You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TAHAP KELUARGA DEWASA AKHIR

DISUSUN OLEH :
SUCIA FHAARISTA
AKX.13.071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN KONSENTRASI


ANESTESI DAN GAWAT DARURAT MEDIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI KENCANA BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan
fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai
usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara
nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan
yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-anak, remaja
awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn ini juga diikuti dengan
perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan intelektual
Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan
dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini
mengakibatkan menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan
intelegensi

mengalami

kemerosotan

bersamaan

dengan

terus

bertambahnya

usia.

Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orangorang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam
ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan
pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah masuk dalam
fase ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.
1.2. Tujuan
Mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi saat kita telah memasuki masa dewasa akhir dan
cara asuhan keperawatannya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.

Konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa akhir


Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan

perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu
mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan
bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair
yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa
lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan
pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985). Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190),
ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat
dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang
yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan
mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia. Beberapa
orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam
hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-sumber finansial yang adekuat, kemampuan
memelihara rumah yang memuaskan, dan status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri
karena sakit, umumnya memiliki moral yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan
anteseden penyakit mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai menggambarkan
proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan senantiasa berpikir positif terhadap kehidupan
ini.
2.2. Ciri-ciri dewasa akhir
1.

Adanya periode penurunan atau kemunduran Yang disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.

2.

Perbedaan individu dalam efek penuaan Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya
untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.

3.

Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.

4.

Sikap sosial terhadap usia lanjut Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak
begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih
menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar

5.

Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.

6.

Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.

7.

Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh
sikap sosial yang negatif.

8.
2.3.

Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.
Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Keluarga Lansia
Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka ada berbagai

macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan
yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi :
a. Ekonomi : menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial, mungkin kemudian
menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau subsidi
pemerintah).
b. Perumahan : sering pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa pindah ke
tatanan institusi.
c. Sosial : kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan.
d. Pekerjaan : keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan produktifitas.
e. Kesehatan : menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan perawatan bagi pasangan
yang kurang sehat.
2.4.

Perkembangan deawasa akhir

2.4.1. Perkembangan Fisik


Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami
kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya
kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Kebanyakan perubahan fisik pada lansia mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit
keriput, dan gigi yang tunggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.
2.4.2. Perkembangan Psikis dan Intelektual

Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar sesuatu yang
diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti memperkirakan 5 sampai 10%
neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi
dipercepat. Aspek yang signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti
dirinya sendiri yang menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa dewasa akhir.
2.4.3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua
tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi,
ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian
pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi
lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga
lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit
penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.

2.4.4. Perkembangan Spiritual


Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan
tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual
(keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah
bersabda semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua. Sehingga religiusitas atau penghayatan
keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
2.4.5. Sistem peredaran darah
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan
seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui
bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan
usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat
menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun (Fozard, 1992).

Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding pembuluh arteri
aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.
2.4.6. Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru
paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu, berita baiknya
adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan
memperkuat diafragma.
2.4.7. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, dan
terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada perempuan. Rubin (Harlock) mengatakan
bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak
melakukan hubungan seksual pada usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita
pasangannya.
2.5.

Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir


Memelihara pengaturan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas paling penting dari

keluarga-keluarga lansia (tabel 11). Orangtua biasanya pindah ke salah satu anak mereka karena
penurunan kesehatan dan status ekonomi, mereka tidak punya pilihan lain, dan ini terbukti merupakan
suatu pengaturan yang tidak memuaskan bagi lansia (Lopata, 1973).
Tabel 11. Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa pensiun dan
lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga

Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga


dewasa akhir

Keluarga dewasa akhir/Lansia

1.

Menciptakan kepuasan dalam keluarga


sebagai tempat tinggal di hari tua.

2.

Menyesuaikan hidup dengan penghasilan


sebagai pensiunan

3.

Membina

kehidupan

rutin

yang

menyenangkan.
4.

Saling merawat sebagai suami-istri

5.

Mampu

menghadapi

kehilangan

(kematian) pasanan dengan sikap yang


positif (menjadi janda atau duda).
6.

