You are on page 1of 33

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga


Long Case
Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe II

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat


Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

Oleh:
Angga Aswi Yanda
G1A212135

Telah diperiksa, disetujui dan disyahkan:


.Hari

Tanggal

Preseptor Lapangan

Preseptor Fakultas

dr. Sugeng Rahadi


NIP : 19601028.198912.1.001

dr. Diah Krisnansari, M.Si.


NIP : 19770202.200501.2.001

BAB I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga

: Ny. SW

Alamat lengkap

: Desa Sokaraja Wetan RT02/ RW06 , Kec. Sokaraja , Kab.

Bentuk Keluarga

Banyumas Prop. Jawa Tengah


: Nuclear family

No

Nama

Status

L/

Usia

Pendidika

Pekerjaan

Ny.

Janda

P
P

55

n
SMA

Guru TK

SW
M

Anak

24

SMK

Karyawan

Ket
Responden

Swasta
Tabel 1.1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
Sumber : Data Primer berdasarkan Hasil Wawancara (Desember, 2013)
Kesimpulan :
Keluarga merupakan keluarga inti Nuclear Family. Ny. SW berusia 55 tahun
merupakan penderita Hipertensi dan Diabetes Mellitus tipe 2.

I.

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS
Nama

: Ny. SW

Usia

: 55 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status

: Janda

Suku bangsa

: Jawa

Kewarganegaraan

: Indonesia

Pekerjaan

: Guru TK

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Desa Sokaraja Wetan RT02/ RW06 , Kec. Sokaraja , Kab.


Banyumas Prop. Jawa Tengah.

Pengantar (Pasien)

: Pasien datang berobat sendiri ke Puskesmas

Tanggal Periksa

: 20 Desember 2013

B. ANAMNESIS
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Sakit Kepala
Pasien datang ke Balai Pengobatan Puskesmas 1 Sokaraja pada tanggal 20
Desember 2013 dengan keluhan sakit kepala . Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan semakin memberat apabila pasien beraktivitas dan membaik apabila
istirahat. Pasien mengalami gangguan aktivitas akibat keluhan yang dirasakan.
Selain itu, pasien mengeluhkan leher terasa kaku, lemas, dan kesemutan pada
telapak kaki dan telapak tangan.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Jantung

: disangkal

Penyakit Hipertensi

: diakui dan terkontrol

Penyakit Diabetes

: diakui

Riwayat Operasi

: disangkal

Riwayat Mondok

: diakui di RS Banyumas

Riwayat Alergi

: disangkal

Riwayat Sesak nafas

: disangkal

Riwayat Pengobatan

: diakui pengobatan hipertensi dan DM

Riwayat Kecelakaan

: disangkal

3. Riwayat Penyakit Keluarga


4

Orangtua

: Ayah responden menderita hipertensi dan ibu menderita DM

Sodara

: Sodara pertama, keempat, kelima, ketujuh menderita DM

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi


a. Community
Responden dalam kesehariannya hanya tinggal bersama anak keduanya
dirumah. Tempat tinggal responden

berjarak 10 meter dari puskesmas 1

Sokaraja. Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga belakang dan samping
berdekatan satu sama lain sekitar 2 meter, lingkungan sekitar tempat tinggal
pasien cukup bersih.
b. Home
Bentuk rumah tidak bertingkat, dengan dinding dari tembok semen, atap
berupa genting, lantai dari keramik. Rumah terdiri dari 9 ruangan diantaranya
adalah 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 gudang , 1 dapur, 1 kamar
mandi . Kebersihan di dalam rumah cukup baik. Ventilasi dan pencahayaan
yang terdapat pada masing-masing ruangan cukup untuk menerangi rumah.
Sumber air bersih yang digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari berasal
dari sumur.
c. Hobby
Responden sering menyempatkan waktu untuk menyalurkan kegiatannya
untuk bertanam dan berkebun.
d. Occupation
Responden bekerja sebagai guru taman kanak-kanak. Letak sekolah taman
kanak-kanak dekat dengan rumah, yaitu bersampingan langsung dengan rumah
responden. Waktu kerja responden dari jam 08.00 WIB hingga jam 10.00 WIB
e. Personal Habit
Responden mengaku rutin melakukan olahraga ringan didepan rumah saat
pagi hari
f. Drug
Responden mengkonsumsi obat untuk hipertensi dan diabetes mellitus
yang diberikan dari dokter setiap responden kontrol. Responden menyangkal
adanya alergi obat.
g. Diet
Responden mengaku makan teratur 3 kali dalam sehari dengan memakan
makanan yang cukup bergizi sesuai kebutuhannya. Semenjak responden di
diagnosis memiliki darah tinggi dan kencing manis, responden mulai
mengurangi makanan yang asin, minyak, santan, jeroan, dan menghindari gula.
5. Riwayat psiko-sosio-ekonomi

