperemis (-)
11. Leher
deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
12. Thorax
bentuk simetris normal, benjolan (-), retraksi (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi :
13. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba, turgor
Hipertympani
14. Genitalia
: tidak dilakukan
15. Anorektal
: tidak dilakukan
16. Ekstremitas
Superior
Inferior
Fungsi Vegetatif
Fungsi Sensorik
Fungsi motorik
RF
RP -
E. RESUME ANAMNESIS
Pasien An.B umur 3 tahun, mengeluh BAB cair sejak 3 hari yang lalu
sebanyak 5 kali dalam sehari. BAB cair disertai lendir, berbuih, berwarna
kuning, lebih berbau daripada biasanya. Pasien mengeluh mual dan disertai
muntah isi makanan dengan volume 1/2 gelas belimbing, tidak nyaman pada
perut, serta pasien demam.. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan
membaik setelah diberikan obat warung. Pasien senang mengkonsumsi
makanan yang pedas. Kebiasaan pasien adalah sering tidak mencuci tangan
sebelum makan, nenek pasien juga mengakui seringkali tidak mencuci
sayuran sebelum dimasak. Rumah pasien berada di desa Sokaraja Wetan,
rumah dihuni oleh pasien, Kakek pasien, Nenek pasien dan Kakak dari Ibu
pasien. Dinding rumah pasien terbuat dari bata, alas semen, dan
menggunakan sumber air dari sumur. Rumah pasien memiliki kamar mandi
dan jamban, jarak septitenk dengan sumber air < 5 meter, keluarga pasien
memasak dengan menggunakan kompor minyak, Pendapatan utama keluarga
pasien berasal dari kakek pasien yang bekerja sebagai buruh namun kakek
pasien mengakui penghasilan yang didapatkan sulit untuk dapat memenuhi
kebutuhan keluarga. Pemeriksaan vital sign N: 84, S : 37,3, pemeriksaan fisik
mata tidak cekung, tidak ditemukan tanda - tanda dehidrasi, pemeriksaan
abdomen BU (+) meningkat, turgor kulit < 1 detik, lainya dalam batas
normal.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan tinja
1. Makroskopis dan mikroskopis
2. PH tinja dengan kertas lakmus
3. bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
c. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor
dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
G. DIAGNOSTIK HOLISTIK
1. Aspek Personal
Reason for encounter: Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 3
hari yang lalu sebanyak 5 kali per hari disertai lendir, berbuih, dan
berwarna kuning
Idea: Pasien merasa terganggu dengan keluhan tersebut karena nafsu
makan pasien menjadi menurun dan pasien merasa lemas.
Concern: Nenek pasien khawatir dengan penyakit tersebut karena
sebelumnya pasien sering mengalami keluhan yang sama.
Expectacy: Nenek pasien berharap penyakit pasien bisa segera
disembuhkan sehingga pasien bisa melakukan kegiatan sehari-hari lagi.
Anxiety: Nenek pasien takut penyakit yang di derita pasien semakin
memburuk.
2. Aspek Klinis
Diagnosis
Kemampuan dalam
menjalani kehidupan
untuk tidak tergantung
Skala 1
H. PENATALAKSANAAN
1. Personal Care
Initial Plan
1. Terapi
a) Medikamentosa
a.
b.
c.
d.
b) Non-Medikamentosa
1. Aspek Personal :
a.
b.
c.
2. Aspek Preventif
a. Meminta penjelasan kepada dokter yang menangani pasien
tentang penyakit yang diderita pasien serta pengobatan apa
b.
c.
d.
c.
sehat 5 sempurna.
Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
d.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Family Care
a. Memberikan edukasi pada keluarga tentang tanda dan gejala diare.
b. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien untuk
mengubah pola makan yang sehat, bersih, dan bergizi menckup 4 sehat
5 sempurna.
c. Mengedukasi keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien, bahwa
dengan penanganan yang baik, penyakitnya akan sembuh dan bukan
penyakit berbahaya jika penanganannya baik.
d. Penyuluhan mengenai pola hidup bersih dan sehat.
3. Local Community Care
: An.B
Subjektif
BAB cair
Objektif
KU: tampak
Suhu: 37,3 C
seharip
Nadi: 84x/mnt
Assessment
Diare akut
tanpa
dehidrasi.