Melakukan hubungan dengan anak-anak


dan cucu-cucu.

7.

Menemukan arti hidup dengan nilai moral


yang tinggi.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) dan Hurlock (1980)
2.6. Masalah-Masalah Kesehatan.
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber finansial yang tidak
memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami oleh lansia menunjukkan
adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia (Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalahmasalah kesehatan yang multipel. Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari
fase akut hingga fase rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara
medis (pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan (mengkaji respons
klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah relevan disini. Promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera,
penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok.
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh semakin
meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi dan osteoporosis.
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan mental, berbagai
kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk menghadapi masalahmasalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat tidak
bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi seperti ini mudah kehilangan
stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu, dan kurang bergairah. Gangguan kecemasan
adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar),
hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian
membuktikan bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami
gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan sejumlah masalah
termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis adalah masalah kesehatan yang serius,

khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik. Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial
keluarga atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya pasangan menikah
saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari pada pria, dan biasanya mereka
orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak berdaya. Dalam kebanyakan kasus, penyakit
bersifat kronis dan berkembang menjadi tak berdaya, sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap
situasi terakhir. Suami menemukan tugas merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran
merawat, memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai peran wanita.
Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak masalah yang
berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada beberapa lagi).
KASUS
Hari Senin tanggal 30/11/2015 Tn.N umur 65 tahun dan Ny.M umur 60 tahun, datang ke
puskesmas Ujung Berung dengan keluhan Suaminya bahwa beberapa hari yang lalu sering mengeluh
sesak napas, mudah lelah dan batuk dan sulit berbicara karena sesak napas yang dideritanya sekaligus
untuk berkonsultasi ke perawat tentang msalah kesehatan yang terjadi di keluarga mereka.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.N DAN NY.M (DEWASA AKHIR/LANSIA)


Tanggal Pengkajian
A.

: Senin, 30/11/2015

Identitas umum keluarga


1.

2.

INDENTITAS KEPALA KELUARGA


Nama

: Tn. N

Umur

: 65 tahun

Agama

: Kristen Protestan

Suku

: Sunda

Pendidikan

: S.Pd

Perkerjaan

: Pensiun

Alamat

: Jln. De Green Mansion Blok B No.20

No. Telpon

: -

KOMPOSISI KELUARGA
No
1
2

3.

Nama
Tn.N
Ny.M

L/P
L
P

Umur
65
60

Hub. Klg
Suami
Istri

Perkerjaan
Pensiun
IRT

Pendidikan
S.Pd
SMA

TYPE KELUARGA

a. Jenis Type Keluarga : keluarga The nuclear family


b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa sakit sakitan
dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
4.

SUKU BANGSA
a.
b.

Asal Suku Bangsa : Tn.N dan Ny.M sama-sam suku Sunda.


Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : selama ini tidak ada hal hal yang
bertentangan dengan budaya.

5.

AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Agama Tn.N adalah Kristen Protestan, dan begitu pula dengan Ny.M.

Tn.N dan Ny.M Mengatakan selalu berusaha untuk mengikuti kebaktian setiap hari minggu dan mereka
selalu berdoa bersama di rumah kecuali jika Tn.N tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan Ny.M.

6.

STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA


a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya sebelum pensiun Tn.Nivos yang berkerja
sebagai staf pengajar
b. Penghasilan : Rp. 900/Bln
c. Upaya lain : Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.500.000
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : Rumah, motor Yamaha, Tv, kursi, serta
lemari lemari.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan kebutuhan tiap
bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan sehari hari saja, kurang
lebih Rp.1.000.000 perbulan.

7.

AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan cucunya berkunjung

kerumahnya.
B.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap perkembangan usia
dewasa akhir, dan anak anak mereka sudah pada meninggalkan mereka dari rumah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : memepertahankan
kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny.M mengatakan bahwa dia pernah mengalami
usus buntu dan sudah dioperasi. Tn.N mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan
kadang kadang sering kambuh.
b. Riwayat penyakit keturunan
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang sama dengan
mereka.
c. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga

No

Nama

Tn.N

BB

70

Umur

65

Keadaan kesehatan

kg

Imunisasi

Masalah

Tindakan yang

( Bcg/polio

kesehatan

telah dilakukan

Tn.N biasanya kalau

/DPT/HB/campak
Gangguan

Menembus obat

cuaca dingin asmanya

pola nafas

yang telah

kambuh dan hanya

direspkan

minum obat yang telah

dokter karena

diresepkan dokter.

Tn.Nivos

Jika tidak minum obat

mengatakan

juga klien mengatakan

sudah

asmanya akan kambuh.

ketergantungan

Tn.N juga mengatakan

obat.

bahwa matanya sudah


mulai kabur, tidak bisa
melihat barang dengan
2

Ny.M

55

60

kg

jarak yang jauh.


-Ny.M
mengatakan

-Nyeri perut Melakukan

bahwa

dan minum operasi dirumah

dia

pernah

mengalami usus buntu

obat yang di sakit negeri.

dan sudah dioperasi.

beli diapotik
-Pusing

-Klien

mengatakan

bahwa tekanan darahnya


turun naik.
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn.Nivos dan Ny.Martinova
jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn.N : Klien mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan sakit asma dan 2 tahun terakhir
penglihatan sudah mulai kabur.
Ny.M : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah dioperasi dan klien
mengatakan biasanya klien merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang dibelikan anaknya
diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa, dirinya hanya berobat kepuskesmas.
C.

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1.

Karakteristik rumah
a.
b.
c.
d.

Luas rumah
: 7 x 12 meter
Type rumah
: sederhana
Kepemilikan : pribadi
Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela : Ada 10 ventilasi

yang terdapat di dalam rumah


e. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 4 Kamar
tidur.
f. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g. Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air gallon

h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi


i. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter
j. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga
mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping rumah. Keadaan
didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.
k. Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi terbukti tidak
ada sampah yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang
kecil dan sudah disemen rapi.
2.

Karakteristik tetangga dan komunitas RW


1. Kebiasaan : setiap minggu Ny.M dan Tn.N, mengikuti/melakukan PA dengan tetanga.
2. Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib lapor RT /
RW
3. Budaya : didalam satu lingkungan klien semua suku ada dan kebanyakan orang Sunda
4. Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja karenabiasanya
anak dan cucunya yang berkunjung kerumah.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan tiap bulan
klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan PA dengan tetanga.
6. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam kesehatan,
hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa
saling pengertian.

D.

STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny.Martinova dalam keluarganya berkomunikasi biasa
menggunakan bahasa Sunda.
2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.Nivos dan
Ny.Martinova selalu memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik. Perbedaanperbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara dengan baik- baik.
3. Struktur peran ( peran masing masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn.N sebagai kepala
keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny.M.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat Nias dan beragama Kristen protestan
keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap suami terhadap
isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama setiap hari dari sarapan sampai makan
malam.

E.

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong menolong dan
saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak anak mereka.

2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga
besarnya mau pun kecil baik baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama
tetangga-tetangga terdekat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan pusing dan
persiapan berpisah dengan pasanganya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami
: klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan antar suami isteri
dan minum obat.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan :
klien mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur dan olahraga yaitu jalan pagi
di sekitar rumah setiap hari minggu.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b. Akseptor : tidak
5. Keterangan lain : Ny.M mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun yang lalu Ny.M tidak
mengalami menstruasi lagi.
6. Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi anak
anaknya.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunyaterasa ramai
dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.
2. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan suami karena tidak bisa
putus obat.
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan anak anak
juga.
4. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak sudah menikah
dan membangun rumah tangga sendiri.
5. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.
G. KEADAAAN GIZI KELUARGA
1. Pemenuhan gizi

: biasanya Ny.Martinova selalu masak, masakan kesukaan suaminya

2. Upaya lain

yaitu masakan bersantan dan bening.


: kadang kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan makan
seperti sayur-sayuran dan lauk pauk.