Ny. SW tinggal bersama anak keduanya yang bekerja sebagai karyawan


swasta. Anak pertama sudah menikah dan tinggal bersama suami di kota Samarinda .
Suami Ny. SW meninggal pada tahun 2004 oleh karena stroke di usia 50 tahun.
Hubungan Ny. SW dengan keluarga yang lain cukup baik, berkomunikasi terjalin
dengan baik dan saling memperhatikan kondisi kesehatan.
Saat masih sehat, Ny. SW sering mengikuti kegiatan dilingkungannya seperti
arisan dan acara-acara keagamaan. Sejak telapak kaki sering mengalami kesemutan,
sudah mulai mengurangi kegiatan-kegiatan dilingkungannya kecuali bila kegiatan
tersebut dilakukan dikediamannya.
Ny. SW bekerja sebagai guru taman kanak-kanak, bekerja dari jam 08.00 WIB
hingga jam 10.00 WIB. Keuangan Ny. SW dirasa cukup dari penghasilannya sebagai
guru TK dan sering dibantu oleh kedua anaknya bila sedang mengalami kesulitan
dalam keuangan.
6. Riwayat gizi
Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan nasi sepiring, sayur, dan lauk pauk
seperti telur, ikan, tahu-tempe, kerupuk, dan daging. Pasien kadang makan buahbuahan dan minum susu. Kesan gizi cukup baik.
7. Family Genogram

Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. SW


Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Ny. SW

: Diabetes Mellitus
: Hipertensi
8. Review of System
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Kulit
Kepala

: Tidak ada keluhan


: Pusing (+), rambut kepala rontok (-), luka pada

Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Pernafasan

:
:
:
:
:
:

kepala (-)
Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Tersumbat -/-, mimisan -/Pendengaran berkurang -/- , keluar cairan -/Sariawan (-), mulut kering (-), sianosis (-)
Sakit menelan (-), serak (-), radang (-)
Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-), batuk darah
(-)

i.
j.

Kardiovaskuler
Gastrointestinal

: Berdebar-debar (+) kadang-kadang, nyeri dada (-)


: Mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan

menurun (-), nyeri perut (-)


k. Genitourinaria
: BAK normal
m Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri kedua sendi di lutut (-), nyeri
.
n.

otot (-)
: Atas : bengkak (-), sakit (-), kesemutan (-)
Bawah : bengkak (-), sakit (-), kesemutan (-)

Ekstremitas

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum
Tampak sadar
b. Tanda Vital dan Status Gizi
1) Tanda Vital
Tekanan darah

: 170/ 100 mmHg

Nadi

: 96x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Pernafasan

: 20x/menit

Suhu

: 36,7oC

2) Status gizi
BB

: 60 kg

TB

: 145cm

BMI

: 28, 57 obesitas

Status Gizi obesitas


c. Kulit
Warna

: Sawo matang, keriput, ikterik (-), sianosis (-)

d. Kepala
Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut sebagian memutih, rambut tidak
mudah dicabut, atrofi m. Temporalis(-), makula (-), papula (-), nodula (-).
e. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek kornea
(+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-), radang/konjungtivitis/uveitis
(-/-)
f. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-)
g. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah
hiperemis (-), tremor (-)
h. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga
dalam batas normal
i. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
j. Leher
Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
k. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
1) Cor :
Inpeksi

:ictus cordis tak tampak di SIC V LMCS

Palpasi

:ictus cordis teraba di SIC V LMCS , kuat angkat (-)

Perkusi

:batas kiri atas

: SIC II LPSS

batas kiri bawah

: SIC V LMCS

batas kanan atas

: SIC II LPSD

batas kanan bawah

: SIC V LPSD

batas jantung kesan tidak melebar


Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
8

2) Pulmo

a) Statis (depan dan belakang)


Inpeksi

: pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi

: fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

: sonor/sonor

Auskultasi

suara

dasar

vesikuler

(+/+)

suara

tambahan

RBK (-/-), wheezing (-/-)


b) Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi

: pergerakan dada kanan = kiri

Palpasi

: fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

: sonor/sonor

Auskultasi

: suara dasar vesikuler (+/+)

suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-)


l. Abdomen
Inpeksi

:dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Perkusi

: timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

m. Ektremitas: palmar eritema (-/-), kesemutan (+/+)


akral dingin

oedem -

n. Sistem genetalia: dalam batas normal


o. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan

: sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran

: kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek

: appropriate

Psikomotor

: normoaktif

Insight

: baik

D. HASIL LABORATORIUM
GDS

: 245 mg/dL

Kolestrol total

: 199 mg/dL

E. USUL PEMERIKSAAN PENUNJANG


9

Disarankan untuk pemeriksaan :


1. Pemeriksaan foto rontgen
2. Pemeriksaan EKG
F. RESUME
Responden datang ke Balai Pengobatan Puskesmas 1 Sokaraja dengan keluhan
sakit kepala. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan
mengganggu aktivitas. Keluhan semakin bertambah berat apabila pasien melakukan
aktivitas dan membaik dengan istirahat. Selain itu, responden juga mengeluh leher terasa
kaku, lemas, dan kesemutan pada telapak kaki dan telapak tangan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sedang, compos mentis,
status gizi baik. TD : 170/100 mmHg, N : 96x/menit, irama regular, RR : 20x/menit, S :
36,7oC, BB : 60kg, TB : 145 cm, status gizi baik (BMI 28,57). Hasil laboratorium GDS
245 mg/dL, kolestrol total 199 mg/dL. Responden tinggal berdua dengan anak keduanya
yang bekerja sebagai karyawan swasta. Suami presponden sudah meninggal dunia.
Responden bekerja sebagai guru taman kanak-kanak yang letaknya besebelahan
langsung dengan rumah responden
G. MASTER PROBLEM LIST
Tabel 1. Master Problem List
Proble
m
Number
1.

