Professional Documents
Culture Documents
jantung kongestif)
Kolesterol tinggi, obesitas
Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi)
STROKE HEMORAGIK
1.
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam
jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral
sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan
STROKE HEMORAGIK
D.
a.
b.
c.
d.
2.
c.
E.
STROKE HEMORAGIK
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
1.
2.
3.
4.
Infark Serebri
Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
Fistula caroticocavernosum
Epistaksis
5.
F.
Pengobatan
Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik.
Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
Penatalaksanaan Pembedahan
1.
Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau
adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau malformasi
vaskular.
2.
Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya
hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3.
CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan
otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4.
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan
otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5.
EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang
infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
H.
1.
Data Subyektif:
-
Data obyektif:
-
Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.
Gangguan penglihatan
2.
Sirkulasi
Data Subyektif:
-
Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis
bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
-
Hipertensi arterial
3.
Integritas ego
Data Subyektif:
-
Data obyektif:
-
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
4.
Eliminasi
Data Subyektif:
-
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5.
Makan/ minum
Data Subyektif:
-
Data obyektif:
-
6.
Sensori neural
Data Subyektif:
-
Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
Data obyektif:
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7.
Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-
Data Obyektif:
-
8.
Respirasi
Data Subyektif:
-
Tanda:
-
9.
Keamanan
Data Obyektif:
-
Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan pekerjaan
rumah
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
STROKE HEMORAGIK
J.
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
Perfusi jaringan
serebral b.d
aliran darah ke
otak terhambat.
Kerusakan
komunikasi
verbal b.d
penurunan
sirkulasi ke otak
Defisit
diri;
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan suplai
aliran darah keotak
lancar dengan kriteria
hasil:
Nyeri kepala /
vertigo berkurang
sampai de-ngan hilang
Berfungsinya
saraf dengan baik
Tanda-tanda vital
stabil
Monitorang neurologis
1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
bentuk pupil
2. Monitor tingkat kesadaran klien
3. Monitir tanda-tanda vital
4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
muntah
5. Monitor respon klien terhadap
pengobatan
6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
7. Observasi kondisi fisik klien
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan klien
mampu untuk
berkomunikasi lagi
dengan kriteria hasil:
dapat menjawab
pertanyaan yang
diajukan perawat
dapat mengerti
dan memahami pesanpesan melalui gambar
dapat
mengekspresikan
perasaannya secara
verbal maupun
nonverbal
perawatan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Terapi oksigen
1. Bersihkan jalan nafas dari sekret
2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai intruksi
4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen
dan sistem humidifier
5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
1. Libatkan keluarga untuk membantu
memahami / memahamkan informasi dari /
ke klien
2. Dengarkan setiap ucapan klien dengan
penuh perhatian
3. Gunakan kata-kata sederhana dan pendek
dalam komunikasi dengan klien
4. Dorong klien untuk mengulang kata-kata
5. Berikan arahan / perintah yang sederhana
setiap interaksi dengan klien
6. Programkan speech-language teraphy
7. Lakukan speech-language teraphy setiap
interaksi dengan klien
mandi,berpakaian
, makan,
selama 3x 24 jam,
diharapkan kebutuhan
mandiri klien
terpenuhi, dengan
kriteria hasil:
Klien dapat
makan dengan
bantuan orang lain /
mandiri
Klien dapat mandi
de-ngan bantuan
orang lain
Klien dapat
memakai pakaian
dengan bantuan orang
lain / mandiri
Klien dapat
toileting dengan
bantuan alat
Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan
fisik b.d
tindakan keperawatan
kerusakan
selama 3x24 jam,
neurovas-kuler
diharapkan klien dapat
melakukan pergerakan
fisik dengan kriteria
hasil :
Tidak terjadi
kontraktur otot dan
footdrop
Pasien
berpartisipasi dalam
program latihan
Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
Pasien mampu
menggunakan sisi
tubuh yang tidak sakit
untuk kompensasi
hilangnya fungsi pada
sisi yang parese/plegi
Resiko kerusakan
Setelah dilakukan
integritas kulit b.d
tindakan perawatan
immobilisasi fisik
selama 3 x 24 jam,
diharapkan pasien
mampu mengetahui
dan mengontrol
resiko dengan kriteria
hasil :
Klien mampu
1
2
3
4
5
6
2
-
3
4
5
-
Resiko Aspirasi
Setelah dilakukan
berhubungan
tindakan perawatan
dengan penurunan
selama 3 x 24 jam,
tingkat kesadaran
diharapkan tidak
terjadi aspirasi pada
pasien dengan kriteria
hasil :
Dapat bernafas
dengan
mudah,frekuensi
pernafasan normal
Mampu
menelan,mengunyah
tanpa terjadi aspirasi
Resiko Injuri
berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
dengan penurunan
tingkat kesadaran
selama 3 x 24 jam,
diharapkan tidak
terjadi trauma pada
pasien dengan kriteria
hasil:
bebas dari cedera
mampu
menjelaskan factor
resiko dari lingkungan
dan cara untuk
mencegah cedera
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada
Pola nafas tidak
Setelah dilakukan
efektif
tindakan perawatan
berhubungan
selama 3 x 24 jam,
dengan penurunan
diharapkan pola nafas
kesadaran
pasien efektif dengan
kriteria hasil :
- Menujukkan jalan nafas
paten ( tidak merasa
tercekik, irama nafas
normal, frekuensi
nafas normal,tidak ada
suara nafas tambahan
- Tanda-tanda vital dalam
batas normal
bagi pasien
memberikan informasi mengenai cara
mencegah cedera
memberikan penerangan yang cukup
menganjurkan keluarga untuk selalu
menemani pasien
2.
3.
Merancang untuk pelayanan rehabilitasi lanjut atau tindakan lainnya di rumah (misal
kunjungan rumah oleh tim kesehatan)
4.
Penunjukkan health care provider yang akan memonitor status kesehatan pasien
5.
Menentukan pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien untuk
memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan tindakan yang
dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6 Februari
2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/