H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan dimasa
lanjut usia.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang datang
bisa berbagi pengetahuan.
I.

PEMERIKSAAN FISIK
No
1

Pemeriksaan Fisik

Nama Anggota Keluarga


Tn.Nivos
Ny.Martinova

Keadaan Umum
BB

70 kg

55 kg

TB
Kepala :

165 cm

150 cm

Rambut

Hitam tampak uban disela

Hitam sedikit uban, panjang

sela

rambut

dan

agak dan keriting.

keriting.
Mata

Konjungtiva merah jambu, Konjungtiva merah jambu,


sclera pucat, penglihatan sclera pucat, dan penglihatan
agak mulai menurun.

mulai menurun.

sinusitis (-),
Hidung

polip (-), penciuman baik.

sinusitis (-),
polip (-), penciuman baik.

Mulut
Mulut

bersih,

mukosa

lembab, lidah bersih, gigi

Mulut

bersih,

mukosa

sudah rapuh.

lembab, lidah bersih, gigi


sudah rapuh

Pendengaran

mulai .

menurun.
3

Pendengaran mulai menurun.

Telinga
Leher

Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena

JVP

jugularis.

jugularis.

Kelenjar Tiroid
Dada

Tidak ada pembengkakan.

Tidak ada pembengkakan

Mamae
Inspeksi

Tidak ada pembengkakan,

Tidak ada pembengkakan,

simetris antara kiri dan

simetris antara kiri dan

kanan.

kanan.

Palpasi

Tidak ada pembengkakan.

Tidak ada pembengkakan.

Paru

Saat bernafas

Inspeksi

menggunakan otot bantuan

Saat

pernafasan.

menggunakan otot bantuan

bernafas

tidak

pernafasan.
Tidak simetris penurunan
Palpasi

antara kiri dan kanan

Tidak ada kelainan.

Terdengar bunyi dalnes.


Perkusi

Tidak

ada

penimbunan

cairan.
Bunyi nafas ronchi,
Auskultasi

RR normal

Bunyi nafas vesikuler, RR


normal

Jantung

Letak normal. Dan ukuran

Palpasi

normal.

Letak normal dan ukuran

Ictus cordis normal yaitu

normal.

ics 5 dan 6.

Ictus cordis normal yaitu ics

Perkusi

5 dan 6
Auskultasi

Irama

teratur,

suara

tambahan tidak ada

Irama teratur, sura tambahan

TD : 140/90 mmHg

tidak ada
TD : 130/80 mmHg

Abdomen
Inspeksi
Palpasi

Simetris, warna normal,

Simetris,

asites (-)

asites (-)

warna

normal,

Tidak ada nyeri tekan, tidak Ada nyeri tekan, tidak ada
ada benjolan

benjolan

Auskultasi

Bising usus (+)

Perkusi

Organ

pada

Bising usus (+)


abdomen

Organ pada abdomen normal

normal
6
7

Genetalia
Eksremitas atas dan

bawah
Inspeksi

Berfungsi dengan baik

Berfungsi dengan baik

Perkusi

Reflek patella lemah.

Klien mengatakan kadanga

Klien mengatakan kadang terasa lemah.


kadang klien mengatakan
terasa

lemah

jika

akan

berjalan.
J. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN
N

DAFTAR MASALAH KESEHATAN

O
1

ANCAMAN :
Resiko KESEPIAN

Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.


2
KURANG/TIDAK SEHAT :

Ganggauan pola nafas


3
DIFISIT
-

K.

DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA KEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN
DIRI.
NO
1

KRITERIA
Mengenal Masalah

PENGKAJIAN
Keluarga belum bisa mengenal masalah.

Kesehatan

klien mengatakan bahwa klien ingin mengatasi penyakit

Mengambil Keputusan

agar suami tidak tergantung dengan obat.


Klien belum bisa mengambil keputusan tetapi jika klien

Merawat anggota

sakit anak datang dengan membawa obat.


Jika Tn. H sakit istri klien meminta bantuan atau

keluarga yang sakit


Memodifikasi lingkungan

pertolongan dengan anak dan tetangga.