Approx.
Date of
Onset
Desembe
r 2013

MASTER PROBLEM LIST


Date Problem Active
Inactive/
Recorded
Problems
Resolved
Problems
20 Desember
Hipertensi
2013
dan DM
tipe II

Date
Resolved

H. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Idea

Responden mengeluh sakit kepala sejak 2hari yang lalu,


pasien berharap agar lekas sembuh, keadaannya membaik,
dan sakitnya tidak bertambah parah sehingga dapat

Concern

melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.


Responden menginginkan perhatian dari keluarga dan
orang-orang disekitarnya untuk mendukung pengobatan
dan perawatan penyakitnya.
10

Expectacy

responden mempunyai harapan agar penyakitnya segera

Anxiety

sembuh dan kondisinya berangsur-angsur membaik.


Responden khawatir kondisi kesehatannya membuat tidak
dapat melakukan aktivitas sepeti biasanya.

2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja

: Hipertensi
DM tipe 2

Diagnosis banding : TTH


3. Aspek Faktor Resiko Internal
a. Pasien berusia 55 tahun, yaitu usia yang memiliki resiko tinggi untuk menderita
penyakit degeneratif.
b. Pasien memiliki riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi dan diabetes
mellitus tipe 2.
c. Status gizi responden yaitu obesitas
4. Aspek Faktor Resiko Eksternal
a. Responden mengurangi aktifitasnya di kegiatan lingkungan. Kegiatan pasien
hanya menjadi guru dan kadang berkebun saja. Kadang sesekali berolahraga
ringan
b. Status ekonomi pasien tergolong menengah. Keuangan didapatkan dengan hasil
menjadi guru TK.
c. Responden masih bekerja sebagai guru TK yang kadang memiliki beban dalam
masalah pekerjaannya. Hal tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis
responden.

5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial


Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 1, karena pasien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dan tidak harus dirawat inap di Puskesmas 1 Sokaraja.
I. PENATALAKSANAAN
1. Pasien
a. Medikamentosa
1) Amlodipin tab 10 mg 1x1 tab
2) Hct tab 12,5 mg 1x1 tab
3) Metformin 500 mg 2x1 tab
11

4) Glimepirid 30 mg 1x1 tab


b. Non Medikamentosa
Istirahat .yang cukup serta makan yang teratur.
c. Edukasi
1) Minum obat rutin untuk menurunkan tekanan darah dan kencing manis.
2) Kontrol rutin tekanan darah dan kencing manis.
3) Mengatur pola makan pasien agar berat badan pasien tidak menjadi
obesitas.
4) Hindari makanan yang mengandung garam, kolesterol dan gula tinggi.
5) konsumsi sayur dan buah secukupnya.
6) Rutin melakukan olahraga minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit.
7) Membina suatu hubungan kekeluargaan yang baik, komunikasi yang lancar,
hubungan kasih sayang yang timbal balik antar sesama anggota keluarga.
8) Mengurangi stresor psikososial yang menjadi beban pikiran.
2. Keluarga
a. Keluarga yang tinggal satu rumah
1) Dukungan psikologis terhadap pasien, karena penyakitnya bersifat kronis
2) Membantu pasien agar termotivasi untuk melakukan apa yang telah
diedukasikan kepada pasien
b. Edukasi terhadap keluarga
1) Mengatur diet pasien agar berat badan pasien tidak semakin bertambah, karena
apabila berat badan bertambah akan memperberat kondisi penyakitnya.
2) Menjaga kondisi psikologis pasien.
3) Meningkatkan komunikasi dengan pasien, agar pasien tidak merasa kesepian.
4) Keluarga menjaga pola makan dan rutin olahraga, karena penyakit pasien merupakan
penyakit keturunan, sehingga keluarga dapat berpotensi untuk terkena.
J. FOLLOW UP
Hari / Tanggal / Pukul: Jumat/ 20 Desember 2013/ 11.30 WIB
S

: Pusing (+) sedikit, leher kaku (+), badan lemas (+), kesemutan(+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital

: TD: 170/100mmHg
N: 90x/menit

RR: 20x/menit
S: 36,50C
12

GDS : 245 mg/dL


A

: Hipertensi dan DM tipe 2

: Lanjutkan terapi medikamentosa, menjaga pola makan,


kurangi aktivitas fisik berlebihan, kontrol ke puskesmas bila obat habis.