BAB cair
KU: tampak
Diare akut
lemas
tanpa
berkurang
Suhu: 37 C
dehidrasi
2-3 kali
Nadi: 84x/mnt
perhari
RR: 20x/mnt
29-10-14 sudah
Kamis,
BAB
mg 2 x 1 tablet
- Paracetamol syr 3 x 1
- IVFD RL 15 tpm
- Cotrimoxazole 500
mg 2 x 1 tablet
- Paracetamol syr 3 x 1
cth
- Neokaominal syr 3 x
KU: Baik
Diare akut
Suhu: 36,2 C
tanpa
kali per
Nadi: 84x/mnt
dehidrasi
hari
RR: 20x/mnt
30-10-14 Lembek 1
- IVFD RL 15 tpm
- Cotrimoxazole 500
cth
- Zink syr 1 x 1 cth
RR: 22x/mnt
Rabu
Plan
1 cth
- Zink syr 1 x 1 cth
- IVFD RL 15 tpm
- Cotrimoxazole 500
mg 2 x 1 tablet
- Paracetamol syr 3 x 1
cth
- Neokaominal syr 3 x
1 cth
- Zink syr 1 x 1 cth
A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari kakek pasien (Tn. H. 62 tahun), nenek pasien
(Ny. S, 57 tahun), dan adik dari ibu pasien (Nn.Sr, 22 tahun). Pasien
tinggal serumah dengan Kakek, nenek dan adik dari ibu pasien.
Keluarga ini merupakan Extended family. Pasien beberapa kali
mengalami keluhan yang sama dan membaik dengan berobat ke mantri.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dan keluarga secara umum terjalin cukup baik
walaupun ada beberapa kekurangan seperti kurangnya kasih sayang yang
didapatkan pasien dari ayah dan ibunya dikarenakan mereka telah bercerai
lalu ayah pasien tidak pernah mengunjungi pasien dan ibunya pergi untuk
bekerja di batam. Kekurangan keluarga ini dalam mengatasi masalah
kesehatan adalah kurang nya perhatian keluarga akan pentingnya menjaga
kebersihan untuk dapat mencegah penyakit.
3. Fungsi Sosial
Pasien keseharian nya adalah mengikuti madrasah di kampugnya,
hubungan dengan teman - teman sebaya nya terjalin dengan baik.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari bertani. Penghasilan tersebut
bukanlah penghasilan tetap, namun dirasa masih mencukupi untuk keperluan
hidup sehari-hari. Biaya pengobatan di sarana pelayanan kesehatan
menggunakan Jamkesmas.
B. Fungsi Fisiologis (A.P.G.A.R Score)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R Score
dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R Score dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan
Hampir
selalu
Kadangkadang
Hampir
tidak
pernah
Hampir
selalu
Kadang Hampir
-kadang
tidak
pernah
saya
A.P.G.A.R Ny. S
Hampir
selalu
Kadangkadang
Hampir
tidak
pernah
Tabel 3.3. Nilai APGAR dari Ny. St (Adik dari ibu pasien)
A.P.G.A.R Tn. S
Hampir
selalu
Kadang Hampir
-kadang
tidak
pernah
= (6+6+6)/3
=6
Patologi
Ket
Social
Cultural
Religion
Economic
Medical
Keterangan :
1. Economic (+) artinya ekonomi keluarga pasien masih tergolong rendah,
namun untuk memenuhi kebutuhan primer masih bisa tercukupi.
2. Education (+) artinya keluarga Tn. H masih memiliki pengetahuan yang
kurang, khususnya mengenai permsalahan kesehatan
Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn. S fungsi patologis yang positif adalah fungsi Fungsi
Ekonomi dan Edukasi.
D. GENOGRAM
Alamat
Bentuk Keluarga
Extended Family
62
37
60
5
7
34
3
5
27
2
1
2
2
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal dalam satu rumah
: Pasien penderita diare akut
Tn. H
5
5
24
Ny.S
Nn.Sr
An. B
Keterangan :
hubungan baik
Kurangnya fungsi
fisiologis keluarga
pasin
Kondisi rumah
tidak sehat
An. B 3 tahun
Menderita
Diare Akut
Kondisi ekonomi
keluarga pasien
menengah ke bawah
Pengetahuan tentang
penyakit rendah
2. Denah Rumah
R. Tamu
R.
Ibadah
R. Keluarga
R. Tidur
R. Tidur
Ruang makan
Dapur
KM dan
WC
A. Masalah medis
Diare akut tanpa dehidrasi
B. Masalah non medis
1. Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang dari pasien dan
keluarganya.
2. Kondisi rumah kurang sehat.
3. Kurangnya fungsi fisiologis keluarga pasien.
4. Kondisi ekonomi keluarga adalah menengah ke bawah.
5. Pengetahuan tentang penyakit rendah.
C. Diagram Permasalahan Pasien
Kurangnya fungsi fisiologis
keluarga pasien
sehat
Kesadaran untuk
mencuci tangan
sebelum makan masih
rendah
An. B, 3 tahun
Menderita diare akut
Pengetahuan tentang
penyakit rendah
D. Matrikulasi Masalah
Daftar Masalah
I
P S S
o.