Klien masih belum bisa mengubah atau
memodifikasi lingkungan.

Memanfaatkan

sarana

kesehatan
L.

Klien mengatakan belum mengetahui pemanfaatan sarana


kesehatan yang ada.

DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN POLA NAFAS
N

KRITERIA

PENGKAJIAN

O
1

Mengenal Masalah

Tn.N, sudah mengenal masalah.


Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa kalau tidak
minum obat.
Klien juga mengatakan bahwa masalah ini dirasakan sejak
10 tahun yang lalu, waktu masuk rumah sakit, rontgen
tidak ada masalah, cuma ada penyempitan saluran nafas.

Keputusan

Mengambil
yang tepat

minum obat.

anggota

Merawat
keluarga

yang

Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.


Ny.M selalu menemani Tn.N, jika sakit dan mengurut

sakit urut dada Tn.N.

ataupun punya masalah


Memodifikasi lingkungan Menciptakan lingkungan yang bersih karena Tn.N juga

alergi terhadap debu.


sarana
JJika sakit klien pergi kepuskesmas dengan menggunakan

Memanfaatkan
kesehatan

M.

Klien mengatakan sejak sakit dia sudah berhenti merokok.


Tn.N mengatakan bahwa dirinya tidak bisa putus

JAMKESMAS.

DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA RESIKO KESEPIAN
N

KRITERIA

O
1

Mengenal Masalah

PENGKAJIAN

keluarga sudah bisa mengenal masalah


Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian, keluarga

Mengambil

yang tepat
Merawat
keluarga

Keputusan

meengatakan menelpon atau melihat foto foto anaknya.,


keluarga bermusyawarah untuk menelepon anaknya

terdekat agar berkunjung kerumah.


anggota
Klien mengatakan biasanya kesepian kita saling bercerita.
yang

sakit

ataupun punya masalah


Memodifikasi lingkungan Keluarga kadang kadang merasa kesiapan karena hanya
berdua saja dirumah.

Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya

diruangan tamu dan kamarnya.


sarana -

Memanfaatkan
kesehatan

N.

ANALISA DATA
NO
1.

DATA
Ds :

Keluaraga

PROBLEM
Kurang

ETIOLOGI
Keefektifan

pengetahuan/informasi.

Manajemen

mengatakan bahwa

Kesehatan Diri.

dirinya kurang bisa


dalam mengatasi
masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:

Keluarga tampak
binggung ketika
ditanya.

2.

Ds:

Klien

Kurang mengenal

Gangguan pola nafas

masalah

mengatakan bahwa
biasanya kalau
kehabisan obat
klien merasakan
sesak dan ketika
terkena debu juga.
Do :

Klien tampak
terenggah
terenggah

3.

.
Ds :

Kurang mengetahui

Resiko kesepian

Klien

tugas perkembangan

mengatakan merasa

keluarga dewasa

kesepian sejak

akhir/lansia

ditinggalkan oleh
anak-anaknya.
Do:

Klien tampak
sedih ketika dikaji.

O. SKORING
1.

Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan/Informasi


KRITERIA

SKO

BOBOT

Pembenaran

2/3

Sifat masalah ini termasuk

R
SIFAT MASALAH
Tidak sehat

ancaman

Ancaman kesehatan

diberi

Krisis atau keadaan

jika

pengetahuan

tidak

keluarga

tidak tahu dan tetap minum

sejahtera

obat tiap hari dan kita tahu efek


yang

KEMUNGKINAN
MASALAH

karena

DAPAT

terjadi

akibat

terlalu

banyak minum obat streroid.


Masalah tersebut mungkin
hanya sebagian dapat diubah

DIUBAH

karena melihat kondisi keluarga

Dengan Mudah

yang ketergantungan dengan

Hanya Sebagian

obat.

Tidak dapat
0
PONTISIAL MASALAH

DAPAT DICEGAH

Potensial masalah dapat


dicegah cukup, karena keluarga

Tinggi

mengatakan bahwa keluarga

Cukup

Rendah

ingin sembuh dari sakit.