Hari / Tanggal / Pukul: Sabtu/ 21 Desember 2013/ 13.30 WIB


S

: Pusing (-), leher kaku (+), badan lemas (-), kesemutan (+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital

: TD: 150/100mmHg

RR: 20x/menit
S: 36,40C

N: 72x/menit
A

: Hipertensi dan DM tipe 2

: Lanjutkan terapi medikamentosa, menjaga pola makan,


Hindari banyak pikiran, istirahat cukup kontrol ke puskesmas bila obat habis.

Hari / Tanggal / Pukul: Selasa/ 24 Desember 2013/ 14.00 WIB


S

: Pusing (-), leher kaku (-), badan lemas (-), kesemutan (+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital

: TD: 140/80mmHg

RR: 18x/menit
S: 36,40C

N: 80x/menit
A

: Hipertensi dan DM tipe 2

: Lanjutkan terapi medikamentosa, menjaga pola makan,


Hindari banyak pikiran, istirahat cukup kontrol ke puskesmas bila obat habis.

Kesimpulan :
Berdasarkan follow up, pasien mengalami gejala umum Hipertensi dan DM tipe 2.
Untuk mengurangi gejalanya pasien harus mengkonsumsi obat yang telah diberikan
secara teratur.
K. FLOWSHEET
Tabel 2.2 Flow Sheet
N
o
1

Tgl

Problem

20-12- Pusing (+)


2013
sedikit, leher
kaku (+), badan

TD
mmHg
170/10
0

N
x/1
'
90

RR T
x/1 oC
'
20 36,
5

Planning

Target

Amlodipin 1x1

tekanan
darah
menurun

HCT 1x1

13

lemas (+),
kesemutan(+)
2

21-12- Pusing (-),


2013
leher kaku (+),
badan lemas
(-), kesemutan
(+)

24-12Pusing (-),
2013
leher kaku (-),
badan lemas
(-), kesemutan
(+)

II.

Metformin 2 x 1
Glimepirid 1 x 1
150/10
0

140/80

72

20

80

18

dan gula
darah
menurun

36,
4

Amlodipin 1x1
HCT 1x1
Metformin 1 x 1
Glimepirid 1x1

Tekanan
darah
menurun
Dan gula
darah
terkontrol

36,
4

Amlodipin 1x1
HCT 1x1
Metformin 1x1
Glimepirid 1x1

Tekanan
darah dan
gula
darah
terkontrol

IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Responden yaitu Ny. SW (55 tahun). Sejak Ny. SW sakit, pasien rutin berobat
di Puskesmas dan RSUD Banyumas untuk beberapa hari dan setelah kondisinya
membaik, pasien kembali beraktifitas. Pasien memperhatikan kondisi kesehatannya.
2.

Fungsi Psikologis
Ny.SW tinggal berdua bersama anak keduanya yang bekerja sebagai karyawan
swasta. Ny. S memiliki dua anak, anak pertama tinggal di Samarinda bersama suami.
Hubungan antara anak dan ibu tetap harmonis dengan berkomunikasi via
handphone. Keluarga memberikan dukungan dan motivasi terhadap penyakit yang
14

diderita oleh Ny. SW. Meskipun hubungan dengan keluarga termasuk harmonis,
akan tetapi Ny. SW sering merasa kesepian di rumah, hal tersebut mempengaruhi
kondisi psikologis Ny. SW.
3.

Fungsi Sosial
Ny. SW adalah pribadi yang dikenal baik dengan warga sekitar. Sebelum sakit
Ny. SW sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh lingkungan sekitar. Ketika
sakit, Ny. SW mengaku sering dikunjungi oleh kerabat Ny. SW.

4.

Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan


Keuangan Ny. SW dirasa cukup dari penghasilannya sebagai guru TK dan
sering dibantu oleh kedua anaknya bila sedang mengalami kesulitan dalam
keuangan.

Kesimpulan :
Bentuk keluarga Ny. SW adalah nuclear died family. Keluarga Ny. SW adalah
keluarga yang harmonis, dan merupakan keluarga dengan perekonomian yang cukup.
Saat sehat, Ny. SW cukup aktif di kegiatan kemasyarakatan
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R SCORE dengan
nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. A.P.G.A.R SCORE disini
akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata untuk
menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7
= sedang, 8-10 = baik.
ADAPTATION
Apabila ada masalah, pasien selalu mendiskusikan bersama-sama dengan
keluarga. Apabila kesulitan untuk mengambil keputusan, pasien tidak jarang meminta
pendapat kepada anaknya. Keluarga pasien juga selalu berusaha meringankan beban
pasien, khususnya keluhan kesehatannya saat ini.
PARTNERSHIP
Komunikasi antara anggota keluarga cukup baik. Pasien lebih sering beraktivitas di
rumah dan berinteraksi dengan keluarganya. Apabila pasien memiliki keluhan terkait
kesehatannya, pasien menceritakan kepada keluarganya.
GROWTH
Keluarga pasien selalu mendukung semua keputusan yang diambil oleh pasien dan
memberikan perhatian yang baik kepada pasien.
15

AFFECTION
Pasien merasa hubungan kasih sayang dengan keluarganya dan

interaksinya

berjalan dengan baik. Pasien sangat menyayangi keluarganya, begitu juga sebaliknya.
RESOLVE
Rasa kasih sayang yang dirasakan oleh pasien dari anak dan keluarganya cukup.
a.