B
1
Perilaku
sehat
hidup
yang
bersih
kurang
dan
R
M
Juml
ah
IxTx
5 5
R
780
dari
360
480
36
24
Kondisi
ekonomi
keluarga
Pengetahuan
tentang
penyakit rendah.
Keterangan:
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (ketersediaan sarana)
Kriteria penilaian:
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas
masalah keluarga An. B adalah sebagai berikut :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang dari penderita dan keluarga
2. Kondisi fisiologis keluarga pasien yang kurang sehat.
3. Kondisi rumah kurang sehat
4. Kondisi ekonomi keluarga adalah menengah ke bawah
5. Pengetahuan tentang penyakit rendah
Prioritas masalah yang diambil adalah pasien dan keluarga tidak
membiasakan
mencuci
tangan
sebelum
makan
dan
setelah
beraktivitas
F. Rencana Pembinaan Keluarga
1. Tujuan
Tujuan Umum
Mengubah perilaku penderita dan keluarga dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan anggota keluarga
Tujuan Khusus
Meningkatkan
pengetahuan
mengenai
diare
akut
yang
berkompeten
dalam
menjawab
pertanyaan.
Adapun
Tn. H
Ny. S
Nn. Sr
n
1
2
3
Skor
x
x
1
x
x
1
x
2
Tn. S
Ny. S
Nn. Sr
n
1
2
3
Skor
dari
dengan
seluruh
anggota
setelah
anggota
keluarga
dilakukan
keluarga
sebelum
dilakukan
penyuluhan,
serta
berkomitmen
untuk
A. Diare
1. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200
ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari.
2. Etiologi
Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan
sekitar 10% karena sebab-sebab lain antara lain obat-obatan, bahanbahan toksik, iskemik dan sebagainya.
Diare akut karena infeksi dapat ditimbulkan oleh (Siregar, 2004):
a. Bakteri
Escherichia coli, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A/B/C,
Salmonella spp, Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vibrio
cholerae
01
dan
parachemolyticus,
0139,
Vibrio
Clostridium
cholera
perfringens,
non
01,
Vibrio
Campylobacter
3. Patogenesis
Diare
akut
infeksi
diklasifikasikan
secara
klinis
dan
diare
non
inflamasi,
diare
disebabkan
oleh
intestinal
seperti
gastrin
vasoactive
intestinal
motilitas yang
enterotoksin
atau
sitotoksin.
Satu
bakteri
dapat
4. Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi
dimulai
dari
laboratorium
pasien
pemeriksaan
feses
tersangka
adanya
diare
leukosit.
infeksi
Kotoran
(Salmonella,
Shigella
dan
Campylobacter)
yang
pada
pulasan
feses.
Masa
berlangsungnya
2) Bacillus cereus
B. cereus adalah bakteri batang gram positip,
aerobik, membentuk spora. Enterotoksin dari B. cereus
terjadi.
Terapi
dengan
rehidrasi
oral
dan
antiemetik.
3) Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip,
anaerob,
membentuk
menyebabkan
enterotoksin
spora.
keracunan
dan
biasanya
Bakteri
makanan
sembuh
ini
sering
akibat
sendiri
dari
Gejala
berlangsung setelah 8 24 jam setelah asupan produkproduk daging yang terkontaminasi, diare cair dan nyeri
epigastrium, kemudian diikuti dengan mual, dan muntah.
Demam jarang terjadi. Gejala ini akan berakhir dalam
waktu 24 jam.
4) Vibrio cholerae
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah,
yang secara cepat menjadi diare berat, diare seperti air
cucian beras. Pasien kekurangan elektrolit dan volume
darah. Demam ringan dapat terjadi. Kimia darah terjadi
penurunan
elektrolit
dan
cairan
dan
harus
segera
b. Infeksi Invasif
1) Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui
makanan
atau
air.Organisme
Shigella
menyebabkan
klasik,
Shigellosis
timbul
dengan
gejala
2) Salmonella nontyphoid
Salmonella
nontipoid
keracunan
makanan
enteriditis
dan
penyebab.Awal
di
adalah
Amerika
Salmonella
penyakit
penyebab
utama
Serikat.Salmonella
typhimurium
dengan
merupakan
gejala
demam,
3) Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah
penyebab
demam
tiphoid.