1
MENONJOLNYA

MASALAH
Masalah

berat,

Masalah ini merupakan


masalah berat, sehingga harus

harus 2

ditangi, sehingga keluarga tidak

segera ditangani

terlalu ketergantungan dengan

Ada masalah, tapi tidak

obat.

perlu segera ditangani


Masalah tidak dirasakan

1
0

2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3

2. Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah


KRITERIA
SIFAT MASALAH

SKOR

BOBOT
1

Pembenaran
Sifat masalah ini

Tidak sehat

sudah tidak sehat

Ancaman kesehatan

karena melihat kondisi

Krisis atau keadaan sejahtera


1
KEMUNGKINAN
MASALAH

DAPAT DIUBAH

klien.
Kemungkinan
masalah dapat diubah

Dengan Mudah

hanya sebagian karena

Hanya Sebagian

masalah ini sudah

Tidak dapat
0
PONTISIAL MASALAH DAPAT

DICEGAH

terlalu berat.
Potensial masalah
dapat dicegah cukup,

Tinggi

karena kemungkinan

Cukup

hanya tergantung

Rendah
MENONJOLNYA MASALAH
Masalah

berat,

harus

1
1

segera 2

harus segera

ditangani
Ada masalah, tapi tidak perlu segera

ditangani, karena agar


1

tidak menimbulkan

ditangani
Masalah tidak dirasakan
1+1+2/3+1 =3 2/3

kondisi kiln
Masalah ini berat dan

komplikasi yang lebih


0

berat.

3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga dewas Akhir
KRITERIA
SIFAT MASALAH

SKOR

BOBOT
1

Pembenaran
Sifat masalah ini

Tidak sehat

merupakan krisis karena

Ancaman kesehatan

kelurga masih bisa

Krisis atau keadaan sejahtera

mengatasi masalah

KEMUNGKINAN

MASALAH

DAPAT DIUBAH

tersebut.
Karena menurut
pengkajian yang kami

Dengan Mudah

lakukan keluarga

Hanya Sebagian

mengatakan bahwa

Tidak dapat

mungkin memang
waktunya kami hidup

PONTISIAL MASALAH DAPAT

DICEGAH

berdua lagi.
Karena tindakan masalah
yang dihadapi keluarga

Tinggi

wajar, mungkin

Cukup

beradaptasi dengan

Rendah
MENONJOLNYA MASALAH
Masalah

berat,

harus

1
1

segera 2

keadaan.
Masalah ini tidak perlu
ditangani karena klien

ditangani

baru merasakan hal

Ada masalah, tapi tidak perlu 1

tersebut.

segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS


1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masalah
2. Ketidak efektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan/informasi
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga dewasa akhir
C. RENCANA KEPERAWATAN
No

Dx keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil

1.

Gangguan Pola

Gangguan yang

Intervensi Keperawatan
Tindakan
keperawatan
1.cek atau kaji

Nafas b.d kurang

terjadi berkurang kurun

keadaan umum

mengenal masalah

waktunya setelah

klien.

Rasional

1. untuk mengetahui keadaan


umum klien.

dilakukan tindakan

2. lakukan

2. untuk memberi wawasan

selama 1 X 30 menit.

PENKES

kepada klien dan kelurga

Dengan KH :

berhubungan

tentang kondisi atau

1. klien dapat

dengan penyakit

keadaan klien.

melakukan apa
yang telah
disarankan.
2. klien mengerti
olaharaga yang
baik untuk dia.

klien.
3. ajarkan klien

3. agar klien dapat melakukan

hal hal yang

hal hal yang tepat bagi

tepat untuk

kesehatan dirinya.

klien.
4. minta klien

4. untuk mengetahui kondisi


klien.

untuk
memeriksaa
diri kerumah
2.

sakit.
1. kaji

Keefektifan

Klien mengerti setelah

Manejemen Diri

dilakukan tindakan

kemampuan

b.d kurang

selama 3 X 45 menit.

klien.

pengetahuan

Dengan KH:

/informasi

1. klien mengatakan

penkes

bahwa sudah mengerti

kesehatan.