APGAR Ny. SW
A.P.G.A.R
A

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9

Hampir
selalu

Kadang
kadang

Hampir
tidak
pernah

Ny. SW memiliki nilai APGAR 9


b.

APGAR Sdr. M

A
P
G

A.P.G.A.R

Hampir
selalu

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya

Kadang
kadang

Hampir
tidak
pernah

16

mengekspresikan kasih sayangnya dan


merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 9
Sdr. M memiliki nilai APGAR 9
Total A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (9+9)/2 =9
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien adalah baik
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah 9. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam keadaan baik.
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga (Pasien) dinilai dengan menggunakan S.C.R.E.E.M
sebagai berikut :
SUMBER
Social
Cultural

Religion

Economic

Education
Medical

PATOLOGI

KET

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga


dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan
kemasyarakatan kurang aktif.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal
ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam
keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya
yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang
bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan
bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik,
hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang
rutin menjalankan sholat lima waktu.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,
untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski
belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder,
diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan
hidup
Pendidikan anggota keluarga tergolong rendah,
sehingga pengetahuan kurang.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga
menggunakan pelayanan puskesmas dan menggunakan
kartu jamkesmas untuk berobat.

17

Keterangan :
a.

Social (-) artinya keluarga Ny. SW sudah dapat berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.

b.

Education (-) artinya keluarga Ny. SW memiliki pengetahuan yang cukup ,


khususnya mengenai hipertensi dan diabetes mellitus.

c.

Economic (+) artinya keluarga Ny. SW kurang dalam ekonomi, keuangan hanya
dapat memenuhi kebutuhan primer saja.

d.

Cultural (-) artinya keluarga Ny. SW masih menganut tradisi jawa, hal ini
terbukti keluarga Ny. SW masih mengikuti tradisi hajatan, menggunakan bahasa
jawa, tata krama dan kesopanan.

e.

Medical (-) artinya keluarga pasien sudah baik dalam mencari pelayanan
kesehatan,

yaitu

menggunakan

pelayanan

puskesmas

dan

menggunakan

JAMKESMAS untuk berobat.


f.

Religion (-) artinya keluarga pasien sudah cukup taat dalam menjalankan
perintah-perintah agama.

Kesimpulan :
Dalam keluarga Ny. S fungsi patologis yang positif adalah ekonomi dan
pendidikan.
D. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Ny. SW
: Diabetes Mellitus
: Hipertensi
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga
18

Sdri. Y
Ny. SW
Sdr. M

Keterangan :

Hubungan baik
Hubungan tidak baik

Sumber : Data Primer


Kesimpulan :
Hubungan antara anggota keluarga di keluarga Ny. SW dinilai harmonis dan saling
mendukung.
BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku
Pasien mengaku menderita diabetes sejak usia 50 tahun dan tidak mengetahui secara
pasti umur terkena hipertensi. Saat awal didiagnosis oleh dokter, pasien tidak begitu
merasakan keluhannya, sehingga penyakitnya itu diabaikan dan tidak terkontrol.
Sekarang pasien memperhatikan kondisi kesehatannya. Menurut pasien, penyakitnya ini
didapatkan oleh dari orangtuanya yang menderita diabetes dan hipertensi, selain itu
pasien juga mengaku saat diusia mudanya pasien seringkali memakan makanan yang
mengandung garam, berlemak tinggi, dan makanan atau minuman manis.
2. Faktor Non Perilaku
Faktor genetik merupakan salah satu faktor non perilaku yang memiliki
andil besar terhadap kejadian penyakit hipertensi dan diabetes mellitus yang diderita
oleh pasien. Berdasarkan hasil anamnesis dapat diketahui bahwa riwayat orang tua
ada yang mengidap penyakit diabetes mellitus yaitu ibu pasien dan hipertensi oleh
bapak pasien.

19

Pelayanan kesehatan mudah dijangkau karena tempat tinggal Ny. SW


berjarak 10 meter dari puskesmas 1 Sokaraja. Pasien juga sering berobat ke RSUD
Banyumas, akses transportasi ke RSUD Banyumas cukup mudah dijangkau dari
tempat tinggal pasien dengan menggunakan kendaraan umum. Dalam biaya
kesehatan, Ny. SW sudah memiliki Kartu Jamkesmas, sehingga membantu dalam hal
pembiayaan kesehatan

Pengetahuan :
Ling
pengetahuan yang cukup baik dari pasien maupun
Cukup
keluarga
padat dan
mengenai
faktor penyakit
lingkungan
hipertensi
yang ada
dan
tidak
diabetes
didapat
m

Diagram Faktor Perilaku dan Non Perilaku

Pelayana
Sikap:
Jika sakit berobat ke
Penderita mengetahui dan mematuhi pola diet hipertensi dan DM
Keluarga Ny. SW