Demam
tiphoid
nyeri
abdomen,
dan
manifestasi
sistemik
4) Enterohemoragik E Coli
mikroangiopatik
(hematokrit
<
30%),
9
trombositopenia (<150 x 10 /L), dan insufiensi renal (BUN
>20 mg/dL) adalah diagnosa HUS.
6. Pengobatan
a. Pengobatan kausal
Diberikan antibiotik bila diketahui penyebabnya penyakit
parenteral. Pemberian antibiotik juga harus memperhatikan usia
penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja dan sebagainya.Infeksi
enteral bila diketemukan pada pemeriksaan mikroskopik pemeriksaan
tinja ditemukan 10 20/LP dan diberikan antibiotik, bila pada
pemeriksaan mikroskopik ditemukan bakteri pathogen, darah pada
tinja, secara klinis terdapat tanda tanda yang menyokong adanya
infeksi enteral, daerah yang endemic kolera (diberikan tetrasiklin),
pada neonatus jika diduga infeksi nosokomial.
b. Pengobatan simptomatik.
1) Obat
anti
diare:
obat
yang
menghentikan
diare
seperti
dan
dehidrasi
bertambah
berat
sehingga
akan
membahayakan penderita.
2) Adsorbent: seperti kaolin, pectin, karkhoal, bistshmuth tidak
bermanfaat.
3) Stimulans: adrenalin, nikotinamide, tidak bermanfaat. Sebab pada
kasus dehidrasi yang mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik
lebih baik diberikan terapi cairan.
4) Antiemetik: chlorpromazine dapat mencegah muntah, mengurangi
sekresi dan kehilangan cairan bersama tinja. Pemberian dosis
adekuat adalah sampai dengan 1 mg/kgbb/hari.
5) Antipiretik: salisilat dalam dosis rendah 25 mg/tahun/kali berguna
untuk menurunkan panas yang tinggi sebagai akibat dehidrasi atau
panas karena infeksi penyerta dan mengurangi sekresi cairan yang
keluar bersama tinja.
7. Komplikasi diare
a. Gangguan keseimbangan Asam basa (asidosis metabolic), disebabkan
oleh:
1) Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
2) Adanya keadaan kelaparan, sehingga metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga terjadi penimbunan benda keton dalam tubuh
3) Penimbunan asam aktat karena adanya anoksia jaringan
4) Produk metabolic bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (anemia/oliguria)
5) Pemindahan ion Na dari cairan extrasel ke intrasel.
b. Hipoglikemik
Keadaan ini terjadi pada anak (2-3%).Namun dapat tidak terjadi pada
anak dengan gizi baik, lebih sering pada anak yang pernah KKP. Hal
ini disebabkan oleh:
1) Cadangan glikogen dalam hati terganggu
2) Gangguan absorbsi glukosa
Gejala bisa muncul apabila kadar gula darah menurun dari normal.
c. Gangguan gizi
Terjadi pada keadaan penurunan berat badan dalam waktu singkat.Hal
ini disebabkan oleh:
1) Makanan di hentikan karena persepsi yang salah (takut diare makin
parah)
2) Tidak mendapat asupan kalori dan protein.
3) Makanan tidak dapat dicerna dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.
d. Gangguan sirkulasi
Keadaan diare mengakibatkan terjadinya gangguan sirkulasi berupa
syok hipovolemik dan akibatnya mengakibatkan perfusi jaringan
menurun, akibatnya akan terjadi hipoksia, asidosis tambah berat,
perdarahan otak, penurunan kesadaran dan kematian.
VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
2.
b.
c.
d.
Dari faktor usia, An.B memiliki resiko karena pada usia tersebut
ketahanan tubuh masih rendah dan belum mampunya pasien untuk dapat
memahami arti menjaga kebersihan.
e.
f.
g.
h.
3.
4.
5.
6.
B.
Saran
1. Aspek Preventif
a. Meminta penjelasan kepada dokter yang menangani pasien tentang
penyakit yang diderita pasien serta pengobatan apa yang sedang pasien
b.
jalani
Meminta pasien dan keluarganya untuk mencuci tangan sebelum
makan, sebelum dan sesudah buang air, serta tidak mengkonsumsi
c.
makanan sembarangan.
Perhatikan pola makan yaitu harus memnuhi gizi yang mencakup 4
d.
sehat 5 sempurna
Melakukan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan tempat tinggal
c.
d.
dan
keluarganya
untuk
f.
DAFTAR PUSTAKA
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew
WL, Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease. New York: Lange Medical Books, 2003. 225 68.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Gambar 1.
Interaksi
dengan Pasien
Gambar 3.
Dapur
Gambar 4.
Sumur pasien