dengan hal hal yang

3. ajarkan klien

2. lakukan

1. untuk mengetahui
kemampuan klien
2. agar klien memahami
manejemen diri yang tepat.
3. agar kjlien makin mengerti

harus dilakukan

cara manejemen

dengan hal hal yang harus

2. klien mengerti hal

diri.

dilakukan dan dihindari.

hal yang harus dihindari


4. evaluasi
kemampuam
3.

klien.
1. kaji faktor

Resiko Kesepian

Kesepian tidak terlalalu

b.d Kurang

larut setelah dilakukan

penyebab

mengetahui tugas

tindakan selama 3 X 45

keluarga

perkembangan

menit.

merasa

keluarga dewasa
akhir

4. agar untuk memahami


kemampuan klien.
1. untuk memastikan faktor
penyebab kesepian.

kesepian.
Dengan KH :
1. Klien mengatakan

2. beri informasi
kepada

2. agar klien makin


memahami tentang tugas

tidak terlalu sepi

keluarga

lagi.

tentang tugas

2. keluarga

perkembangan.

mengatakan bahwa

3. ajarkan klien

3. agar klien mampu

dirinya sudah

cara cara

mengatasi kesepian secara

mengerti tugas

mengatasi

wajar.

perkembangannya.

kesepian.
4. ajak pasien

D.

perkembangan.

4. untuk mengetahui

untuk

kemampuan keluarga

mengevaluasi

dalam mengatasi masalah

kembali.

kesepian.

CATATAN IMPLEMENTASI
No.

Hari /

Dx.
1.

tanggal
Sabtu,
07
Juni 2014

Waktu
08.0009.30 Wib

Tindakan keperawatan
1. Mencek atau Mengkaji keadaan umum klien.
2. Melakukan PENKES berhubungan dengan penyakit
klien.
3. Mengajarkan klien hal hal yang tepat untuk
kesehatan klien.
4. Meminta klien untuk memeriksaan diri kerumah

2.

Minggu, 08
Juni 2014

10.00-

sakit.
1. Mengkaji kemampuan klien.

11.30 Wib

2. Melakukan Penkes kesehatan.


3. Mengajarkan klien cara manejemen diri.
4. Mengevaluasi kemampuam klien.

Paraf

No.

Hari /

Dx.

tanggal
Senin,
09
Juni 2009

Waktu
08.30
10.00 wib

Tindakan keperawatan

Paraf

1. Mengkaji faktor penyebab keluarga merasa


kesepian.
2. Memberi informasi kepada keluarga tentang tugas
Perkembangan setiap tahap dalam keluarga.
3. Mengajarkan klien cara cara mengatasi kesepian.
4. Mengajak pasien untuk mengevaluasi kembali.

E.

EVALUASI KEPERAWATAN
N

Hari

o.

tangg

x.
1.

al
Senin
,

Evaluasi

S:

09
Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi pengertian,

Juni

penyebab, tanda dan gejala serta penannganan Ashma.

2009 Keluarga mengatakan sudah mampu untuk segera mengambil keputusan membawa
klien ke pusat yankes (puskesmas) jika sakitnya kambuh
O:

Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta


pencegahan Ashma.
A:
Masalah teratasi
P:

2.

Senin

Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh


keluarga
S:

Par
af

, 09 Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi halhal yang


06-

dapat memicu terjadinya serangan berulang (Ashma)

2014 Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari terjadinya

serangan
Keluarga mengatakan sudah membersihkan rumahnya setiap hari dan membuka

jendela rumahnya setiap pagi.

Keluarga mengatakan telah menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama dengan
perawat dalam merawat anggota keluarga yang sakit

O:
Keluarga mampu menyebutkan halhal yang dapat memicu terjadinya serangan
berulang (Ashma)

Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya serangan

Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien

Tampak halaman maupun dalam rumah keluarga Tn.N bersih dan jendela terbuka
pada pagi hari.

Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien


Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan makanan sehatsesuai
diit
A:
Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh
keluarga

DAFTAR PUSTAKA
http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-akhir.html
Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga

You might also like