Ke
Tindakan:
Ada faktor keturunan
Keluarga mengontrol makan dan pengobatan penderita secara rutin.
20

Keterangan :
: Faktor Perilaku

: Faktor Non Perilaku

B. Identifikasi Lingkungan Rumah


1. Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 15x12 m2 yang berdempetan
dengan rumah tetangga dan sekolah taman kanak-kanak. Memiliki pekarangan rumah
namun tidak memiliki pagar pembatas. Rumah ini mempunyai hanya memiliki 1
lantai dan terdiri dari 8 ruangan diantaranya adalah 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang tengah, 1 gudang , 1 dapur, 1 kamar mandi.. Lantai rumah menggunakan
keramik, atap rumah memakai genteng dan bagian dalam sudah menggunakan langitlangit. Jendela rumah ditutup dengan kaca dan di tutup menggunakan gorden.
2. Denah Rumah
guda
ng
Kam
ar
tidur

Dapur

Kam
ar
tidur

Ruang tengah

Kam
ar
tidur

Ruang tamu

Kam
ar
man

21

Gambar. Denah rumah (Pasien)

III.
A.

DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA

Masalah medis :
Hipertensi dan Diabetes Mellitus tipe 2

B.

Masalah non medis :


1. Tingkat pengetahuan Ny. S dan keluarganya cukup mengerti tentang penyakit
hipertensi dan diabetes mellitus tetapi belum dapat menerapkan dengan baik.
2. Ny. S mempunyai tingkat ekonomi yang menengah ke bawah, biaya pengobatan
pasien dijamin oleh Jamkesmas.
3. Stressor psikologis Ny. S yang disebabkan penyakit yang dideritanya dan masalah
pekerjaan pasien sebagai guru TK.
4. Pasien mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam, gula
dan lemak tinggi tetapi kadang pasien melanggar.
5. Riwayat penyakit keluarga.

C. Diagram Permasalahan Pasien


(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan
faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien).

1. Tingkat pengetahuan Ny. S dan keluarganya


cukup mengerti tentang penyakit hipertensi
dan diabetes mellitus tetapi belum dapat
menerapkan dengan baik

4. Pasien mengurangi kebiasaan mengkonsumsi


makanan yang mengandung garam, gula dan lemak
tinggi tetapi kadang pasien melanggar

22

2. Stressor

Ny. SW
Hipertensi

psikologis

5. Riwayat penyakit
keluarga.

yang tinggi Ny. SW

3. Kondisi

ekonomi

keluarga

tergolong

menengah ke bawah

Gambar 3.1 Diagram Permasalahan Pasien


D. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996).
Tabel 5.1. Prioritas Masalah Pasien
No
1.

2.
3.
4.

5.

Daftar Masalah
P

I
S

T
SB

Tingkat pengetahuan
Ny.
SW
dan
keluarganya
dengan
penerapannya
Stressor psikologis Ny.
SW

R
M
o
4

Ma

Jumlah
IxTxR

40.000

30.000

Kondisi
ekonomi
keluarga
adalah
menengah kebawah.
Kadang tidak patuh
dalam pola dietnya
mengontrol hipertensi
dan DM
Riwayat
penyakit
keluarga.

11.520

32.000

4000

Mn

Keterangan :
I

: Importancy (pentingnya masalah)

: Prevalence (besarnya masalah)

: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB

: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)


23

: Technology (teknologi yang tersedia)

: Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn

: Man (tenaga yang tersedia)

Mo

: Money (sarana yang tersedia)

Ma

: Material (pentingnya masalah)

Kriteria penilaian :
1

: tidak penting

: agak penting

: cukup penting

: penting

: sangat penting

E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga Ny. SW
adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan dan penerapan Ny. SW dan keluarganya tentang penyakit
Hipertensi dan DM yang rendah.
2. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi makanan tinggi garam, gula dan lemak.
3. Stressor psikologis Ny. SW.
4. Kondisi ekonomi keluarga adalah menengah kebawah.
5. Riwayat Penyakit Keluarga.
Kesimpulan :
Prioritas masalah yang diambil adalah Tingkat pengetahuan Ny. S dan keluarganya
kurang mengerti pengetahuan dan penerapan tentang penyakit.
F. Rencana Pembinaan Keluarga
1. Tujuan
Pembinaan keluarga untuk memberikan pengertian kepada pasien dan
keluarga agar lebih mengerti tentang penyakit Hipertensi dan DM, penatalaksanaan
dan pencegahannya.
a.

Tujuan Umum
Setelah diberikan konseling diharapkan keluarga dan penderita lebih
memahami mengenai penyakit hipertensi dan DM, dan mengetahui peran
keluarga dalam perjalanan penyakit tersebut.

b.

Tujuan Khusus
24

1) Pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit hipertensi dan DM.
2) Pasien dapat mengetahui pengobatan dan pencegahan hipertensi DM.
2. Materi
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit hipertensi dan DM.
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Faktor resiko
e. Komplikasi
f. Pengobatan dan pencegahan
3. Cara Pembinaan
Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang telah ditentukan
bersama. Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan konseling dan edukasi
kepada pasien dan keluarga, dalam suatu pembicaraan santai sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga.
4. Sasaran Individu
Sasaran dari pembinaan keluarga ini adalah pasien dan keluarganya
5. Target Waktu
Hari

: Selasa

Tanggal

: 24 Desember 2013

Tempat

: Desa Sokaraja Wetan Rt.02/Rw.06, Kec. Sokaraja,


Kab. Banyumas, Prop. Jawa Tengah

Waktu

: 14.00 WIB

6. Evaluasi Kegiatan
Tabel 6.1. Evaluasi Kegiatan Secara Lisan
Tgl

Kegiatan yang
dilakukan

20-12- 1.
2013 Membina hubungan
saling percaya
dengan pasien
(perkenalan
identitas).
2.

Anggota
keluarga
yang
terlibat
Pasien

Hasil kegiatan

Pasien memiliki
kesadaran untuk
rutin berobat dan
kontrol
bila
obatnya habis.

Catatan untuk
pembinaan
selanjutnya
Pembinaan
melibatkan
keluarga
pasien

25

Menganjurkan
pasien untuk
berobat rutin
dan kontrol
apabila obat
sudah habis
21-12- 1. Mengkaji
2013
pengetahuan
pasien tentang
penyakit
hipertensi dan
DM
2. Memberian
edukasi tentang
definisi,
penyebab, tanda
dan gejala, faktor
resiko
komplikasi, dan
pencegahan
penyakit
3. Menganjurkan
pasien
untuk
berobat rutin ke
puskesmas dan
kontrol apabila
obat sudah habis
4. Memberikan
edukasi kepada
pasien
dan
keluarga pasien
mengenai
penyakit
hipertensi dan
DM, penyebab,
tanda dan gejala,
serta pengobatan
5. Kontrak dengan
pasien
untuk
pertemuan yang
akan datang.
24-12- 1. Mengkaji
2013 ulang
pengetahuan
pasien.
2. Menyarankan
pasien untuk
kontrol
kesehatannya.

Pasien dan
keluarga

Pasien
memiliki
pengetahuan
yang lebih
luas tentang
penyakitnya
Pasien dan
keluarga
memiliki
kesadaran
untuk
memeriksakan
kondisi
kesehatannya
secara rutin.

Pasien dan
keluarganya

1. Pasien
memiliki
pengetahuan
yang lebih
tentang
penyakitnya.
2. kesadaran
untuk
memeriksakan

Pembinaan
berikutnya

26

3. Mengingatkan
pasien mengenai
hal yang
dianjurkan dan
dilarang.

IV.
1.

kondisi
kesehatannya
semakin baik.
3. pasien
melakukan hal
yang telah
diedukasikan

TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri.
Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana tekanan tersebut dihasilkan
oleh kekuatan jantung ketika memompa darah sehingga hipertensi ini berkaitan dengan
kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Standar hipertensi adalah sistolik 140
mmHg dan diastolik 90 mmHg ( Gunawan, 2001).
Tekanan darah digolongkan normal jika tekanan darah sistolik tidak melampaui
140 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melampaui 90 mmHg dalam keadaan
istirahat, sedangkan hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.
Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus
bersifat spesifik usia. Secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ( Corwin,
2001).
Penderita hipertensi mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Bila
terdapat gejala maka biasanya bersifat non-spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.
Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, mengakibatkan, kematian
karena payah jantung, infark miokardium, stroke, atau gagal ginjal. Namun deteksi dini
dan perawatan hipertensi yang efektif dapat menurunkan jumlah morbiditas dan
mortalitas. Dengan demikian, pemeriksaan tekanan darah secara teratur mempunyai arti
penting dalam perawatan hipertensi.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi:
27

a.

Intrinsik

kardiovaskular
b.
Ekstrinsik

: Umur, Jenis Kelamin, riwayat keluarga dengan penyakt


: Makanan yang banyak mengandung garam, kolesterol,

merokok, minuman beralkohol, Obesitas, physical inactivity, dislipidemia, DM, emosi


dan psikososial.
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
(edema pada diskus optikus). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara
pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Gejala lain yang umumnya
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah
dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Sheps,2005 ).
2.

Diabetes Mellitus Tipe 2


Diabetes mellitus (DM) dapat definisikan sebagai suatu keadaan metabolik yang

abnormal dimana terdapat intoleransi terhadap glukosa akibat kerja insulin yang tidak
adekuat. DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Dalam bentuk klasiknya, ada dua bentuk umum dari diabetes yang dikenal dari diabetes
yaitu: tipe I (insulin dependen diabetes mellitus atau tipe juvenile-onset) dan tipe II (noninsulin dependen diabetes mellitus atau tipe mature-onset).
Diabetes tipe II ditandai dengan kelainan sekresi insulin serta kerja insulin. Sekitar
80% pasien diabetes tipe II mengalami obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan perbaikan
dalam sensitivitas insulin dan pemulihan toleransi glukosa. Individu dengan orang tua
menderita DM tipe II, risiko berkembangnya DM mendekati 40% (Powers, 2004). Indeks
untuk diabetes tipe II pada kembar monozigot hampir 100%. Risiko berkembangnya DM tipe
II pada saudara kandung mendekati 40% dan 33% untuk anak cucunya (Schteingart, 2002).
Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe II akan meningkat disebabkan oleh
berbagai hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat
infeksi dan meningkatnya faktor risiko yang disebabkan oleh karena gaya hidup yang salah
seperti kegemukan, kurang gerak, dan pola makan yang tidak sehat (Suyono, 2004).
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa
mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah
28

puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah
yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai
kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia
atas 200 mg/dl.
Ada tiga kriteria untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus, yaitu:
1. Adanya gejala-gejala diabetes melitus disertai kadar gula darah sewaktu 200 mg/dL.
Istilah gula darah sewaktu dipergunakan pada pemeriksaan gula darah setiap saat
tanpa memandang makan.
2. Kadar gula darah puasa 126mg/dL. Puasa berarti tanpa pemasukan kalori paling
sedikit 8 jam.
3. Kadar gula darah 2 jam setelah makan 200mg/dL selama uji toleransi glukosa.
Sesuai dengan WHO, beban glukosa yang diberikan dalam uji toleransi glukosa
adalah 75 gram glukosa yang dilarutkan dalam air.

29

V.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diagnosis Holistik

Ny. SW dengan Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2


1. Aspek Personal
Idea

Responden mengeluh sakit kepala sejak 2hari yang lalu,


pasien berharap agar lekas sembuh, keadaannya membaik,
dan sakitnya tidak bertambah parah sehingga dapat

Concern

melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.


Responden menginginkan perhatian dari keluarga dan
orang-orang disekitarnya untuk mendukung pengobatan

Expectacy

dan perawatan penyakitnya.


responden mempunyai harapan agar penyakitnya segera

Anxiety

sembuh dan kondisinya berangsur-angsur membaik.


Responden khawatir kondisi kesehatannya membuat tidak
dapat melakukan aktivitas sepeti biasanya.

2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja

: Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2

Gejala klinis

:.Sakit kepala, leher kaku, lemas, dan kesemutan pada telapak

tangan dan kaki


3. Aspek Faktor Resiko Internal
a. Pasien berusia 55 tahun, yaitu usia yang memiliki resiko tinggi untuk
menderita penyakit degeneratif.
b. Pasien memiliki riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi dan diabetes
mellitus tipe 2.
c. Status gizi responden yaitu obesitas

30

4. Aspek Faktor Resiko Eksternal


a. Responden mengurangi aktifitasnya di kegiatan lingkungan. Kegiatan pasien
hanya menjadi guru dan kadang berkebun saja. Kadang sesekali berolahraga
ringan
b. Status ekonomi pasien tergolong menengah. Keuangan didapatkan dengan hasil
menjadi guru TK.
c. Responden masih bekerja sebagai guru TK yang kadang memiliki beban dalam
masalah pekerjaannya. Hal tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis
responden.
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 1.
B. SARAN
Untuk mengatasi kasus yang diderita pasien maka harus :
1. Minum obat rutin untuk menurunkan tekanan darah dan mengontrol gula darah.
2. Konrol rutin tekanan darah dan pemeriksaan gula darah.
3. Mengatur pola makan pasien agar berat badan pasien tidak menjadi obesitas.
4. Hindari makanan yang mengandung kolesterol, garam tinggi, dan manis.
5. Rutin melakukan olahraga minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit.
6. Membina suatu hubungan kekeluargaan yang baik, komunikasi yang lancar, hubungan
kasih sayang yang timbal balik antar sesama anggota keluarga.
7. Mengurangi stressor psikososial yang menjadi beban pikiran pasien.

31

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. pp 356.
Gunawan. 2000. Hipertensi, Jakarta: PT Gramedia. pp 10.
Powers, A C. 2004. Diabetes Mellitus. Dalam: Harrison's Principles of Internal Medicine
16th Edition. McGraw-Hill Professional. :2203-4
Bloomgarden, Z T. 2005. Diabetic Nephropathy, Diabetes Care, 28: 745 51
Price S A, and Lorraine M W. 2005. Gangguan Sistem Endokrin dan Metabolik. Dalam:
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 2. Edisi 6. EGC. Jakarta.
SudoyoW. Aru. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Diabetes Melitus di Indonesia. Hal
1874-1940. Balai Penerbit FKUI. Jilid III. Edisi IV. EGC. Jakarta
Mansjoer, A.1999. Kapita selekta Kedokteran. ed ketiga. Media Aesculapius Facultas
Kedokteran UI. Jakarta.
Sheps. 2005. Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta : Intisari Mediatama

32

LAMPIRAN

Gambar 1. Edukasi penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus tipe 2

33

Gambar 2. Halaman depan rumah

Gambr 3. Perkarangan Rumah

34

You might also like